Anda di halaman 1dari 8

KELAYAKAN USAHATANI

TANAMAN TAHUNAN
Silvana Maulidah, SP, MP
Laboratorium
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: silvanamau@yahoo.com

1. PENDAHULUAN 4. IRR
- Pengantar 5. ANALISIS KELAYAKAN MODUL
- Tujuan FINANSIAL TANAMAN
2. B/C RATIO TAHUNAN

9
3. NPV

1. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


Dengan mengunakan analisis manfaat finansial, kelayakan
usaha yang direncanakan ditentukan dengan menggunakan tiga
kriteria, yaitu analisis NPV, IRR dan analisis Net B/C. Peramalan
harga faktor produksi dan harga produksinya pada masa
mendatang tidaklah mudah. Analisis kepekaan dapat dilakukan
dengan cara merubah nilai variabel-variabel dalam perhitungan net
present value (NPV) yang berpengaruh terhadap hasil analisis
cost-benefit dari suatu proyek. Dalam analisis cost-benefit dengan
menggunakan net present value (NPV), variabel yang paling
berpengaruh adalah discount rate. Suatu tingkat discount rate
dapat dirubah untuk melihat bagaimana nilai cost dan benefit
mengalami perubahan pada tingkat discount rate yang lebih tinggi
maupun pada tingkat discount rate yang lebih rendah (Perkins,
1994). (SPEED)
Metode analisis NPV dapat memberikan gambaran mengenai
besarnya pengaruh keberadaan suatu proyek terhadap
kesejahteraan sosial masyarakat suatu negara dengan cara
melakukan penilaian antara cost dan benefit yang dapat
ditimbulkan sebagai akibat keberadaannya. Dalam penggunaan
metode analisis NPV, terhadap keseluruhan data-data yang akan
dianalisis terlebih dahulu dilakukan proses discounting. Maksud
dari proses discounting adalah proses pendeflasian pendapatan
masa yang akan datang sehingga bernilai sama dengan nilai
pendapatan saat ini. Hal ini dilakukan untuk memperoleh nilai
pendapatan yang sebanding agar dapat dilakukan perhitungan dan
perbandingan antara cost dan benefit. Faktor yang digunakan
untuk men-discounting nilai cost dan benefit dari pendapatan yang
akan datang disebut discount rate dan biasanya dinyatakan dalam
prosentase.
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016

IRR merupakan nilai discount rate dimana hasil akhir NPV dari suatu analisis cost-
benefit adalah bernilai nol, atau dengan kata lain, IRR merupakan kondisi dimana cost
dan benefit dari suatu proyek adalah bernilai sama. IRR adalah suatu hal yang penting
untuk mengukur dan melakukan penilaian terhadap discount rate yang diterapkan
dalam analisis cost-benefit suatu proyek, sehingga dapat diketahui apakah nilainya
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Metode Cost Benefit Ratio Index ini mencari
hasil dalam bentuk ratio dengan cara membagi nilai sekarang dari seluruh
pendapatan, dan dari suatu usaha secara membungakannya dengan bunga dibagi
dengan biaya usaha. Hasil-hasil yang segera didapat kemudian dipertimbangkan untuk
dipilih adalah yang cost benefit ratio atau probability indexnya sama atau lebih besar
dari satu ( >1 ), sebab cost benefit ratio yang kuang dari satu (< 1) menggambarkan
nilai sekarang dari pendapatan adalah lebih rendah dari pengeluarannya, dan hasil-
hasil yang seperti itu harus di tolak.

Setiap petani pada hakekatnya menjalankan sebuah perusahaan pertanian di atas


usahataninya. Usahatani tersebut merupakan suatu perusahaan pertanian karena
tujuannya bersifat ekonomis

Menurut Kadariah (1999), untuk mengetahui daya tarik suatu proyek, ada tiga
kriteria investasi yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu: Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Interest (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Suatu proyek
dikatakan layak bila proyek tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut:
 NPV lebih besar dari nol.
 IRR lebih besar dari discount rate yang sedang berlaku.
 Net B/C lebih besar dari 1.

Cara penghitungan NPV merupakan cara yang paling praktis untuk mengetahui
apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Kriteria lain adalah IRR dan Net B/C.
IRR (Internal Rate of Return) merupakan tingkat keuntungan atas investasi bersih
dalam suatu proyek jika setiap benefit bersih yang diwujudkan (setiap Bt-Ct yang
bersifat positif) secara otomatis digunakan lagi dalam tahun berikutnya. Keuntungan
yang dihasilkan sama dan diberi bunga selama sisa proyek. Sedangkan Net B/C
merupakan perbandingan di mana pembilangnya terdiri dari present value dari total
biaya bersih.

