TERPADU
PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA
TERPADU PADA TANAMAN KACANG HIJAU
(Vigna raditata L.)
DISUSUN OLEH :
REFI AYU RAHMADINA
(1804020017)
Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengelolaan
Organisme Pengganggu Tanaman Secara Terpadu Pada Tanaman Kacang Hijau (Vigna
raditata L.). Shalawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW semoga kelak kami mendapatkan syafa’atnya di Ya’umul Akhir. Tak
lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman Terpadu yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun orang lain yang
membacanya. Demikian pula penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak
manapun yang membaca makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................................2
1.3. Manfaat................................................................................................................................2
BAB 2.................................................................................................................................3
METODE PENULISAN....................................................................................................3
2.1. Sumber dan Jenis Data.......................................................................................................3
2.2. Pengumpulan Data..............................................................................................................3
2.3. Analisis Data.......................................................................................................................3
BAB 3.................................................................................................................................4
ISI.......................................................................................................................................4
3.1. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau (Vigna raditata L.)..................................................4
3.1.1. Morfologi Tanaman Kacang Hijau (Vigna raditata L.)..................................4
3.1.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau (Vigna raditata L.)........................5
3.2. Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Kacang Hijau (Vigna raditata L.). . .8
3.2.1. M testulalis (Lepidoptera: Pyralidae)...............................................................8
3.2.2. Thrips, M usiatus................................................................................................9
3.3. Cara Pengendalian Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Kacang Hijau
(Vigna raditata L.)...............................................................................................................10
3.3.1. M testulalis (Lepidoptera: Pyralidae).............................................................10
3.3.2. Thrips, M usiatus..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
1.2.1. Agar dapat mengetahui deskripsi dari tanaman kacang hijau (Vigna
raditata L.)
1.2.2. Agar dapat mengetahui hama dan penyakit yang menyerang tanaman
kacang hijau (Vigna raditata L.)
1.2.3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit
yang menyerang tanaman kacang hijau (Vigna raditata L.)
1.3. Manfaat
1.3.1. Dapat mengetahui deskripsi tanaman kacang hijau (Vigna raditata L.)
1.3.2. Dapat mengetahui hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang
hijau (Vigna raditata L.)
1.3.3. Dapat mengetahui bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kacang hijau (Vigna raditata L.)
4
BAB 2
METODE PENULISAN
5
BAB 3
ISI
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospremae
Kelas : Dicotylodenae
Ordo : Polypetalae
Familia : Papilionacaea
Genus : Vigna
6
(P), calcium (Ca), dan besi (Fe). Kotiledon banyakmengadnung pati dan serat,
sedangkan lembaga merupakan sumber protein dan lemak (Purnomo. 2007).
Tanaman kacang hijau memiliki akar yang tunggang dengan akar cabang
pada permukaan dan bunga kacanghijau berwarna kuning tersusun dalam tandan,
keluar pada cabang serta batang dan dapat melakukan penyerbukan sendiri
(Tjitrosoepomo, 2000;Irawan, 2001).
3.1.2.1. Iklim
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana
panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga
tinggi 500m di atas pemukan laut (dpl), tanaman kacang hijau dapat hidup
didaerah curah hujan rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban bekas
tanaman yang diairi sepenuhnya, misalnya padi, kacang hijau dapat tumbuh di
segala macam tipe tanah, namun pertumbuhan terbaik pada tanah lempung
dengan bahan organik tinggi (Rukmana, 2006).
Rukmana (2006) menyatakan bahwa untuk dapat tumbuh dan
berkembang kacang hijau menghendaki curah hujan yang optimal 50-200
mm/bln dengan temperatur 25-270C, kelembaban udara berkisar 50-80% dan
cukup mendapatkan sinar matahari.
3.1.2.2. Tanah
Tanah yang disesuaikan untuk tanaman kacang hijau yaitu tanah yang liat
ber-lempung, ber-drainase baikdan cukup kandungan unsur hara N, P, K, Ca dan
unsur mikro, tanah yang terlalu subur dengan kandungan N-total (0.51-0,75 %)
dan K-tersedia (0,61-1,00 C mol, kg-1 ) yang tinggi kurang baik untuk kacang
hijau karena bisa menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebih dan
pembentukan polong berkurang (Sumarno, 2003). Tingkat keasaman tanah yang
optimum untuk pertumbuhan kacang hijau antara pH 6,5 (Andrianto dan
Indrianto, 2004).
7
Kacang hijau bisa tumbuh di semua jenis tanah sepanjang kelembaban
dan tersedianya unsur harayang cukup. Lahan yang akan dipakai harus
dipersiapkan sebaik-baiknya. Lahan sawah setelah panen padi, tidak perlu
dilakukan pengolahan tanah. Menurut Sunantara (2000) penyediaan lahan berupa
dengan pemotongan jerami padi sesuai untuk budidaya kacang hijau setelah
tanaman padi. Sementara itu pada lahan sawah yang agak lama tidak ditanami
perlu dilakukan pengelohan tanah secara sempurna, untuk menghindari air
tergenang pada musim hujan serta perlu dibuat saluran drainase dengan lebar dan
kedalaman 20-30 cm dan jarak antara saluran maksimum 4 m (Atman, 2008).
3.1.2.3. Varietas
Menurut Hapsari et al.(2015) sejak tahun 1945-2013 sebanyak 13 varietas
kacang hijau yang dihasilkan berasal dari pemurnian atau seleksi galur introduksi
(Bhakti, No.129, Merak, Nuri, Manyar, Walet, Gelatik, Merpati, Sriti, Kenari,
Murai, Perkutut, dan Kutilang). Varietas unggulan mempunyai sifat berproduksi
tinggi bila ditanam pada lingkungan yang optimal, umur pendek tahan serangan
penyakit dan sifatmenguntungkan lainnya.
8
di daerah beriklim kering menyebabkan kandungan air tanah cenderung
berfluktuasi, karena terhambatnya pertumbuhan tanaman. Periode kritis tanaman
merupakan periode pada saat itu tanaman sangat peka terhadap faktor
lingkungan, dan diluar periode tersebut relatif berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil tanaman (Moenandir, 2010). Adisarwanto et al.,
(1993) menyatakan bahwa pada stadia kritis tersebut terjadi kekurang air akan
berpengaruh terhadap hasil dan akhir tanaman, stadia kritis pada tanaman kacang
hijau merupakan: (1)perkecambahan, (2) pembungaan, (3) pembentukan polong,
(4) pengisian biji.
9
ammonium dioksidasikan menjadi nitrit kemudian nitrat (Hardjowigeno, 2007).
Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk NH4+ dan NO3-. Ion-ion
di dalam tanah pertanian berasal dari pupuk-pupuk N yang diberikan serta bahan
organic tanah. Jumlahnya tergantung dari jumlah pupuk yang diberikan dan
kecepatan perombakan dari bahan-bahan organic (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004).
Unsur Phospor berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk
energi. Penyimpanan dan peredarannya keseluruh tanaman dalam bentuk ADP
dan ATP. Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan
nukleoprotein yang ada dalam inti sel, selanjutnya berperan dalam menentukan
sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan DNA
(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Jumlah Kalium dalam tanah jauh lebih banyak daripada phospor.
Ketersediaan Kalium di dalam tanah cendrung tidak stabil karena Kalium diikat
dalam bentuk-bentuk yang kurang tersedia, jumlah Kalium yang
dapatdipertukarkan atau tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1 % dari seluruh
Kalium tanah (Foth, 1985).
10
Salah satu faktor pembatas dalam produksi kacang hijau adalah adanya
serangan hama. Tanaman kacang hijau diserang sekitar 30 hama salah satunya
adalah penggerek polong (Maruca testulalis Geyer.) (Wijayanti et al., 2009).
Serangan hama penggerek polong disebabkan oleh Maruca testulalis
(Lepidoptera: Pyralidae). Selain menyerang kacang hijau, hama ini juga
menyerang tanaman kacang-kacangan.lain seperti kacang tunggak, kacang gude,
dan kacang panjang yang ditanam dari daerah tropis sampai daerah sub tropis
(Jackai 1995; Abate and Ampofo 1996; Shanower et al. 1999). Larva M.
testulalis pada umumnya menyerang kuncup bunga, bunga, dan polong. Singh et
al. (1990) melaporkan bahwa kehilangan hasil biji kacang tunggak akibat
serangan M. testulalis berkisar antara 20-80%.
11
sebagai tempat hidup. Jenis tanaman kacangkacangan yang diserang antara lain
adalah kedelai, kacang adzuki (Vigna angularis), kacang hijau, kacang tanah,
kacang pedang (Canavalia gladiata), kacang asparagus (V. sesquipedalis),
kacang panjang (V. sinensis), kacang yam (Pachyrhizus erosus), kacang lima
(Phaseolus limensis), buncis (Phaseolus vulgaris), Sesbania sesban, Cassia
bicapsularis, Bauhinia purpurea, Crotalaria juncea, Phaseolus atropurpureus, dan
Centrosema pubescens.
