Anda di halaman 1dari 33

RESPON TANAMAN SELADA (Lectuca sativa L.

) TERHADAP
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK
PASAR

PAPER

OLEH :

TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI-1

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAMSTUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

1
RESPON TANAMAN SELADA (Lectuca sativa L.) TERHADAP
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK
PASAR

PAPER

OLEH :

TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI-1

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MemenuhiKomponenPenilaiandi


LaboratoriumBudidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi
Agroteknologi FakultasPertanian Universitas Sumatera Utara

DiketahuiOleh
Asisten Koordinator

(Muhammad FikriHaiqal)
NIM. 160301059

Diketahui Oleh Diperiksa Oleh


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Dody Ari Adi Pratama Ginting) (Ema Lophiga Sembiring)


NIM. 160301186 NIM. 170301043

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAMSTUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul paper ini adalah“ResponTanamanSelada (Lectuca

sativaL.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Asal Sampah Organik

Pasar” yang merupakan salah satu syarat dalam memenuhikomponenpenilaiandi

Laboratorium Budidaya Tanaman, Unit Dasar Agronomi, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis berterima kasih kepada Ir. Rosita Sipayung, M.P;

Ir. Meiriani. M.P; Ferry Ezra T. Sitepu SP.M.Si; Dr. Ir.Mariati M.Sc;

Dr. Ir. Teuku Irmansyah M.P; Dr.Nini Rahmawati SP M.Si;

Prof. Dr. Ir. Novireta Sprinse Novelina M.P. Selaku dosen mata kuliah Dasar

Agronomi, serta abang dan kakak asisten Laboratorium Budidaya Tanaman Unit

Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan Paper ini.

Penulis menyadari bahwa Paper ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

Paper ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Paper ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................1
Tujuan Praktikum.....................................................................................2
Kegunaan Penulisan.................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Selada (Lactuca sativaL.).............................................3
Syarat Tanaman Selada (Lactuca sativaL.)..............................................5
Iklim.............................................................................................5
Tanah............................................................................................6

RESPON TANAMAN SELADA (Lectuca sativa L.) TERHADAP


PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK
Pupuk Organik Cair dan Cara Pemupukan..............................................7
Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair..............9
Penggunaan Pupuk Organik Cair Secara Efektif dan Efisien......11
Perbedaan Selada Hidroponik dengan Selada Hasil Pupuk
Organik Cair...........................................................................................12
Respon Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)Terhadap Pemberian
PupukOrganik Cair Asal Sampah Organik Pasar.......................................14

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanaman selada (Lactuca sativa L) merupakan tanaman semusim yang

dapat tumbuh pada iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada

iklim tropis.Tanaman selada yang terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu selada

daun, selada batang dan selada krop (Rukmana, 2007).

Sayuran ini mengandung air yang kaya karbohidrat, serat dan

protein.Selada menyediakan sekitar 15 kalori untuk setiap 100 gramnya. Jumlah

kandungan gizi selada adalah Energi = 15 kkal, Protein = 1,2 gr, Lemak = 0,2 gr,

Karbohidrat = 2,9 gr, Kalsium = 22 mg, Fosfor = 25 mg, Zat Besi = 1mg, Vitamin

A = 540 IU, Vitamin B1 = 0,04 mg dan Vitamin C = 8 mg (Imam, 2014).

Budidaya selada mempunyai peluang pasar yang cukup menjanjikan,

dilihat dari segi harga yang terjangkau dan kebutuhan akan selada karena

kesadaran masyarakat tentang kadungan gizinya, sehingga membuka peluang

yang lebih besar bagi petani untuk meningkatkan produksi tanaman selada faktor

penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan produksi tanaman selada

adalah dengan mencukupi ketersediaan unsur hara(Sagala, 2010).

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman selada yang

dibudidayakan pada tanah marginal seperti tanah Podsolik Merah Kuning adalah

dengan menggunakan pupuk organik cair (POC). Keuntungan POC adalah dapat

menyediakan hara makro dan mikro, tidak merusak struktur tanah walaupun

seringkali digunakan, memiliki sifat higrokofisitas (mudah larut) sehingga bisa

langsung digunakan dengan tidak membutuhkan interval waktu yang lama untuk

diserap oleh tanaman (Parnata, 2010).


2

Bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah

dengan memanfaatkan sampah sayur – sayuran yang biasanya dibuang di pasaran

seperti sayur sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol. Sampah organik

cukup banyak dan melimpah jumlahnya, dari beberapa pasar di OKU Timur

jumlah sampah yang dihasilkan adalah sebesar 785 ton/hari atau 2317 m3/hari.

Jumlah tumpukan sampah yang dihasilkan dari pasar adalah sebesar 5,34 m3/hari.

Hampir 50% dari total sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar tergolong

sebagai sampah organik kandungan pupuk organik cair asal sampah sayur –

sayuran (sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol) adalah Nitrogen 0,16 %,

Fosfor 0,014 %, Kalium 0,25 %, C/N 33, C-Organik 5,20 %. kandungan pupuk

organik cair pada limbah sayur – sayuran diantaranya Nitrogen 1,23 %, Fosfor

0,18 %, Kalium 0,21 %, C/N 19, S 0,31 %, C 22,77 %, Fe 7,67 % dan Zn 3,87 %

(Sumarno,2012).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui Respon

Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)Terhadap Pemberian Pupuk Organik Asal

Sampah Organik Pasar.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah untuk sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman

Unit Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas

PertanianUniversitas Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak

yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Selada(Lactuca sativaL.)

Klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae,

Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae,

Ordo: Asterales, Famili: Asteraceae, Genus: Lactuca, Spesies: Lactuca sativa L.

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut

menempel pada batang, tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50

cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh

akar serabut. Sedangkan akar tunggang tanaman selada tumbuh lurus ke pusat

bumi ( Haryanto,et.al,2010).

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,

bergantung pada varietasnya. Jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk

daun bulat atau lonjong dengan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang

berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap.

Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat

panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada

yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai

daun lebar dan tulang-tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus.

Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan serta memiliki rasa agak manis.

Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 - 25 cm dan lebar 15 cm atau

lebih (Fharisa,2007).

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar

serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman

20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap
4

oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.

(Sagala, 2010)

Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek

dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat

dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang

selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2 - 3 cm dibanding dengan

selada batang yang diameternya 5,6 - 7 cm dan selada daun yang diameternya 2 -

3 cm (Rubatzky dan Isty,2010).

Bunga selada berbentuk dompolan. Tangkai bunga bercabang banyak dan

setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun

daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya

berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3 - 4 cm yang dilindungi oleh

beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung

sekitar 10 - 25 anak bunga yang mekarnya serentak (Haryanto,et.al,2010).

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras,

berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan

lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua. Biji

ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman. Selada daun tidak membentuk

krop. Tipe ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas

daunnya ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap),

Tipe selada daun memiliki batang panjang dan terlihat. Tipe ini tahan terhadap

kondisi panas dan dingin, sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun

di dataran tinggi (Fharisa,2007).


5

Umur panen selada berbeda-beda menurut kultivar dan musim, berkisar

antara 30 hari dan 85 hari setelah pindah tanam. Bobot selada sangat beragam

mulai dari 100g sampai 400g, bobot ini dapat dicapai pada budidaya di

lahanterbuka dengan jarak tanam 20 cm antar tanaman. (Setiawan, 2007).

SyaratTumbuhSelada (Lactuca sativa

L.) Iklim

Selada dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun,

hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada

penanaman di dataran tinggi, selada cepat berbunga. Suhu optimum bagi

pertumbuhannya adalah 15 – 200C, suhu sedang adalah hal yang ideal untuk

produksi selada berkualitas tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah

200C dan malam hari adalah 100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya

menghambatpertumbuhan. Pada musim kemarau tanaman ini memerlukan

penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan (Suwendi,2008)

Tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu

panas. Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju

pertumbuhan, dan mempercepat perkembangan luas daun, sehingga daun menjadi

lebih lebar, yang berakibat pembentukan kepala menjadi lebih cepat

(Rubatzky dan Isty,2010).

Selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi

(pegunungan). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietas

yang cocok dengan lingkungan (ekologi) setempat. Daerah-daerah yang dapat

ditanami selada terletak pada ketinggian 5 - 2.200 meter di atas permukaan laut
6

Namun, biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 -

500 m dpl. Selada krop biasanya membentuk krop bila ditanam di dataran tinggi,

tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk krop di dataran

rendah seperti varietasGreat Lakes dan Brando (Supranoto,2005).

Tanah

Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung

humus. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur baik sekali untuk

pertumbuhannya. Meskipun demikian tanah jenis lain seperti lempung berdebu

dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagi media tanam selada

(Fharisa,2007).

Pada tanah yang asam, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena keracunan

Mg dan Fe, tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun,

pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang

cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang

air. Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0 - 6,8 atau idealnya 6,5 (Riazid,2004)

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Namun, pertumbuhan

yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup

mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air.

Selada tumbuh baik dengan pH tanah 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH

terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran (Setiawan,2007).


RESPON TANAMAN ( Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK CAIR ASAL SAMPAH ORGANIK PASAR
Pupuk Organik Cair dan Cara Pemupukan

Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Pada umumnya pupuk cair organik

tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin.Selain

itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos

(Lingga dan Marsono, 2014).

Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik yaitu

sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur,

sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain. Bahan organik basah

seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan baku pupuk cair yang sangat

bagus karena selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang

dibutuhkan tanaman. Semakin tinggi kandungan selulosa dari bahan organik,

maka proses penguraian akan semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat, 2006).

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar

di pasaran.Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang

mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,

Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat

diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun

sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan

nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman

menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
8

merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga

dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013).

Cara pemupukan pupuk organik cair yang benar antara lain, Aduk rata air

dan pupuk organik cair yang sudah matang hingga tercampur rata. Waktu

penyemprotan yang ideal adalah: pagi (06.00 - 09.00) atau sore (16.00 - 18.00).

Jangan melakukan penyemprotan menjelang hujan atau saat matahari sedang terik

atau pun malam hari saat tidak ada sinar matahari karena dapat menurunkan

efisiensi penyerapan pupuk. Jika turun hujan 1 jam setelah penyemprotan selesai,

maka penyemprotan tidak perlu diulang. Lakukan penyemprotan secara merata

diarahkan ke permukaan daun bagian bawah (telapak daun, bukan punggung

daun).Helaian daun yang menghadap ke bawah mempunyai stomata yang sangat

banyak.Perlu diketahui bahwa unsur hara dapat masuk ke tanaman melalui

stomata-stomata ini.jika bagian tanaman yang disemprot memiliki jumlah stomata

yang banyak maka daya serap pupuk organik cair akan jauh lebih baik. Bagian

tanaman muda seperti tunas, daun muda atau pucuk tanaman memiliki respon

paling besar terhadap serapan unsur hara.Dengan menyemprotkan pupuk cair ke

bagian tanaman muda, secara tidak langsung kita telah membuat pupuk organik

cair diserap lebih cepat oleh tanaman.Sifat pupuk organik cair yang mudah tercuci

oleh air hujan dan teriknya sinar matahari membuat pengaplikasian pupuk ini

harus dilakukan secara berkala.Pengaplikasian setidaknya dilakukan seminggu

sekali pada saat kemarau dan 3 hari sekali pada saat musim hujan. Semprotkan

juga Pupuk Hayati M-BIO setiap 10 hari sekali kebagian daun, batang, buah muda

serta media tanam untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap


9

pupuk organik cair serta meningkatkan daya tahan bagian daun, batang & akar

dari serangan hama / penyakit (Sujaimah,2011).

Pupuk organik cair mengandung unsur mikro yang lebih lengkap

dibanding pupuk anorganik.Pupuk organik cairakan memberikan kehidupan

mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih

baik.pupuk organik cair membantu menjaga kelembapan tanah dan mengurangi

tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar akar tanaman.pemakaian pupuk

organik cair juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan

tanah yang sudah dalam keadaan berlebihan pemupukan dengan pupuk organik

cair/kimia dalam tanah. Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik cair

akan lebih bagus jika dibandingkan dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak

mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat (Lingga dan Marsono,2014).

Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair

Media tanam merupakan bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh

dan berkembangnya akar tanaman.Untuk mendapatkan media tanam yang baik

dan sesuai dengan jenis tanaman harus memiliki pemahaman mengenai

karakteristik media tanam yang berbeda-beda dari setiap jenisnya. Pupuk organik

cair dapat mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain

itu secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak mengalami pencucian hara dan

mampu menyediakan hara secara cepat. Kacang hijau merupakan salah satu

tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah kedelai dan

kacang tanah (Purwanti,2015).

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis

yang diaplikasikan terhadap tanaman.Dari beberapa penelitian menunjukkan


10

bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan

hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Pupuk organik

cair yang digunakan pada percobaan ini mengandung C-organik 1,87%; N0 63%;

P2O5 0,34%; K2O 0,4%; Cu 10 ppm; Fe 859 ppm, B 11,43 ppm

(Rukmana,2007).

Pengaruh konsentrsasi POC berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman

dan jumlah daun pada umur 7 hari setelah tanam serta jumlah daun tanaman pada

saat panen, tetapi berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun

tanaman pada umur 21 hari setelah tanam dan tinggi tanaman sawi pada saat

panen. Tidak adanya perbedaan yang nyata dari pengaruh konsentrasi POC

tersebut disebabkan karena tanaman sawi masih muda dan masih dalam tahap

pertumbuhan awal, selain itu juga disebabkan karena kebutuhan unsur hara

tanaman masih dapat dipenuhi oleh media tanam tempat tumbuhnya, media tanam

mengandung 0.22% N (tergolong sedang), 88 ppm P2O5 (tergolong tinggi), dan

158 ppm K2O (tergolong tinggi) (Purwanti,2015).

Pengaruh konsentrasi POC tersebut terhadap tinggi tanaman pada umur 21

hari setelah tanam dan pada saat panen serta jumlah daun pada umur 21 hari

setelah tanam disebabkan dengan bertambahnya umur tanaman, sehingga

kebutuhan unsur hara tanaman juga bertambah banyak dan hal tersebut tidak

semuanya dapat dipenuhi oleh media tanam tumbuh tanaman. makin

bertambahnya umur pertumbuhan tanaman makin diperlukan pula pemberian

unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya(Mulyani,2007).

Penggunaan pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau

dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.Dari beberapa penelitian menunjukkan


11

bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan

hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi

dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh

tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya aplikasi

pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga

semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan

mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman

(Suwandi & Nurtika, 2009).

Penggunaan Pupuk Organik Cair Secara Efektif dan Efisien

Aplikasi dosis pupuk organik + dosis pupuk anorganik dapat

meningkatkan efisiensi pemupukan. Hasil tersebut dapat terlihat pada aplikasi

dosis 500 kg pupuk organik ha-1 + 200 kg pupuk anorganik ha-1 menghasilkan

efisiensi pemupukan N tertinggi sampai 89.19%, sedangkan aplikasi dosis 750 kg

pupuk organik ha-1 + 300 kg pupuk anorganik ha-1 menghasilkan efisiensi

pemupukan P dan K tertinggi masing-masing yaitu 69.55% dan

92.52%,dibandingkan lainnya. Peningkatan efisiensi pemupukan ini dipengaruhi

oleh peran pupuk organik dalam meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman

serta peningkatan aktivitas dan keanekaragaman hayati biota tanah

(Purwendro dan Nurhidayat,2006).

Proses kimia yang disebabkan oleh penggenangan tanah sawah sangat

mempengaruhi dinamika aktivitas mikroba dan ketersediaan hara tanaman. Pada

kondisi jenuh air (anaerob) tanah sulit mendapatkan O2 sehingga mengganggu

aktivitas mikroba dalam tanah. Azospirillum sp, Azotobacter, dan bakteri pelarut

fosfat adalah mikroba yang hidup di daerah rizosfer tanaman dan merupakan
12

bakteri aerob obligatif atau bakteri yang memerlukan oksigen bebas sehingga

peran oksigen menjadi salah satu faktor dalam perkembangan hidupnya.Metode

SRI (System Rice of Intensification) mengkondisikan lahan dalam keadaan yang

tidak selalu tergenang (intermitten), sehingga memungkinkan pada bagian rizosfer

dalam keadaan oksidatif.Hal ini mendorong Azospirillum sp, Azotobacter, dan

mikroorganisme aerob lainnya dapat berkembang dengan baik. (Lerner,2005).

Aplikasi pupuk anorganik + organik hayati dengan metode SRI dapat

meningkatkan aktivitas dan jumlah populasi mikroba (Azotobacter dan mikroba

pelarut fosfat). Selain itu, penambahan bahan organik tanah akan berfungsi

sebagai penyangga (buffer) pH tanah, meningkatkan ketersediaan N dan C tanah,

serta menekan nematoda dan senyawa beracun (Bakrie, 2011).

Bahan organik tanah mempunyai peran sangat penting karena sebagai

kunci mekanistik untuk suplai unsur hara, dengan biomas mikrobial yang segmen

siklusnya sangat cepat, fase organik bertindak sebagai biokatalis untuk suplai

unsur hara dan pool hara itu sendiri. Aplikasi pupuk organik + anorganik

berpengaruh terhadap peningkatan kadar unsur hara P dan K tanah dibandingkan

dengan aplikasi pupuk anorganik saja (Huda,2013).

Pupuk organik cair dapat meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik.

Efisiensi N tertinggi (89.19%) pada aplikasi dosis 500 kg pupuk organik ha-1 +

300 kg pupuk anorganik ha-1, dan efisiensi P dan K tertinggi (69.55% dan

92.52%) pada aplikasi dosis 750 kg pupuk organik ha-1 + 300 kg pupuk

anorganik ha-1 (Sujaimah,2011).

Perbedaan Selada Hidroponik dengan Selada Hasil Pupuk Organik Cair


13

Menanam tanaman dengan metode bercocok tanam tanpa menggunakan

media tanah.Media tanam yang digunakan terdiri dari udara yang mengandung

nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.Metode ini sangat populer karena memiliki

masalah kekurangan lahan. Metode hidroponik merupakan salah satu solusi

bercocok tanam di lahan yang terbatas (Omaranda,2016).

Hidroponik adalah teknik budidaya dengan memanfaatkan air tanpa

menggunakan media tanah. Salah satu keuntungan budidaya secara hidroponik

adalah lebih mudah dalam pemberian nutrisi sehingga bisa lebih efisien

(Setyoadji 2015).

Keberhasilan budidaya secara hidroponik selain ditentukan oleh media

yang digunakan juga ditentukan oleh larutan nutrisi yang diberikan, karena

tanaman tidak mendapatkan unsur hara dari media tumbuhnya.Oleh karena itu

tanaman harus mendapatkan hara melalui larutan nutrisi yang diberikan secara

terus menerus. Larutan nutrisi yang digunakan pada hidroponik harus sesuai

dengan kebutuhan tanaman, yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro

(Sutiyoso,2004).

Penggunaan pupuk organik cair memberikan dampak positif terhadap

pertumbuhan tanaman.Penggunaan pupuk organik cair harus memperhatikan

konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.Semakin tinggi dosis

pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman

akansemakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan

mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman

(Lingga dan Marsono,2014).


14

Penggunaan POC tanpa AB Mix berakibat pada rendahnya pertumbuhan

dan produksi selada.Pupuk organik cair tidak dapat dijadikan sebagai pupuk

primer dalam kegiatan hidroponik, dikarenakan dari hasil pengamatan tinggi

tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan volume pada saat panen memiliki hasil

yang sangat rendah. Penggunaan pupuk organik cair harus disertai dengan

penggunaan pupuk AB Mix demi mencapai hasil yang optimal dengan komposisi

AB Mix 50% atau lebih, karena pupuk AB Mix memiliki hara yang cukup

lengkap untuk budidaya hidroponik dan pupuk organik cair itu sendiri harus

dipastikan sesuai untuk tanaman selada (Sunardi,2010).

Respon Tanaman Selada (Lectuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk

Organik Cair Asal Sampah Organik Pasar

Pemberian pupuk organik cair mampu meningkatkan pertumbuhan tajuk

dan produksi tanaman selada.Hal ini diduga karena pemberian pupuk organik cair

terdapat unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman sehingga

mampu meningkatkan pertumbuhan tajuk dan produksi tanaman selada.kelebihan

pupuk organik cair yaitu memiliki daya higroskopisitas yang tinggi, mudah

diserap oleh tanaman karena unsur hara didalamnya sudah terurai dan efek

kerjanya cepat serta pengaruhnya dapat terlihat langsung pada tanaman

(Lerner,2005).

Kelebihan yang dimiliki oleh POC ini dapat memudahkan tanaman selada

dalam menyerap dan memanfaatkan hara makro dan mikro yang terkandung pada

POC.unsur hara makro sangat penting membantu pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sedangkan unsur hara mikro sangat penting dalam

meningkatkan kualitas dan produksi tanaman (Lingga dan Marsono,2014).


15

Pupuk organik cair juga mampu meningkatkan pertumbuhan akar tanaman

selada.Hal ini diduga di dalam pupuk organik cair selain mengandung unsur hara

yang lengkap terdapat juga hormon pertumbuhan yang dapat meningkatkan

pertumbuhan akar tanaman selada.pupuk organik cair terdapat hormon

pertumbuhan tanaman yaitu hormon sitokinin yang dapat membantu proses

pembentukan akar tanaman selada. hormon tumbuh sitokinin selain berfungsi

dalam proses pembelahan sel, hormon ini juga berperan dalam merangsang

pertumbuhan akar dan cabang akar suatu tanaman (Huda,2013).

Limbah sayur memiliki kandungan hara makro yang sama dengan hara

makro yang terdapat pada POC (J&Co) sehingga pengaruh terhadap tanaman

selada dapat dikatakan sama. Pupuk organik cair (POC) sampah organik

mengandung unsur hara N, P, K yang dapat meningkatkan pertumbuhan tajuk,

akar tanaman selada dan produksi tanaman selada.bahwa untuk membentuk

jaringan taaman dibutuhkan unsur hara, dengan adanya unsur hara dalam keadaan

cukup dan seimbang dapat meningkatka pertumbuhan dan produksi tanaman

(Setiyowati,2002).

POC dapat memudahkan tanaman selada dalam menyerap dan

memanfaatkan hara makro dan mikro yang terkandung pada POC.pertumbuhan

suatu tanaman akan optimal apabila unsur hara dibutuhkan tersedia dalam jumlah

dan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Yetti dan Elita ,2008).
KESIMPULAN

1. Pupuk organik cair yaitu memiliki daya higroskopisitas yang tinggi,


mudah diserap oleh tanaman karena unsur hara didalamnya sudah terurai
dan efek kerjanya cepat serta pengaruhnya dapat terlihat langsung pada
tanaman.

2. Pupuk organik cair juga mampu meningkatkan pertumbuhan akar tanaman


selada. Hal ini pupuk organik cair selain mengandung unsur hara yang
lengkap terdapat juga hormon sitokinin pertumbuhan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan akar tanaman selada.

