Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA PANGAN

PRETREATMENT

DISUSUN OLEH:
IKHWAN SASNIRA
A44222949

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023/2024
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pengolahan air limbah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini.


Semakin berkembangnya sebuah kota, maka akan semakin banyak limbah
yang dihasilkan. Disinilah peran pengolahan air limbah diperlukan. Bila tidak
ada pusat pengolahan dan pengolahan air limbah, maka air limbah akan
menjadi ancaman bagi penduduk kota tersebut. Banyak penyakit dan kelainan
kesehatan yang cukup serius bahkan mengancam jiwa yang dapat timbul
akibat limbah ini.

Pengolahan air limbah bertujuan untuk memurnikan air limbah, yaitu air
yang sudah tercemar dengan zat-zat sisa dari produksi sebuah pabrik maupun
kegiatan rumah tangga, seperti mencuci dan mandi. Air hasil pengolahan
dapat digunakan untuk 2 keperluan. Biasanya untuk pabrik besar, Pusat
pengolahan air limbah dibuat agar limbah yang dihasilkan menjadi lebih aman
untuk dibuang dan tidak merusak lingkungan maupun membahayakan
makhluk hidup disekitar, termasuk kita, manusia.

Air limbah yang sudah diproses melalui sistem Pengolahan air limbah
akan dapat diuraikan oleh mikroorganisme di alam. Jadi, Pengolahan air
limbah ini selaras dengan proses pemurnian air secara alami. Hal ini menjadi
kewajiban setiap pabrik dan perusahaan saat ini. Oleh karena itu, dibutuhkan
kecermatan dalam memilih teknologi dan proses yang paling efektif, Sehingga
pengolahan air limbah dapat berfungsi dengan lebih optimal. Hal ini tidak
hanya akan menghemat dana yang dikeluarkan, tetapi, hasil yang didapat juga
jauh lebih baik

Kulit kopi merupakan salah satu limbah dari industri pengolahan biji kopi
yang dihasilkan selama proses produksi. Kulit kopi mengandung beberapa
komponen, antara lain selulosa 57.9%, hemiselulosa 21.63%, lignin 5.21%,
pektin 2.28%, dan zat
inhibitor seperti tannin 4.81%, kafein 0.86%, polifenol 3.48%. Kandungan
selulosa yang tinggi menyebabkan kulit kopi dapat digunakan untuk bahan
baku alternative dalam pembuatan biogas. Namun, kulit kopi mengandung
beberapa zat inhibitor, seperti kafein, tannin dan polifenol yang dapat
menghambat produksi biogas. Untuk itu perlu dilakukan pretreatment secara
biologi menggunakan campuran mikroorganisme antara lain Pseudomonas
putida, Trichoderma harzianum, dan Aspergilus niger.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat memahami apa itu pretreatment dan mengerti apa
saja yang harus di lakukan di dalam pretreatment
2. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi campuran
mikroorganisme yang terbaik pada pretreatment
3. Mahasiswa dapat membandingkan dan mengidentifikasi hasil dari
pretreatment dengan air yang tidak di lakukan pretreatmean.
II. METODE
II.1Tinjauan Pustaka

Kulit kopi merupakan salah satu limbah dari industri kopi yang
dihasilkan selama proses produksi dari buah kopi untuk mendapatkan biji
kopi. Menurut Corro, 2013 kulit kopi pada berat kering mengandung
beberapa komponen, antara lain selulosa (63%), lignin (17%), protein
(11.5%), hemiselulosa (2.3%), tannin (1.8-8.56%), kafein (1.6%) dan
komponen organik lainnya. Jika dilihat pada komposisi kulit kopi, maka
sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
biogas. Tetapi, ada beberapa zat inhibitor yang dapat menghambat
produksi biogas, seperti kafein, tannin,dan polifenol (Corro, et al, 2013).
Sehingga, perlu dilakukan pretreatment pada kulit kopi agar tidak
menggangu saat pembuatan biogas.

Kandungan material racun seperti kafein, tannin dan polifenol yang


terkandung di dalam kulit kopi dapat didegradasi dengan bantuan
mikroorganisme (Corro, 2013). Kemampuan bakteri pendegradasi zat
inhibitor melibatkan peran enzim dalam mikroorganisme untuk memecah
zat inhibitor tersebut. Pendegradasian zat inhibitor dalam kulit kopi
menyebabkan mikroorganisme dapat mengubah selulosa dalam kulit kopi
menjadi biogas.

Menurut Salihu, dkk, 2014, pada penelitiannya dalam mendegradasi


kafein dengan menggunakan bakteri Klebsiella, Serratia marcescens, dan
kelompok Pseudomonas, didapatkan presentase degradasi kafein terbesar
pada bakteri Klebsiella dengan persen degradasi sebesar 100% dalam 10
jam. Pada bakteri Pseudomonas putida presentase degradasi kafein sebesar
67,2 % dalam waktu 48 jam. Untuk mikroba pendegradasi tannin, dapat
didegradasi menggunkan beberapa mikroorganisme, namun spesies fungi
lebih spesifik dalam mendegradasi tannin. Spesies jamur tersebut antara
lain : Chaetomium, Fusarium, Rhizoctonia, Cylindrocarpon, dan
Thrichoderma harzianum. (Tej. K. Bath, 1998). Pada penelitian Garcia et
al, 2000, fungi yang dapat mendegradasi phenol antara lain : Aspergillus,
Fusarium, Coprinus, Penicillium. Untuk Aspergillus niger, laju degradasi
phenol sebesar 8 mg/L/h.

Bahan baku yang digunakan adalah limbah kulit kopi. Limbah kulit
kopi yang diperoleh dari proses pengolahan kopi dari biji utuh menjadi
kopi bubuk. Limbah kopi sebagian besar dimanfaatkan sebagai pupuk
pada tanaman kopi dan tanaman disekitarnya, sebagian kecil digunakan
sebagai media budidaya jamur serta dimanfaatkan sebagai bahan jamu
tradisional (Budiman, 2010).

2.1 Alat Dan Bahan


1. Alat

- Timbangan analitik
- Gelas beker
- Penangas
- Kain saring
- Oven
- Erlen meyer
- Refluk
- Ph meter
2. Bahan

- Kulit buah kopi yang tidak dilakukan perlakuan pendahuluan


(upt )
- Kulit buah kopi yang mengalami perlakuan pendahuluan
- Aquades
- H2so4 1N
- H2so4 72%
2.3 Prosedur Kerja

1. Timbang sampel sebanyak 1 gram


2. Sampel di saring dan di cuci dengan aquades himgga volume sitrat
300 ml
3. Residu kering di masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
4. Kemudian di lakukan penyaringan, residu dicuci dengan aquades
panas himgga volume fitrat netral
5. Residu kering di masukkan ke Erlenmeyer 250 ml, diberi 10 ml
h2so4 72% dan didiamkan selama 4 jam pada suhu kamar
6. Selanjutnya di lakukan penyaringan dan pencucian dengan air
panas hingga netral
7. Kemudian residu dikeringkan dan di timbang
8. Selanjutnya adalah menghitung kadar lignin, selulosa, dan
hemiselulosa
3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

KADAR LIGNOSELULOSA ( %)
NO SAMPEL Lignin Selulosa Hemiselulosa
1 KK+ NaOH 32,717% 40,990% 21,920%
2 KK+ H2SO4 20,952% 14,384% 13,410%
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
limbah kulit buah kopi terdapat bahan organik dan unsur hara yang
berpotensi dimanfaatkan kembali ke tanaman dalam bentuk kompos.
Limbah kulit kopi mengandung bahan organik sebesar 45,3%, kandungan
Nitrogen sebesar 2,98%, kandungan Fosfor sebesar 0,18%, dan kandungan
Kalium sebesar 2,26%.

Kulit ceri kopi dipercaya baik untuk ternak karena mengandung


vitamin plus memiliki rasa yang manis sehingga disukai hewan ternak
tersebut. Ternyata limbah kopi juga bisa dijadikan pupuk kompos yang
ternyata baik untuk tanaman. Limbah kopi dinilai layak dijadikan kompos
karena bisa diuraikan secara organik.
DAFTAR PUSTAKA

Corro, G., Panigua, L., Pal, U., Banuelos, F., Rosas, M., 2013, “Generation of
Biogas from Coffe Pulp and Cow- Dung Co-Digestion: Infrared studies of
postcombustio emission”, Energy Conversion and Management.
Erwanto, Jefri, Hastari, Indira Tri, 2016, “Studi Perbandingan Produksi Biogas
Menggunakan Feses sapi , Cairan rumen dan feses luwak pada co-
digestion. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai