Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :
























NAM : muhammad syarif h.
NIM : B0D013059
KELOMPOK : 10




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014





























HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat
Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah
Biologi Dasar


Mataram, 3 Juni 2013
Co.Ast



Praktikan


(Hamzan Wadi)
B1D012114






KATA PENGANTAR
Tiada sepatah katapun yang patut kami ucapkan, setelah terselesainya penyusunan
Laporan Tetap Praktikum Dasar Mikrobiologi ini, kecuali ucapan tahmid dan tasyakur kehadirat
Allah SWT. Karena dari kehadirat-Nyalah datangnya semua nikmat.
Penyusunan Laporan Tetap Praktikum Dasar Mikrobiologi ini merupakan sebagian syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah Kimia Dasar, laporan ini terdiri atas empat acara praktikum
dan tiap-tiap acara memuat tujuan, landasan teori, alat dan bahan praktikum, cara kerja serta
hasil pengamatan.
Kami menyadari akan kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan Laporan Tetap
Praktikum Dasar Mikrobiologi ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangatlah
kami harapkan demi penyempurnaannya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tetap praktikum Dasar Mikrobiologi ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi
kita semua. Amiin



Mataram, 3 Juni 2013


Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHANii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI..iv
ACARA III : Isolasi Dan Pembiakan Mikroba
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA IV : Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroba
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA V : Analisis Dan Kuantitatif Mikroba
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA VI : Pengecatan Gram
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

















ACARA III

ISOLASI DAN PEMBIAKAN
MIKROBA







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat dimana-mana, jadi persiapan untuk biakan murni, tidak
saja isolasi mikroorganisme tertentu dari populasi mikroba campuran di alam, tetapi juga
pemeliharaan individu yang diisolasi itu dan keturunannya pada lingkungan buatan, dan di
dalamnya dicegah pemasukan mikroorganisme lain. Mikrooganisme tidak memerlukan banyak
ruangan untuk perkembanganny, sebab itu media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah
tabung percobaan, labu, atau cawan petri: ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme. Pada permulaannya bejana biakan harus dijadikan steril (bebas
dari setiap mikroorganisme yang hidup) dan, setelah dimasukkan jenis mikroorganisme yang
diinginkan, bejana itu harus dilindungi terhadap kontaminasi yang berikut dari luar.

Biakan mikroorganisme yang murni yang membentuk koloni terpisah pada media
padat dapat diperoleh dengan salah satu modifikasi metode semai. Metode ini mencakup
pemisahan dan pelumpuhan organisme individu di dalam medium zat gizi yang dipadatkan
dengan agar atau dengan bahan mengeras lain yang cocok. Setiap organisme yang tumbuh
menjadi koloni dan dari sini pemindahan dapat segera dilakukan.


1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan dari masing-masing mikroba yang diisolasi dan
diinokulasi pada medium pertumbuhan yang digunakan.
Mahasiswa dapat mengetahui media apa saja yang biasa digunakan untuk isolasi dan pembiakan
bakteri.








BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,
sebab itu, media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan, labu, atau cawan
petri. Ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Pada
permulaannya bejana biakan harus dijadikan steril (bebas dari setiap mikroorganisme yang
hidup). Dan setelah dimasukkan jenis mikroorganisme yang diinginkan, bejana itu harus
dilindungi terhadap kontaminasi yang berikut dari luar (Stanier, 1982).

Jika bakteri ditumbuhkan pada suatu medium kultur di laboratorium, sel dapat
berkelompok satu sama lainnya. Cocci misalnya, dapat bergandengan dalam bentuk rantai
(streptococci) atau tersusun dalam suatu kelompok atau staphylococci (Gaman, 1992).




























BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Materi Praktikum

A. Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. cawan petri
2. ose
3. lampu Bunsen
4. inkubator
5.kertas label

B. Bahan praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Medium MCA
2. Bakteri E. coli

3.2 Metode Praktikum
A. Isolasi E. Coli (pada medium MCA cawan petri secara goresan)
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Medium MCA dicairkan terlebih dahulu
3. MCA cair dituang dalam cawan petri steril dan dibiarkan hingga memadat
4. Biakan E. Coli diambil dengan ose bulat dan dipindahkan ke medium MCA dalam cawan petri
dengan cara menggoreskan secara langsung, dan kuadran
5. Ose dipijarkan kembali, dan cawan ditutup dengan baik
6. Cawan petri dimasukkan dalam incubator dengan posisi terbaik pada suhu 34
o
C selama 2 x 24
jam
7. Bersihakan dan kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.




BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum
Adapun Hasil Praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Bakteri,
Dilihat dari bagian atas cawan petri kemudian dicocokkan dengan gambar yang ada pada buku
pedoman praktikum. Maka diperoleh hasil bentuk bulat dengan tepi berserabut.
2. Warna Bakteri
Dilihat langsung terhadap koloni yang tumbuh pada cawan petri dan diperoeh hasil warna bakteri
yaitu di tengah putih dan ditepinya ungu kemerahan.
3. Margin Bakteri
Dilihat dari bagian samping cawan petri dan diperoleh hasil Margin bakteri yaitu Helus.
4. Penonjolan
Pada pengamatan penonjolan, yang diamati hanya satu koloni dan diperoleh hasil yaitu
Umbonet.

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai isolasi dan pembiakan mikroba
dengan tujuan memindahkan mikroba untuk memperbanyak, selain ditumbuhkan juga perlu
dilakukan isolasi.

Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal:
mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu
mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri. Udara,
air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.

Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran.
Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk
mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus
dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan
murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.Proses
pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan
mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi
yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan
Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan,
2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal.

Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme
sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni
yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan
metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme
tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa
sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem
reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri
menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk
membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap
bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai
berjam-jam atau berhari-hari.

Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi
ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan
memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva
pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan yaitu :
a) Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga
tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.



b) Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel
yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase
tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang
lainnya lagi selesai membelah.
c) Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama
dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat
disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang
cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.
d) Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati,
yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju
pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
















BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu:
a) Goresan langsung
b) Goresan kuadran
c) Goresan radian
2. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan berdasarkan besarnya, warna
penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya atau margin dan bentuk
kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan
datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib
yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.



















DAFTAR PUSTAKA


Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Stanier, Roger Y. 1982. Dunia Mikroba I. Jakarta: Bhratara Karya Aksara













































ACARA IV

PENGARUH LINGKUNGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN
MIKROBA











BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk
pertumbuhan dan perbanyakannya. Terdapat variasi persyaratan pertumbuhan untuk spesies
yang berbeda. Laju perbanyakan bakteri variasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya.
Pada kondisi optimal, hamper semua bakteri memperbanyak diri dengan pembelahan biner sekali
setiap 20 menit. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba
diantaranya adalah suhu, tekanan osmotik, sinar ultraviolet, dan pH.

Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, suhu
pertumbuhan minimal dan suhu pertumbuhan optimal, yaitu suhu yang memberikan
pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat. Suhu optimal biasanya lebih dekat ke suhu
maksimal daripada suhu minimal. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 0-
20
o
C disebut psikofil. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 20-50
o
C
sedangkan Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 50-100
o
C disebut thermofil.

Tersedianya oksigen juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Bakteri diklasifikasikan menjadi empat kelompok menurut keperluan oksigennya:
a. Aerob obligat, hanya dapat tumbuh jika terdapat persediaan oksigen yang banyak.
b. Aerob fakultatif, tumbuh dengan baik jika oksigen cukup, tetapi juga dapat tumbuh secara
anaerob
c. Anaerob obligat, hanya dapat tumbuh jika tidak ada oksigen.
d. Anaerob fakultatif, tumbuh sangat baik jika tidak ada oksigen, tetapi dapat tumbuh secara aerob.


1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba.
Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi mikroorganisme berdasarkan suhu pertumbuhan yang
diperlukannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu
pertumbuhan yang diperlukannya (Gaman, 1992).
a) Psikrofil (organisme yang suka dingin) dapat tumbuh baik pada suhu di bawah 20
0
C, kisaran
suhu optimalnya adalah 10
0
C sampai 20
0
C.
b) Mesofil (organisme yang suka pada suhu sedang) memiliki suhu pertumbuhan optimal antara
20
0
C sampai 45
0
C.
c) Termofil (organisme yang suka pada suhu tinggi) dapat tumbuh baik pada suhu di atas 45
0
C
kisaran pertumbuhan optimalnya adalah 50
0
C sampai 60
0
C.
Umumnya cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroorganisme yang
tidak mempunyai pigmen fotosintesa. Sedang cahaya dengan gelombang pendek dapat
berpengaruh terhadap jasad hidup. Sinar dengan gelombang panjang juga mempunyai daya foto
dinamik dan daya biofisik, misalnya cahaya matahari. Jika energy radiasi diabsorbsi oleh sel
mikroorganisme, akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Ionisasi molekul tertentu
dari protoplasma dapat menyebabkan kematian, perubahan genetik atapun dapat pula
menghambat pertumbuhan (Suriawiria, 1993).
Radiasi mungkin didefinisi sebagai transmisi energy melalui ruangan. Semua
bentuk radiasi dapat merusak mikroorganisme, yang menyebabkan kematian atau mutasi. Dua
kelompok utama radiasi yang telah digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme adalah
radiasi pengionan (sinar-X, sinar Gamma dan sinar katode) dan sinar ultraviolet. Jika digunakan
dengan intensitas yang cukup, cahaya ultraviolet efektif dalam mematikan bakteri, tetapi
mempunyai keterbatasan utama, cahaya ultraviolet telah digunakan untuk mengurangi populasi
mikroorganisme di udara dalam ruangan operasi, laboratorium bakteriologi, pabrik roti, rumah
makan, dan tempat-tempat makanan lainnya (Volk, 1988).










BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM


3.1 Materi Praktikum

A. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tabung Reaksi
2. Kertas label
3. Kulkas
4. Incubator
5. Ose
6. Alatradiasi UV

B. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. NB
(Nutrien Broth)
2. Media NA ( Nutrient Agar) 3.
Bakteri E. Coli

3.2 Metode Praktikum
A. Pengaruh Suhu
1. Sediakan alat dan bahan praktikum
2. Sediakan tiga tabung reaksi dan tempatkan pada rak tabung reaksi.
3. Masukkan 1 ml NB (Nutrien Broth) ke dalam ketiga tabung reaksi.
4. Masukkan bakteri E. Coli ke dalam ketiga tabung reaksi kemudian celupkan sehingga sampai
terjadi kekeruhan.
5. Tutup ketiga tabung reaksi dengan kapas kemudian diberi label.
6. Tabung no. 1 dimasukkan ke dalam suhu ruang dengan suhu 30
o
C
7. Tabung no. 2 dimasukkan ke dalam incubator dengan suhu 34
o
C
8. Tabung no. 3 dimasukkan ke dalam kulkas dengan suhu 0-20
o
C
9. Ketiganya didiamkan selama 2 x 24 jam.
10. Kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.





B. Pengaruh Sinar Ultraviolet
1. Sediakan alat dan bahan praktikum
2. Masukkan bakteri E. Coli pada cawan petri yang berisi media Na dengan goresan kuadran.
3. masukkan media biakan kedalam alat radiasi Ultraviolet selama 10 menit dengan panjang
gelombang 365 Nm.
4. Masukkan ke dalam incubator dengan suhu 34
o
C dengan cara posisi cawan petri dibalik.
5. Incubasi selama 2 x 24 jam.
6. Kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.


























BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum

Adapun hasil praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan pengaruh suhu
No Perlakuan (Inkubasi) Hasil
1 Inkubator ++
2 Suhu Ruang +
3 Kulkas -

2. Hasil Pengamatan Pengaruh Radiasi Sinar UV
No Perlakuan (waktu/panjang gelombang) Hasil
1 Kontrol +
2 10 menit/365 Nm +
3 15 menit/365 Nm +++

Keterangan :
- : Tidak Tumbuh
+ : Sedikit
++ : Sedang
+++ : Banyak









4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan mikroba. Adapun hal-hal yang diamati yaitu pengaruh suhu dan pengaruh sinar
ultraviolet. Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan.
Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi,
dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di
dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang
mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik
persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media
penunjang pertumbuhan mikroba.

Di dalam mikrobiologi, media diartikan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Selain itu, media juda dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan biokimia, serta perhitungan jumlah mikoorganisme. Ada berbagai macam
jenis media pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sumbernya, media di bagi atas dua yaitu media
sintetik dan media alami.

Dalam percobaan ini, medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba adalah
Nutrien Broth dan media Na. Perbedaan pertumbuhan mikroba sangat ditentukan dengan
perlakuan yang diberikan, baik itu perlakuan dari analis atau perlakuan fisiko kimia yang
diberikan untuk mengamati kondisi optimum pertumbuhan mikroba.

Setiap spesies mikroba memiliki aktivitas yang berbeda-beda dalam melakukan
pertumbuhan. Pertumbuhan mikroba diartikan sebagai pembelahan sel atau semakin banyaknya
organisme yang terbentuk. Mikroba akan semakin cepat pertumbuhannya apabila ia diinkubasi
dalam suasana yang disukai oleh mikroba. Kondisi pertumbuhan suatu mikroba tidak akan lepas
dari faktor fisiko-kimia, seperti pH, suhu, tekanan, salinitas, kandungan nutrisi media, sterilitas
media, kontaminan dan paparan radiasi yang bersifat inhibitor.

Percobaan ini bertujuan untuk mengamati tentang bagaimana pertumbuhan mikroba yang
dibiakkan dalam media yang divariasikan suhu dan radiasi sinar UV. Berdasarkan suhu optimum
untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. Psikrofilik (0-20
o
C), 2.
Mesofilik (20-50
o
C), 3. Termofilik (50-60
o
C). Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat
menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim.
Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat
mendenaturasi enzim. Sehingga enzim akan rusak dan tidak dapat bekerja untuk mensintesis zat-
zat yang dibutuhkan mikroba. Dalam percobaan yang dilakukan variasi kondisi yang diberikan
pada mikroba di waktu inkubasinya adalah pada suhu kamar 30
o
C. Dari hasil percobaan ini
diketahui kondisi optimum mikroba sampel untuk tumbuh pada suhu 34
o
C, dimana pada suhu
tersebut media tampak keruh, kekeruhan menandakan banyaknya mikroba yang tumbuh dalam
media tersebut.

Di prosedur kedua ingin dilihat pengaruh pemaparan sinar UV terhadap pertumbuhan
mikroba di media, variasi waktu pemaparan dilakukan selama 10 menit dan 15 menit. Pada
dasarnya sinar UV memiliki panjang gelombang 365 Nm dan dapat membunuh mikroba dengan
memaparkan radiasi yang diserap oleh asam nukleat, asam nukleat merupakan DNA bagi
mikroba sehingga apabila DNA rusak maka mikroba tidak dapat melakukan pembelahan dan
akhirnya mati. Hipotesis awal yang dapat diambil adalah pertumbuhan mikroba akan semakin
menurun seiring dengan lamanya mikroba dipaparkan oleh sinar UV.

Hasil yang diperoleh pada percobaan menunjukkan ada perbedaan terhadap mikroba
yang telah dipaparkan sinar UV dengan variasi waktu tersebut, bahkan mikroba dapat tumbuh
dengan subur di dua media. Hal ini diakibatkan terjadinya kesalahan praktikan dalam melakukan
prosedur sehingga tidak diperoleh hasil sesuai teori.


















BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Semua mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk
Pertumbuhan dan perbanyakannya.
2. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, suhu pertumbuhan minimal
dan suhu pertumbuhan optimal, yaitu suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik dan
perbanyakan diri tercepat.
3. Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu pertumbuhan
yang diperlukannya yaitu:
a) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 0-20
o
C disebut psikofil.
b) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 20-50
o
C
c) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 50-100
o
C disebut thermofil.
4. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba diantaranya adalah
suhu, tekanan osmotik, sinar ultraviolet, dan pH.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan
dating tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib
yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.












DAFTAR PUSTAKA

Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Suriawiria, unus. 1993. Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni
Volk, Wesley A. 1988. Mikrobiologi sDasar. Jakarta: Erlangga











































ACARA V

ANALISIS KUANTITATIF
MIKROBA











BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah, air dan udara merupakan tempat atau sarang mikroba. Untuk mengetahui
serta menghitung jumlah sel mikroba yang terkandung pada tempat-tempat tersebut tidaklah
mudah. Terdapat tahapan serta teknik tertentu untuk dapat menghitung jumlah mikroba yang
terkandung dalam suatu suspensi.

Dalam praktikum kali ini, dilakukan metode perhitungan, namun sebelum
melakukan perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba.
Terdapat dua cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan
(Technique Plate Count/TPC) dan metode hitungan Most Probable Number/MPN.

Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri
adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan
CFUs/volume atau berat. CFUs adalah singkatan dari Coloni Forming Units yang artinya unit-
unit/satuan pembentuk koloni. Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau
sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal.

1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui jumlah mikroba dalam sampel dengan metode SPC (Standar Plate
Count).
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah koloni bakteri.











BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di
anggap sebagai sel hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau
membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung
dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup (Schlegel, 1994).

Perhitungan kelompok bakteri Coli mempergunakan JPT (jumlah perkiraan
terdekat) MPN (Most Probable Number), dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan
apakah jenis-jenis di dalam kelompok tersebut termasuk Coli fekal/FCB (Fecal Coliform
Bacterial) ataupun non-FCB. Perbedaan kedua kelompok tersebut dilakukan berdasarkan
temperature inkubasi, yaitu untuk FCB (42 1
o
C) dan untuk non-FCB (37 1
o
C) (Suriawiria,
1992).




























BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Materi Praktikum
A. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tabung Reaksi
2. Pipet
3. Cawan petri
4. Kertas label
5. Incubator
6. Kapas
B. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. NACL
2. Media NA
3. Sampel (kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37
O
C selama 5 menit)


3.2 Metode Praktikum

A. Cara pengenceran
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan 5 tabung reaksi
3. Tabung no.1 berisi kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37
o
C selam 5 menit
4. Tabung no.2,3,4 dan 5 dimasukan NaCl fisiologis sebanyak 9 ml
5. Dari tabung no. 1 yang berisi kuning telur diambil 1 ml dengan pipet kemudian masukkan pada
tabung no. 2 dan dicampur sampai homogen.
6. Dari tabung no. 2 diambil 1 ml kemudian masukkan pada tabung no. 3 dan dicampur sampai
homogen.
7. Begitu seterusnya dilakukan perlakuan yang sama terhadap tabung no. 3,4 dan 5.
8. Tentukan dua dari empat tabung yang akan digunakan
9. Siapkan Petridis kemudian ambil 1 ml dari ke 2 tabung tersebut dan tuangkan ke dalam Petridis.
10. Campurkan media Na (Nutrian Agar) dengan suhu 45
o
C kemudian tuangkan ke dalam Petridis
11. Letakkan Petridis pada bidang datar dan goyangkan perlahan-lahan sampai membeku
12. Beri label kemudian simpan pada incubator selama 2 x 24 jam dengan posisi terbalik
13. Bersihkan dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya.

B. Cara menghitung jumlah koloni
1. Setelah incubasi selama 2 x 24 jam kemudian kita menghitung jumlah koloni dengan bantuan
alat coloni counter
2. Pada saat menghitung jumlah koloni posisi Petridis dalam keadaan terbalik
3. Tekan pada bagian dimana tumbuhnya koloni dengan menggunakan alat pada coloni counter
4. Jika koloni berdempetan tetap dihitung satu koloni


















BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum
Adapun Hasil Praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hasil penghitungan jumlah bakteri
No Sampel Pengenceran Jumlah Koloni
1 Kuning telur Fasteorisasi
37
o
C selama 5 menit
10
-1
205
2 Kuning telur Fasteorisasi
37
o
C selama 5 menit
10
-2
257
3 Kuning telur Fasteorisasi
37
o
C selama 5 menit
10
-3
275

2. Cara Penghitungan :
Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer)

1. Diketehui :
Jumlah koloni : 205
Faktor Pengencer : 10
-1

Jawab :
Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer)
per ml = 205 x 1/10
-1

= 205 x 10
1
CFU/ml
= 20,5 dibulatkan menjadi 21 x 10
2
CFU/ml
2. Diketehui :
Jumlah koloni : 257
Faktor Pengencer : 10
-2

Jawab :
Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer)
per ml = 257 x 1/10
-2

= 257 x 10
2
CFU/ml
= 257 dibulatkan menjadi 257 x 10
2
CFU/ml

3. Diketehui :
Jumlah koloni : 275
Faktor Pengencer : 10
-3

Jawab :
Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer)
per ml = 275 x 1/10
-3

= 275 x 10
3
CFU/ml
= 275 x 10
3
CFU/m
4.2 Pembahasan

Dalam praktikum ini dilakukan percobaan Analisis Kuantitatif Mikroba, dengan
sampel kuning telur yang dipasteurisasi pada suhu 37
o
C selama 5 menit. Sebelum melakukan
perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba. Terdapat dua
cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan (Technique
Plate Count/TPC) dan metode hitungan Most Probable Number/MPN.

Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di
anggap sebagai sel hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau
membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung
dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup
Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu
sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral plate), MPN,
menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas
metabolik, turbidimetri, berat kering dll.). Namun dalam percobaan ini lebih ditekankan pada
metode yang memerlukan penghitungan koloni pada cawan petri, seperti membrane filtration,
spread plate, pour plate.

Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri
adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan
CFUs/volume atau berat. CFUs adalah singkatan dari Coloni Forming Units yang artinya unit-
unit / satuan pembentuk koloni, yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau
sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal.

Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang
memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada pula
bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya, seperti halnya yang
terjadi pada streptococcus, diplococcus, sarcina dll. sehingga penyebarannya berkelompok-
kelompok. Pada jenis yang seperti ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka
pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa
sel.





BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di anggap sebagai sel
hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau membentuk suspensi
dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung dengan berbagai
metode untuk menetapkan jumlah sel hidup.
2. Berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup, Metode Penghitungan tersebut adalah :
a) Metode hitung bakteri
b) Metode total bakteri hidup dan mati
c) Metode pour plate
d) Metode spread plate
e) Metode Most Probable Plate
3. Jumlah koloni bakteri yang hidup juga dipengaruhi oleh pengencernya.


5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan
datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib
yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.













DAFTAR PUSTAKA

Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Suriawiria, unus. 1993. Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni
















































ACARA VI

PENGECATAN GRAM





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram, pada tahun
1884. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri
Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan
Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti
Mycoplasma sp. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi berwarana violet jika dilihat
dengan mikroskop, adalah bakteri gram positif. Bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat
adalah bakteri gram negatif dan nampak berwarna merah muda.

Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di
laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi
mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan
tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan cepat dan biaya murah serta, dalam kasus tertentu, dapat membantu dokter
untuk memulai terapi suatu penyakit tanpa menunggu hasil kultur.

1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami morfologi bakteri dengan cara melakukan
pengecatan.
Mahasiswa dapat mengetahui cat yang umum dipakai dalam pengecatan bakteri yaitu
pengecatan Gram.
Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.









BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan tehnik pengecatan gram, dibagi menjadi bakteri gram positif
(dinding sel peptidoglikan tebal) dan gram negatif ( dinding sel peptidoglikan tipis dan tertutup
oleh sebuah lapisan lipopolisakarida). Christian gram, bakteriolog Denmark, pada tahun 1843
mengelompokkan bakteri menjadi dua golongan berdasarkan reaksi pengecatan. Kedua golongan
tersebut, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri
yang tidak dapat dihilangkan warnanya dengan etil alkohol 95% setelah pengecatan dengan
violet dan iodine menghasilkan warna ungu. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang warnanya
mudah dihilangkan dengan cara sama sehingga sulit dilihat oleh mikroskop, oleh karena itu perlu
pengecatan counterstain untuk memunculkan warna merah sehingga dapat dilihat oleh
mikroskop (Sudjino, 2007).

Sel bakteri secara keseluruhan atau bagian dari sel memungkinkan untuk di cat
dengan berbagai cat atau warna. Kemampuannya untuk mengikat cat tergantung atas spesies
bakteri. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi
warna violet jika dilihat dengan mikroskop adalah bakteri Gram positif, bakteri yang lain yang
tidak dapat mengikat cat adalah bakteri Gram negatif dan Nampak berwarana merah muda
(Gaman, 1992).




















BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Materi Praktikum
A. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tabung Reaksi
2. Pipet
3. Cawan petri
4. Kertas label
5. Incubator
6. Kapas
7. Slide Glass
8. Ose
9. Lampu Bunsent
10. Mikroskop Cahaya
11. Jembatan Pengecatan
B. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. NACL
2. Media NA
3. Sampel (Kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37
O
C selama 5 menit)
4. Crystal Violet (Cat Dasar)
5. Cairan Lugol (Cat Penguat)
6. Etanol 96%
7. Vuchen













3.2 Metode Praktikum

1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil satu tetes NaCl fisiologis dengan memakai pipet kemudian teteskan pada slide.
3. Ambil biakan bakteri atau mikroba (satu mata ose) kemudian campur dengan merata dengan
NaCl, kemudian setelah tercampur lakukan fiksasi (pemijaran) di atas api, panaskan sampai
mengering agar mikroba mati.
4. Setelah itu lakukan pengecatan dengan:
a. Gentian violet atau Kristal violet yang berguna sebagai cat dasar
Caranya:
preparat yang sudah kering letakkan pada jembatan pengecatan, dan teteskan 1 tetes kemudian
ratakan dan diamkan selama satu menit
lakukan pencucian dengan air mengalir dan tiriskan
b. pengecatan dengan lugol sebagai cat penguat dengan cara yang sama seperti pada pengecatan
pertama.
c. Pengecatan dengan Etanol 96 % sebagai cat peluntur dengan cara yang sama seperti pada
pengecatan sebelumnya dengan waktu 15 detik
d. Pengecatan dengan vuchin dengan cara sama seperti pengecatan sebelumnya dengan waktu 90
detik atau 2 menit
5. Lakukan pengeringan dengan diangin-anginkan sampai kering
6. Lakukan pemeriksaan warna morfologi morfologi di bawah mikroskop cahaya dengan
pembesaran 100x oil emertion sebanyak satu tetes untuk memperjelas objek.
7. Bersihkan dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya.











BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Hasil pengamatan dengan mikroskop (pembesaran 100 x dan ditambahkan oil imersil
sebanyak satu tetes).



















4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan mengenai Pengecatan Gram. Metode
pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram, pada tahun 1884. Pengecatan Gram
merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk
kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang
diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat
digunakan untuk identifikasi awal.

Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis zat pewarna, cara ini
disebut pewarna sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk pewarna sederhana
misalnya biru methilen. Pewarna bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu :
pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan structural, dan pewarnaan untuk
menguji adanya komponen tertentu di dalam sel.
Dalam praktikum ini dilakukan empat kali pengecatan yaitu: cristal violet yang
berfungsi sebagai cat dasar, setelah itu pengecatan dilakukan dengan cairan lugol yang berfungsi
sebagai cat penguat kemudian dengan etanol 96% sebagai cat peluntur dan pengecatan dengan
vuchin yang berfungsi sebagai cat penutup.
Sel bakteri secara keseluruhan atau bagian dari sel memungkinkan untuk di cat
dengan berbagai cat atau warna. Kemampuannya untuk mengikat cat tergantung atas spesies
bakteri. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.

Setelah melakukan praktikum dan diamati dengan mikroskop dengan pembesaran
100 x dan ditambahkan oil imertion sebanyak satu tetes untuk memperjelas objek pada
mikroskop sehingga dihasilkan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri yang dapat
mengikat cat menjadi berwarana violet jika dilihat dengan mikroskop, adalah bakteri gram
positif. Bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat adalah bakteri gram negatif dan nampak
berwarna merah muda.



















BAB V

PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif
berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap pengecatannya.
2. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi warna violet jika dilihat dengan mikroskop adalah
bakteri Gram positif dan bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat adalah bakteri Gram
negatif dan nampak berwarana merah muda.


5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan
datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib
yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.


















DAFTAR PUSTAKA

Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Sudjino, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai