MIKROBIOLOGI PERTANIAN
ACARA VI
PERHITUNGAN MIKROORGANISME DENGAN METODE TOTAL
PLATE COUNT
Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1
A. Latar Belakang
1
Namun, koloni yang akan dihitung harus memenuhi persyaratan khusus. Oleh
karena itu, pengetahuan mengenai metode perhitungan mikroorganisme dengan
TPC sangat diperlukan untuk mendapatkan perhitungan yang sesuai.
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Wibowo & Andrivani (2016) menyatakan bahwa menghitung jumlah bakteri
secara langsung dan tidak langsung memiliki kekurangan. Perhitungan jumlah
koloni bakteri biasanya tidak menghasilkan hasil yang maksimal karena beberapa
alasan. Alasan tersebut meliputi keterbatasan pada alat dan bahan yang digunakan
untuk perhitungan, kebutuhan waktu yang lama untuk mempersiapkan alat dan
bahan, serta faktor ketelitian peneliti.
4
berdasarkan statistik untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam perhitungan.
Cawan yang dihitung harus mempunyai koloni dengan jumlah 30-300 koloni. Hal
tersebut disebabkan jumlah koloni yang kurang dari 30 tidak dapat dihitung
karena terlalu sedikit, sedangkan jumlah koloni yang lebih dari 300 tidak dapat
dihitung karena terlalu banyak. Jumlah koloni tersebut dikalikan dengan faktor
pengenceran untuk memberikan perkiraan jumlah total sel mikroba dalam sampel
(Rizki et al., 2022).
5
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara enam adalah koloni bakteri
dari isolasi mikroba rhizosfer dengan pengenceran 100, 10-3, 10-4, 10-8, dan 10-9.
Sementara itu, alat yang digunakan meliputi media NA, media PDA, cawan petri,
kalkulator, dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nilai TPC = ( 5×
1
10
−8 )( 1
+ 1 × −9
10 )
2
( 5 ×108 ) + ( 10 × 108 )
=
2
8
15× 10
=
2
= 7,5 × 108
7
Spread
1. Spread NA 10-8 = 3
Spread NA 10-9 = 1
Nilai TPC = ( 3×
1
10 ) (
+ 1×
−8
10 )
1
−9
2
( 3 ×108 ) + ( 10 × 108 )
=
2
= 6,5 × 108
Nilai TPC = ( 1×
1
10
−3 )( 1
+ 1 × −4
10 )
2
( 1× 103 ) + ( 10 ×10 3)
=
2
3
11×10
=
2
= 5,5 × 103
8
Streak
1. Streak NA 10-8 = 8
Streak NA 10-9 = 65
Nilai TPC = ( 8×
1
10 ) +( 65×
−8
10 )
1
−9
2
( 8 ×108 ) + ( 65 ×109 )
=
2
( 80 ×109 ) + ( 65 ×109 )
=
2
= 72,5 × 109
B. Pembahasan
9
Mikroorganisme yang ditumbuhkan di dalam suatu media dapat tumbuh dan
berkembang biak membentuk koloni dengan cepat. Koloni suatu mikroorganisme
tersebut terdiri dari banyak mikroorganisme. Untuk menentukan jumlah
mikroorganisme diperlukan metode perhitungan. Perhitungan sel dapat
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan jenis sel mikroorganisme yang dihitung,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Menurut Prabowo et al. (2021),
perhitungan secara langsung mengukur jumlah mikroorganisme secara
keseluruhan baik mikroorganisme yang masih hidup ataupun yang telah mati,
sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya menghitung jumlah mikroba
yang masih hidup. Metode perhitungan secara langsung dilakukan dengan
menggunakan Haemocytometer atau Petroff-Hauser Counting Chamber. Pada
metode ini, mikroba tersuspensi akan memenuhi volume ruang pada
Haemocytometer dan beberapa mikroba tertentu dapat membentuk suatu
kelompok sehingga sel mikroba yang masih hidup dan sel mikroba yang sudah
mati tidak dapat dibedakan.
Perhitungan mikroorganisme secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
beberapa metode, seperti Total Plate Count (TPC) atau hitung cawan, filtrasi atau
penyaringan, Most Probable Number (MPN), pengukuran kekeruhan, pengukuran
aktivitas metabolisme, pengukuran berat kering sel, dan pengukuran konsumsi
nutrisi. Perhitungan koloni bakteri merupakan tahap penting yang dilakukan
setelah penumbuhan bakteri di dalam media. Perhitungan koloni suatu bakteri di
dalam cawan petri (Total Plate Count) harus dilakukan berdasarkan perhitungan
Standard Plate Count (SPC). Baik koloni yang memiliki ukuran besar, kecil,
maupun menjalar akan dihitung sebagai satu koloni. Perhitungan koloni bakteri
umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan colony counter
dan dengan memberi tanda pada cawan petri atau dihitung secara manual (Harti,
2015).
