PERCOBAAN III
OLEH
NAMA : SUKMAWATI
STAMBUK : F1C119091
KELOMPOK : VI (ENAM)
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekstil yang mengolah serat menjadi benang, kemudian menjadi kain, sampai
akhirnya menjadi tekstil. Tekstil itu kemudian dibuat menjadi pakaian atau benda-
benda lainnya. Kapas merupakan kain alami yang paling penting dalam industri
macam produk. Produk tekstil yaitu pakaian jadi, tekstil rumah tangga dan
kebutuhan industri.
penyempurnaan menghasilkan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat. Limbah
tekstil memiliki kandungan tinggi kandungan warna sintesis yang akan merusakan
yang masuk untuk berfotosintesis, serta adanya efek mutagenik dan karsinogen.
adalah methylen blue. Methylen blue merupakan salah satu senyawa pewarna yang
larut di dalam air, bersifat kationik dan sering dipergunakan dalam bidang kimia,
biologi, ilmu pengobatan dan industri pewarnaan. Pewarna ini tidak terlalu
beracun bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, efek
sistematik termasuk perubahan darah. Selain itu paparan senyawa ini pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan muntah, mual, diare, pusing, keringat berlebih dan
radang pencernaan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengolah limbah
adsorbsi.
atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari
mempunyai sifat mudah dipergunakan, efisien dan rendah kebutuhan energi, serta
dapat mempergunakan berbagai bahan jenis adsorben. Adsorben dapat dibuat dari
bahan organik seperti rumput, daun, bunga, kulit buah yang tersedia dalam jumlah
adsorbsi larutan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
benang, mengubah benang menjadi kain atau komoditas sejenis, dan mewarnai
pewarna, bahan kimia, bahan kimia tambahan, dan bahan ukuran digunakan
selama pemrosesan basah di industri tekstil. Hal ini mengakibatkan timbulnya air
limbah yang dapat menimbulkan masalah lingkungan. Air limbah yang dihasilkan
lingkungan. Komposisi limbah cair tekstil sangat heterogen. Masalah yang paling
relevan dari air limbah industri tekstil adalah penggunaan pewarna untuk memberi
Proses aktivasi dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu aktivasi fisik,
lingkungan gas pengoksidasi seperti uap air, O2 atau CO2 pada suhu aktivasi yang
lebih tinggi antara 800 dan 1100 °C, sedangkan aktivasi kimia dilakukan dengan
mereaksikan arang dengan zat pengaktif kimia seperti kalium hidroksida (KOH),
asam fosfat (H3PO4) dan seng klorida (ZnCl2). Disisi lain aktivasi fisikokimia
yaitu menggabungkan aktivasi fisik dan kimia. Dimulai dengan impregnasi arang
zat warna. Adsorpsi merupakan terserapnya suatu zat (molekul atau ion) pada
serapan secara fisika dan serapan secara kimia. Beberapa faktor yang
partikel, dan waktu kontak. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan
digunakan arang aktif, zeolit, maupun bentonit sebagai adsorben (Fathoni dan
Rusmini, 2016).
Methylene blue merupakan salah satu zat warna thiazine yang sering
digunakan dalam industri tekstil, karena harganya yang ekonomis dan mudah
blue dapat menimbulkan beberapa efek, seperti iritasi saluran pencernaan jika
tertelan, menimbulkan sianosis jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika tersentuh
struktur rongga tiga dimensi yang memiliki kisi bermuatan negatif. Zeolit
merupakan penyerap mineral umum dengan deposit yang memadai dan kation
organofilik yang telah banyak digunakan untuk adsorpsi zat warna dari air limbah
contohnya adalah zeolit alam telah dilaporkan dalam banyak penyelidikan untuk
sehingga membatasi kegunaanya secara luas sebagai penyerap (Yan dkk., 2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
gelas ukur 20 mL, pipet tetes, corong, botol vial kecil, spatula, spektrofotometer
2. Bahan
zeolit alam, asam klorida (HCl) 3 M, akuades, kertas saring, tissue dan methylene
blue(C16H18CIN3S).
C. Prosedur Kerja
Batuan
-Zeolit
dihaluskan
- ditimbang
- dihomogenkan
jam
Ditentukan adsorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-
Vis
Diplot perbandingan konsentrasi
larutan dan adsorben
3. Pengaruh Konsentrasi
dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan
zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Pada adsorpsi zat yang diserap
hanya terdapat pada permukaannya. Suatu adsorbens dengan bahan dan jenis
tertentu, banyaknya gas yang dapat diserap, makin besar bila temperatur kritis
semakin tinggi atau gas tersebut mudah dicairkan. Semakin luas permukaan dari
suatu adsorben yang digunakan, maka semakin banyak gas yang dapat diserap.
Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap dihitung tiap
satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari jenis
adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan gas
methyl blue. Umumnya ada dua cara yang dilakukan untuk menjadikan zeolit
alam sebagai adsorben yaitu yang pertama preparasi sampel dan dan aktivasi
mengubah ukuran partikel sampel agar layak untuk diuji. preparasi awal yang
dilakukan yaitu menghaluskan zeolit hingga dihasilkan serbuk halus yang lolos
Secara umum ada dua proses aktivasi yang bisa dilakukan terhadap
zeolit alam yaitu aktivasi secara fisika dengan pemanasan dan aktivasi secara
kimia dengan menggunakan asam. Proses aktivasi secara fisika dilakukan pada
suhu 100 °C. Menggunakan suhu 100 °C karena pada aktivasi secara kimia asam
yang digunakan adalah HCl dimana, memiliki titik didih 120 °C jika dipanaskan
melebihi. 100 °C maka HCl tersebut akan habis karena telah teruapkan. Proses
zat-zat organik pengotor yang ada pada pori dan kerangka zeolit. Perlakuan termal
ini juga dapat menyebabkan perpindahan kation, yang akan mempengaruhi letak
kation serta ukuran pori dan pada akhirnya akan mempengaruhi kesetimbangan
serta kinetika adsorpsi. Pada aktivasi secara kimia menggunakan HCl bertujuan
menurunkan pH dan dikeringakn dalam oven untuk menguapkan uap air yang
zeolit terhadap methyl blue. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah yaitu