Tujuan Kegiatan Belajar :


Dengan mempelajari materi dalam modul ini, diharapkan mendapatkan
pemahaman tentang:
 Pengertian kelayakan usahatani tanaman tahunan
 IRR, NPV, B/C Ratio serta penerapannya dalam usahatani
 Menganalisis kelayakan usahatani tanaman tahunan

Page 2 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016

2. B/C RATIO( BENEFIT COST RATIO)

Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat
efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang
positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, atau dengan kata lain Net
B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dangan jumlah NPV negatif dan
ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan kita peroleh dari cost yang
kita keluarkan (Gray, 1997).

Dalam analisis ini, data yang diutamakan adalah besarnya manfaat yang
didapat. Kriteria ini memberikan pedoman bahwa suatu proyek akan dipilih apabila
Net B/C > 1. Sebaliknya, bila suatu proyek memberi hasil Net B/C < 1, maka proyek
tidak akan diterima.

Rumusan yang digunakan adalah:


n
Bt  Ct
 1  i 
t 1
t
Net B / C 
Ct  Bt
n

 1  i 
t 1
t

Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek
i = tingkat suku bunga yang berlaku

Kriteria yang dapat diperoleh dari penghitungan Net B/C antara lain:
Net B/C > 1, maka usahatani menguntungkan;
Net B/C = 1, maka usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan;
Net B/C < 1, maka usahatani merugikan

3. NPV (NET PRESENT VALUE)

Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat
finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan
dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima
dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas
bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi
adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh
alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha. Jadi, untuk
menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi
yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis
dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang
bersangkutan.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto, net present value adalah selisih antara
present value dari keseluruhan proceeds yang didiscontokan atas dasar biaya modal
Page 3 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016
tertentu dengan present value pengeluaran modal.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present Value
adalah Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present
value dari proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini
adalah: Proyek layak jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV
bertanda negatif.

Maka Istilah Net Present Value sering diterjemahkan sebagai nilai bersih
sekarang. Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang
praktis untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak. Keuntungan
dari suatu proyek adalah besarnya penerimaan dikurangi pembiayaan yang
dikeluarkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah selisih antara
Present Value dari arus Benefit dikurangi Present Value PV dari arus biaya
(Soekartawi, 1996). Dalam kriteria ini dikatakan bahwa proyek akan dipilih apabila
nilai NPV lebih besar dari nol. Kesimpulannya jika suatu proyek mempunyai NPV
kurang dari nol, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Rumus
NPV dalam analisis proyek dituliskan sebagai berikut.

n
Bt  Ct
NPV  
t 0 1  i t
Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan usahatani pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek (10 tahun)
i = tingkat suku bunga yang berlaku (14%)

Suatu proyek dikatakan layak untuk dilakukan bila menghasilkan NPV > 0. Bila
NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan.

4. IRR (INTERNAL RATE OF RETURN)

IRR menunjukkan kemampuan suatu investasi atau usaha dalam


menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang bisa dipakai. Kriteria yang
dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu usaha layak dijalankan adalah jika nilai
IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usahatani
tersebut diusahakan (Gittinger, 1993). Jadi, jika IRR lebih tinggi tingkat bunga
bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk
dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk
dilaksanakan.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis
investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai
yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya
diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR
dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value
Page 4 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016
cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV
sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut
akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima
jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan
IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan
yang berpola tidak seragam.
Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa: Adapun langkah-langkah
menghitung IRR untuk pola cash flow yang sama adalah sebagai beiikut:
 Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi.
 Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang
sama atau mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas.
IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh.
 Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan
menggunakan interpolasi.
Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam,
dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut:
 Hitung rata-rata cash inflow per tahun
 Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui
"estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi.
 Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti
langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk
seragam (anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'.
 Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu
diperbesar atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya.
Apabila cash inflow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama
temyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam langkah ke 1 di
atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila
sebaliknya maka perkecillah discount tersebut.
 Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian
hitunglah NPV dari proyek tersebut.
 Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount
rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount
rate tersebut.
 Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru,
sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara berurutan
menghasilkan NPV yang positif dan negatif.

Dengan jalan interpolasi maka akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya.
IRR dirumuskan sebagai berikut:

IRR  i1 
NPV1
i2  i1 
NPV1  NPV2
Keterangan:
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
I1 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai positif
I2 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai negatif
Page 5 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016
Suatu proyek akan dipilih bila nilai IRR yang dihasilkan lebih tinggi daripada
tingkat suku bunga yang berlaku (IRR > social discount rate). Bila IRR < social
discount rate menunjukkan bahwa modal proyek akan lebih menguntungkan bila
didepositokan di bank dibandingkan bila digunakan untuk menjalankan proyek.

5. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TANAMAN


TAHUNAN

Suatu usaha yang dijalankan dalam jangka panjang biasanya perlu


diketahui kelayakannya. Kelayakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kelayakan finansial, yaitu kelayakan yang ditinjau dari aspek keuangan, berupa
nilai investasi, biaya (cost), dan manfaat (benefit). Berikut dapat dijelaskan dalam
usaha yang bersifat tahunan seperti usahatani anggur (Destyana, 2010) yang
melakukan analisis kelayakan dengan menggunakan alat analisis kriteria
investasi, antara lain NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan
Net B/C. Hasil dari perhitungan NPV, IRR, dan Net B/C menunjukkan nilai yang
akan diterima di masa akan datang yang dihitung dengan mengalikan nilai
sekarang dengan discount factor (faktor diskonto). Sedangkan analisis payback
period dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal untuk
investasi. Dengan asumsi Tingkat suku bunga yaitu sebesar 14%.

Tabel 1. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Anggur Prabu Bestari (per Ha) di
Kecamatan Wonoasih, Probolinggo.
Kriteria Kelayakan Nilai Kesimpulan
Net B/C 1,85 Layak
NPV Rp. 54.192.293,31 Layak
IRR 28.67 Layak
Payback Period 5 tahun 4 bulan Layak
Sumber: Data Primer diolah, 2010

Data pada Tabel 1 yang telah melalui proses perhitungan menunjukkan bahwa
pada tingkat suku bunga 14% per tahun, usahatani anggur di Kecamatan Wonoasih
layak untuk diusahakan lebih lanjut, karena memiliki nilai Net B/C sebesar 1,85,
pada tingkat suku bunga bank 14%. Net B/C merupakan perbandingan antara
biaya dengan penerimaan yang telah dikalikan dengan discount factor, dimana
suatu usaha layak untuk dikembangkan apabila nilai Net B/C-nya lebih dari satu.
Hasil perhitungan Net B/C dalam analisis usahatani ini menghasilkan nilai 1,85

Page 6 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016
sehingga usahatani layak untuk dikembangkan. Nilai tersebut mengartikan bahwa
setiap Rp. 1,00 investasi yang dikeluarkan oleh petani dapat menambah
keuntungan (net benefit) sebesar Rp. 1,85. Semakin besar nila Net B/C maka suatu
usaha akan semakin menguntungkan.
Selain itu, usahatani anggur Prabu Bestari itu dikatakan layak karena
memenuhi kriteria investasi lainnya, yakni memiliki nilai NPV yang positif (NPV >
0). Nilai NPV menunjukkan tingkat keuntungan petani dalam berusahatani anggur
Prabu Bestari jika usaha tersebut berjalan selama 10 tahun yang dihitung dengan
menggunakan nilai sekarang dan tingkat suku bunga yang berlaku sekaran. Hasil
perhitungan NPV dengan tingkat suku bunga sebesar 14% menghasilkan NPV
sebesar Rp. 54.192.293,31. Dimana nilai tersebut menunjukkan nilai NPV positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani anggur Prabu Bestari dikatakan layak
untuk dikembangkan.
Menurut kriteria investasi yang lain, usahatani anggur Prabu Bestari
memiliki nilai IRR 28,67%, lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku yang
besarnya 14%. Nilai IRR menunjukkan nilai tingkat suku bunga di saat NPV = 0,
artinya kondisi usaha tidak untung dan tidak juga merugi. Perhitungan IRR
usahatani anggur Prabu Bestari ini dilakukan secara manual melalui percobaan-
percobaan pada berbagai tingkat suku bunga hingga menghasilkan nilai NPV
sebesar nol atau negatif, sehingga diperoleh nilai IRR sebesar 28,67%. Artinya,
sampai tingkat suku bunga 28,67% (NPV = 0), usahatani anggur Prabu Bestari
masih layak. Nilai IRR > i (suku bunga yang berlaku) menunjukkan bahwa
menginvestasikan modal untuk usahatani anggur Prabu Bestari lebih
menguntungkan daripada mendepositokan ke bank, dengan ketentuan usahatani ini
dikelola dengan semaksimal mungkin.

Page 7 of 8
Pengantar Usahatani University of Brawijaya 2016

REFERENSI

Kardiman. 2006. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Jakarta: Yudistira


Soekartawi, A. Soeharjo, J.L. Dillon dan J.B. Hardaker, 1986. Ilmu Usahatani dan
Penelitian untuk Pengambangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

PROPAGASI

A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)


1. Carilah hasil penelitian yang menganalisis tentang perhitungan usahatani
tanaman tahunan serta berikan review hasilnya

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Apa yang dimaksud NPV dan jelaskan indikatornya
2. Apakah IRR itu dan jelaskan indikatornya

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai