Anda di halaman 1dari 13

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda

citrifolia L) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI DALAM


PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura
F) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L L)

PROPOSAL

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan Masalah .......................................................................... 3
1.4. Hipotesis ..................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Padi (Oryza sativa L).................................................................. 4
2.2. Ulat Grayak (Spodoptera litua F.) .............................................. 4
2.3. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) ......................................... 5
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu...................................................................... 7
3.2. Bahan dan Alat ........................................................................... 7
3.3. Metode Penelitian ....................................................................... 7
3.4. Pelaksanaan Percobaan ............................................................... 8
3.4.1. Pengambilan Sampel Ulat Grayak .................................... 8
3.4.2. Pembuatan Insektisida....................................................... 8
3.5. Analisis Data .............................................................................. 9
3.6. Variabel Pengamatan .................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi
manusia, terutama bagi masyarakat Indonesia. Padi menjadi kebutuhan utama bagi
masyarakat indonesia karena sebagai kebutuhan primer dan sebagai sumber energi
dan karbohidrat. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi padi adalah
adanya serangan ulat grayak (Spodoptera litura F) yang merupakan salah satu
hama penting yang harus dikendalikan karena serangan larva S. litura dapat
menyebabkan kerugian pada petani. Selain menyerang tanaman padi, S. litura
memiliki kisaran inang yang luas dan berpotensi sebagai hama utama pada banyak
jenis tanaman lain seperti cabai, kubis, jagung, tomat buncis, tembakau, kentang,
kacang tanah dan kacang kedelai. Menurut Marwoto & Suharsono (2008),
kehilangan hasil akibat serangan S. litura dapat mencapai 80%, bahkan gagal
panen apabila tidak dikendalikan.
Petani umumnya menggunakan pestisida kimiawi setiap terjadi serangan
hama dan penyakit pada tanaman budidaya, bahkan mereka menggunakannya
tanpa memperhatikan hama target, cenderung berlebihan, dan tidak tepat baik
jenis, dosis, metode aplikasi, maupun frekuensi pemberian. Penggunaan pestisida
kimiawi yang berlebihan tersebut meninggalkan residu dalam tanah, air, dan
terangkut ke dalam produk pertanian yang akan menurunkan kualitas lingkungan
dan membahayakan kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. Paparan
pestisida dalam jangka panjang akan mengganggu kesehatan organ mata, kulit,
pernafasan, jantung, pencernaan, dan sistem syaraf (Mubushar et al,. 2019).
Pengendalian hama terpadu merupakan salah satu komponen dalam budidaya
tanaman pertanian yang ramah lingkungan. Pengendalian hama secara hayati dan
kimiawi secara terpadu dan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida
kimiawi. PHT menekankan pada pemilihan, perpaduan, dan penerapan
pengendalian hama yang didasarkan pada perhitungan dan penaksiran
konsekuensi ekonomi, ekologi, dan sosiologi (Untung 2000).
2

Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L) pada saat ini menjadi sangat


populer sebab bisa dijadikan sebagai obat. Tanaman ini banyak terdapat di
Indonesia sebagai tanaman liar atau tanaman pekarangan yang dimanfaatkan
sebagai tanaman sayuran atau tanaman obat. Khasiatnya yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit pada manusia mendorong banyak peneliti
untuk melakukan penelitian tentang kandungan tanaman mengkudu. Kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada buah mengkudu diantaranya adalah saponin,
tanin, anthraquinon dan senyawa alkaloid (Nwinji et al., 2008; Adejumobi et al.,
2008). Ekstrak daun mengkudu pada konsentrasi 25 mg ml-1 mampu
menghambat pertumbuhan Escherichia coli dengan zona penghambatan 5 mm
(Ogundare & Onifade, 2009) dan menghambat pertumbuhan jamur Penicillium,
Fusarium, Rhizopus dan Mucor mendekati 50% (Jayaraman et al., 2008). Hasil
percobaan Efri (2004), menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu dapat
menekan pertumbuhan bakteri Ralstonia solanacearum, hanya saja penerapan
pada tanaman masih perlu diteliti lebih lanjut.
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengetahui potensi
ekstrak buah mengkudu sebagai insektisida nabati. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu memiliki efektivitas yang tinggi
dalam mengendalikan hama pada tanaman, termasuk ulat grayak pada tanaman
sayuran lainnya seperti sawi, kubis, dan cabai. Namun, belum ada penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas ekstrak buah mengkudu dalam
mengendalikan ulat grayak pada tanaman padi.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak
buah mengkudu matang sebagai insektisida nabati pada mortalitas larva S. litura.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
petani dan masyarakat terkait penggunaan insektisida nabati untuk pengendalian
hama pada tanaman padi secara efektif dan aman bagi lingkungan dan kesehatan
manusia.
3

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) dapat menekan populasi
hama ulat grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi (Oryza sativa L) ?
b. Apakah ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) dapat mempengaruhi
aktivitas makan ulat grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi (Oryza
sativa L) ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitan yang ingin
dicapai antara lain:
a. Untuk mengetahui ekstrak buah mengkudu dapat menekan populasi hama ulat
grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi (Oryza sativa L).
b. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia)
dalam aktivitas makan ulat grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi
(Oryza sativa L).

