) TERHADAP
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK
PASAR
PAPER
OLEH :
TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI-1
1
RESPON TANAMAN SELADA (Lectuca sativa L.) TERHADAP
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK
PASAR
PAPER
OLEH :
TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI-1
DiketahuiOleh
Asisten Koordinator
(Muhammad FikriHaiqal)
NIM. 160301059
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini
Ir. Meiriani. M.P; Ferry Ezra T. Sitepu SP.M.Si; Dr. Ir.Mariati M.Sc;
Prof. Dr. Ir. Novireta Sprinse Novelina M.P. Selaku dosen mata kuliah Dasar
Agronomi, serta abang dan kakak asisten Laboratorium Budidaya Tanaman Unit
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................1
Tujuan Praktikum.....................................................................................2
Kegunaan Penulisan.................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Selada (Lactuca sativaL.).............................................3
Syarat Tanaman Selada (Lactuca sativaL.)..............................................5
Iklim.............................................................................................5
Tanah............................................................................................6
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dapat tumbuh pada iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada
iklim tropis.Tanaman selada yang terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu selada
kandungan gizi selada adalah Energi = 15 kkal, Protein = 1,2 gr, Lemak = 0,2 gr,
Karbohidrat = 2,9 gr, Kalsium = 22 mg, Fosfor = 25 mg, Zat Besi = 1mg, Vitamin
dilihat dari segi harga yang terjangkau dan kebutuhan akan selada karena
yang lebih besar bagi petani untuk meningkatkan produksi tanaman selada faktor
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman selada yang
dibudidayakan pada tanah marginal seperti tanah Podsolik Merah Kuning adalah
dengan menggunakan pupuk organik cair (POC). Keuntungan POC adalah dapat
menyediakan hara makro dan mikro, tidak merusak struktur tanah walaupun
langsung digunakan dengan tidak membutuhkan interval waktu yang lama untuk
Bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah
seperti sayur sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol. Sampah organik
cukup banyak dan melimpah jumlahnya, dari beberapa pasar di OKU Timur
jumlah sampah yang dihasilkan adalah sebesar 785 ton/hari atau 2317 m3/hari.
Jumlah tumpukan sampah yang dihasilkan dari pasar adalah sebesar 5,34 m3/hari.
Hampir 50% dari total sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar tergolong
sebagai sampah organik kandungan pupuk organik cair asal sampah sayur –
sayuran (sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol) adalah Nitrogen 0,16 %,
Fosfor 0,014 %, Kalium 0,25 %, C/N 33, C-Organik 5,20 %. kandungan pupuk
organik cair pada limbah sayur – sayuran diantaranya Nitrogen 1,23 %, Fosfor
0,18 %, Kalium 0,21 %, C/N 19, S 0,31 %, C 22,77 %, Fe 7,67 % dan Zn 3,87 %
(Sumarno,2012).
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah untuk sebagai salah satu syarat
yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut
menempel pada batang, tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50
cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh
akar serabut. Sedangkan akar tunggang tanaman selada tumbuh lurus ke pusat
bumi ( Haryanto,et.al,2010).
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk
daun bulat atau lonjong dengan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang
berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap.
Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat
panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada
yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai
daun lebar dan tulang-tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus.
Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan serta memiliki rasa agak manis.
lebih (Fharisa,2007).
serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman
20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap
4
oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.
(Sagala, 2010)
Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek
dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang
selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2 - 3 cm dibanding dengan
selada batang yang diameternya 5,6 - 7 cm dan selada daun yang diameternya 2 -
setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun
daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya
beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung
berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan
lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua. Biji
ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman. Selada daun tidak membentuk
krop. Tipe ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas
daunnya ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap),
Tipe selada daun memiliki batang panjang dan terlihat. Tipe ini tahan terhadap
kondisi panas dan dingin, sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun
antara 30 hari dan 85 hari setelah pindah tanam. Bobot selada sangat beragam
mulai dari 100g sampai 400g, bobot ini dapat dicapai pada budidaya di
L.) Iklim
hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada
pertumbuhannya adalah 15 – 200C, suhu sedang adalah hal yang ideal untuk
produksi selada berkualitas tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah
200C dan malam hari adalah 100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya
penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan (Suwendi,2008)
Tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu
panas. Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju
ditanami selada terletak pada ketinggian 5 - 2.200 meter di atas permukaan laut
6
500 m dpl. Selada krop biasanya membentuk krop bila ditanam di dataran tinggi,
tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk krop di dataran
Tanah
Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung
humus. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur baik sekali untuk
dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagi media tanam selada
(Fharisa,2007).
