LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Proses Produksi Bahan Perkebunan (Kopi)
(Fermentasi dan Penyangraian))
Oleh:
Nama : Shida Habsari
NPM : 240110150106
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 24 April 2017
Waktu/Shift : Pukul 10.00-12.00 WIB / Shift B
Co. Ass :1. Arinda Nur Ariva
2. Eki Dwiyan Saputra
( Mb Mc )
Wb 100%
( Mb Ma )
(Persamaan 1)
Kandungan air basis kering dapat dinyatakan sebagai berikut:
( Mb Mc)
Db 100%
( Mc Ma )
(Persamaan 2)
Dimana:
Wb = kadar air basis basah, %
Db = kadar air basis kering, %
Ma = massa cawan, gram
Mb = massa cawan ditambah massa bahan awal, gram
Mc = massa cawan ditambah massa bahan akhir, gram. (Nurjanah, 2016)
Dalam perhitungan-perhitungan teknik, kadar air basis kering lebih sering
dipakai karena pembagi pada perhitungan kadar air basis kering adalah bahan
setelah dikeringkan yang tidak mengandung air sehingga beratnya tetap dan
perubahan penurunan kandungan air lebih terlihat dengan jelas. Penentuan kadar
air dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode praktis dan
metode dasar.
1. Metode praktis. Metode ini mudah dilakukan tetapi hasilnya kurang teliti
sehingga sering perlu dilakukan kalibrasi alat terlebih dahulu. Yang termasuk
metode ini adalah metode kalsium karbida dan metode pengukuran dengan
alat ukur kadar air (electric moisture tester).
2. Metode dasar. Kadar air ditentukan dengan mengukur kehilangan berat yang
diakibatkan oleh pengeringan atau pemanasan pada kondisi tertentu dan
dunyatakan sebagai persentase dari berat mula-mula. Yang termasuk ke
dalam metode dasar adalah metode oven, metode destilasi, dan metode Karl
Fisher. (Yafie, 2009)
Dalam proses roasting, biji kopi akan menghasilkan “intisari biji kopi” yang
berasal dari reaksi kimia yang terjadi. Intisari biji kopi itu berupa minyak kopi.
Kemudian, minyak kopi menjadi coffeeol. Coffeeol merupakan sejenis minyak
yang mengambang, namun juga bersifat dapat larut dalam air. Dengan mengatur
prosedur roasting, seseorang dapat mengatur sedikit atau banyaknya minyak kopi
yang akan dihasilkan untuk setiap kali proses roasting. Sebagai tambahan, proses
kimia membuat biji kopi menjadi getas. Bila biji kopi ini rapuh, biji akan lebih
mudah untuk digiling.
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu buah kopi.
Pada praktikum kali ini membahas mengenai proses pengolahan kopi dengan
cara pengolahan basah. Bahan yang digunakan yaitu biji kopi yang sudah
mengalami proses fermentasi dan pengeringan terlebih dahulu. Sebelum dihaluskan
dan dihitung kadar airnya biji kopi disangrai secara manual, proses penyangraian
dilakukan sampai warna biji kopi coklat tua kehitaman. Untuk menyangrai 500
gram biji kopi dibutuhkan waktu kurang lebih selama 60 menit, waktu ini cukup
lama jika dibandingkan biji kopi yang disangrai dengan mesin roasting yang
biasanya membutuhkan waktu 20-30 menit. Menurut literatur yang praktikan baca,
kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses ini merupakan
tahapan pembentukan aroma dan cita rasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan
perlakuan panas. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak senyawa
organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. Waktu sangrai ditentukan
atas dasar warna biji kopi sangrai atau sering disebut derajat sangrai. Makin lama
waktu sangrai, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat tua kehitaman. Waktu
penyangraian selama 60 menit ternyata telah mampu untuk mengeluarkan aroma
khas kopi, namun aroma yang dihasilkan tidak seharum aroma roasted bean hal ini
dikarenakan waktu penyangraian green bean terlalu lama. Semakin lama waktu
penyangraian aroma kopi justru berkurang.
Massa biji kopi setelah proses penyangraian sebesar 427,74 gram. Selama
proses penyangraian terdapat penurunan bobot dan perubahan sifat fisik biji kopi
seperti perubahan kadar air, tekstur, dan warna. Untuk menentukan kadar air biji
kopi yang sudah difermentasi, dikeringkan di dalam oven selama 72 jam. Dilakukan
pengambilan 3 sampel rata-rata kadar air biji kopi sebelum disangrai 22,70% dan
setelah disangrai 12,26%. Dari kedua hasil ini terjadi penurunan kadar air. Nilai
kadar air biji kopi yang telah disangrai lebih kecil dibandingkan dengan biji kopi
yang belum disangrai. Penurunan kadar air ini karena panas yang mengakibatkan
terjadinya perubahan massa air dari bahan dikarenakan adanya panas laten
penguapan. Perubahan massa air ini terjadi ketika kandungan air pada bahan telah
sampai pada kondisi jenuh, sehingga menyebabkan air yang terkandung dalam
bahan berubah dari fase cair menjadi uap. Perubahan kadar air yang terjadi selama
penyangraian mengakibatkan terjadinya perubahan berat kopi hasil penyangraian.