1.4. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) dapat menekan populasi ulat
grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi (Oryza sativa L).
b. Ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) berpengaruh terhadap nafsu
makan ulat grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman padi (Oryza sativa
L).
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi (Oryza sativa L)


Tanaman padi merupakan tanaman pangan dari famili Graminae yang
berupa rumput berumpun. Menurut Tjitrosoepomo (2004), klasifikasi padi
meliputi Kingdom: Plantae; Division : Magnoliophyta; Class: Liliopsida; Ordo :
Poales; Family : Gramineae; Genus : Oryza; Species : Oryza sativa L. Menurut
Tjitrosoepomo (2004), klasifikasi padi meliputi Kingdom: Plantae; Division :
Magnoliophyta; Class: Liliopsida; Ordo : Poales; Family : Gramineae; Genus :
Oryza; Species : Oryza sativa L L. Pada tahun 2007, Purwono dan Purnawati
mengelompokkan tanaman padi 2 bagian, yaitu bagian vegetatif yang terdiri dari
akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga, malai dan
gabah.
Tanaman padi memiliki morfologi yang terdiri atas bagian akar, batang,
daun, bunga, malai dan gabah. Akar tanaman padi memiliki perakaran serabut
yang berfungsi sebagai penunjang tanaman untuk dapat tumbuh tegak dan
menyerap air maupun unsur hara. Batang padi terdiri dari beberapa ruas yang
dibatasi oleh buku sebagai tempat bertumbuhnya tunas (anakan). Daun padi
terdapat satu pada tiap buku yang tumbuh pada batang, daun teratas disebut
sebagai daun bendera. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai yang terdiri
atas 8-10 buku. Gabah (buah padi) merupakan biji tunggal yang bersatu dengan
kulit bakal buah yang matang dan membentuk sebuah butir seperti biji (Mukti,
2013).
Tanaman padi memiliki beberapa syarat untuk menunjang pertumbuhannya,
meliputi suhu yang baik untuk pertumbuhan padi adalah 230C. Ketinggian tempat
yang cocok untuk tanaman padi berkisar anatara 0-1.500 m dpl. Padi dapat
tumbuh dengan baik pada pH antara 4-7 dengan ketebalan tanah atasnya berkisar
antara 18-22 cm (Mukti, 2013).

2.2. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)


Ulat grayak (Spodoptera litura F.) mempunyai jumlah yang sangat besar
sampai ribuan yang merusak dan memakan tanaman pada malam hari sehingga
5

tanaman akan habis dalam waktu singkat. Tingkat kewaspadaan terhadap ulat
grayak ini sangat penting di perhatikan karena pada siang hari ulat grayak ini tidak
terlihat kemunculannya karena mereka bersembunyi di tempat yang gelap, di
dalam tanah, ataupun dibagian belakang daun. Ulat grayak aktif dan menyerang
hebat tanaman pada malam hari, dan dapat mengakibatkan kegagagalan panen
(Pracaya, 2011). Berikut klasifikasi dari S. litura yaitu : Kingdom : Animalia ;
Fillum : Arthropoda ; Class : Insekta ; Ordo : Lepidoptera ; Family : Noctuidae ;
Genus : Spodoptera ; Species : Spodoptera litura F
Ulat grayak (Spodoptera litura F.) mempunyai jumlah yang sangat besar
sampai ribuan yang merusak dan memakan tanaman pada malam hari sehingga
tanaman akan habis dalam waktu singkat. Tingkat kewaspadaan terhadap ulat
grayak ini sangat penting di perhatikan karena pada siang hari ulat grayak ini tidak
terlihat kemunculannya karena mereka bersembunyi di tempat yang gelap, di
dalam tanah, ataupun dibagian belakang daun. Ulat grayak aktif dan menyerang
hebat tanaman pada malam hari, dan dapat mengakibatkan kegagagalan panen
(Pracaya, 2011). Berikut klasifikasi dari S. litura yaitu : Kingdom : Animalia ;
Filum : Arthropoda ; Kelas : Insekta ; Ordo : Lepidoptera ; Famili : Noctuidae ;
Genus : Spodoptera ; Spesies : Spodoptera litura F. Siklus hidup ulat grayak
berlangsung dalam tiga stadium, yaitu stadium telur, larva, dan imago atau
ngengat. Ngengat betina meletakkan telurnya di permukaan daun tanaman dengan
jumlah besar (Tanijonegoro, 2013). Rahayu (2004) menyatakan bahwa siklus
hidup ulat grayak berkisar antara 30-50 hari.
Ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah salah satu hama yang memberikan
kerugian bagi petani. Hama ini dapat menyerang lebih dari 200 spesies tanaman
misalnya cabai, kubis, padi, jagung, tomat, buncis, tembakau, terung, kentang,
kacang tanah dan kacang kedelai. Berdasarkan beberapa laporan ulat grayak
tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Jepang, Cina, India, dan
beberapa negara lainnya (Marwoto & Suharsono, 2008; Razak et al., 2014).
2.3. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia)
Mengkudu tergolong tanaman perdu atau pohon kecil dengan batang
pendek dan banyak cabang dengan tinggi 3-8 m. Mengkudu dapat ditemukan di
6

