Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

Penentuan Fineness Modulus dan Uniformity Index


Diaz Habib Dananta 17/410498/TP/11784

Abstrak

Sortasi menaikan produktivitas dan profitabilitas suatu produksi, dengan


keseragaman suatu bahan mampu memberikan perlakuan terbaik untuk bahan. Pada
praktikum ini dilakukan penentuan fineness modulus untuk mengetahui kehalusan dari
bahan dan uniformity index/ indek keragaman. Percobaan dilakukan dengan dua variasi
yaitu beras merah dan kacang hijau selama 10 menit dengan dua kali pengulangan. Nilai
FM pada kacang hijau 0,90 dan beras merah 0,99. Uniformity index kecil berarti sebaran
butian lebar (diameter partikel banyak yang berbeda-beda).

Kata kunci: sortasi, modulus kehalusan, indeks keseragaman

Pendahuluan

Pertanian dan perkebunan sangat kalium, tembaga, folat, besi,


berkaitan dengan sortasi, pada umumnya magnesium, dan asam lemak tidak jenuh.
sortasi menggunakan parameter fisik Kalium dan fosfornya berfungsi
seperti permukaan, ukuran dan memperkuat tulang dan gigi. Sementara
bentuknya. Dilakukannya pengendalian itu, kandungan lemaknya berjenis tak
mutu secara sortasi untuk mendapatkan jenuh sehingga aman untuk dikonsumsi
kualitas mutu yang diinginkan sehingga bagi yang kelebihan berat badan
meningkatkan profitibilitas dan (Suyanti, 2009).
produktivitas suatu produk. Beras Fineness Modulus (FM) penting
merupakan bahan pangan utama dalam penentuan kualitas dari tepung
masyarakat Indonesia. Komoditas (witdarko et al, 2015).Vibrator screen
pangan lokal lainnya seperti umbi- merupakan alat pengayak otomatis untuk
umbian ternyata belum mampu dipisahkan kedalam dua atau tiga fraksi
menggeser keberadaan beras sebagai dengan menggunakan ayakan, setiap
pangan pokok (Handayani et al, 2013). fraksi yang keluar dari ayakan
Kacang hijau mengandung protein yang mempunyai ukuran yang seragam
cukup tinggi. Selain itu, kacang hijau (Sulistiawan et al, 2014). Pada
kaya akan asam amino lisin. Kacang praktikum acara 3 ini, vibrator screening
hijau juga mengandung vitamin B1 dan digunakan untuk penentuan Finenes
B2, niasin, kalium, fosfor, karoten, serat,
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

Modulus dan Uniformity index beras Dimana


merah dan kacang hijau. Dgw = Geometric Mean
diameter
Bahan dan metode
Wi = berat bahan
Percobaan ini menggunakan tertinggal pada masing-
masing ayakan
bahan beras merah dan kacang hijau
Di = diameter lubang
masing masing150 gr/wadah. Bahan
ayakan ke- i
tersebut diukur secara hati hati di Sgw=Geometric
laboratorium menggunakan timbangan Standard Deviation
dan di letakan pada sebuah wadah.
Setiap wadah dimasukan kedalam
vibrator selama 10 menit dengan dua kali
pengulangan untuk setiap bahan. Ukuran
ayakan yang digunakan 3/8, 4, 8, 14 ,40,
100 Data massa tertinggal dilakuakn
analisis data menggunakan bantuan
Microsoft Excel. Ditinjau dari massa
tertinggal, analisis dihitung dari a.
Oversize (%) b. % bahan lewat c.
fineness modulus d. D e. Dgw f. Sgw.
𝑊𝑖
a. %𝑋𝑖 = ∑𝑊𝑖 × 100%

Dimana:
Wi = massa bahan
tertinggal tiap mesh
(gram)
Wtotal = massa bahan
awal setelah diayak
b. %bahan lewat = 100% -
%Oversize kumulatif𝐹𝑀 =
∑𝑋𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
100
c. 𝐷 = 0,0041(2)𝐹𝑀
∑(𝑊𝑖 log 𝐷𝑖)
d. Dgw = log-1( )
∑𝑊𝑖
e. Sgw=log-
1 ∑(𝑊𝑖| log 𝑑𝑖−𝑙𝑜𝑔𝐷𝑔𝑤|)1/2
(− ∑𝑊𝑖
)
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

Tabel 1. Hasil analisis data kacang hijau dan beras merah

Diameter Bahan Bahan Wi


Lubang Tertinggal Lewat (lo
Fraksi
oversiz Frak g
oversiz Wi
Mes e si % Di-
d1 Over e log
h No Log w1 kumula over Gr Lo
(mm size kumula % Di
d1 (gr) tif(%) size am g
) (%) tif(%)
Dg
w)
0,9 14 1, 0,0 0,0
3//8 9,50 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 6 00 0 0
0,6 14 1, 0,0 0,0
4,00 4,75 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 6 00 0 0
0,3 11 0, 11, 20,
ulangan 1 kacang hijau