Rahmawati et al. (2022) menyatakan bahwa metode Total Plate Count atau
hitung cawan adalah cara untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu sampel
atau sediaan. Metode TPC juga dikenal sebagai metode ALT atau Angka
Lempeng Total. Metode hitung cawan memiliki prinsip menumbuhkan sel
10
mikroba yang masih hidup pada media sehingga mikroba berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat dan diamati secara langsung. Koloni yang
dapat dilihat secara langsung tersebut kemudian dapat dihitung secara manual
tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Metode hitung cawan atau TPC
dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis media pertumbuhan mikroba, yaitu agar
tuang atau pour plate, agar sebar atau spread plate, dan streak.
Metode hitung cawan atau TPC mempunyai beberapa keunggulan, salah
satunya adalah kapasitas dalam menghitung jumlah koloni bakteri apabila terlalu
banyak atau terlalu sedikit dapat dilakukan dengan menggunakan faktor
pengenceran. Selain itu, metode TPC tidak memperhitungkan bakteri yang mati
atau puing-puing yang ada pada media pertumbuhan sehingga bakteri yang
terhitung hanya bakteri yang layak untuk dihitung. Meskipun demikian, metode
TPC juga mempunyai kekurangan, seperti perhitungan suatu kumpulan sel bakteri
yang membentuk koloni dapat salah dihitung sebagai koloni tunggal sehingga
dinyatakan sebagai CFU/mL daripada sel/mL. Selain itu, metode TPC umumnya
memerlukan waktu yang cukup lama karena hasil perhitungan cawan umumnya
didapatkan setelah satu hingga tiga hari (Soesetyaningsih & Azizah, 2020).
Menurut Harti (2015), hasil perhitungan koloni mikroorganisme di dalam
cawan petri diklasifikasikan menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah
koloni yang dapat dihitung, yaitu jumlah koloni antara 30 hingga 300 adalah
jumlah yang dapat dihitung dan ideal untuk dimasukkan ke dalam rumus,
sedangkan jumlah koloni yang kurang dari 30 atau lebih dari 300 koloni tidak
dapat dihitung. Jumlah koloni mikroba dinyatakan terlalu sedikit untuk dihitung
(TSUD) atau Too Few to Count apabila jumlah koloni yang tumbuh di dalam
cawan petri kurang dari 30 CFU. Sementara itu, jumlah koloni mikroba
dinyatakan tidak bisa untuk dihitung (TBUD) atau Too Numerous to Count
apabila jumlah koloni yang tumbuh di dalam cawan petri lebih dari 300 CFU.
Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam perhitungan koloni mikroba menggunakan metode hitung
cawan melalui Standard Plate Count, yaitu:
11
1. Pelaporan hanya terdiri atas dua angka, yaitu angka satuan dan desimal.
Pembulatan dilakukan ke atas pada angka ≥ 5.
2. Apabila pada semua pengenceran diperoleh kurang dari 30 koloni per cawan
petri, maka jumlah koloni mikroba yang dihitung adalah jumlah koloni dari
pengenceran terendah. Jumlah koloni mikroba yang sebenarnya tetap ditulis.
3. Apabila pada semua pengenceran didapatkan lebih dari 300 koloni per cawan
petri, maka jumlah koloni mikroba yang dihitung adalah jumlah koloni dari
pengenceran tertinggi. Jumlah koloni mikroba yang sebenarnya tetap ditulis.
4. Apabila jumlah koloni yang terdapat dari dua tingkat pengenceran hasilnya di
antara 30-300 dan perbandingan antara hasil tertinggi dengan hasil terendah
adalah 52, maka dilakukan perhitungan rata-rata untuk pelaporan.
5. Apabila jumlah koloni yang terdapat dari dua tingkat pengenceran hasilnya di
antara 30-300 dan perbandingan antara hasil tertinggi dengan terendah adalah
lebih dari 2, maka nilai terkecil diambil untuk pelaporan.
6. Apabila dilakukan duplo pada masing-masing pengenceran, maka data yang
diambil harus merupakan hasil dari kedua cawan petri tersebut. Hasil dari
duplo yang dipilih adalah yang memiliki jumlah koloni mikroba di antara 30-
300.
Perhitungan koloni bakteri pada praktikum kali ini dilakukan pada biakan
bakteri yang tumbuh pada media Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar
(PDA). Koloni bakteri yang telah tumbuh kemudian dihitung secara manual untuk
perhitungan Total Plate Count. Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh
hasil koloni yang berbeda-beda pada setiap metode penanaman mikroba dengan
pengenceran yang berbeda pula.
Pada media pour NA dengan pengenceran 10-8 diperoleh jumlah koloni
bakteri sebanyak 5, sedangkan pada pengenceran 10 -9 diperoleh jumlah koloni
bakteri sebanyak 1 sehingga jumlah koloni mikroba dinyatakan terlalu sedikit
untuk dihitung (TSUD) atau Too Few to Count. Oleh karena itu, nilai TPC yang
diperoleh dari pour PDA 10-8 dan 10-9 adalah 7,5 × 108. Sementara itu, pour PDA
dengan pengenceran 10-4 diperoleh jumlah koloni bakteri sebanyak 16 sehingga
dihasilkan perhitungan nilai TPC sebesar 16 × 104.
12
Pada media spread NA dengan pengenceran 10-8 diperoleh jumlah koloni
bakteri sebanyak 3, sedangkan pada pengenceran 10 -9 diperoleh jumlah koloni
bakteri sebanyak 1 sehingga dihasilkan perhitungan nilai TPC sebesar 6,5 × 108.
Sementara itu, pada media spread PDA dengan pengenceran 10-3 diperoleh
jumlah koloni bakteri sebanyak 1, sedangkan pada pengenceran 10 -4 diperoleh
jumlah koloni bakteri sebanyak 1 sehingga dihasilkan perhitungan nilai TPC
sebesar 5,5 × 103. Pada media streak NA dengan pengenceran 10-8 diperoleh
jumlah koloni bakteri sebanyak 8, sedangkan pada pengenceran 10 -9 diperoleh
jumlah koloni bakteri sebanyak 65 sehingga dihasilkan perhitungan nilai TPC
sebesar 72,5 × 109. Sementara itu, pada media streak PDA sinambung diperoleh
jumlah koloni bakteri sebanyak 2 sehingga dihasilkan nilai CFU sebesar 2
koloni/cm, sedangkan pada streak PDA kuadran diperoleh jumlah koloni bakteri
sebanyak 3 sehingga dihasilkan nilai CFU sebesar 3 koloni/cm.
13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperolah dari praktikum acara enam ini adalah sebagai
berikut:
1. Total Plate Count atau hitung cawan adalah salah satu metode untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu sampel atau sediaan. Metode hitung
cawan berprinsip menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada media
sehingga mikroba berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
dan diamati secara langsung.
2. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media NA dan PDA baik dengan
teknik isolasi pour plate dan spread plate kurang dari 30 koloni per cawan
petri (Too Few To Count) sehingga jumlah koloni mikroba yang dihitung
adalah jumlah koloni dari pengenceran terendah. Sementara itu, teknik isolasi
streak NA dengan pengenceran 10-8 dan 10-9 menghasilkan nilai TPC
tertinggi.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifan, F., Winarni, S., Wahyuningsih, Pudjihastuti, I., & Broto, R. W. 2019. Total
plate count (TPC) analysis of processed ginger on Tlogowungu Village. In
Proceedings of the International Conference on Maritime and Archipelago,
167: pp. 377-379.
Lubis, P. A. H. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia coli serta Salmonella sp. yang
Diisolasi dari Soto Ayam. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Prabowo, F. R. P., Mujahid, I., Mulyanto, A. 2021. Potensi air kelapa muda dan air
kelapa obat terhadap pertumbuhan bakteri Methicillin-Resistant
Staphylococcus Aureus (MRSA) dengan metode dilusi. Jurnal Analis Medika
Biosains (JAMBS), 8(2): 99-107.
Rahmawati, Z. N., Mulyani, R. I., & Utami, K. D. 2022. Pengaruh suhu dan waktu
penyimpanan dengan masa simpan sosis ikan gabus (Channa Striata) dan
bayam merah (Amaranthus sp). Formosa Journal of Science and Technology,
1(6): 663–672.
Rizki, Z., Fitriana, & Jumadewi, A. 2022. Identifikasi jumlah angka kuman pada
dispenser metode TPC (Total Plate Count). Jurnal Sago: Gizi dan Kesehatan,
4(1): 38–43.
15
Wibowo, A.P.W., & Andrivani, R. 2016. Perhitungan jumlah bakteri Escherichia coli
dengan pengolahan citra melalui metode thresholding dan counting
morphology. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 2(3): 235-243.
16
LAMPIRAN
17
18
19
Lampiran 6.2 Dokumentasi Praktikum Acara VI
20