Oleh : B-08
Rhama Dharmawan 151710101113
Emilia Wiyanika 151710101029
Oza Sastya P 151710101008
Dewi Astuti P 151710101071
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada makalah ini dijelaskan tentang salah satu omset Indonesia dalam
pasar dunia yaitu kopi. Kopi akhir-akhir ini menjadi salah satu menu wajib
manusia modern. Setiap harinya jalanan dipenuhi dengan cafe-cafe, maupun
warung-warung yang menjual kopi siap seduh.
Kopi adalah salah satu mata dagang paling penting dan dapat disejajarkan
dengan teh maupun kakao. Indonesia sendiri sebagai negara ke 4 terbesar
pengekspor kopi di dunia yang tentunya memiliki peran maupun dampak
penting didalamnya. Jenis kopi didunia bermacam-macam seperti robusta,
arabica, cappucino, moccacino, dll. Akan tetapi yang mengejutkan ternyata
kopi luwak, kopi asli Indonesia adalah kopi ternikmat didunia.
Dengan predikat kopi ternikmat didunia tentunya kopi luwak memiliki
nilai jual yang sangat tinggi dipasar lokal maupun internasional. Mengekspor
kopi luwak tentunya akan mendatangkan devisa yang cukup menjanjikan.
Namun sayang, kopi luak dalam negeri masih belum bisa diproduksi secara
maksimal yang menyebabkan importir kurang meminatinya. Salah satu faktor
penyebabnya adalah dengan mengandalkan luwak itu sendiri yang tentunya
tidak dapat dipastikan secara kontinyu kuantitas kopi yang akan dihasilkan
tiap bulan maupun tahunnya yang menyebabkan para produsen tidak dapat
memastikan banyaknya produksi perbulan maupun tahun dan ditambahi
dengan kurang efisien proses itu sendiri yang menyebabkan hasil yang kurang
maksimal dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kami mencoba inovasi baru yaitu dengan mengganti luwak dengan hewan
ruminasia lainnya. Kopi difermentasi secara basah dengan cairan rumen yang
ada pada kambing dan prosesnya disamakan dengan keadaan didalam perut
luwak. Kami memilih kambing dikarenakan ketersediaan kambing di
Indonesia yang masih banyak. Oleh karena itu, dengan membuat inovasi kopi
rumen kambing yang prosesnya lebih mudah, cepat dan efisien maka
diharapkan akan menghasilkan kopi yang dapat menyamai kualitas kopi luwak
itu sendiri.
Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1.2.
BAB 2. ISI
over fermented. Jika biji tidak langsung dijemur maka biji akan basah sehingga
dapat menyebabkan bau tengik dan ditumbuhi jamur. Berikut penjelasan proses
dari awal hingga terbentuknya biji kopi kualitas baik:
1. Penerimaan dan Perlakuan Awal Bahan Baku
Proses produksi diawali dengan penerimaan
bahan
baku
rumen kambing dipilih dalam metode ini, karena selain mudah didapatkan,
jumlahnya juga relatif lebih murah.
Mekanisme yang terjadi saat proses fermentasi yaitu enzim pada
rumen akan tercampur dengan biji kopi, suhu dalam bak fermentasi juga
perlu diperhatikan agar sama dengan suhu dalam pencernaan luwak karena
suhu pada pencernaan luwak sangat membantu terjadinya fermentasi
sempurna yaitu dengan menggunakan suhu 26oC selama 24 jam.
3. Pencucian Biji Kopi
Proses pencucian biji kopi bertujuan untuk menghilangkan sisa
lendir hasil fermentasi yang masih menempel di kulit tanduk. Pencucian
dilakukan secara manual di dalam ember.
4. Pengeringan
Biji kopi hasil panen umumnya mempunyai kadar air yang cukup
tinggi yang berkisar antara 50-60% (wb). Berdasarkan syarat mutu umum
yang terdapat pada SNI Biji Kopi 01-2907-2008, kadar air standar pada
biji kopi kering yakni maksimal sekitar 12,5% (wb) agar biji kopi dapat
diolah lebih lanjut atau dapat disimpan awet dalam waktu yang lama.
Pengeringan pada biji kopi bertujuan untuk mengurangi kadar air biji kopi
hingga maksimal 12,5%. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara
penjemuran, mekanisme atau kombinasi keduanya.
Penjemuran yang digunakan disini adalah dengan menggunakan
penyangga yang diatasnya terdapat nampan untuk meletakkan biji kopi,
dan dibawahnya diletakkan kaca sebagai konduktor panas dari sinar
matahari. Dan diatasnya diberi atap agar dapat meminimalisir air hujan
yang masuk pada biji kopi saat musim hujan.
5. Pengupasan Kulit Tanduk
Pengupasan kulit induk ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi dengan
kulit tanduk.
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi inovasinya itu kita pakai rumen kambing. Kenapa kita memilih
menggunakan rumen kambing? Karena sudah ada yang menggunakan rumen sapi
itu uda umum dan ini juga harus pakai idenya kita sendiri. Pada rumen kambing
itu punya enzim dan bakteri yang sama seperti dipencernaannya luwak. Itu adalah
bakteri penhancur sel, selulotip, protein protiolitik dan selanolitik dan kita juga
memodifikasi dalam proses pengeringannya. Dimana kita menggunakan sinar
matahari yang di modifikasi.
3.2. Saran
Agar pada inovasi selanjutnya bisa mengembangbiakan mikroba yang ada
pada cairan rumen kambing tanpa harus dengan mengambilnya dengan selang
pada kambing tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hungate, R.E. 1988. The Ruminant and The Rumen. Applied Science.
Academic Press, New York.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008. Biji Kopi. SNI 01-2907-2008.
Weimer, P. 2007. Rumen Microbes: Take a closer look at these interesting
creatures that both work for and feed dairy cattle. U.S. Dairy
Forage Research Center.