Abstrak
Pendahuluan
Dimana:
Wi = massa bahan
tertinggal tiap mesh
(gram)
Wtotal = massa bahan
awal setelah diayak
b. %bahan lewat = 100% -
%Oversize kumulatif𝐹𝑀 =
∑𝑋𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
100
c. 𝐷 = 0,0041(2)𝐹𝑀
∑(𝑊𝑖 log 𝐷𝑖)
d. Dgw = log-1( )
∑𝑊𝑖
e. Sgw=log-
1 ∑(𝑊𝑖| log 𝑑𝑖−𝑙𝑜𝑔𝐷𝑔𝑤|)1/2
(− ∑𝑊𝑖
)
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III SATUAN OPERASI
0.1 1 10
semakin besar nilai Uniformity index
100.00%
maka semakin rapat sebaran butiran
(diameter partikel semakin Gambar 2. Perbandingan Di vs
oversize kacang hijau ulangan
seragam/sama) (Purwantara et al, 2009). satu
Sebaliknya, apabila nilai Uniformity
index kecil berarti sebaran butian lebar Di (mm) vs Oversize
Kumulatif (%)
(diameter partikel banyak yang berbeda- 10.00%
beda). Hasil percobaan, seperti R² = 0.9571
% Oversize Komulatif
= 0.0002
1.00% R² = 0.9706
10.00%
0.1 1 10
100.00% 0.1 1 10
100.00%
Gambar 4. Perbandingan Di vs
oversize kacang hijau ulangan Gambar 7. Perbandingan Di vs
dua oversize kumulatif Beras merah
ulangan dua
Di (mm) vs Oversize
Kumulatif (%) Di (mm) vs Oversize (%)
% oversize
0.10%
R² = 0.8275
1.00%
R² = 0.9667
10.00%
0.1 1 10
100.00%
0.1 1 10
100.00% Gambar 8. Perbandingan Di vs
oversize Beras merah ulangan
dua
Gambar 5. Perbandingan Di vs
oversize kumulatif Beras merah Kesimpulan
ulangan satu
Hasil diatas menunjukan
Di (mm) vs Oversize (%)
fineness modulus rata-rata pada
diameter lubang kacang hijau 0,90 dan beras
0.01%
% oversize