Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bioteknologi


Dosen pengampu:

Arif Mustakim, M.Si.

Disusun oleh :
Mamila Putri Hapsari (12208183165)

TADRIS BIOLOGI 5B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2020
1. Identitas jurnal
a. Judul Jurnal : Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Melalui Injeksi
Bovine Somatotropin (bST) dan Suplementasi Seng Selama Masa Kering
Pada Sapi Peranakan Fries Holland
b. Nama Jurnal : Jurnal Pangan
c. Penulis : Dzarnisa
d. Volume & Halaman : Vol. 20 No. 1 hal. 93-103
e. Tahun : 2011
2. Latar belakang : di Indonesia banyak sapi perah yang diprediksi mampu
menghasilkan susu berlimpah hingga 5 tahun hingga puncaknya mencapi laktasi.
Namun kenyataannya hanya dalam kurun 3,5 tahun laktasi terjadi. Hal tersebut
mengakibatkan banyak sapi perah harus diafkirkan dalam usia muda untuk
mengurangi jumlah biaya yang tinggi karena tidak seimbang dengan produksi
susunya.
Kehadiran somatroptopin atau bovine somatrotpin (bST) telah diakui dapat
mengatasi permasalahan ini. Namun pemanfaatannya dalam peternakan
Indonesia tergolong masih rendah dan penelitian masih terbatas. Padahal Manalu
(1994) melaporkan bahwa penggunaan bST melalui injeksi dan implantasi
sangat menentukan kandungan homon di dalam darah dan organ tubuh sapi.
Untuk menurunkan angka pengafkiran terhadap sapu perah maka pemberian
somatrotopin di lingkungan peternakan dengan manajemen yang kurang bagus
adalah salah satu hal yang petning, salah satunya adalah manajemenen masa
kering. bST sebagai penambah mineral juga memiliki fungsi meningkatkan
jumlah sel-sel sekretoris kelenjar ambing yang secara fungsional beperan
sintesis susu, sehingga dapat meningkatkan total produksi susu selama periode
laktasi (Manalu dkk., 2001).
3. Tujuan Penelitian : untuk meningkatkan produksi susu sapi melalui peyuntikan
(injeksi) bovine soamatrotopin (bST) yang dikombinasikan dengan suplementasi
seng pada sapi perah yang sedang bunting atau dalam masa kering dan untuk
mencari kombinasi yang tepat untuk aplikasi bovine somatrotopin dengan
suplemen seng yang dilakukan dalam masa kering.
4. Metode Penelitian :
Lokasi : Peternakan sapi perah rakyat Cijeruk Tajur Halang
Teknik : RAK (Rancangan Acak Kelompok)
Bahan : 16 ekor sapi betina fries hollan dalam masa kering kandang
bST
seng (ZnSO47H2O)
pakan rumput gajah dan konsentrat
parameter yang diukur : Produksi susu/hari, produksi susu kumulatif, volume
ambing dan kualitas susu (pH, nutrisi : lemak, laktosa, protein, karbohidrat)
Perlakuan : RAK 2x2 dengan 4 kali ulangan. Ternak dibagi menjadi dua
kelompok, (1) kelompok kontrol (KK) dan kelompok yang disuntik bST setiap 2
minggu (K1). Faktor pertama adalah penyuntikan bST secara intramuskular
dengan 2 level, yang terdiri atas kontrol tanpa penyuntikan (B1) dan
penyuntikan dengan dosis 250 mg/ekor/14 hari (B2). Faktor kedua adalah
konsentrasi seng dilakukan penyuntikan dengan dua tingkat dosis yakni 40
mg/kg (35ppm) bahan kering (Z1) dan 123 mg/kg (75ppm) bahan kering (Z2).
Masing-masing kelompok terdiri atas sapi dengan masa kering dengan tingkat
laktasi yang berbeda. Diberi pakan berupa rumput gajah dan konsentrat yang
disesuaikan dengan pakan sebanayak 37 kg/hari/ekor dan konsentrat 10
kg/hari/ekor.
5. Hasil dan Pembahasan :
a. Produksi susu
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kombinasi injeksi bST dengan
suplementasi Zn yang dilakukan pada sapi dalam masa kering ternyata
mampu meningkatkan produksi susu sapi dalam kisaran 9,653-9,786
liter/hari/ekor. Dibandingkan sebelumnya yang hanya 6,792-7,268
liter/ekor/hari.
Terjadi peningkatan produksi susu
6. Kesimpulan : Perlakuan kombinasi fermentasi dan 2 siklus pemanasan
bertekanan-pendinginan (FAC-2S) merupakan perlakuan terbaik karena mampu
menghasilkan kadar pati resisten tertinggi (39,06% bk) jika dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Perlakuan AC-1S, AC-2S, AC-3S, fermentasi, FAC-
1S, dan FAC-2S terbukti mampu meningkatkan kadar pati resisten ber turut-
turut sebesar 1,8; 2,3; 3,9; 5,6; 6,9; dan 8,1 kali lipat jika dibandingkan dengan
kontrol. Peningkatan jumlah siklus pemanasan bertekanan-pendinginan yang
diaplikasikan akan semakin meningkatkan kadar pati resisten dan menurunkan
daya cerna pati yang terkandung dalam tepung sorgum modifikasi
7. Kelebihan : penelitian ini membahas cukup lengkap tentang subjek terkait.
Sehingga menambah bahan kajian bagi pembacanya. Selai itu menggunakan
peralatan yang lengkap juga, sehingga keakuratan hasil penelitian semakin
tinggi. Referensi yang digunakan juga banyak, tidak hanya dari dalam negeri
namun juga luar negeri.
8. Kelemahan : tidak ada gambar yang menunjukkan tepung sorgum setelah
mendapatkan berbagai perlakuan, baik perlakuan fermentasi, pemanasan
bertekanan-pendinginan, dan kontrol.
Potongan Jurnal

Anda mungkin juga menyukai