Pada tanah yang asam, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena keracunan
Mg dan Fe, tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun,
pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang
cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang
air. Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0 - 6,8 atau idealnya 6,5 (Riazid,2004)
Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Namun, pertumbuhan
yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup
mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air.
Selada tumbuh baik dengan pH tanah 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Pada umumnya pupuk cair organik
itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos
Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik yaitu
sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur,
sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain. Bahan organik basah
seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan baku pupuk cair yang sangat
bagus karena selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang
maka proses penguraian akan semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat, 2006).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,
Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat
menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
8
dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013).
Cara pemupukan pupuk organik cair yang benar antara lain, Aduk rata air
dan pupuk organik cair yang sudah matang hingga tercampur rata. Waktu
penyemprotan yang ideal adalah: pagi (06.00 - 09.00) atau sore (16.00 - 18.00).
Jangan melakukan penyemprotan menjelang hujan atau saat matahari sedang terik
atau pun malam hari saat tidak ada sinar matahari karena dapat menurunkan
efisiensi penyerapan pupuk. Jika turun hujan 1 jam setelah penyemprotan selesai,
yang banyak maka daya serap pupuk organik cair akan jauh lebih baik. Bagian
tanaman muda seperti tunas, daun muda atau pucuk tanaman memiliki respon
bagian tanaman muda, secara tidak langsung kita telah membuat pupuk organik
cair diserap lebih cepat oleh tanaman.Sifat pupuk organik cair yang mudah tercuci
oleh air hujan dan teriknya sinar matahari membuat pengaplikasian pupuk ini
sekali pada saat kemarau dan 3 hari sekali pada saat musim hujan. Semprotkan
juga Pupuk Hayati M-BIO setiap 10 hari sekali kebagian daun, batang, buah muda
pupuk organik cair serta meningkatkan daya tahan bagian daun, batang & akar
mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih
tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar akar tanaman.pemakaian pupuk
tanah yang sudah dalam keadaan berlebihan pemupukan dengan pupuk organik
cair/kimia dalam tanah. Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik cair
akan lebih bagus jika dibandingkan dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak
mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat (Lingga dan Marsono,2014).
karakteristik media tanam yang berbeda-beda dari setiap jenisnya. Pupuk organik
itu secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak mengalami pencucian hara dan
mampu menyediakan hara secara cepat. Kacang hijau merupakan salah satu
bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan
hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Pupuk organik
cair yang digunakan pada percobaan ini mengandung C-organik 1,87%; N0 63%;
(Rukmana,2007).
dan jumlah daun pada umur 7 hari setelah tanam serta jumlah daun tanaman pada
saat panen, tetapi berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun
tanaman pada umur 21 hari setelah tanam dan tinggi tanaman sawi pada saat
panen. Tidak adanya perbedaan yang nyata dari pengaruh konsentrasi POC
tersebut disebabkan karena tanaman sawi masih muda dan masih dalam tahap
pertumbuhan awal, selain itu juga disebabkan karena kebutuhan unsur hara
tanaman masih dapat dipenuhi oleh media tanam tempat tumbuhnya, media tanam
hari setelah tanam dan pada saat panen serta jumlah daun pada umur 21 hari
kebutuhan unsur hara tanaman juga bertambah banyak dan hal tersebut tidak
bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan
hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi
dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh
tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya aplikasi
pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga
semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan
dosis 500 kg pupuk organik ha-1 + 200 kg pupuk anorganik ha-1 menghasilkan
oleh peran pupuk organik dalam meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman
aktivitas mikroba dalam tanah. Azospirillum sp, Azotobacter, dan bakteri pelarut
fosfat adalah mikroba yang hidup di daerah rizosfer tanaman dan merupakan
12
bakteri aerob obligatif atau bakteri yang memerlukan oksigen bebas sehingga
pelarut fosfat). Selain itu, penambahan bahan organik tanah akan berfungsi
kunci mekanistik untuk suplai unsur hara, dengan biomas mikrobial yang segmen
siklusnya sangat cepat, fase organik bertindak sebagai biokatalis untuk suplai
unsur hara dan pool hara itu sendiri. Aplikasi pupuk organik + anorganik
Efisiensi N tertinggi (89.19%) pada aplikasi dosis 500 kg pupuk organik ha-1 +
300 kg pupuk anorganik ha-1, dan efisiensi P dan K tertinggi (69.55% dan
92.52%) pada aplikasi dosis 750 kg pupuk organik ha-1 + 300 kg pupuk
media tanah.Media tanam yang digunakan terdiri dari udara yang mengandung
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.Metode ini sangat populer karena memiliki
adalah lebih mudah dalam pemberian nutrisi sehingga bisa lebih efisien
(Setyoadji 2015).