Sebaran M. usitatus relatif luas. Selain di Indonesia, spesies ini juga
menyebar di Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Thailand (Bansiddhi dan
Poonchaisri 1991; Bernardo 1991; Chang 1991; Fauziah dan Saharan 1991).
12
sebenarnya hanya merupakan protoksin yang jika larut dalam usus serangga akan
berubah menjadi polipeptida yang lebih pendek (Hofte dan Whiteley, 1989).
13
Menanam kacang hijau pada awal musim kemarau sangat dianjurkan agar
tanaman pada fase vegetatif, yang merupakan periode kritis, terhindar dari
serangan thrips. Indiati (2003). Penggunaan jerami sebagai mulsa efektif
menurunkan populasi thrips. Penutupan tanah dengan jerami akan mengganggu
proses pembentukan pupa di dalam tanah (Sastrosiswojo 1991).
14
3.3.2.4. Pengendalian dengan Kombinasi Insektisida Nabati dan Kimia
Insektisida nabati adalah bahan kimia yang berasal dari tumbuhan yang
menunjukkan bioaktivitas pada serangga (Prijono 1999). Insektisida nabati cukup
efektif mengendalikan hama dan aman bagi lingkungan (Hoesain 2001).
Beberapa bahan nabati yang telah diuji antara lain serbuk biji mimba, umbi
gadung, biji mahoni, serbuk biji srikaya, serbuk biji bengkuang, rendaman
bawang putih, rimpang jahe, daun pepaya, serta perasan campuran cabai,
bawang, dan jahe (LBJ) (Prakash dan Rao 1997; Vijayalakshmi et al. 1999; Stoll
2000; Sridhar et. al. 2002). Biji mimba mengandung azadirachtin, meliantriol,
salanin, dan nimbin (Mordue dan Nisbet 2000). Mimba tidak mematikan hama
secara cepat, tetapi memengaruhi daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi,
proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual,
menurunkan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin (Schmutterer
dan Singh 1995; Herminanto et al. 2004; Sarjan 2008). Mimba juga berperan
sebagai pemandul (Kardinan dan Dhalimi 2003).
15
DAFTAR PUSTAKA
Abate, T. and J. K. O. Ampofo. 1996. Insect pests of beans in Africa: their ecology and
management. Annu. Rev. Entomol. 41: 45–73.
Adisarwanto T. Rahmiana A. A, Suhartina. 1993. Budidaya Kacang Tanah Di dalam
Monograf Balai Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan No. 12 Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Pangan. Balintan Malang.
Affandi and D. Emilda. 2009. Mangosteen thrips: collection, identification and control.
J. Fruit Ornamental Plant Res. 17(2): 219233.
Aliakbarpour, H. and C.S.Md. Rawi. 2012. The species composition of thrips (Insecta:
Thysanoptera) inhabiting mango orchards in Pulau Pinang, Malaysia. Trop. Life
Sci. Res. 23(1): 4561.
Andrianto T T dan Indarto N. 2004. Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang hijau,
Kacang Panjang. Yogyakarta: Penerbit Absolut. Hal: 93, 94, 100.
Atman. 2008. Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Sawah. Ilmiah Tambua 7(1):
89-95.
Bansiddhi, K. and S. Poonchaisri. 1991. Thrips of vegetables and other commercially
important crops in Thailand. In N.S. Talekar (Ed.). Thrips in Southeast Asia.
Proceedings of a Regional Consultation Workshop, Bangkok, Thailand, 13 March
1991. Asian Vegetable Research and Development Center, AVRDC Publication
No. 91342, 74 pp.
Bernardo, E.N. 1991. Thrips on vegetable crops in the Philippines. In N.S. Talekar (Ed).
Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a Regional Consultation Workshop,
Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Asian Vegetable Research and Development
Center, AVRDC Publication No. 91342, 74 pp.
Chang, N.T. 1991. Important thrips species in Taiwan. In N.S. Talekar (Ed). Thrips in
Southeast Asia. Proceedings of a Regional Consultation Workshop, Bangkok,
Thailand, 13 March 1991. Asian Vegetable Research and Development Center,
AVRDC Publication No. 91342, 74 pp.
16
Chu, C.C., M.A. Ciomperlik, N.T. Chang, M. Richards, and T.J. Henneberry. 2006.
Developing and evaluating traps for monitoring Scirtothrips dorsalis
(Thysanoptera: Thripidae). Florida Entomologist 89(1): 4755.
Chu, C.C., P.J. Piner, T.J. Henneberry, K. Umeda, E.T. Natwick, W. Yuan-an, V.R.
Reddy, and M. Shrepatis. 2000. Use of CC traps with different trap base colors for
silverleaf whiteflies (Homoptera: Aleyrodidae), thrips (Thysanoptera: Thripidae),
and leaf-hoppers (Homoptera: Cicadellidae). J. Econ. Entomol. 93(4): 13291337.
Cock, M.J.W., J.C. van Lenteren, J. Brodeur, BIP Barratt, F. Bigler, K. Bolckmans, F.L.
Consoli, F. Haas, P.G. Mason, and J.R.P. Parra. 2010. Do new access and benefit
sharing procedures under the convention on biological diversity threaten the future
of biological control? BioControl 55: 199–218.
El-Wakeil, N.E., N. Gaafar, and S. Vidal. 2006. Side effect of some neem products on
natural enemies of Helicoverpa, Trichogramma spp. and Chrysoperla carnea.
Archiv Phytopathol. Plant Prot. 39: 445–455.
Fauziah, I. and H.A. Saharan. 1991. Research on Thrips in Malaysia. In N.S. Talekar
(Ed).. Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a Regional Consultation
Workshop, Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Asian Vegetable Research and
Development Center, AVRDC Publication No. 91–342, 74 p.
Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Edisi VI. Jakarta: Erlangga.
Gerson, U. and P.G. Weintraub. 2007. Mites for the control of pests in protected
cultivation. Pest Manag. Sci. 63: 658–676.
Hakim, N., M. Y., Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong, H. H.
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Ultisol. Lampung: Universitas Lampung.
Hapsari RT. 2015. Hubungan kekerabatan plasma nutfah kacang hijau berdasarkan
karakter agronomik. Seminar Balitkabi 2015. Balitkabi, Malang.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. 296 Halaman.
Herminanto, Wiharsi, dan T. Sumarsono. 2004. Potensi ekstrak biji srikaya (Annona
squamosa L.) untuk mengendalikan ulat kubis Crocidolomia pavonana F.
17
Hidajat, J. Rachmad, M. Machmud, Harnoto, dan Sumarno. 2000. Teknologi Produksi
Benih Kacang Hijau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,
Bogor.
Hoesain, M. 2001. Aktivitas biologis ekstrak Aglaia odorata Lour terhadap larva
Crocidolomia binotalis Zeller. Ringkasan Disertasi, Program Pascasarjana
Universitas Airlangga, Surabaya. 40 hlm.
Hofte H. and Whiteley H R. 1989. Insecticidal crystal proteins of Bacillusthuringiensis.
Microbiol. Rev. 53:42-255.
Indiati, S.W. 2003. Hama Thrips pada kacang hijau dan komponen pengendaliannya.
Buletin Palawija No. 5 & 6: 36–42.
Irawan A. 2001. Cara Khusus Menyuburkan Tanaman. Solo: CVAneka.
Jackai, L.E.N. (1995). Integrated pest management of borers of cowpea and beans.
Insect Sci. Applic. (16): 237–250.
Kardinan, A. dan A. Dhalimi. 2003. Mimba (Azadirachta indica A.Juss) tanaman multi
manfaat. Perkembangan Teknologi TRO XV(1): 110.
Leiwakabessy, F.M dan Sutandi, A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Lumowa S V V. 2011. Efektivitas Ekstrak Babadotan (Ageratum conyzoides) Terhadap
Tingakat Kematian Larva Spodoptera litura F. Universitas Mulawaman
Samarinda. Eugenia Vol 17. No. 3.
Matsumoto, M. 2000. Insect Classification Laboratory. National Institute of Agro-
Environmental Sciences. Kannondai, Tsukubashi, Japan. Messelink, G.J., C.M.J.
Bloemhard, M.W. Sabelis, and A. Janssen. 2013. Biological control of aphids in
the presence of thrips and their enemies. BioControl 58: 45–55.
Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Mordue (Luntz) A.J. and A.J. Nisbet. 2000. Azadirachtin from the neem tree
Azadirachta indica: its action against insects. Ann. Soc. Entomol. Brazil 29(4):
615–632.
Plantus. 2008. Insektisida Dari Daun Babandotan. Source: iptel.net.id. Diakses pada
tanggal 29 Desember 2020.
18
Prakash, A. and J. Rao. 1997. Botanical Pesticides in Agriculture. Lewis Publishers,
Buca Raton, New York, London, Tokyo. 460 hlm.
Prijono, D. 1999. Prinsip-prinsip uji hayati. Bahan Pelatihan Pengembangan dan
Pemanfaatan Insektisida Alami. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu Institut
Pertanian Bogor. hlm. 45–62.
Purnomo. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan. Depok: Penebar Swadaya.
Purwono dan Hartono, R. 2005. Kacang Hijau. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Rukmana, R. 2006. Kacang hijau, budidaya dan pasca panen. Jogjakarta: Kanisius. 68p.
Rukmana, R. 2006. Kacang Hijau, Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.
68p.
Sabelis, M.W., A. Janssen, I. Lesna, N.S. Aratchige, M. Nomikou, and P.C.J. van Rijn.
2008. Developments in the use of predatory mites for biological pest control.
IOBC/WPRS Bull. 32: 187– 199.
Sarjan, M. 2008. Potensi pemanfaatan insektisida nabati dalam pengendalian hama pada
budi daya sayuran organik. Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Mataram, Lombok-NTB.
Sastrosiswojo, S. 1991. Thrips on vegetables in Indonesia. In N.S. Talekar (Ed). Thrips
in Southeast Asia. Proceedings of a Regional Consultation Workshop, Bangkok,
Thailand, 13 March 1991. Asian Vegetable Research and Development Center,
AVRDC Publication No. 91–342: 12–17.
Schmutterer, H. and R.P. Singh. 1995. List of insect pest susceptible to neem products.
In H. Schmutterer (Ed.), The Neem TreeSource of Unique Natural products for
Integrated Pest Management, Medicine, Industry and Other Purposes. pp. 326–
365. VCH, Weinheim, New York, Basel, Cambridge, Tokyo.
Shanower, T. G., J. Romeis and E. M. Minja. 1999. Insect pests of pigeonpea and their
management. Annu. Rev.Entomol. (44): 77–96.
Singh, S. R., L. E. N. Jackai, J. H. R. dos Santos and C. B. Adalla. 1990. Insect Pests of
Cowpea. In: S.R. Singh (Ed): Insect Pests of Tropical Food Legumes. John Wiley
& Sons, Chichester.
19
Sridhar, S., S. Arumugasamy, H. Saraswathy, and K. Vijayalakshmi. 2002. Organic
Vegetable Gardening. Center for Indian Knowledge Systems, Chennai, India. 53
pp.
Stapel, J.O., A.M. Cortesero, and W.J. Lew. 2000. Disruptive sublethal effects of
insecticides on biological control: Altered foraging ability and life span of a
parasitoid after feeding on extrafloral nectar of cotton treated with systemic
insecticides. Bio Con. 17: 243–249.
Stoll, G. 2000. Natural Protection in the Tropics. Margraf Verlag, Weikersheim.
Sumarno, L. N. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos dan Pupuk N, P, K terhadap
Ketersediaan dan Serapan N serta Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogae L.) di Alfisol Jumantono. FP UNS. Surakarta.
Sunantara, I.M.M. 2000. Teknik Produksi Benih Kacang Hijau. No. Agdex : 142/35. No.
Seri : 03/Tanaman/2000/September 2000. Instalasi Penelitian dan Pengkajian
Teknologi Pertanian. Denpasar Bali.
Suprapto, I N. Adijaya, I K. Mahaputra, dan I M. RaiYasa, 2000. Penelitian Sistem
Usahatani Diversifikasi Lahan Marginal. Instalasi Penelitian dan Pengkajian
Teknologi Pertanian Denpasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Vijayalakshmi, K., B. Subhashini, and S. Koul. 1999. Plants Used in Pest Control:
Garlic and onion. Centre for Indian Knowledge Systems, Chennai, India. 79 pp.
Volkmar, C., K. Schumacher, and J. Müller. 2008. Impact of lowinput pesticides usage
on spider communities with special regards to accumulated effects. Pesticides and
Beneficial Organisms IOBC/Wprs Bull. 35: 18–25.
Wijayanti RYV & Zaky ELR. 2009. Kemampuan Hidup penggerek Polong Maruca
testulalis Geyer (Lepidoptera;Pyralidae) pada Tiga Varietas Kacang Hijau.
Agrosains. UNS. 11(2): 40-44.
Wilyus dan Asniwita. 2001. Evaluasi Beberapa Teknik Pengendalian Terhadap Hama
Tanaman Kacang Hijau (Maruca testulalis Geyer) (Lepidoptera:Pyralidae). J.
20
Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No.1. Hal 41-48. Fakultas Pertanian Universitas
Jambi.
Yuharmen M Eryanti dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri
dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurusan Kimia, FMIPA.
Universitas Riau.
21