DISUSUN OLEH:
NIM: (1804020017)
2019
Selasa, 09 Maret 2019
ACARA 7
A. TUJUAN
1. Agar kita dapat mengetahui metode untuk menghitung jumlah sel
bakteri secara tidak langsung.
2. Agar kita dapat mengetahui cara menghitung jumlah sel bakteri dengan
menggunakan turbidimetri dan cawan hitung.
3. Agar kita dapat mengetahui perbedaan jumlah penghitungan sel bakteri
dengan menggunakan turbidimetri dan metode cawan hitung.
B. DASAR TEORI
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni
dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu
sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui
penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada suatu
bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada
bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah
mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak
langsung.Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah
mikroba dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau yang
hidup sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung
yaitu jumlah mikroba dihitung secarakeseluruhan baik yang mati
atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan (Waluyo, 2007).
Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat
dilakukan setelah larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan
dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media
dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dansifatsifat
mikroba.Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara
kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang
paling sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri
(standard/viable plate count method) dan analisa spektrofotometer
/turbidimeter (Natsir, 2007).
Maka dari itu dalam praktikum ini akan dilakukan
perhitungan jumlah mikroba pada berbagai macam bahan yang
dikaukan dengan cara perhitungan secara SPC.
Macam Macam Perhitungan Mikroba
1. Perhitungan Secara Langsung
Cara ini dipakai untuk menentukan jumlah mikroba
dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang
hidup. Berbagai cara perhitungan mikroba secara
langsung menggunakan:
1.) Menggunakan Kamar Hitung (Counting Chamber)
Perhitungan ini dapat menggunakan hemositometer.
Peteroff Hauser Bacteria Counter atau alat-alat lain yang
sejenis. Dasar perhitungannya ialah dengan
menempatkan satu tetes suspense bahan atau
biakanmikroba pada alat tersebut ditutup dengan gelas
penutup kemudian diamati dengan mikroskop yang
perbesarannya tergantung pada besar kecilnya mikroba.
Dengan menentukan jumlah sel rata-rata tiap petak
(ruangan) yang telah diketahui volumenya, dari alat
tersebut dapat ditentukan jumlah sel mikroba tiap cc.
2.) Menggunakan Cara Pengecatan dan Pengamatan
Mikroskopik Pada cara ini mula-mula dibuat preparat
mikroskopik pada gelas benda, suspensi bahan atau
biakan mikroba yang telah diketahui volumenya
diratakan diatas gelas benda pada suatu luas tertentu.
Setelah itu preparat dicat dan dihitung jumlah rata-rata
sel mikroba tiap bidang pemandangan mikroskopik.
Luas bidang pemandangan mikroskopik dihitung dengan
mengukur garis tengahnya. Jadi jumlah mikroba yang
terdapat pada gelas benda seluruhnya dapat dihitung.
Dengan perhitungan dapat diperoleh jumlah mikroba tiap
cc bahan/cairan yang diperiksa. Cara yang hampir sama
dan biasa dipakai untuk menghitung jumlah bakteri ,
ialah dengan mencampurkan 1 cc biakan bakteri dengan
1 cc darah manusia. Setelah homogen dibuat preparat
mikroskopik. Dari perbandingan jumlah rata-rata jumlah
sel bakteri dan jumlah sel darah merah dalam tiap bidang
pemandangan, jumlah bakteri tiap cc dapat dihitung
,sebab darah manusia yang normal mengandung 5 juta
sel darah merah tiap cc.Perbandingan darah dengan
bakteri yaitu 1:1.
1. Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel-tunggal yang bereproduksi dengan
cara sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Sebagian besar hidup
bebas dan mengandung informasi genetik dan memiliki sistem
biosintetik dan penghasil-energi yang penting untuk pertumbuhan dan
reproduksinya. Sejumlah bakteri, bersifat parasit intraseluler obligat
contohnya Chlamydiae dan Rickettsiae. Dalam beberapa hal bakteri
berbeda dari eukariot. Bakteri tidak memiliki ribosom 80S maupun
organel bermembran, seperti nukleus, mitokondria, lisosom, retikulum
endoplasma maupun badan golgi, bakteri tidak memiliki flagela fibril
9+2 atau struktur silia seperti pada sel eukariot (Muchtadi, 1989).
2. Kapang
Kapang merupakan sekelompok mikroba yang tergolong dalam
fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk
mikroba yang penting dalam mikrobiologi pangan karena selain
berperan penting dalam industri makanan, kapang juga banyak menjadi
penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi multiseluler yang
mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat
karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya
mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis (Fardiaz,s. 1989).
E. HASIL PENGAMATAN
F. Metode hitung cawan
G. Metode Turbidimetri
103 0,000 0
101 0,000 0
= 0,048 x 8 x 108
= 48 x 102 x 8 x 108
= 4 x 8 x 10-2 x 108
= 32 x 106
= 0,056 x 8 x 108
= 56 x 102 x 8 x 108
= 5 x 8 x 10-2 x 108
= 40 x 106
H. PEMBAHASAN
a. Turbidimetri
Merupakan metode penghitungan jumlah bakteri berdasarkan pada
kekeruhan suspensi bakteri menggunakan alat turbidimeter. Hal ini didasari
bahwa kekeruhan yang terbentuk pada suspense bakteri secara tidak
langsung menunjukkan biomassa sel semua bakteri adalah suatu petunjuk
adanya pertumbuhan bakteri.
Metode turbidimetri adalah metode yang mudah dan cepat jika
dibandingkan dengan metode hitung cawan. Namun, metode ini juga
memiliki kekurangan pada tingkat sensitivitas yang sangat dipengaruhi oleh
jumlah sel bakteri didalam suspense.
Pengamatan yang pertama yaitu menggunakan turbidimetri.
Perhitungan jumlah sel bakteri ini menggunakan alat bantu yaitu
spektrofotometer. Yang dimana kerja dari alat bantu tersebut apabila ada
cahaya monokramik maupun campuran jatuh pada medium yang homogen,
dan sebagian dari sinar yang masuk akan dipantulkan dan sebagiannya lagi
diserap dalam medium tersebut, sisanya akan diteruskan. Nilai yang keluar
dari cahaya yang ditruskan dinyatakan menggunakan nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi tentang
spektrofotometer biasa dianggap juga sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual yang lebih mendalam dari absornsi energi.
Cara kerja spektrofotmeter yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan dan memastikan alat dalam kondisi yang baik. Cuvet
yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan bagian luar cuvet yang
transparan menggunakan tisu. Lalu memasukkan sampel sebanyak 3 ml
kedalam cuvet, kemudian akan muncul nilai absorbansinya.
Pada pegenceran 10-1 mempunyai nilai absorbansi 0,000 x dan
jumlah sel bakterinya itu 0, kemudian pada pengenceran 10-2 mempunyai
nilai absorbansinya itu -0,007 x dan jumlah sel bakterinya itu 4x106 juga,
dan pada pengenceran 10-3 mempunyai nilai absorbansinya itu 0,000 x dan
jumlah sel bakterinya itu juga sama 0, serta yang terakhir pada pengenceran
10-4 mempunyai nilai absorbansinya itu -0,006 x dan jumlah sel bakterinya
juga sama – sama 32x106. Hasil ini memiliki nilai yang berbeda – beda. Hal
ini menunujukan bahwa setiap tingkat kepadatan bakteri antara pengenceran
pertama, kedua, ketiga dan keempat itu nilainya tidak tentu.
b. Penghitungan TPC