yang digunakan juga ditentukan oleh larutan nutrisi yang diberikan, karena
tanaman tidak mendapatkan unsur hara dari media tumbuhnya.Oleh karena itu
tanaman harus mendapatkan hara melalui larutan nutrisi yang diberikan secara
terus menerus. Larutan nutrisi yang digunakan pada hidroponik harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman, yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro
(Sutiyoso,2004).
pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman
akansemakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan
dan produksi selada.Pupuk organik cair tidak dapat dijadikan sebagai pupuk
tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan volume pada saat panen memiliki hasil
yang sangat rendah. Penggunaan pupuk organik cair harus disertai dengan
penggunaan pupuk AB Mix demi mencapai hasil yang optimal dengan komposisi
AB Mix 50% atau lebih, karena pupuk AB Mix memiliki hara yang cukup
lengkap untuk budidaya hidroponik dan pupuk organik cair itu sendiri harus
dan produksi tanaman selada.Hal ini diduga karena pemberian pupuk organik cair
terdapat unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman sehingga
pupuk organik cair yaitu memiliki daya higroskopisitas yang tinggi, mudah
diserap oleh tanaman karena unsur hara didalamnya sudah terurai dan efek
(Lerner,2005).
Kelebihan yang dimiliki oleh POC ini dapat memudahkan tanaman selada
dalam menyerap dan memanfaatkan hara makro dan mikro yang terkandung pada
selada.Hal ini diduga di dalam pupuk organik cair selain mengandung unsur hara
dalam proses pembelahan sel, hormon ini juga berperan dalam merangsang
Limbah sayur memiliki kandungan hara makro yang sama dengan hara
makro yang terdapat pada POC (J&Co) sehingga pengaruh terhadap tanaman
selada dapat dikatakan sama. Pupuk organik cair (POC) sampah organik
jaringan taaman dibutuhkan unsur hara, dengan adanya unsur hara dalam keadaan
(Setiyowati,2002).
suatu tanaman akan optimal apabila unsur hara dibutuhkan tersedia dalam jumlah
dan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Yetti dan Elita ,2008).
KESIMPULAN
Haryanto,T;Khairul,A,D;Yolanda,F;Irawan,F.2010.”Botani Umum”.IPB.Bogor
tarmman taupa tarmli dengaa akai- tanaman berada BAHAN DAN METODE
Novriani
Dasen Tetap Yayasan Program Studi Agroteknologi FP Universitas Baturaja
This study aimed to determine the effect ot liquid organic tertilizer (POC) organic waste and acquire
POC concentration ot organic waste is best for the growth and yeld d' lettuce. The study was conducted
implemented in the Banuayu Village Buay Penn uka Peliung sub district, Dgan Kumering Ulu district
Implementation period from February to April 2014. This study used non factorial com#eteIy randomized
design, with 6 treatments and 4 replications group in order to get 24 plot experimental unit. The Seatrnents
used, namely; PO (POC Market), P1 (PDF 10 ml / Iilz'r d water), P2 (PDC 20 ml / liter ot water), P3 (PDF
30 ml / liter of water), P4 (POS 40 ml / liter ot water) and P5 (POC SO ml / liter of water). The observed
variables are plant heig ht, number of leaves, canopy wet weight, shoot dry weight, root number, root
tresh weight, root dry weight and plant weight Giving POC can increase growth and yeld of lettuce.
