Oleh :
Viol Dhea Kharisma
135090107111007
Kelompok 6A
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Teknik Isolasi dan Pemurnian, Teknik Penyimpanan Jangka Pendek Kultur Murni
Mikroorgasnisme, dan Perhitungan Mikroorganisme Dengan Teknik (TPC) Total
Plate Count
Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Ilmuwan mikrobiologi harus melakukan proses isolasi yaitu pengambilan jenis mikrobia
yang akan diteliti dari koloni mikrobia kemudian melakukan penyimpanan serta
menghitung dan mengkarakterisasi mikrobia yang diteliti, maka pentingnya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu mikroorganisme
tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat mikroorganisme murni dan menghitung
serta mengkarakterisasi mikrobia setelah diisolasi. Praktikum ini bertujuan agar
mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan proses isolasi dan pemurnian jenis
mikrobia tertentu dari suatu koloni, melakukan penyimpanan suatu kultur murni
mikroorganisme dengan menggunakan teknik tertentu misalnya penyimpanan jangka
pendek, serta dapat menghitung jumlah dan pengkarakterisasi mikrobia dari suatu
koloni. Proses atau tahapan dalam praktikum ini adalah pembuatan media, isolasi dan
pemurnia mikrobia, teknik penyimpanan mikroorganisme, serta perhitungan mikrobia
dengan menggunakan teknik TPC (Total Plate Count). Metode yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah teknik pour plate sebagai pemurnian mikroba dan medium PDA dan
NA konvesional serta instan sebagai medium tumbuh mikroba. Berdasarkan dari
praktikum yang telah dilakukan bahwa teknik pour plate dapat digunakan untuk
mengisolasi mikroba dan memurnikan mikroba, faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba dalam praktikum ini adalah suhu, pH, dan nutrien serta medium
instan dan konvensional baik PDA dan NA juga mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan
karakter mikroba yang di dapat sangat beragam.
ABSTRACT
Microbiology scientist must make the process of isolation that is making the type of
microbe that will be examined from the microbial colonies then perform storage and
compute and characterize microbial studied, the practical importance of this is done in
order to know how isolating or purifying a particular microorganism of a colony, how to
save isolates pure microorganisms and calculate and characterize microbes after
isolated. Practicum is intended that students are able to know how to make the process
of isolation and purification of certain types of microbes from a colony, having saved a
pure culture of microorganisms by using certain techniques such short-term storage, and
can calculate the amount and pengkarakterisasi microbes from a colony. Processes or
stages in this lab is making the media, isolation and pemurnia microbes, microorganisms
storage techniques, as well as microbial calculations using techniques TPC (Total Plate
Count). The method used in this lab is the pour plate technique as microbial purification
and PDA medium and NA conventional as well as instant as microbial growth medium.
Based on lab work that has been done that the pour plate technique can be used to
isolate and purify microbial microbial, environmental factors that affect the growth of
microbes in this lab is the temperature, pH, and nutrient and instant medium and good
conventional PDA and NA also affect microbial growth and character The microbes that
can be very diverse.
BAB I
PENDAHULUAN
alat
bantuan,
mikroorganisme
disebut
juga
organisme
mikroskopik.
(Buchanan, 2003). Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan,
ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa,
tekanan tinggi, bahkan di daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk
hidup lain seperti lingkungan dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 2001).
Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi campuran
dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan selalu dalam hidup
berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus kehidupan (Cappuccino, 2000).
Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan murni sangatlah
penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan juga sangat perlu
diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit tertentu dari satu spesies
tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus dapat diisolasi dari organisme
lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni dimana sel-selnya berasal dari
pembelahan satu sel tunggal melalui teknik pemurnian (Burrows, 2004).
Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan pengenceran
berseri dilanjutkan dengan membiakkan pada media yang sesuai yaitu metode cawan
tuang (poured plate) atau cawan gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung
jumlah sel mikrobia yang telah diisolasi dengan menggunakan perhitungan angka
lempeng total sedangkan penyimpanan mikroorganisme sering menggunakan teknik
agar slants (Colome, 2001).
Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum ini sangat penting
dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu mikroorganisme
tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat mikroorganisme murni dan menghitung
serta mengkarakterisasi mikrobia setelah diisolasi.
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan
proses isolasi dan pemurnian jenis mikrobia tertentu dari suatu koloni, melakukan
penyimpanan suatu kultur murni mikroorganisme dengan menggunakan teknik tertentu
misalnya teknik penyimpanan jangka pendek, serta dapat menghitung jumlah dan
pengkarakterisasi mikrobia dari suatu koloni.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa biologi dapat
mengenal metode isolasi mikroba, penyimpanan kultur murni mikroorganisme jangka
pendek,
serta
pengkarakterisasi
dan
perhitungan
mikrobia.