berbagai jenis tanah dan zona iklim dari dataran rendah hingga 1.500 m dpl,
dengan curah hujan tahunan 1.500-500 mm, pH tanah 5-7, suhu 22-30 °C, dan
curah hujan 1.500-500 mm. Mengkudu termasuk dalam kingdom : Plantae;
Division : embryophyta; Class : magnoliopsida; Ordo : genetianales; Species :
Morinda citrifolia F.
Buah mengkudu mengandung alkaloid yang dinamakan xeronin. Alkaloid
ini berguna untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein
serta bekerja untuk melawan peradangan yang terjadi di dalam tubuh
(Wijayakusuma, 2008). Xeronin dibentuk oleh suatu zat yang dinamakan
proxeronin dan dihasilkan ketika asam lambung yang sedang mencerna buah
mengkudu mengubah proxeronin sampai menjadi xeronin (Assi, 2015). Semua sel
yang dimasuki xeronin ini akan menjadi aktif, lebih sehat, dan terjadi perbaikan
struktur maupun fungsinya (Bangun, 2010). Kebutuhan akan xeronin cenderung
meningkat jika terdapat masalah kesehatan (baik fisik maupun emosional),
infeksi, racun, dan semakin bertambahnya usia. Buah mengkudu juga
mengandung skopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh
darah dan memperlancar peredaran darah serta berkhasiat sebagai anti bakteri, anti
alergi dan anti radang (Rukmana, 2010). Kemudian selain sebagai obat-obatan
mengkudu juga bisa dimanfaatkan sebagai insektisida nabati, kandungan senyawa
kimia buah mengkudu antara lain minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid,
tanin, polifenol dan antrakuinon. Senyawa flavonoid dan saponin dapat
menimbulkan gangguan pada saraf serta kerusakan pada spirakel yang
mengakibatkan serangga tidak bisa bernapas dan akhirnya mati. Saponin bersifat
sebagai racun dan antifeedant pada kutu, larva, kumbang dan berbagai serangga
lain. Senyawa kimia pertahanan tumbuhan merupakan metabolit sekunder atau
alelokimia yang dihasilkan pada jaringan tumbuhan, dan dapat bersifat toksik,
menurunkan kemampuan serangga dalam mencerna makanan dan pada akhirnya
mengganggu pertumbuhan serangga. Senyawa kimia pertahanan tumbuhan
meliputi saponin, terpenoid dan flavonoid.
III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian
(BDP) Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya pada bulan Juni-September
2024.
3.2. Bahan dan Alat
Alat yang dipakai pinset, pisau, gunting, staples, blender, telenan, ember,
timbangan, gelas ukur, saringan kain, pengaduk, toples, kain kasa, karet, isolasi.
Bahan yang digunakan buah mengkudu matang, gula merah, EM4, daun padi dan
ulat grayak.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksploraasi dan
eksperimen. Sampel ulat grayak yang diambil dari tanaman padi untuk dilakukan
pengamatan di Laboratorium. Eksperimen meliputi uji konsentrasi insektisida
nabati bahan buah mengkudu terhadap ulat grayak (S. Litura).
Penelitian ini dilakukan engan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sehingga terdapat 24 percobaan.
P0 = Kontrol (tanpa konsentrasi insektisida nabati)
P1 = Konsentrasi 20%
P2 = Konsentrasi 40%
P3 = Konsentrasi 60%
P4 = Konsentrasi 80%
P5 = Konsentrasi 100%
8

Cara menghitung mortalitas:


𝑛
M = 𝑁 × 100%

Keterangan :

M = Mortalitas larva

n = Jumlah larva yang mati

N = jumlah seluruh larva yang diamat

3.4. Pelaksanaan Percobaan


3.4.1. Pengambilan Sampel Ulat Grayak
Ulat Grayak pada tanaman padi diperoleh di jalan Bangaris Kelurahan
Panarung, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, kalimantan Tengah. Ulat
Grayak yang diperoleh di kumpulkan dalam toples plastik yang telah dilubangi
bagian atasnya dan ditutupi kain kasa diatasnya sebagai sumber penafasan dan
diberikan makanan berupa daun tanaman padi agar tetap hidup.

3.4.2. Pembuatan Insektisida


1. Persiapan bahan baku dari buah mengkudu matang sebanyak 2 kg,
kemudian dimasukkan ke dalam blender.
2. Gula merah disiapkan sebanyak 50 g, yang kemudian diencerkan
menjadi 250 mL.
2. Persiapan bioaktivator berupa (EM4) sebanyak 50 mL, kemudian
diencerkan bersamaan dengan gula merah yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
3. Bahan baku dimasukkan ke dalam ember plastik. Setelah itu, gula merah
yang telah bercampur dengan EM4 dimasukkan ke dalam ember yang
berisi bahan baku tersebut.
4. Air ditambah ke dalam ember plastik tersebut hingga mencapai 1L.
Kemudian tutup dengan rapat.
5. Setelah itu tunggu selama 4-7 hari hingga terjadi proses fermentasi.
6. Menyaring hasil fermentasi pada hari ke 7, kemudian ampas dibuang dan
cairannya telah dapat digunakan sebagai insektisida nabati.
9

3.5. Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada
taraf α = 5% dan α = 1%. Apabila berpengaruh nyata atau sangat nyata pada
perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ)
pada taraf 5%.

3.6. Variabel Pengamatan


Variabel yang diamati adalah tingkat kematian setelah diberikan perlakuan
insektisida ekstrak buah mengkudu pada berbagai konsentrasi percobaan serta
berapa lama waktu kematian ulat grayak.
DAFTAR PUSTAKA

Arsi, A., Resita, R., Suparman, S. H. K., Gunawan, B., Herlinda, S., Pujiastuti, Y.,
... & Budiarti, L. (2020). Pengaruh kultur teknis terhadap serangan hama
dan penyakit pada tanaman kacang panjang di Kecamatan Lempuing
Kabupaten Ogan Komering Ilir: Effect of Technical Culture on Pest and
Disease Attacks on Long Bean Plants Sub-District in Lempuing, Ogan
Komering Ilir. J-Plantasimbiosa, 2(2), 21-32.
Assi R. A., et al. 2015. Morinda citrifolia (Noni): A comprehensive review on its
industrial uses, pharmacological activities, and clinical trials.
Bangun, A.P. 2010. Khasiat buah mengkudu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Efri, E. (2010). Pengaruh ekstrak berbagai bagian tanaman mengkudu (Morinda
citrifolia) terhadap perkembangan penyakit antraknosa pada tanaman cabe
(Capsicum annuum L.). Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 10
(1), 52-58.
Lestari, R. (2022). Pengaruh konsentrasi Beauveria bassiana terhadap
pengwndalian hama padi (walang sangit dan ulat grayak) pada stadia
pradewasa (Disertasi Doktor, UPT Perpustakaan).
Marwoto dan Suharsono. 2008. Strategi dan komponen teknologi pengendalian
ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius) pada tanaman kedelai. Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Jurnal
Litbang Pertanian 27 (4): 131-136.
Mubushar M, Aldosari FO, Baig MB, Alotaibi BM, Khan AQ. 2019. Assessment
of farmers on their knowledge regarding pesticide usage and biosafety.
Saudi Journal of Biological Sciences 26(7):1903-1910.
Mukti, V. (2013). Kajian pertumbuhan dan hasil tanaman padi varietas unggul
baru (vub) inpari di Kabupaten Lamongan (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).
Rahayu E. Berlian N. 2004. Mengenal Varietas Ungul dan Cara Budidaya.
Ramadhan, R. A. M., Puspasari, L. T., Meliansyah, R., Maharani, R., Hidayat, Y.,
& Dono, D. (2016). Bioaktivitas formulasi minyak biji Azadirachta indica
(A. Juss) terhadap Spodoptera litura F. Jurnal Agrikultura, 27(1).
Rappan T. 2019. Pengendalian Hama Walang Sangit pada Tanaman
Rukmana, R.2010. Mengkudu budi daya dan prospek agrobisnis. Yogyakarta:
Kanisius.
Supriyatdi, D., & Sudirman, A. (2020). Pengaruh ekstrak buah mengkudu
terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura F.). Jurnal Agrosains
Dan Teknologi, 4(2), 95-101.
11

Untung K. 2000. Pelembagaan konsep pengendalian hama terpadu di Indonesia.


Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 6(1): 1-8.
Wijayakusuma, H. 2008. Penyembuhan Dengan Mengkudu (Morinda citrifolia).
Jakarta: Milenia Populer.

Anda mungkin juga menyukai