Treatment P2 (POS 20 ml I liter ed water) is the best treatment that can improve the groMh and
production ot le8uce in terms of the mean look ot the results obtained at the variable plant height (41.47 cm),
number +Y leaves (10.5 strands), weight wet caropy (9.8 g), shoot dry weight (1.85 g), the number of roots
(30.33 strands), root fresh weight (6.5 g) and root dry weight (1.41 g) and increased production the plant
fresh weight (16.3 g) vvfien converted the lettuce crop production tor one hectare ot 2.6tonnes / ha.
1. PENDAHULUAN
(Sagala, 2010). Menurut Rukmana (2007}, faktor
Tariaman selada (Lactuca sat/ua L) penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
merupakan tanarnan semusim yang dapat tumbuh produksi anaman selada adalah dengan
pada iklim sub-Sopis, namun mampu beradaptasi mencukupi ketersediaan unsur hara.
Salah satu cara untuk memenuhi
dengan baik pada iklim Sopis. Tanaman selada yang kebutuhan hara tanaman selada yang dibudidayakan
terkeruJ terdri dari Vga jenis, yatu setada
daun, setada batas dan sesdarop. Di pada tanah marginal seperti tanah Podsoli k Merah
ndonesiasetada banyak imantaatan Rebaga Kuninq adalah dengan menggunakan pupu k
organik cair (PDF). Keuntungan POC adalah dapat
tanaman sayran yang daQatdgunakanuntuk menyediakan hara makro dan mikro, tidak
satadtatapatausayranhijau yang banyak merusak struktur tanah walaupun seringkaJi
manfaatnya bagi kesehstan (Rukmana, 2OO/. digunakan, memiliki sifat hig rokdisitas (mudah
Sayuran ini mengandung air yang kaya larut} sehingga bisa langsu ng digunaJ‹an dengan
karbohidrat, serat dan protdn. Sdada menyediakan tidak membutu hkan interval walrtu yang lama untuk
sekitar 15 kalori untuk setiap 100 gramnya. diserap oleh tanaman (Parnata, 2010).
3umlah kandungan gizi selada adalah Energi = Bahan yang dapat digunakan untuk
1S kkal, Protein = 1,2 gr, Lemak = 0,2 gr, pem buatan pupuk organik cair adalah dengan
Karbohidrat = 2,9 gr, KaJsium = 22 mg, Fosfor = memantaarkan sampah sayur — sayuran yang
2S mg, Zat Besi = lmg, Vitamin A = S40 IU, biasanya dibuang di pasaran seperti sayur sawi,
Vitamin B1 = 0,04 mg dan Vitamin C = 8 mg kudis, bayam, seledri, dan kembang kol. Sampah
(Imam, 2014). organik cukup banyak dan melimpah jum lahnya,
Selada merupakan salah satu komoditas dari beberapa pass d OKU Timr pada Shun
sayuran yang mempunyai praspek pemasaran 20O8 jumtah sampah yang di tkan adéah
yang cerah karena produksi di pasar belum sebes 785 ton/hari atau 2317 m /hari. 3umlah
mencukupi kebutuhan masyarakat. Produksi tumpukan sampah yang dihasil kan dari pasar
tanarnan selada di d unia mencapaJ 3 juta ton. Di adalah sebesar S,34 m*/hari. Hampir S09t dari
Indonesia dapat mencapai 13 ton perhektar, total sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar
sedangkan hasil yang d iperoleh di Sumatera tergolong sebagai sampah organik (David, 2011).
Selatan baru mer›capai 6,64 ton perhektar dengan
produksi yang ada, Indonesia masih harus Dijelaskan oleh Sumarno (2012), kandungan
mengimpor beberapa jenis sayuran seperti selada pupuk organi k cair asal sampah sayur — sayuran
yang jam lahnya sekitar 0,S juta ton/tahun (Dirjen (sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol)
Hortikultura, 2008). adalah NiSogen 0,16 9t, Fasfor 0,014 9t, Kdium
Budidaya selada mempunyai peluang 0,25 96, C/N
pasar yang cukup merjanji kan, dilihat dari segi 33, C-Drganik 5,20 96. Ditambahkan oleh Santasa
harga yang terjangkau dan kebutuhan akan (2013), kandungan pupuk organik cair pada limbah
selada karena kesadaran masyarakat tentang sayur — sayuran diantaranya Nitrogen 1,23 &6,
kadungan gizinya, sehingga membuka peluanq Fasfor 0,18 @, Kalium 0,219t, C/N 19, S 0,31@, C
yang lebih besar bagi petani untuk meningkatkan 22,77 BI,
produk si tanaman selada Fe 767 9b dan Zn 3,87 @.
5Z
J. I•I rt. 24(1).-49-55, 2014
AB g' RACK Potato 1s or of tbc hortJcu ltte commodity that ia vory hljz{h nzzdod iz The maz kot . H owoyzr, the potato pre+ductivlty is
ztlll not gocd mod so stil I nzzd az action to produce the h ijz{h productJylty. The low productivity among otb•r caused 6y eu1tiyation mazag nt
not c@timal. Wzz ono, the zetwacozductod a6owt utilizal-ion oil @ui d cagsziz fertilizoz zteJ p lanti@ tocJsm@zs
izczeazi ng the Potato growth and production . The neon waconducted at the Borastagl £z{z I:mozta I Farm Cth a ltitudc \ .
340 m asl. A:udJsol soJ I type. ou August to bJovoWcr 20 i 2. Bazdomizzd 6 lab dzsigu factca-ial was used w its Your zip
lizations. Irzatmoza consist of two betas, zctor T was lJquid oyazic zrti ñzez {Co = ithout IQuid orgauie fl•rI llzer, C , = liqui d
orgazJc Fertillar 3 m I
/1 of wator Ct = IJql ozgsz ie I rlJ IN or 6 m I /1 a Fwater, and C\ = llguJd alga:nJc W il kra 9 m I / 1 wator}and fécte 2 wasp IazMy
Taiiaman Tentang (f›/nrium /u6ernsuzri) ietinasuk Salah saiu i i ndakan yang diperl ukan uniuk
tanainan layman yang bcrumm pendek. Kegiinaan m eningkaikaii produkn v ilas ial a h penaiiganan
iimbinya semakin banyak dari mempunyai ptran pwnupukan dao tekni k ponanaman yang tepat.
peeling bagi pcrckonoinian Indonesia. Kebutuhan Pmnupukanm‹mipakan salah satu imalia penting
tentang iwus m‹mingkai akihai pcraimbuhan jumlah iiniuk meningkatkan produksi, t›ahkan sampai sckatang
penduduk, juga ak ibai perubahan pola konsiimsi di dianggap 8e6agai f'aktot yang Jaminan dalam prodttksi
beberapa negara berkwnhang(Sarjaiia Parman pcrianian. Mel al ui pcm upukan yang lepat, maka
2007). diysoleh kcseimbangan unsur hara enssensial yang
Keniang daanam di daemh datamn linggi pada
kcfinggian lebih dari 1.O00mdpl. Saas ini Di ka lattgan petani kentany kebmgantungan dalam
podiikiivitas k‹nitang masih rcndah, sch ingga
ntasih dibuiahkao 100°Z , scdangkan penggunaan pupuk organik
masih kurang. Pernbcrian pupuk kimia sinletis
prodcktivitas disebabkan an was lain, pengguitaan bibit bukanlah jaminan untuk mempcroleh hasil
kwang Ix•mtutu, pengelolaan budidaya yang belum maksimal tanpa di imhangi pupuk organi k
optimal serra pmanganan pas«apanen ysztg belum karena pupuk organi k
49
mnmpii bcrpcran terhadap pcrboikon si fat fisik,
pcicoboan ini mmgonrk ng C-a anik 1,87".â; N0
timio, dan biologi tanah (I tcnrian 2000). I iol ini
63"/«; P,O, 0,34%; /O 0,4’/a; Cu 10 ppm; F'c
didnkung oleh Susi (2009) bahwa penggunaan 8S9 ppm, B
dosi s pupuk kimia sintcti s yong berlcbihon dopat I 1,43 ppm (Laboratoriixn BPTP S\lmut 2012).
menycbabkan pcricemaron lingkungan, opalagi
Set ain pc mnpukan, tck nik pc nonamon j
pcnggiuioan secara tends mcncrus dalam waktu lamo
ngo perlu dipcrhotikon, yaitu pcnonaman
dapat mcnycbobkan produktivitas lohon mcnnrnn
rricnggunakan mulso. Int so iolah bahan nnttik
don mikroorganismc pcnytibur tanah bcrkiJrang.
menutug ta nah, sehingga kelcmbabon dan srihu
Dckkcrs & van dcr Well (200 J ) mcnambohkan
tanah sebagai media lanaman tcrjago
bahwa penggunaan pug\\k sintctis yang tinggi
kcstahilannya. Di camping itti dapat menckan
pada tanah dapat mendorang hi langnya ho ro,
ycrtumbuhan gulmo, sehi nggo tono man da}›at
pol ski I ingknngon, don rnsoknyo kondisi alam.
Mimbrih lebih bai k. Pcmbcrion*gcmosangan rmilso
PcningkBtan efisicrisi pcmnpukan dapat dilakukan pada pcrmukoan hcdcngon pada inn\sim fiujan
dengan pcmberian bahan orgonik. Salah .satu s\wibcr dapat mcnccgah crosi }›crmukaon bcdcngan. Mulsa
bahan organik yong banyok terscdio di sckitar terdiri dari muJsa organik, kimia sintctis, dan
petani iolah pnp\lk kandong. Pcmhcrian p \g iA sintctis (Sudjianto & Kresfioni 2009). Tulsa sintetis
organik dapat rncngurangi dan mcningkotkan cfi yang hark iatah mulsa plastik hitnm pcrak. Mul so ini
sicnsi penggunaan pupuk ki mio (Ma e o/. I999, terdiri dnri Aia lapis, yaitu pcrak di bagian ans dan
Mart in cY c/. 2006), mcnyumbangkon unsur hitam di bagian
haro bagi tanoman serta rncningkotkan scrapon bawah. Warna pcrak rncmantulkan cahaya motahari,
ixisnr haro okh tanaman (Wigati w c/. 2006, Tuifiq sehingga proses foto sintesis menjadi o{dima\ sclai n
er c/. 2007). itu dapat rncnjaga kclcmbaban, rncngtirangi
Penggllnqnrt pupu k organik atom yang da scrangan horna (scpcr8 trips dan api s) dan penyakit,
pat dipcrg\mokon unttik mcmbantu mcngatosi scdangkan wanna I\itam dapat rncnycrap panas,
kcndalo prodr6si pcrtanian yaitti pupuk organik sehingga stlTin di pcrakaran tanaman menjadi
cair. Ripuk orgonik cair merupakan solah satu hangat dan optimal untuk pcrturnbukan akar (Projn
amo 1999).
jcni s pupuk yang hnnyat bcrodor di posaron. Pupuk
organik éair kcbanyokon dioplikasikan melalui da\+n Pcneli tisn bcrNjnan nntuk menda pat Lan do sis
atau disebut 'x'bagai Pupuk cair daun yang pu|xik organik cair dan teknik gcnanaman yang tepat
mcngandung hara makro dan mikro cscitsial. untuk meni ngka tkan ycrtnmbuhon dan yroduks i
Pupuk orgonik cair rricmpunyoi beberapa lonamon kentang. I ti potc s is yang di ajuLan iolah
manfoot di ontaronyo dapat mcndoron g dan terdapat intcrak.si yang pas iti f antara do sis pup\lk
meningkatkan gcmbcntukon klorofil daun don organi k cai r dan tckni k penanaman yang mompti
{›cmbcn1tlkan bintil olcar pada tanaman lcgtiminosac, rncningkotkan pcrtumb\than den produk si forioman
kcntang.
.sehingga mc ningkatkan kcmamptt on fotos
intcsi s tanaman don pmycrogan nitrogen dari
udora, dapat mcningkatko n vigor tanoman, schi BAH A N DAY M ETO DE
nggo tonamo n menjadi kokoh dan kuot,
mcnin*k»tk m doya tartan tanaman terhadap Pcnc litian diloksanakan m\tlai B ulan A gus tns
kckcringan, cckamon cuoca, don scrangan patogcn - Nopcmbcr 2012 di Kcbnn Pcrcoba an Bcrastagi ,
gcnycbab pcnyok it, merangsang pczttimbuhan Kccamatan Dolot fLayat, I Lobupatcn I Lora, dengan
cabang produksi, serta rncningkotkan pcmbcnNlcan kctinggia n 1 I .3 40 m dpl , j.cni s tana h A ndisol.
bunga dan bakal Duart, serta mmgurangi gtig\trnyo Pcrcoboan menggunakan rancangan acak
kelompok pola faktarial dengan empat maman,
daun, bunga, dan hakal huoh (Anoni m 2004).
F'aktor I ialah dos is pupuk organi t cnir (C, = tanpa
Pnprtk organik cair dioloh dari bahan buku
bcrtipa kotoran tcrnak, kompos, limhah olam, pupuk organi k
hormon tumbuhon, don bahan—bahan alomi
lainnya yang diproscs socara alomiah scbmo 2
ml/I ai r) dan faktor 2 iolah tcknik pcnanaman (T, =
bnlan.
tanpa mulsa, T, = rncrnakai mulsa).: icsing-
Pcmbcrian pnpuk organik cair harms missing pcrlokuan terdiri atas 20 tanarnan.
rncmpcrhotikan konsentrosi atau dasis yong
diaplikasikan terhadap Lanamon. Do ri bcberopa Pcmbuatan Pupuk Organik Corr
pcncl ition mcnunj nkkan bahwa pcmbcrian
Pup\lk or anik tcrb\lat dari sisa-siso bahan organilc,
pupuk organik cair rriclnlui doun memberikan
yaitu : ai r kclapa 0,3 kg, dcdok 2 kg, ncnas 2 kg, tczasi
pcrtumbuhan dan kasil tanaman yang lebih baik
0,5 kg, gula mcrah 2 kg, teritc s ( rnokonan yang
daripada pembcrian melalui tBnah (I-tanolo 1997).
terdapat di dalam ycrnt Icmbti) S kg, dan mik roorgani
Pupuk organi k cair yong digunakan pada sme pcrombok (bcrasal dari bagian dalam usns haltts
Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil K
(The Utilization of Liquid Organic Fertilizer and P/arming
Techs”Sues for Increasing the Potato Growth artzf Yielding)
Uteh:
*ci Purs•’aoti'!, Dai•han Uunaa’ao”, Ari yuHa.tu3°
(FaLult8s Pertaaian Uni\<rsit8s Medeka Surabay’a)
2.
10
Seminar Nasiona! lnovasi Teknoloqi Penanian, 2013
batuk. Sawi hijau pan berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja
sebagai pembersih d arah (Haryanto ef a/. 2001).
Bagi petani, masa pan en yang singkat dan pasar yang terbuka has merupakan
daya tarik untuk mengusahakan sawi hijao. Daya tari k lainnya adalah harg a yan g
relative stabil dan mudah diusah akan (Hapsari 2002). Konsumsi sawi hijau didug a
akan meng alami penin gkatan sesuai pertumbohan jumlah pen duduk, menin gkatkan
day a beli masyarakat, kemudahan tanaman in i diperoleh d i pasar, dan peningkaBn
pen getahuan gizi masyarakat.
Salah satu faktor penting dalam budidaya untuk menunjang pertumbuhan hidup
tanaman adalah pemupukan. Tan aman tidak cukup hanya meng andalkan unsur hara
dalam tan ah, tetapi tanaman perlu di beri unsur hara tambahan dari luar yaitu berupa
pupuk (Simanungkalit ef a/. 2006).
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam meng urangi aplikasi
pupuk anorganik yan g berlebi han dikarenakan adanya bahan organik yan g mampu
memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terh adap sifat fisik yaitu
mengg emburkan tanah, memperbai ki aerasi dan drain ase, mening katkan ikatan antar
partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erasi dan longs or, dan
merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu
mening katkan kapasitas tukar kati on, mening katkan ketersed n unsur hara, dan
mening katkan proses pelapukan bahan mineral. Adapon terhadap sifat biologi yaitu
menjadikan sumber makan an bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta
mikroorg anisme men guntungkan lainnya, sehingg a perkembangannya menjadi lebih
cepat (Hadisuwito 2008). Pupuk organ ik d isamping dapat menyoplai hara NPK, juga
dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat men cegah kah at unsur mikro
pad a tan ah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan
pemupukan yang kurang seimbang (Amali a 2011).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
dipasaran. Jenis pupuk ini kebanyakan d iaplikasikan melalui daun atau disebut
sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensi al (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, M o, Cu, Fe, Mn, dan bah an organik). Menurut Salisbury dan Rass (1995),
selain rnengandung unsur nitrogen yang berfungsi menyusun semua protein, asam
amino d an klorofil, pupuk org anik cair juga mengandung unsur hara mikro yang
berfungsi sebagai katalisator dalam prases sintesis protein dan pembentukan klorofil.
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik cair memberikan
dampak paslif terhadap pertumbohan tanaman.
409
UJI EPEKTIVITAS PU PUK.ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA
TANAMAN SAW I HIJAU DI SULSEL
sa!ah satu faktor penting diam budidaya untuk menunjang penumduhan hidup tanaman
adabh pempukan. Penggunaan puquk organik cair harus memperhatikan konsentrasi
aau dosis yang diagtikasâan terhadap tanaman. oleh karena itu, dosis yang tepat perlu
diketahui. 9e onbaan ini bertujuan untuk mengetahui tingka etektifitas Pupuk Organik Cair
(PoC) ni-neck 1s terhadap pertumbuhan den hasil sawi hijau di labupaten Goa s lsel,
dan mendapa6an rekomendasi dosis upuk Organik Cair (POc) Hi-Tech 18 pada tanaman
sawi hijau. Penelitian dilaksanakan di Desa Bentang, Kecamatan sa!esong selatan,
Kadupaten taI‹aIar, Provinsi '2uIa i selaw. Kegiatan dimulai
dutan Juni zolz. Penelitian menggunakan Rarcangan kelompok ( <) yang terdiri dari 10
perlak uan dan setag perIaJ‹uan diulang sedanyak toga I‹a!i. Perlakuannya ad&ah: PO=.
Pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 1o0 <g '2P-36/ha dan 7s <g Kcwa), P1= 5 ml/! air HI- Tech
19 d@mprotkan ke daun vol. semprot 350 J/ha), P2= 10 mil air HI- Tech 1s
disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 I/hay, f?3- Pupuk dasar + s ml/I air I-JI- tech 19
disem protI‹an ke daun (vol. semprot 350 Cha), P4= Pupuk dasar + 10 ml/I air HI- tech
18 disiramkan ke tanah (vol. semqrot 3S0 May, P5= Pupuk dasar * 2,s mil air I-JI-
Tech 1s disemprotkan ke daun (vo!. semprot 350 I/ha), PB= Pupuk dasar + 7,s mM air I-
JI-Tech 1s disemprotkan ke daun (vo!. semprot 3S0 Cha), P7= Puquk dasar + 7,s mil air
I-JI-Tech 1s disiramkan be cart (vol. sem|>ot 350 I/ha), PB- Puquk dasar + I2,5 ml/!
ar HI-Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 3S0 I/haj, dan P9- Pupuk dasar +
s mil Mr HI-Tech 19 disem protkan ke daun (vol. semprot 3SO I/ha) * 10 mil ar I-JI- Tech
1s disiraWan ke fanah (vol. semprot 3so Ma). nasil percobaan nx'nunjukkan bahwa (a)
Penggunaan quguk organik cair Hi- Tech 1s akan memberikan produksi yang optima! jika
tetap dikombinasikan dengan pemberian qupuk anor9anik, sedan9kan jika diaplikmion
tanpa qupuk arnr9ank produksin ۖh endal , dan (b)
Per›9gunaan pupuk or9anik cair Hi-Tech .1s n9 diaplikasikan melalui
daun memberit‹an produksi yang ledih tinggi dibanding yang diaqflkan melalui tanah,
dan lebih baik jika diagJ‹asi melalui daun den tanah.
Xata Lunci: efektivJas, pupuk otqanik cair qlus hi-tech is, sari hijau