8,00 2,36 7 31 0,21 0,21 0,00 0,08 5 79 56 85


14,0 0,1 0, 5,4 17,
0 1,40 5 37 0,25 0,47 0,00 0,18 78 53 1 58
- -
40,0 0,3 0, 23, 34,
0 0,45 5 67 0,46 0,92 0,00 0,36 11 08 23 64
- -
100, 0,8 0, 4,9 5,1
00 0,15 2 6 0,04 0,97 0,00 0,38 5 03 4 8
pan 5 0,03 1,00
-
11, 78,
total 146 1,00 2,57 21 24
0,9 15 1, 0,0 0,0
3//8 9,50 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 00 0 0
0,6 15 1, 0,0 0,0
4,00 4,75 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 00 0 0
0,3 12 0, 9,7 17,
ulangan 2 kacang hijau

8,00 2,36 7 26 0,17 0,17 0,00 0,08 4 83 0 49


14,0 0,1 10 0, 3,5 11,
0 1,40 5 24 0,16 0,33 0,00 0,15 0 67 1 40
- -
40,0 0,3 0, 25, 37,
0 0,45 5 73 0,49 0,82 0,00 0,38 27 18 32 74
- -
100, 0,8 0, 1,6 1,7
00 0,15 2 2 0,01 0,83 0,00 0,39 25 17 5 3
pan 25 0,17 1,00
-
13, 68,
total 150 1,00 2,16 76 35
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

0,9 15 1, 0,0 0,0


3//8 9,50 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 1 00 0 0
0,6 15 1, 0,0 0,0
4,00 4,75 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 1 00 0 0
0,3 15 1, 0,0 0,0
8,00 2,36 7 0 0,00 0,00 0,00 0,00 1 00 0 0
ulangan 1 beras merah

14,0 0,1 0, 13, 82,


0 1,40 5 95 0,63 0,63 0,00 0,24 56 37 88 67
- -
40,0 0,3 0, 18, 58,
0 0,45 5 52 0,34 0,97 0,00 0,38 4 03 03 14
- -
100, 0,8 0, 2,4 3,9
00 0,15 2 3 0,02 0,99 0,00 0,38 1 01 7 4
pan 1 0,01 1,00
-
6,6 144
total 151 1,00 2,60 2 ,75
0,9 14 1, 0,0 0,0
3//8 9,50 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 9 00 0 0
0,6 14 1, 0,0 0,0
4,00 4,75 8 0 0,00 0,00 0,00 0,00 9 00 0 0
0,3 14 1, 0,0 0,0
8,00 2,36 7 0 0,00 0,00 0,00 0,00 9 00 0 0
ulangan 2 beras merah

14,0 0,1 0, 12, 76,


0 1,40 5 88 0,59 0,59 0,00 0,23 61 41 86 58
- -
40,0 0,3 0, 19, 62,
0 0,45 5 56 0,38 0,97 0,00 0,38 5 03 42 61
- -
100, 0,8 0, 3,3 5,2
00 0,15 2 4 0,03 0,99 0,00 0,39 1 01 0 6
pan 1 0,01 1,00
-
9,8 144
total 149 1,00 2,55 6 ,45

Hasil dan pembahasan 1 0,99 0,90 0,11


merah
beras

Tabel 2. Hasil fineness modulus 2 0,99 0,86 0,11


Percobaan Total 1,99 1,76 0,21
Ke FM Dgw Sgw Rata-rata 0,99 0,88 0,11
1 0,97 0,83 0,28 Fineness modulus
kacang

Fineness modulus untuk sampel


hijau

2 0,83 0,78 0,28


Total 1,80 1,61 0,56 beras merah dengan rata-rata 0,99 dan
Rata-rata 0,90 0,80 0,28
kaccang hijau 0,90 hasil yang diperoleh
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

menunjujukan bahwa kedua sampel atau akurat menunjukan percobaan telah


tergolong halus karena semakin besar berjalan baik.
nilai FM menunjukan semakin kasar.
Uniform index Di (mm) vs Oversize
Uniformity Index (indeks Kumulatif (%)
10.00%
keragaman) merupakan perbandingan
R² = 0.9753
ukuran diameter butiran yang lolos dari
0.1 1 10
suatu ukuran saringan tertentu. Nilai D
100.00%
diperoleh dari grafik antara diameter
Gambar 1. Perbandingan Di vs oversize
partikel vs persentase kumulatif bahan kumulatif kacang hijau ulangan satu
lolos. Diameter partikel disini adalah
Di (mm) vs Oversize (%)
diameter bukaan tiap-tiap ayakan yang 0.01%
digunakan sesuai dengan nomor mesh-
R² = 0.0572
nya. Berbeda dengan fineness modulus, 1.00%

0.1 1 10
semakin besar nilai Uniformity index
100.00%
maka semakin rapat sebaran butiran
(diameter partikel semakin Gambar 2. Perbandingan Di vs
oversize kacang hijau ulangan
seragam/sama) (Purwantara et al, 2009). satu
Sebaliknya, apabila nilai Uniformity
index kecil berarti sebaran butian lebar Di (mm) vs Oversize
Kumulatif (%)
(diameter partikel banyak yang berbeda- 10.00%
beda). Hasil percobaan, seperti R² = 0.9571

ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar


3 memperlihatkan bahwa nilai regresi
0.1 1 10
mendekati akurat, Sedangkan gambar 2 100.00%
dan 4 jauh dari nilai akurat. Ini
Gambar 3. Perbandingan Di vs
menunjukan percobaan dengan massa oversize kumulatif kacang hijau
tertinggal belum berjalan baik. ulangan dua
Berbanding terbalik dengan kacang
kedelai, beras merah pada gambar 5, 6, 7
dan 8 memiliki regresi yang mendekati 1
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

Di (mm) vs Oversize (%) Di (mm) vs Oversize


0.00% Kumulatif (%)
0.01%
diameter lubang
10.00%
R² 0.10%

% Oversize Komulatif
= 0.0002
1.00% R² = 0.9706
10.00%
0.1 1 10
100.00% 0.1 1 10
100.00%

Gambar 4. Perbandingan Di vs
oversize kacang hijau ulangan Gambar 7. Perbandingan Di vs
dua oversize kumulatif Beras merah
ulangan dua
Di (mm) vs Oversize
Kumulatif (%) Di (mm) vs Oversize (%)

diameter lubang diameter lubang


0.01%
10.00%
% Oversize Komulatih

% oversize
0.10%
R² = 0.8275
1.00%
R² = 0.9667
10.00%
0.1 1 10
100.00%

0.1 1 10
100.00% Gambar 8. Perbandingan Di vs
oversize Beras merah ulangan
dua
Gambar 5. Perbandingan Di vs
oversize kumulatif Beras merah Kesimpulan
ulangan satu
Hasil diatas menunjukan
Di (mm) vs Oversize (%)
fineness modulus rata-rata pada
diameter lubang kacang hijau 0,90 dan beras
0.01%
% oversize

merah 0,99. Fineness modulus


R² = 0.8954
1.00%
menunujukan tingkat kehalusan,
0.1 1 10
100.00% semakin tinggi nilai FM bahan
semakin kasar. Pada kacang
Gambar 6. Perbandingan Di vs
oversize Beras merah ulangan hijau pada mesh ke 3/8 dan 4
satu tidak ada massa tertinggal, beras
merah tidak ada sis massa pada
mesh no 3/8,4 dan 8. Uniformity
index kecil berarti sebaran
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI

butian lebar (diameter partikel


banyak yang berbeda-beda).
Daftar Pustaka
Handayani, Sriyanto, dan Ita
Sulistyawati. 2013. Evaliasi
Mutu Beras dan Tingkat
Kesesuaian Penangannya
(Studi Kasus di Kabupaten
Karanganyar). Hal 113. Jurnal
Litbang Provinsi Jawa Tengah,
Volume 11 Nomor 1 – Juni
2013.
Purwantana, B., Bintoro,
N.,Wahyuningsih, P. 2009.
Kajian Kinerja Mesin Ekstraksi
Tipe Ulir Pada Proses
Pembuatan Pati Aren (Arenga
pinnata Merr.). Draft Skirpsi.
Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas gadjah Mada
Yogyakarta.
Sulistiawan, H., Slamet, S. 2014.
Perancangan Mesin Pengayak
Pasir Cetak Vibrating Screen
pada Ikm Cor di Juwana
Kabupaten Pati. Hal 92. ISBN:
978-602-1180-04-4.
Suyanti. 2009. Membuat bihun, kwetiau,
dan sohun sehat. Jakarta:
Penebar Swadaya
Witdarko, Y., Bintoro, N., Suratmo, B.,
Rahardjo, B. 2015. Pemodelan
pada Proses Pengeringan
Mekanis Tepung Kasava
dengan Menggunakan
Pneumatic Dryer: Hubungan
Fineness Modulus dengan
Variabel Proses Pengeringan.
Hal 482. AGRITECH, Vol. 35,
No. 4, November 2015.

Anda mungkin juga menyukai