Hal
tersebut
dapat
diaplikasikan dalam bidang misalnya medis, suatu orang di kulitnya mengalami gatal
hebat serta mengalami inflamasi dalam ruam yang terbentuk, pada lesi yang terbentuk
dan mengeluarkan nanah, ketika dibuat preparat apus pada nanah tersebut didapatkan
koloni Staphylococcos sp., untuk mengetahui jenis bakteri Staphylococcus sp. apa yang
mendominasi dan menyebabkan reaksi inflamasi tersebut perlu dilakukan proses isolasi
dan pemurnian setelah itu dilakukan pengkarakterisasi (pengamatan struktur, jenis
toksin, pengamatan gram, dll) dan melakukan perhitungan sel mikrobia, dan yang
terakhir untuk pengamatan lebih lanjut dalam jangka pendek sel mikrobia dapat
disimpan dengan melakukan teknik penyimpanan jangka pendek mikroorganisme murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah semua proses yang mematikan mikroorganisme
yang terdapat pada atau dalam suatu benda, untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha
mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas
menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat
pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus
dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di
luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan
oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi
menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Ratna, 2000).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
tabung serta dilakukan di dekat pembakar bunsen. Kelima, cawan petri dibagi empat
permukaannya yang akan distreak dengan menggunakan spidol. Sebelum berpindah dari
kuadran satu ke lainnya ose harus disterilkan atau dipanaskan. Keenam, distreak di
permukaan agar secara perlahan dan diusahakan tidak hancur atau tergores, arah streak
pada permukaan agar menurut pembagian bidang tadi. Terakhir, diinkubasi pada suhu
kamar, untuk bakteri 24 jam untuk jamur 3x24 jam dan di lakukan dengan posisi terbalik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan
temperatur
pada
saat
pertumbuhan
terbaik
mikroorganisme.
Pada
temperatur yang sangat tinggi akan terjadi denaturasi protein sedangkan pada
temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim akan berhenti (Lim, 2006). Suhu akan
mempengaruhi pertumbuhan mikroba ,jenis mikroba dapat survive pada suhu yang
berbeda beda pada praktikum ini suhu yang digunakan dalam inkubator sekitar 40
41oC. Aktivitas metabolisme mikroorganisme menghasilkan sisa buangan seperti asam
hasil
degradasi
karbohidrat,
dan
alkali
hasil
pemecahan
protein
yang
dapat
4.2 Streptomisin
Streptomisin, suatu aminoglikosida, diperoleh dari Streptomyces griseus (1944).
Senyawa ini berkhasiat bakterisid terhadap banyak kuman Gram-negatif dan Grampositif. Termasuk M. tuberculosa dan beberapa M.atipis.Streptomisin khusus aktif
terhadap mycobacteria ekstraseluler yang sedang membelah aktif dan pesat. Mekanisme
kerja berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman dengan jalan pengikatan pada
RNA ribosomal. Antibiotik ini toksisitas untuk organ pendengaran dan keseimbangan.
Oleh karena itu, sebaiknya jangan digunakan untuk jangka waktu lama, karena efek
neurotoksis terhadap saraf cranial ke-8 dapat menimbulkan ketulian permanen.
Resorbsinya di usus buruk sekali, maka hanya diberikan sebagai injeksi i.m. sejak adanya
obat-obat ampuh lain, penggunaan streptomisin terhadap TBC paru telah jauh berkurang.
Obat ini masih digunakan bersama dengan tiga obat lainnya untuk TBC otak yang sangat
parah (meningitis) (Colome, 2001).
Farmakologi: Absorbsi: IM : diabsorbsi dengan baik. Distribusi: terdistribusi ke
dalam cairan ekstraselular termasuk serum, absces, ascitic, perikardial, pleural, sinovial,
limfatik, dan cairan peritoneal; menembus plasenta; dalam jumlah yang kecil masuk
dalam air susu ibu. Ikatan protein: 34%. T eliminasi: bayi baru lahir : 4-10 jam; dewasa
2-4.7 jam, waktu bertambah panjang pada kerusakan ginjal. Waktu untuk mencapai
kadar puncak serum: dalam 1 jam. Ekskresi: urin ( 90% dalam bentuk obat yang tidak
berubah); feses,saliva, keringat dan air mata (< 1%). Rentang terapeutik: Kadar puncak
20-30 mcg/ml; Toxic: kadar puncak : > 50 mcg/mL (Burrows, 2004).
untuk pakan ternak, manusia dan pestisida. Penggunaan bagian-bagian dari sel:
biokatalis (enzim), polisakarida (xantan, alginat), pigmen dan lipid. Fermentasi untuk
produksi metabolit primer: alkohol, asam organik, vitamin dan lain-lain.
Fermentasi
untuk produksi metabolit sekunder: antibiotik, toksin, dan komponen flavor. Aplikasi
aktivitas mikroorganisme dalam: pengawetan seperti keju, yoghurt, pikel. Pengolahan
limbah dan pembersihan bahan-bahan beracun seperti penghilangan fosfat,H2S dan lainlain. Proses dalam berbagai industri di luar industri makanan dan minuman, umpamanya
meningkatkan atau menjaga kualitas tekstil dan serat ataupun bahan kayu dan lain-lain
(Adam, 2001).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan bahwa teknik pour plate dapat
digunakan untuk mengisolasi mikroba dan memurnikan mikroba, faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam praktikum ini adalah suhu, pH, dan nutrien
serta medium instan dan konvensional baik PDA dan NA juga mempengaruhi
pertumbuhan mikroba dan karakter mikroba yang di dapat sangat beragam.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penyelidikan ulang mengenai mengapa saat dilakukan dilusi yang paling
pekat misalnya pada dilusi 0,00001 jumlah mikroorganisme semakin menurun dan
pengaruh
media
NA
dan
PDA
konvensional
serta
instan
pada
pertumbuhan
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
W.B. Saunders
Company. Philadelphia.
New York.
Ratna, Siri .2000. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.