Anda di halaman 1dari 5

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal.

19-23 ISSN 0216-7395, e-ISSN 2406-9329

ADSORPSI PEWARNA METILEN BIRU MENGGUNAKAN


SENYAWA XANTHAT PULPA KOPI

Lilik Wuri Hadayani*, Indah Riwayati, Rita Dwi Ratnani


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl. Menoreh Tengah X/22 Sampangan Semarang 50236
*
Email: lilikwuri.handayani32@gmail.com

Abstrak
Pencamaran zat warna dalam perairan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan dan
dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Zat warna yang banyak terdapat dalam
limbah perairan salah satunya adalah metilen biru. Salah satu metode yang dapat dilakukan
untuk mengatasi bahaya dari limbah zat warna adalah metode adsorpsi. Penelitian yang
banyak dilakukan baru-baru ini membuktikan bahwa modifikasi adsorben dengan proses
xanthasi merupakan salah satu cara yang efektif dalam pengolahan limbah cair. Adsorben
terxanthasi dapat dibuat dari biomassa yang mengandung gugus hidroksil dengan cara
mereaksikan biomassa dengan gugus pembawa sulfur (karbon disulfide). Penelitian ini
menggunakan senyawa xanthat pulpa kopi sebagai adsorben zat warna metilen biru. Pulpa
kopi merupakan salah satu bahan yang kaya akan gugus hidroksil. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari variabel proses yang meliputi pH, rasio adsorben:larutan, dan
waktu kontak terhadap proses adsorpsi metilen biru dari larutan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kapasitas adsorpsi maksimum metilen biru dalam pulpa kopi terxanthasi diperoleh
sebesar 16,161 mg/g pada pH 2, rasio adsorben dalam larutan 0,5:100 dan waktu kontak 1,5
jam.

Kata kunci: xanthat, pulpa kopi, adsorpsi, metilen biru

PENDAHULUAN metode yang banyak digunakan dalam


Industri tekstil merupakan salah satu industri pengolahan limbah cair (Kartika dkk., 2009).
yang berkembang pesat di Indonesia. Adsorpsi dengan adsorben merupakan metode
Perkembangan yang pesat menimbulkan efisien dan banyak dikembangkan. Bahan yang
masalah bagi lingkungan terutama masalah digunakan untuk mengolah limbah diharapkan
yang diakibatkan oleh limbah cair pewarnaan. murah dan mudah diperoleh (Munawaroh,
Limbah cair tersebut mengandung bahan-bahan 2012). Dewasa ini sedang digalakkan penelitian
yang beracun dan berbahaya. Keberadaan tentang adsorben alternatif yang berasal dari
limbah cair dalam perairan dapat menghalangi alam, dimana selain memiliki kemampuan
sinar matahari menembus lingkungan akuatik, adsorpsi yang baik juga ekonomis (Jalali dkk.,
sehingga mengganggu proses biologis yang 2002)
terjadi di dalamnya (Krim dkk., 2006). Kelemahan dari penggunaan adsorben
Zat warna yang digunakan dalam biologis secara langsung adalah kapasitas
perindustrian antara lain metilen biru. Metilen adsorpsi yang rendah. Cara mengatasi
biru dapat menyebabkan iritasi pada saluran kelemahan tersebut adalah memodifikasi
pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis permukaan adsorben salah satunya adalah
jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika tersentuh dengan cara xanthatisasi. Proses xanthatisasi
oleh kulit (Hamdaoui dan Chiha, 2006). merupakan proses pengikatan gugus hidroksil
Berdasarkan bahaya yang ditimbulkan maka dengan gugus pembawa sulfur. Proses ini dapat
metilen biru yang diperbolehkan di lingkungan meningkatkan afinitas adsorben dan
relatif rendah. Menurut Keputusan Menteri meningkatkan kapasitas adsorpsi hingga tiga
Lingkungan Hidup yaitu Kep- kali lipat dan memiliki kestabilan yang tinggi
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah saat membentuk kompleks. Senyawa xanthat
cair,konsentrasi maksimum metilen biru yang dibuat dengan mereaksikan substrat yang
diperbolehkan yaitu 5-10 mg/L. mengandung gugus hidoksil dengan karbon
Salah satu metode yang dapat dilakukan bisulfida dalam suasana basa. Salah satu bahan
untuk mengatasi bahaya dari limbah zat warna yang kaya akan gugus hidroksil adalah pulpa
adalah dengan adsorpsi. Adsorpsi merupakan kopi (Endeen dan Calvert, 2002). Pulpa kopi

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 19


Adsorpsi Pewarna Metilen Biru Menggunakan Senyawa … (Lilik Wuri Hadayani, dkk)

mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin gram PKK (produk pulpa kopi kering)
yang cukup tinggi, yakni 45%, 25% dan 25% ditambah 200 ml larutan NaOH 4 M dan 10 ml
(Etika, 2007). Indonesia menempati urutan larutan karbon disulfide. Campuran diaduk
ketiga didunia sebagai eksportir kopi (ICO, selama 3 jam pada setiap penambahan larutan.
2012) dan produksinya mencapai 657.138 ton Campuran dibiarkan mengendap dan
(Dirjen perkebunan, 2013). Pada proses supernatan didekantasi. Alkali berlebih
pengolahan kopi dihasilkan 40-45% limbah dihilangkan dengan cara dicuci menggunakan
kulit biji kopi dan menurut Esquivel dan destilat water dan aceton hingga pH netral.
Jimenez (2012) yang dikatakan limbah kulit biji Residu yang dihasilkan dikeringkan dengan
kopi adalah pulp (bagian mesocarp), skin oven dan adsorben pulpa kopi terxanthasi siap
(bagian eksokarp), mucilage dan parchment digunakan.
(bagian endocarp). Di Indonesia pemanfaatan
limbah ini dapat dikatakan belum maksimal 2. Pembuatan Kurva Standar Larutan Metilen
yaitu hanya digunakan sebagai pakan ternak Biru
dan sebagai pupuk di perkebunan dimana nilai Proses pembuatan kurva standar larutan
ekonomi yang dihasilkan sangat rendah. Oleh metilen biru dapat dilakukan dengan cara
karena itu perlu digali potensi lain pada limbah membuat larutan standar metilen biru dengan
pulpa kopi, agar nilai tambah pada pulpa kopi konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40 dan 50 mg/L.
meningkat. Masing-masing larutan standar metilen biru
Tujuan dari pada penelitian adsorpsi metilen tersebut kemudian diukur absorbansinya
biru menggunakan senyawa xanthat pulpa kopi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
ini adalah untuk mempelajari pengaruh variabel panjang gelombang 560,5 nm. Tahap
proses yang meliputi pH, rasio selanjutnya yaitu membuat kurva standar
adsorben:larutan, dan waktu kontak terhadap metilen biru dengan memplot konsentrasi vs
proses adsorpsi metilen biru dari larutan. absorbansi.

METODE PENELITIAN 3. Studi Kondisi Optimum


Bahan Penelitian Proses penentuan kondisi optimum dapat
Bahan-bahan yang digunakan dalam dilakukan dengan cara 0,5 gram adsorben pulpa
penelitian ini adalah pulpa kopi dan bahan- kopi terxanthasi ditambahkan kedalam 100 ml
bahan kimia yaitu, metilen biru, etanol, NaOH, larutan metilen biru 100 ppm. Larutan diaduk
HCl, Aceton, Karbon disulfide, kertas saring pada suhu 250C menggunakan magnetik stirer
dan aquades. selama 0,5 jam dengan variasi pH 2, 4, 6 dan 8.
pH larutan metilen biru diatur menggunakan 1
Peralatan N NaOH dan 1 N HCl. Konsentrasi metilen biru
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian pada filtrat dianalisa menggunakan
ini antara lain: Oven, Vakum drying, Peralatan spektrofotometer UV-Vis. Adapun sebelumnya
gelas (Erlenmeyer, Beaker glass, Pipet volume, adsorben disaring menggunakan kertas saring
Labu takar, Gelas ukur), pH meter, Magnetik Whatman. Selanjutnya setelah didapatkan pH
stirer, Timbangan digital. Untuk analisa hasil optimum, dengan prosedur yang sama
adsorpsi digunakan Spektrofotometer UV-Vis. dilakukan kembali pada pH optimum dengan
variasi rasio adsorben:larutan 0,5:100, 0,5:80,
Prosedur Penelitian 0,5:60, dan 0,5:40. Kemudian pada pH dan
Terdapat tiga tahapan yang dilakukan pada rasio adsorben:larutan optimum dilakukan
penelitian ini antara lain: adsorpsi kembali pada variasi waktu 0,5; 1; 1,5;
1. Pembuatan Senyawa Xanthat dan 2 jam.
Proses pembuatan senyawa xanthat dapat
dilakukan dengan cara pulpa kopi dicuci dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada Pengaruh pH
suhu 700C. 50 gram PK (produk hasil oven) Adsorpsi metilen biru oleh pulpa kopi
direndam dalam 250 ml etanol dan 250 ml terxanthasi dalam larutan bergantung dari pH
larutan NaOH 1 % pada suhu ruang selama 24 larutan tersebut. Dimana pH akan
jam. Campuran didekantasi, disaring dan dicuci mempengaruhi muatan permukaan adsorben,
dengan distilad water hingga pH netral serta derajad ionisasi dan spesi apa saja yang dapat
dikeringkan pada suhu 700C. Selanjutnya 15 terserap dalam adsorpsi tersebut. Pengaruh pH

20
Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal. 19-23 ISSN 0216-7395, e-ISSN 2406-9329

terhadap kapasitas adsorpsi metilen biru bahwa adsorben yang telah dimodifikasi
menggunakan xanthat pulpa kopi dapat dilihat xanthate lebih efektif dalam mengadsorpsi zat
pada Gambar 1. warna terbukti dengan kapasitas adsorpsi yang
meningkat.

Pengaruh rasio adsorben:larutan


14 2;13,365 Pengaruh rasio adsorben:larutan pada
kapasitas adsorpsi metilen biru dengan pulpa
12 kopi terxanthasi dapat dilihat pada Gambar 2.
qe (mg/g)

10 20
18
4; 7,462 16 100; 13,812

qe (mg/g)
8
14
8; 6,317 60; 9,522
12
6 6; 7,016 10 80; 12,028
8
4 6
0 2 4 6 8 10 12 4 40; 7,078

pH 2
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 1. Pengaruh pH terhadap kapasitas
adsorpsi metilen biru (qe) rasio adsorben: larutan

Gambar 1 menunjukkan bahwa


konsentrasi zat warna metilen biru yang Gambar 2.Pengaruh rasio adsorben dalam
teradsorpsi berkurang seiring dengan kenaikan larutan terhadap kapasitas adsorpsi metilen biru
pH. Adsorpsi tertinggi diperoleh pada saat pH 2 (qe)
dimana kapasitas metilen biru yang teradsorpsi
sebesar 13,365 mg/g adsorben. Pengaruh rasio adsorben:larutan
mempengaruhi kapasitas dan presentase
Hasil percobaan ini sesuai dengan teori adsorpsi. Dari hasil penelitian pada waktu dan
yang menyebutkan bahwa semakin rendah pH massa adsorben yang tetap diperoleh kapasitas
maka semakin tinggi tingkat adsorpsi suatu adsorpsi tertinggi pada volume larutan 100 ml
senyawa. Hal ini diperkuat oleh Amirullah dengan kapasitas metilen biru yang teradsorpsi
(2006) yang menggunakan ganggang cokelat sebanyak 13,812 mg/g adsorben. Kapasitas
sebagai adsorben metilen biru, yang adsorpsi berangsur-angsur menurun pada
menyebutkan pada pH rendah efisiensi dan volume larutan 80 ml, 60 ml dan kapasitas
kapasitas adsorpsi cenderung meningkat karena terendah pada volume larutan 40 ml. Menurut
sifat kationik metilen biru memainkan peranan Yuh dkk (2009), perubahan volume larutan
penting pada mekanisme adsorpsi. Sifat sama dengan perubahan konsentrasi adsorbat
kationik dari metilen biru baru akan tampak dalam larutan. Jadi, semakin besar volume
pada pH asam, sehingga metilen biru yang larutan, semakin besar pula jumlah molekul
bermuatan positif akan berikatan dengan sisi adsorbat dalam larutan sehingga akan
adsorben yang bermuatan negatif. Sifat inilah meningkatkan pula interaksi molekul adsorbat
yang menyebabkan efisiensi dan kapasitas dengan permukaan adsorben. Menurut Baros
adsorpsi cenderung meningkat pada saat pH (2003), jika molekul adsorbat dinaikkan, maka
larutan diturunkan. kapasitas adsorpsi meningkat pula. Peningkatan
Penelitian sebelumnya yang telah kapasitas adsorpsi disebabkan adanya
dilakukan oleh Purnomo (2010) untuk aplikasi penambahan ion metilen biru yang terikat pada
arang aktif kulit kopi sebagai adsorben metilen sisi aktif permukaan adsorben.
biru diperoleh kondisi optimum pada pH 6
dengan kapasitas adsorpsi 0,33 mg/g adsorben Pengaruh Waktu Kontak
sementara pada penelitan ini diperoleh kondisi Penentuan waktu kontak optimum
optimum pada pH 2 dengan kapasitas adsorpsi dimaksudkan untuk menentukan berapa lama
13,365 mg/g. Dari hasil tersebut menunjukkan metilen biru teradsorpsi maksimal oleh pulpa

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 21


Adsorpsi Pewarna Metilen Biru Menggunakan Senyawa … (Lilik Wuri Hadayani, dkk)

kopi terxanthasi. Pengaruh waktu kontak adsorben yang telah terbentuk akan terlepas
terhadap kapasitas adsorpsi metilen biru dengan kembali sehingga kapasitas dan presentase
pulpa kopi terxanthasi disajikan pada Gambar adsorpsi mengalami penurunan.
3.
Kesimpulan

Adsorpsi optimum metilen biru


menggunakan xanthat pulpa kopi dicapai pada
18.0 pH 2 dengan kapasitas adsorpsi 13,365 mg/g.
Sedangkan pengaruh rasio adsorben:larutan
17.0
1,5; 16,161 optimum dicapai pada 0,5 gr adsorben dan
1; 15,715
volume adsorbat 100 ml dengan kapasitas
qe (mg/g)

16.0 2; 16,083
adsorpsi 13,812 mg/g. Adapun waktu kontak
15.0
optimum yang dihasilkan pada adsorpsi metilen
biru menggunakan pulpa kopi terxanthasi yaitu
14.0 1,5 jam dengan kapasitas adsorpsi 16,161 mg/g.
0,5; 13,870
13.0 DAFTAR PUSTAKA

12.0 Amirullah, 2006, Biosorpsi Biru Metilena Oleh


0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Gangang Cokelat, Departemen Kimia,
waktu (jam) Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gambar 3. Pengaruh waktu kontak terhadap Atkins, R.A., 1997, Physical Chemistry, New
kapasitas adsorpsi metilen biru (qe) York: John Willey and sons Inc.
Baros, JLM., 2003, Biosorption of Cadmium
Gambar 3 menunjukkan bahwa waktu Using the Fungus Aspergilus Niger, Braz J.
kontak optimum adsorpsi metilen biru oleh Chem, Eng 20:1-17
pulpa kopi terxanthasi ditunjukkan pada waktu Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013, Produksi
1,5 jam dimana kapasitas adsorpsi sebesar Kopi Menurut Provinsi Di Indonesia, 2008-
16,161 mg/g. Pada waktu 0,5 jam sampai 1,5 2012, Departemen Pertanian.
jam terjadi peningkatan kapasitas adsorpsi Endeen, J.C., and Calvert, K.C., 2002, Review
namun pada waktu 2 jam terjadi penurunan of Coffee Waste Water Characteristic and
kapasitas adsorpsi pada adsorben pulpa kopi Approach to Treatment
terxanthasi. Dari hasil percobaan ini dapat Esquivel, P., and Jimenez, V.M., 2012,
dikatakan bahwa adsorpsi terjadi pada dua Functional properties of coffe and coffe by
tahap yaitu adsorbsi awal yang terjadi dengan product, Food Research Internasional, hal.
cepat dan kemudian tahap pelepasan zat 488-495.
teradsorpsi secara perlahan-lahan hal ini Etika, Y.V., 2007, Pengaruh Pemberian
dikarenakan jumlah zat yang teradsorpsi telah Kompos Kulit Kopi, Kotoran Ayam dan
melebihi jumlah maksimal senyawa yang dapat Kombinasinya Terhadap Ketersediaan
teradsorpsi oleh adsorben dengan kata lain Unsur N,P dan K pada Inceptisol, Fakultas
adsorben telah mengalami kejenuhan. Langmuir Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
menjelaskan bahwa pada permukaan adsorben Hamdaoui, O., and Chiha, M., 2006, Removal
terdapat situs aktif yang jumlahnya sebanding Of Methylene Blue From Aqueous Solution
dengan luas permukaan adsorben (Atkins, By Wheat Bran, Acta Chimica Slovenia,
1997), sehingga apabila situs aktif pada 54(2), 407-418.
permukaan adsorben telah jenuh oleh sejumlah ICO, 2012, Ekspor Kopi Indonesia,
adsorbat maka penambahan lama waktu International Coffee Organization.
adsorpsi tidak dapat lagi meninggkatkan Jalali,R., Ghafourian, H., Davarpanah, S.j., and
adsorpsi bahkan cenderung mengalami Sepehr, S., 2002, Removal and Recovery of
penurunan. Pada kondisi ini menunjukkan Lead Using Nonliving Biomass of Marine
waktu optimun untuk adsorpsi metilen biru oleh Algae, Journal of Hazardous Material, B92,
pulpa kopi terxanthasi adalah 1,5 jam dan 253-262.
karena proses yang lebih lama lagi Kartika, S., Pujirahayu, A., dan Widodo, H.,
menyebabkan ikatan antara adsorbat dan 2009, Modifikasi Limbah Fly Ash Sebagai

22
Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal. 19-23 ISSN 0216-7395, e-ISSN 2406-9329

Adsorben Zat Warna Tekstil Congo Red Metanil Yellow, Skripsi, Yogyakarta :
Yang Ramah Lingkungan Dalam Upaya Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Mengatasi Pencemaran Industri Batik, Kalijaga.
Proposal Lolos PKM Dikti, Surakarta: Purnomo, S.E., 2010, Pembuatan Arang Aktif
Universitas Sebelas maret. dari Kulit Biji Kopi dan Aplikasinya sebagai
Krim, L., Salmoune, N., and Goma, B., 2006, Adsorben Zat Warna Metilen Biru dan
Kinetics of Cloromium Sorption on Biomass Naphtol Yellow, Fakultas Sains dan
Fungi from Aqueous Solution, American Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan
Journal of Environmental Science, 2(1): 31- Kalijaga Yogyakarta.
36. Yuh, S.H., Malarvizhi, R., and Sulochana, N.,
Menteri Lingkungan Hidup, 1995, Keputusan 2009, Equibrium Isoterm Studies of
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Methylene Blue Adsorption Onto Activated
51 tahun 1995, Tentang Baku Mutu Limbah Carbon Prepared from Delonix Regia Pods,
Cair, Jakarta. Jurnal of Environmental Protection Science,
Munawaroh, L., 2012, Pemanfaatan Bonggol vol.3pp111-116
Jagung Sebagai Adsorben Rhodamin B dan
.

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 23

Anda mungkin juga menyukai