Perubahan berat tersebut sebanding dengan perubahan kadar airnya. Suhu dan lama
penyimpanan merupakan indikator yang sangat berperan dalam proses pengeringan
suatu bahan. Semakin tinggi suhu maka semakin banyak pula kadar air bahan yang
menguap sehingga mengakibatkan kadar air bahan juga mengalami pengurangan
demikian halnya juga pada perlakuan penyangraian. Penurunan kadar air pada biji
kopi yang telah sangrai, disebabkan karena suhu yang semakin tinggi dan semakin
lamanya proses penyangraian biji kopi mengakibatkan air yang terdapat pada biji
kopi menguap sehingga kadar air biji kopi semakin berkurang.
Dari hasil pengupasan dan penyangraian biji kopi dihitung nilai
rendemennya, masing-masing bernilai 61,81% dan 85,54%. Nilai rendemen ini
diperoleh dari presentase produk yang didapatkan dari membandingkan berat awal
bahan dengan berat akhirnya. Sehingga dapat diketahui kehilangan beratnya proses
pengolahan. Rendemen didapatkan dengan cara menghitung/ menimbang berat
akhir bahan yang dihasilkan dari proses dibandingkan dengan berat bahan awal
sebelum mengalami proses. Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan maka
semakin rendah mutu yang di dapatkan.
Hasil green bean yang telah disangrai belum mendapati warna kopi yang
sempurna. Hasil roasting kopi dari praktikum ini menghasilkan warna kopi yang
coklat tua kehitaman dan aroma khas kopi kurang tercium serta berbau agak
gosong. Hal ini dapat disebabkan karena proses penyangraian biji kopi yang belum
sempurna. Praktikum kali ini belum berjalan dengan sempurna karena terdapat
beberapa kendala salah satunya yaitu praktikum tidak selesai dalam satu pertemuan
sehingga membuat data praktikum yang tercecer sehingga menyulitkan praktikan
dalam penyusunan laporan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Proses penyangraian merupakan tahapan pembentukan aroma dan cita rasa
khas kopi dari dalam biji kopi dengan perlakuan panas. Semakin lama waktu
penyangraian maka semakin coklat tua kehitaman warna biji kopi yang
dihasilkan
2. Rata-rata kadar air biji kopi sebelum disangrai 22,70% dan setelah disangrai
12,26%
3. Penurunan kadar air pada biji kopi yang telah sangrai, disebabkan karena
suhu yang semakin tinggi dan semakin lamanya proses penyangraian biji
kopi mengakibatkan air yang terdapat pada biji kopi menguap sehingga
kadar air biji kopi semakin berkurang
4. Selama proses penyangraian terdapat penurunan bobot dan perubahan sifat
fisik biji kopi seperti perubahan kadar air, tekstur, dan warna.
5. Rendemen pengupasan buah kopi adalah 61,81% dan rendemen roasting
adalah 85,54%
6. Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan maka semakin rendah mutu
yang di dapatkan
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini adalah:
1. Mempelajari materi yang akan dipraktekan terlebih dahulu agar dapat
meminimalisir kesalahan selama praktikum.
2. Praktikan harus lebih berhati-hati saat menimbang dan menadahkan bahan
hasil pertanian, agar tidak ada yang terjatuh atau tercecer.
3. Menjaga kondisi laboratorium tetap kondusif selama melaksanakan
praktikum agar tidak mengganggu praktikan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asni, Nur. 2012. Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan
Mutu Kopi Ditingkat Petani. Terdapat pada: http://jambi.litbang
.pertanian.go.id/ind/images/INFOTEK/edit_Infotek_mthp.pdf (Diakses
pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 13.10 WIB)
Beni, Rian. 2016. Buah Kopi, Green Bean, Roasting dan Bubuk Kopi. Terdapat
pada: https://kimscoffeeid.com/2016/04/23/apa-itu-buah-kopi-green-bean-
roasting-dan-bubuk/ (Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 14.19
WIB)
Idaman, Andri. 2015. Belajar Mengenal Jenis dan Tipe Roasting Kopi . Terdapat
pada: http://www.burgayo.com/blog/belajar-mengenal-jenis-dan-tipe-roast
ing-kopi (Diakses pada tanggal 30 April 2018 pukul 13.16 WIB)
Lestari, Puji., dan Pertama, W. 2011. Teknologi Pengolahan Kopi. Terdapat pada:
http://www.bppjambi.info/dwnpublikasi.asp?id=164 (Diakses pada tanggal
30 April 2018 pukul 12.33 WIB)
Dokumentasi Praktikum