3. Pemberian pupuk organik cair (POC) berpengaruh terhadap pertumbuhan


dan produksi tanaman selada dan perlakuan 20 ml/liter air merupakan
perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman selada.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri,S.2011.”Aplikasi Pupuk Anorganik dan Organik Hayati dengan

Metode SRI”.Universitas Brawijaya.Jawa Timur.

Fharisa,B.2007.”Klasifikasi Tanaman Selada”.Universitas Diponegoro.Semarang.

Haryanto,T;Khairul,A,D;Yolanda,F;Irawan,F.2010.”Botani Umum”.IPB.Bogor

Huda,A.2013.”Pupuk Organik Cair Tanaman Selada”.UGM.Yogyakarta.

Imam,R,S.2014.”Nutrisi Selada”.Universitas Hasanuddin.Sulawesi Selatan.

Lerner,S,G.2005.”Pengaruh Pupuk Biokimia dengan POC”.IPB.Bogor.

Lingga,T dan Marsono,B.2014.”Pemanfaatan POC dan Teknik Penanaman Pada


Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)”.J.Hort.VOL:24.Medan.

Marpaung,A,E;Karo,B;Tarigan,R.2013.”Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan


Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil
Kentang”.Medan.Berastagi.

Mulyani,P.2007.”Pasca Panen Tanaman Selada (LectucasativaL.)”.


UGM.Yogyakarta.

Novriani.2014.”Respon Tanaman Selada Terhadap Pemberian Pupuk


Poc”.Universitas Baturaja.Sumatera Selatan.

Omaranda,M,T.2016.”Efektivitas Pencampuran POC dalam Nutrisi Hidroponik


Pada Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)”.Universitas Djuanda
Bogor.Bogor.

Parnata,D,S.2010.”Budidaya dan Kebutuhan Hara Tanaman Selada”.Universitas


Padjajaran.Bandung.

Purwanti,S.2015.”Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi POC Pada Tanaman


Selada (Lectuca sativa L.)”.UNDIP.Jawa Tengah.

Purwendro,A dan Nurhidayat.2006.”Aplikasi Pupuk Organik Cair Pada Tanaman


Selada (Lectuca sativa L.)”.UNIGA.Garut.

Riazid,D.2004.”Tanaman Selada Pada Tanah Asam”.Bhineka Cipta Press.Jakarta.

Rubatzky,T dan Isty,A.2010.”Botani Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)”.UGM.


Yogyakarta.

Rukmana,T.2007.”Budidaya Tanaman Selada Semi Organik”. Universitas


Diponegoro.Semarang.
18

Sagala,G.2010.”Budidaya Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)”.Universitas


Brawijaya.Jawa Timur.

Setiawan,B.2008.”Budidaya Tanaman Selada diLahan Terbuka”.Rajawali


Press.Jakarta.
Setiyawati.2002.”Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara dan Produksi
Tanaman Cabai Pada Tanah Podsolik Merah Kuning”.UGM.Yogyakarta.

Setyodji,D.2015.”Asyiknya Bercocok Tanaman Hidroponik Cara


Sehat Menikmati Sayuran dan Buah
Berkualitas”.Araska.Yogyakarta.

Sujaimah,N.2011.” Pupuk dan Pemupukan”.IPB.Bogor.

Sumarno,T.2012.”Penggunaan Pupuk POC Pada Tanaman Selada”.IPB.Bogor.

Sunardi,J.2010.”Budidaya Tanaman Selada dalam Sistem Hidroponik”.


Universitas Djuanda Bogor.Bogor.

Supranoto,D.2005.”Budidaya Tanaman Selada (Lectuca sativa L.)”.Universitas


Sebelas Maret.Surakart.

Sutiyoso,Y.2004.”Hidroponik Ala Yos”.Penebar Swadaya.Jakarta.

Suwandi,N dan Nurtika.2009.”Penggunaan POC Pada Tanaman


Selada (Lectuca sativa L.)”.Rajawali press.Jakarta.

Suwendi.2008.”Iklim Tanaman Selada di Dataran Tinggi”.UNRI.Riau.

Yetti,H dan Elita,E.2008.”Penggunaan Pupuk Organik dan KCI Terhadap


Tanaman Jagung”.IPB.Bogor.
LAMPIRAN
& Ten ku Oma ra nda ct of.

diusaliaLari guaa memenuhi i permditaan pada bagian at-iya. Sistem in i memiliki


konsumeu yarig c d up t iagg i dau peluaiig pasar beberapa ke uuggulan dibandiug sistem li
iirteniasioual yang cukup besar (Haryanto u o/. idroponik iaiauya. Apabila sdurari air
2(103). ter.vumbat, akar tetap bersama putih, t idak
Permiirtaaa se luda di Indonesia mat ini belum pucat, serta taimmau tidaL cepat layu (Karsoin w
dapat terpenuli i karena pmduLsi u lada iimsili o/. 2(D2).
reridah, dari Oadan run Statiñk (BPS) wcara Daiam budidaya liidmpnii ik plain
iiasioiiai digambaWi bahwa elcrpor selada pada diguinkari puyui- aiiorgaii ik juga dapat
tahun 2002 adalah 4.7.942 ton men iiigkat menjadi digurm.kaii pupuL orgaa ik. Pengguimaii pupuk
33.710 ton pada talyuii 2003. Kerriudiaii anorgauik secara term merierijs menyebabkan
banyaJuiya aiili fuagsi lalmu pertaiiiari menjadi peraiun pupuk kimia tersebut menjadi tidak e
pemukimau dan kawa on aidustri yang menjadi fektif. Pupuk organ ik mampu menjadi blah Btu
n lali Btu periyebab lalun pertaniari semakin so lusi dalam mengljra ng i pengguruaii pupuk
semp*. ivtenurut BPS pada tahun 201. 4, data ainrganik.
menunjukkan at ili fungsi laliaii pertaréan di 9aiah satu pupuk organik yang bariyak
Pulau Jawa terjadi w iap taliurnya .9eluas beredar di pasaran adalah pupuk organik cair:
2.7.000 tieLtar. Semeniara secara nasioiul Meinnut Sali5bury dau Ross ( i 995), pupu¥ organ
koiiversi Fliaa pertanian meiicapai iL cair u laia meugandung uiisur nitrogen yarig
100.0 1i diyga 110.000 liektar pei tahun berfiings i meiiyuwii tennis prote in, a mm
(Budau I°us t St•tistik 2014). amino dari k frirofil, pupuk organik cair juga
Salah utu aiteriiatif pemecaliaii masaiali di neiigand Iraq uimir hara mikro yang
atas adalah membudidayakau taiumaii scum beifiiiig5i sebagai kata lisator dalam proses
lii&-oponik. $alali satu budidaya li idmpnnik iiirres is prote in dari pembeiitukan idorofi1.
yang dikembaiig£an adalah Sistem Nuirirni file l3eheiapa peae1*iaa meiniujukkari peugguiuan
Ter/'inique (NET). NET merupakan budidaya pupuk orgaiiik cad- member Lzo dampak pnséi I
tarmman tairpa tanali dengan aLar taiiaman berada terludap pewumbuliari
dalam al dau daiigkal bersirkulasi daiam air
rrengauduug unsur yang diperlukan tananua. Penggunaan pupuk organik cair mms
Dalam budidaya liidropoii ik sell in digunakan memperlutikari korisentnsi atuu dnsis yang
pupuk aimiganik juga dapat diguiukan pupuk diap liLasikau teHmdap tarumaii. Semak ia t
orgauik. iuggi dusts pupuk yang diberikan maka karidungan
t4i&-opou ik adaiah term ik budidaya uiwur hara yang d*erima oleh taiiaman akan
dengan rremau faa&an air taiipa menggunakan 'semaL ia tingg i. Namua, pemberian dmigaii
media tarmli. Salah satu keuatuiigari budidaya drisis yang berfeb than justru atau
secara liidropmiik .adalah leb ili mudali dalam mengakibatkau t imbulnya gejala kelayuaii Nmda
pemberiau initr isi nliingga big feb ih efisien tmiamaa (Djufry dan Ramlan 2013). Oleh kareiu
(Seryoadji 2015). Keberlias ilati budidaya secara itu doors yang tepat perlu diketaliu i. Untuk itu
liidroponik seiaiu ditentukan oleh media yang perfu dilakukan uji e fePt iv itas penggunaan
digs c «Iran juga ditentukan oieli larutaii nutrisi pupuk orgatiik cair umuk mengetaliui
yang diberikan, Carers tariamaa t idak pengarulirrya teñudap pen digkaran produkt iv
mendapatkan uimir lura dari r •dia t umbuliriya. itai dari e rgieasi puda budidaya .seiada
Oleh karena itu tainman harus mendapatkan liara (Marwir›o dci kingga 2004).
melalui laruan uutrixi yang diberikan secara
terns menerus. L rutari autrisi yang digunakan Pene btiau ' di i bertujuan nut nd meugetaliui
pada liidropoiiil mms nana i dengan kebutuhan has il peugaiuli peixampuran pupuk organik cad-
taiumau, ya éu mengauduag unsur lura makin duigau nutri5i lii&oprinik terlmdap pertumbuliari
dam mikro. Menurut Wjayau i Min ttidradewa d:in pinduksi tatiamaii selada.
(1998j, tariawun sekda r •merlukau unstn-
man makm terd dd dari C, I-1, O, N, P, K, Ca, H ipotesis yang diajukan pada percobauu ini
ivtg, S dau urmir hara milon ya itu Mn, Cu, Pe, adalah pencampuran pupuk oigau ik cair dengan
1\4o, Zn, B, C1, Co. nurii5i liidinpoiiik akan berpeugaruli riyata
Salah aitu budidaya tiidropnnik yang terludap pertumbuliari dau produlsi tanamau
dikembaiigicaa adakli Sistem Nutrient film selada.

tarmman taupa tarmli dengaa akai- tanaman berada BAHAN DAN METODE

r •ugaudung unsur yang dipeHukan taaamaii,


L•p ii aliraii tel-sebut mgat dangkai (tip is sepert Penelitian dilai:ukan ili Ciieen Llouse
i film) deli ingga abagiau akar tanamau Univeisitas Ojuanda dimifa i pada hulari Jarmari
tereiidam dalam lap than larutan dari .9ebagiau 2016 liingga Februari 2016. Alat yang digunakan
lagi berada dalam penelitian di i, yait u pt i metei: DC meter.
MOV'@BN IX - 2 : S7 — 61, December 2014 ISSN 20BS-9600
RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sa6va L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGAI'JIK CAIR ASAL
SAMPAI•I ORG ANIX PASAR

Novriani
Dasen Tetap Yayasan Program Studi Agroteknologi FP Universitas Baturaja

This study aimed to determine the effect ot liquid organic tertilizer (POC) organic waste and acquire
POC concentration ot organic waste is best for the growth and yeld d' lettuce. The study was conducted
implemented in the Banuayu Village Buay Penn uka Peliung sub district, Dgan Kumering Ulu district
Implementation period from February to April 2014. This study used non factorial com#eteIy randomized
design, with 6 treatments and 4 replications group in order to get 24 plot experimental unit. The Seatrnents
used, namely; PO (POC Market), P1 (PDF 10 ml / Iilz'r d water), P2 (PDC 20 ml / liter ot water), P3 (PDF
30 ml / liter of water), P4 (POS 40 ml / liter ot water) and P5 (POC SO ml / liter of water). The observed
variables are plant heig ht, number of leaves, canopy wet weight, shoot dry weight, root number, root
tresh weight, root dry weight and plant weight Giving POC can increase growth and yeld of lettuce.
Treatment P2 (POS 20 ml I liter ed water) is the best treatment that can improve the groMh and
production ot le8uce in terms of the mean look ot the results obtained at the variable plant height (41.47 cm),
number +Y leaves (10.5 strands), weight wet caropy (9.8 g), shoot dry weight (1.85 g), the number of roots
(30.33 strands), root fresh weight (6.5 g) and root dry weight (1.41 g) and increased production the plant
fresh weight (16.3 g) vvfien converted the lettuce crop production tor one hectare ot 2.6tonnes / ha.

Key words : organic waste, liquid organic fertilizer, lettuce

1. PENDAHULUAN
(Sagala, 2010). Menurut Rukmana (2007}, faktor
Tariaman selada (Lactuca sat/ua L) penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
merupakan tanarnan semusim yang dapat tumbuh produksi anaman selada adalah dengan
pada iklim sub-Sopis, namun mampu beradaptasi mencukupi ketersediaan unsur hara.
Salah satu cara untuk memenuhi
dengan baik pada iklim Sopis. Tanaman selada yang kebutuhan hara tanaman selada yang dibudidayakan
terkeruJ terdri dari Vga jenis, yatu setada
daun, setada batas dan sesdarop. Di pada tanah marginal seperti tanah Podsoli k Merah
ndonesiasetada banyak imantaatan Rebaga Kuninq adalah dengan menggunakan pupu k
organik cair (PDF). Keuntungan POC adalah dapat
tanaman sayran yang daQatdgunakanuntuk menyediakan hara makro dan mikro, tidak
satadtatapatausayranhijau yang banyak merusak struktur tanah walaupun seringkaJi
manfaatnya bagi kesehstan (Rukmana, 2OO/. digunakan, memiliki sifat hig rokdisitas (mudah
Sayuran ini mengandung air yang kaya larut} sehingga bisa langsu ng digunaJ‹an dengan
karbohidrat, serat dan protdn. Sdada menyediakan tidak membutu hkan interval walrtu yang lama untuk
sekitar 15 kalori untuk setiap 100 gramnya. diserap oleh tanaman (Parnata, 2010).
3umlah kandungan gizi selada adalah Energi = Bahan yang dapat digunakan untuk
1S kkal, Protein = 1,2 gr, Lemak = 0,2 gr, pem buatan pupuk organik cair adalah dengan
Karbohidrat = 2,9 gr, KaJsium = 22 mg, Fosfor = memantaarkan sampah sayur — sayuran yang
2S mg, Zat Besi = lmg, Vitamin A = S40 IU, biasanya dibuang di pasaran seperti sayur sawi,
Vitamin B1 = 0,04 mg dan Vitamin C = 8 mg kudis, bayam, seledri, dan kembang kol. Sampah
(Imam, 2014). organik cukup banyak dan melimpah jum lahnya,
Selada merupakan salah satu komoditas dari beberapa pass d OKU Timr pada Shun
sayuran yang mempunyai praspek pemasaran 20O8 jumtah sampah yang di tkan adéah
yang cerah karena produksi di pasar belum sebes 785 ton/hari atau 2317 m /hari. 3umlah
mencukupi kebutuhan masyarakat. Produksi tumpukan sampah yang dihasil kan dari pasar
tanarnan selada di d unia mencapaJ 3 juta ton. Di adalah sebesar S,34 m*/hari. Hampir S09t dari
Indonesia dapat mencapai 13 ton perhektar, total sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar
sedangkan hasil yang d iperoleh di Sumatera tergolong sebagai sampah organik (David, 2011).
Selatan baru mer›capai 6,64 ton perhektar dengan
produksi yang ada, Indonesia masih harus Dijelaskan oleh Sumarno (2012), kandungan
mengimpor beberapa jenis sayuran seperti selada pupuk organi k cair asal sampah sayur — sayuran
yang jam lahnya sekitar 0,S juta ton/tahun (Dirjen (sawi, kubis, bayam, seledri, dan kembang kol)
Hortikultura, 2008). adalah NiSogen 0,16 9t, Fasfor 0,014 9t, Kdium
Budidaya selada mempunyai peluang 0,25 96, C/N
pasar yang cukup merjanji kan, dilihat dari segi 33, C-Drganik 5,20 96. Ditambahkan oleh Santasa
harga yang terjangkau dan kebutuhan akan (2013), kandungan pupuk organik cair pada limbah
selada karena kesadaran masyarakat tentang sayur — sayuran diantaranya Nitrogen 1,23 &6,
kadungan gizinya, sehingga membuka peluanq Fasfor 0,18 @, Kalium 0,219t, C/N 19, S 0,31@, C
yang lebih besar bagi petani untuk meningkatkan 22,77 BI,
produk si tanaman selada Fe 767 9b dan Zn 3,87 @.

5Z
J. I•I rt. 24(1).-49-55, 2014

Pemanfaatan Pupuk Organik Cam dan Teknik


Pananaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Kentang
(The UtfIIzatIon of Liquid Organfc Fértfyzer and Planing
Technfques for Increasing the Poteto (ro wth and Fielding}

SuvA$WmsmmpaMopcmbn20l2 bsmimm usikxsumas smkkebmykpoMMkanadc emyñMrgsn

AB g' RACK Potato 1s or of tbc hortJcu ltte commodity that ia vory hljz{h nzzdod iz The maz kot . H owoyzr, the potato pre+ductivlty is
ztlll not gocd mod so stil I nzzd az action to produce the h ijz{h productJylty. The low productivity among otb•r caused 6y eu1tiyation mazag nt
not c@timal. Wzz ono, the zetwacozductod a6owt utilizal-ion oil @ui d cagsziz fertilizoz zteJ p lanti@ tocJsm@zs

izczeazi ng the Potato growth and production . The neon waconducted at the Borastagl £z{z I:mozta I Farm Cth a ltitudc \ .
340 m asl. A:udJsol soJ I type. ou August to bJovoWcr 20 i 2. Bazdomizzd 6 lab dzsigu factca-ial was used w its Your zip
lizations. Irzatmoza consist of two betas, zctor T was lJquid oyazic zrti ñzez {Co = ithout IQuid orgauie fl•rI llzer, C , = liqui d
orgazJc Fertillar 3 m I
/1 of wator Ct = IJql ozgsz ie I rlJ IN or 6 m I /1 a Fwater, and C\ = llguJd alga:nJc W il kra 9 m I / 1 wator}and fécte 2 wasp IazMy

Taiiaman Tentang (f›/nrium /u6ernsuzri) ietinasuk Salah saiu i i ndakan yang diperl ukan uniuk
tanainan layman yang bcrumm pendek. Kegiinaan m eningkaikaii produkn v ilas ial a h penaiiganan
iimbinya semakin banyak dari mempunyai ptran pwnupukan dao tekni k ponanaman yang tepat.
peeling bagi pcrckonoinian Indonesia. Kebutuhan Pmnupukanm‹mipakan salah satu imalia penting
tentang iwus m‹mingkai akihai pcraimbuhan jumlah iiniuk meningkatkan produksi, t›ahkan sampai sckatang
penduduk, juga ak ibai perubahan pola konsiimsi di dianggap 8e6agai f'aktot yang Jaminan dalam prodttksi
beberapa negara berkwnhang(Sarjaiia Parman pcrianian. Mel al ui pcm upukan yang lepat, maka
2007). diysoleh kcseimbangan unsur hara enssensial yang
Keniang daanam di daemh datamn linggi pada
kcfinggian lebih dari 1.O00mdpl. Saas ini Di ka lattgan petani kentany kebmgantungan dalam
podiikiivitas k‹nitang masih rcndah, sch ingga
ntasih dibuiahkao 100°Z , scdangkan penggunaan pupuk organik
masih kurang. Pernbcrian pupuk kimia sinletis
prodcktivitas disebabkan an was lain, pengguitaan bibit bukanlah jaminan untuk mempcroleh hasil
kwang Ix•mtutu, pengelolaan budidaya yang belum maksimal tanpa di imhangi pupuk organi k
optimal serra pmanganan pas«apanen ysztg belum karena pupuk organi k

49
mnmpii bcrpcran terhadap pcrboikon si fat fisik,
pcicoboan ini mmgonrk ng C-a anik 1,87".â; N0
timio, dan biologi tanah (I tcnrian 2000). I iol ini
63"/«; P,O, 0,34%; /O 0,4’/a; Cu 10 ppm; F'c
didnkung oleh Susi (2009) bahwa penggunaan 8S9 ppm, B
dosi s pupuk kimia sintcti s yong berlcbihon dopat I 1,43 ppm (Laboratoriixn BPTP S\lmut 2012).
menycbabkan pcricemaron lingkungan, opalagi
Set ain pc mnpukan, tck nik pc nonamon j
pcnggiuioan secara tends mcncrus dalam waktu lamo
ngo perlu dipcrhotikon, yaitu pcnonaman
dapat mcnycbobkan produktivitas lohon mcnnrnn
rricnggunakan mulso. Int so iolah bahan nnttik
don mikroorganismc pcnytibur tanah bcrkiJrang.
menutug ta nah, sehingga kelcmbabon dan srihu
Dckkcrs & van dcr Well (200 J ) mcnambohkan
tanah sebagai media lanaman tcrjago
bahwa penggunaan pug\\k sintctis yang tinggi
kcstahilannya. Di camping itti dapat menckan
pada tanah dapat mendorang hi langnya ho ro,
ycrtumbuhan gulmo, sehi nggo tono man da}›at
pol ski I ingknngon, don rnsoknyo kondisi alam.
Mimbrih lebih bai k. Pcmbcrion*gcmosangan rmilso
PcningkBtan efisicrisi pcmnpukan dapat dilakukan pada pcrmukoan hcdcngon pada inn\sim fiujan
dengan pcmberian bahan orgonik. Salah .satu s\wibcr dapat mcnccgah crosi }›crmukaon bcdcngan. Mulsa
bahan organik yong banyok terscdio di sckitar terdiri dari muJsa organik, kimia sintctis, dan
petani iolah pnp\lk kandong. Pcmhcrian p \g iA sintctis (Sudjianto & Kresfioni 2009). Tulsa sintetis
organik dapat rncngurangi dan mcningkotkan cfi yang hark iatah mulsa plastik hitnm pcrak. Mul so ini
sicnsi penggunaan pupuk ki mio (Ma e o/. I999, terdiri dnri Aia lapis, yaitu pcrak di bagian ans dan
Mart in cY c/. 2006), mcnyumbangkon unsur hitam di bagian
haro bagi tanoman serta rncningkotkan scrapon bawah. Warna pcrak rncmantulkan cahaya motahari,
ixisnr haro okh tanaman (Wigati w c/. 2006, Tuifiq sehingga proses foto sintesis menjadi o{dima\ sclai n
er c/. 2007). itu dapat rncnjaga kclcmbaban, rncngtirangi
Penggllnqnrt pupu k organik atom yang da scrangan horna (scpcr8 trips dan api s) dan penyakit,
pat dipcrg\mokon unttik mcmbantu mcngatosi scdangkan wanna I\itam dapat rncnycrap panas,
kcndalo prodr6si pcrtanian yaitti pupuk organik sehingga stlTin di pcrakaran tanaman menjadi
cair. Ripuk orgonik cair merupakan solah satu hangat dan optimal untuk pcrturnbukan akar (Projn
amo 1999).
jcni s pupuk yang hnnyat bcrodor di posaron. Pupuk
organik éair kcbanyokon dioplikasikan melalui da\+n Pcneli tisn bcrNjnan nntuk menda pat Lan do sis
atau disebut 'x'bagai Pupuk cair daun yang pu|xik organik cair dan teknik gcnanaman yang tepat
mcngandung hara makro dan mikro cscitsial. untuk meni ngka tkan ycrtnmbuhon dan yroduks i
Pupuk orgonik cair rricmpunyoi beberapa lonamon kentang. I ti potc s is yang di ajuLan iolah
manfoot di ontaronyo dapat mcndoron g dan terdapat intcrak.si yang pas iti f antara do sis pup\lk
meningkatkan gcmbcntukon klorofil daun don organi k cai r dan tckni k penanaman yang mompti
{›cmbcn1tlkan bintil olcar pada tanaman lcgtiminosac, rncningkotkan pcrtumb\than den produk si forioman
kcntang.
.sehingga mc ningkatkan kcmamptt on fotos
intcsi s tanaman don pmycrogan nitrogen dari
udora, dapat mcningkatko n vigor tanoman, schi BAH A N DAY M ETO DE
nggo tonamo n menjadi kokoh dan kuot,
mcnin*k»tk m doya tartan tanaman terhadap Pcnc litian diloksanakan m\tlai B ulan A gus tns
kckcringan, cckamon cuoca, don scrangan patogcn - Nopcmbcr 2012 di Kcbnn Pcrcoba an Bcrastagi ,
gcnycbab pcnyok it, merangsang pczttimbuhan Kccamatan Dolot fLayat, I Lobupatcn I Lora, dengan
cabang produksi, serta rncningkotkan pcmbcnNlcan kctinggia n 1 I .3 40 m dpl , j.cni s tana h A ndisol.
bunga dan bakal Duart, serta mmgurangi gtig\trnyo Pcrcoboan menggunakan rancangan acak
kelompok pola faktarial dengan empat maman,
daun, bunga, dan hakal huoh (Anoni m 2004).
F'aktor I ialah dos is pupuk organi t cnir (C, = tanpa
Pnprtk organik cair dioloh dari bahan buku
bcrtipa kotoran tcrnak, kompos, limhah olam, pupuk organi k
hormon tumbuhon, don bahan—bahan alomi
lainnya yang diproscs socara alomiah scbmo 2
ml/I ai r) dan faktor 2 iolah tcknik pcnanaman (T, =
bnlan.
tanpa mulsa, T, = rncrnakai mulsa).: icsing-
Pcmbcrian pnpuk organik cair harms missing pcrlokuan terdiri atas 20 tanarnan.
rncmpcrhotikan konsentrosi atau dasis yong
diaplikasikan terhadap Lanamon. Do ri bcberopa Pcmbuatan Pupuk Organik Corr
pcncl ition mcnunj nkkan bahwa pcmbcrian
Pup\lk or anik tcrb\lat dari sisa-siso bahan organilc,
pupuk organik cair rriclnlui doun memberikan
yaitu : ai r kclapa 0,3 kg, dcdok 2 kg, ncnas 2 kg, tczasi
pcrtumbuhan dan kasil tanaman yang lebih baik
0,5 kg, gula mcrah 2 kg, teritc s ( rnokonan yang
daripada pembcrian melalui tBnah (I-tanolo 1997).
terdapat di dalam ycrnt Icmbti) S kg, dan mik roorgani
Pupuk organi k cair yong digunakan pada sme pcrombok (bcrasal dari bagian dalam usns haltts
Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil K
(The Utilization of Liquid Organic Fertilizer and P/arming
Techs”Sues for Increasing the Potato Growth artzf Yielding)

Ta iii Ma i i kei ttaii t.Fz›J’cH JiJzz uz/u:'I r›.Y iin• I te i iMa.x uk


aiMa i I .xa x' u in i\ x ailri hci uin ui |*e i cle k. Key ui iaa ii

e li 11a.x i*\ all.xaiipa


manpu berperan ta-ludap perba ikaii sifat fists,
pazobmn ia i maigaiiduiig C-organik 1,87Wy N0
kimia, dau biologi taaah tl German 2000). Hat ini
63a»; PRO 0,34W»; KSO 0,4W»; Cu 10 ppm: Pe 859
didukuiig oleh Sus i t2009) bahwa penggunaan
ppm, 13
dry i5 p upuk kimia .sintetis yang berleb iluii
1. 1,43 ppm ( Laboratorium 13 FTP Sumut 20 i 2).
dapat menyebabkaii pericemaran lingkungan,
apalagi pengguiuan ucara term merierus dalam Sela in pemu puka n, te knik pe nan ama u juga
waktu lama dapat meiiyebabkan produ¥tiv itas pei4u diperhatikari, ya itu permnamau maiggui&kau
mulsa. Mule ia lali batiau u ntuk menutup tanah,
lahan meuurua dan mikroorganisme perryubur
sehingga kefembabaii dau sulni tmiah sebagai rred
tanah beriair:irig. Deckers & van drr Werff (200 i )
tariamaii tajaga kestabilarniya. Di samp iug itu
meiiambali ka u bahwa penggunaan pupuk sinte dapat menekan pert umbulian gulma, sehingga
tis yang t ingg i pada tanah dapat me ndorong
tanamaii d8F*' tuWlbuli lebih ba ik.
hilangiiya liars, polusi 1 di gkungan, dan in Pembeiian/penusangaii mule puda permukaan
takriya bedengan pada mus inn liujaii dapat mencegali
erosi permukaaa bedeugan. Mules terdiri dari mu
ba orgauik, k imia simetis, dna s iatet if (Sudjiarito
& KreNarii 20(H). Mulsa siatet is yang ba ik iaiali
mtdsa plank liitam perak. Mtdsa iui terdiri dari
dna F'*' Y•Itt1 J1& di bag cii atas dan liitam di
bag ian bawah. War a perak memaiittdkaii caluya
wutaluii, sehingga proses foros iatesis menjadi
optimal, .9e lain itu dapar irenjaga kefembabau,
mengurungi seratigaii liama (seperti trip.s dam ap is)
dam periyakit, sedaugkaii wania hitam dapat
meiiyerap pains, wliingga sulni di pa-akaran
taimman menjadi hangar dan optima 1 untuk
paWmbulmn akar t Prajimuta 1999).
Penelitian bernijuau untuk mendapatkan dosis

untuk meni iigkatkan pertumbuliau dau produks i


tauamaii be nt ang. tlipotes is yang diajukau ia lali
terdapat ditei:iks i y:ing pns éif aurara dosi5
pupuk oiganik cair dari te knik penatiaman yang
mompu meningkatkau pertumbuhan dan produlsi
taiiamaii

Per›e litiau dilaksanakan mula i Bulan Agusnis


- Nopembei- 2012 di Kebun Percobaau Beizitag i,
Kecamatan Dolat Rayat, Kabupateii Karo, dengan
ket iiiggiau + I . 340 m dp1, jenis t anali Andiso1.
Peizobaaii menggunakan iaucaiigau acak kePimpok
pola faktnriai dengan empat u kngau. Faktrir I ia
lali dosis pupuk organ ik cair (C = tunpa pupuk
organic cair, G = pupuL oigaiiik m ii- 3 ml/1 air,
C = pupuk

ml/i air) dan faktor 2 islam teioi ik peimuamari


(T, = taapa mum, T = memaiui i mu lsa ).
Masdig•mas tag perlakuan terdiri atau 20
taimman.

Pupuk organik terbuut dari iisa•5im balmn orgai


ik, yaitu :.airke1apa0,5 kg, dedak 2 kg, news 2 kg,
terasi 0,5 kg, gula merah 2 kg, teritw (rrukaaari yang
terdapat di da lam perut fembu) 5 lg, dan m
ikroorgaii ice perombak (berasa 1 dari bagian
dalam usus lia Ins
PENtAR UH NIJ DII TATA iY't DAN KOhSENJ'KASl PUFUK ORGANtK
CAIR TERHA D4 P PERTIlMBtIHAN DAN HA$II TANA•tâAN SEL A DA

Uteh:
*ci Purs•’aoti'!, Dai•han Uunaa’ao”, Ari yuHa.tu3°
(FaLult8s Pertaaian Uni\<rsit8s Medeka Surabay’a)

.Sefou'o werup«Rii sayuron dane song berasal ii darrah (Figure) beriHim

2.

dan koriseutrosi pypuk erg ortik coir fl ) ”Svper s”

10
Seminar Nasiona! lnovasi Teknoloqi Penanian, 2013

batuk. Sawi hijau pan berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja
sebagai pembersih d arah (Haryanto ef a/. 2001).
Bagi petani, masa pan en yang singkat dan pasar yang terbuka has merupakan
daya tarik untuk mengusahakan sawi hijao. Daya tari k lainnya adalah harg a yan g
relative stabil dan mudah diusah akan (Hapsari 2002). Konsumsi sawi hijau didug a
akan meng alami penin gkatan sesuai pertumbohan jumlah pen duduk, menin gkatkan
day a beli masyarakat, kemudahan tanaman in i diperoleh d i pasar, dan peningkaBn
pen getahuan gizi masyarakat.
Salah satu faktor penting dalam budidaya untuk menunjang pertumbuhan hidup
tanaman adalah pemupukan. Tan aman tidak cukup hanya meng andalkan unsur hara
dalam tan ah, tetapi tanaman perlu di beri unsur hara tambahan dari luar yaitu berupa
pupuk (Simanungkalit ef a/. 2006).
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam meng urangi aplikasi
pupuk anorganik yan g berlebi han dikarenakan adanya bahan organik yan g mampu
memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terh adap sifat fisik yaitu
mengg emburkan tanah, memperbai ki aerasi dan drain ase, mening katkan ikatan antar
partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erasi dan longs or, dan
merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu
mening katkan kapasitas tukar kati on, mening katkan ketersed n unsur hara, dan
mening katkan proses pelapukan bahan mineral. Adapon terhadap sifat biologi yaitu
menjadikan sumber makan an bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta
mikroorg anisme men guntungkan lainnya, sehingg a perkembangannya menjadi lebih
cepat (Hadisuwito 2008). Pupuk organ ik d isamping dapat menyoplai hara NPK, juga
dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat men cegah kah at unsur mikro
pad a tan ah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan
pemupukan yang kurang seimbang (Amali a 2011).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
dipasaran. Jenis pupuk ini kebanyakan d iaplikasikan melalui daun atau disebut
sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensi al (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, M o, Cu, Fe, Mn, dan bah an organik). Menurut Salisbury dan Rass (1995),
selain rnengandung unsur nitrogen yang berfungsi menyusun semua protein, asam
amino d an klorofil, pupuk org anik cair juga mengandung unsur hara mikro yang
berfungsi sebagai katalisator dalam prases sintesis protein dan pembentukan klorofil.
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik cair memberikan
dampak paslif terhadap pertumbohan tanaman.

409
UJI EPEKTIVITAS PU PUK.ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA
TANAMAN SAW I HIJAU DI SULSEL

I*-adjry Djufry dan Ramlan


Balas Pengkajian Teknobgi Pertanian Su/awesi SeJatan

sa!ah satu faktor penting diam budidaya untuk menunjang penumduhan hidup tanaman
adabh pempukan. Penggunaan puquk organik cair harus memperhatikan konsentrasi
aau dosis yang diagtikasâan terhadap tanaman. oleh karena itu, dosis yang tepat perlu
diketahui. 9e onbaan ini bertujuan untuk mengetahui tingka etektifitas Pupuk Organik Cair
(PoC) ni-neck 1s terhadap pertumbuhan den hasil sawi hijau di labupaten Goa s lsel,
dan mendapa6an rekomendasi dosis upuk Organik Cair (POc) Hi-Tech 18 pada tanaman
sawi hijau. Penelitian dilaksanakan di Desa Bentang, Kecamatan sa!esong selatan,
Kadupaten taI‹aIar, Provinsi '2uIa i selaw. Kegiatan dimulai
dutan Juni zolz. Penelitian menggunakan Rarcangan kelompok ( <) yang terdiri dari 10
perlak uan dan setag perIaJ‹uan diulang sedanyak toga I‹a!i. Perlakuannya ad&ah: PO=.
Pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 1o0 <g '2P-36/ha dan 7s <g Kcwa), P1= 5 ml/! air HI- Tech
19 d@mprotkan ke daun vol. semprot 350 J/ha), P2= 10 mil air HI- Tech 1s
disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 I/hay, f?3- Pupuk dasar + s ml/I air I-JI- tech 19
disem protI‹an ke daun (vol. semprot 350 Cha), P4= Pupuk dasar + 10 ml/I air HI- tech
18 disiramkan ke tanah (vol. semqrot 3S0 May, P5= Pupuk dasar * 2,s mil air I-JI-
Tech 1s disemprotkan ke daun (vo!. semprot 350 I/ha), PB= Pupuk dasar + 7,s mM air I-
JI-Tech 1s disemprotkan ke daun (vo!. semprot 3S0 Cha), P7= Puquk dasar + 7,s mil air
I-JI-Tech 1s disiramkan be cart (vol. sem|>ot 350 I/ha), PB- Puquk dasar + I2,5 ml/!
ar HI-Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 3S0 I/haj, dan P9- Pupuk dasar +
s mil Mr HI-Tech 19 disem protkan ke daun (vol. semprot 3SO I/ha) * 10 mil ar I-JI- Tech
1s disiraWan ke fanah (vol. semprot 3so Ma). nasil percobaan nx'nunjukkan bahwa (a)
Penggunaan quguk organik cair Hi- Tech 1s akan memberikan produksi yang optima! jika
tetap dikombinasikan dengan pemberian qupuk anor9anik, sedan9kan jika diaplikmion
tanpa qupuk arnr9ank produksin ۖh endal , dan (b)
Per›9gunaan pupuk or9anik cair Hi-Tech .1s n9 diaplikasikan melalui
daun memberit‹an produksi yang ledih tinggi dibanding yang diaqflkan melalui tanah,
dan lebih baik jika diagJ‹asi melalui daun den tanah.

Xata Lunci: efektivJas, pupuk otqanik cair qlus hi-tech is, sari hijau

Diantara sayuran daun, sawi hijau atau Caisim (&assica chinencis)


merupakan kornoditas yang memiliki .nilai komersial dan digemari masyarakat
Indonesia. Korisurnen menggunakan daun sawi hijau baik sebagai bahan pokok
mauqun sebagai pelengkap masakan tradisional dan masakan Cina. Selain
sebagai bahan pangan, sawi hijau dipercaya dapat rnenghilangkan rasa gataJ
ditenggorokan pada perderita
3B T<uku0maandaecoi

diiualiakai guaa memniuli i pet-mintaau


kotxvumen yang cuk up t uigg i dam pelimng pa ur peda bagian atasuya. 9istem iii i memiliki
imernasional yang cukup beam- (1 i aiyaiito u o/. beberapa ke uuggulan dihundiug sieem ti i&-
2fl03}. opoiiik lainnya. Apabila Saturn air- ter-sumbat,
Peimiutaaii se leda di I adotiesia eat iui akai- tetap berwariu put iti, tidak pucat, serta
belum daJut terpeuuli i karena pinduksi selada tatmmau tidak cepat layu (Kar.muo u o/. 2002).
masili reudah, dai-i Badati Pu w Stati.vtik (O Daiam budidaya liidmpnii ik .ve fa in dim ins ir «n
PS) secara insimiai digambaiR ti bahwa ekspor
x lada pada tahun 2002 udsfu |i 4.7.942 toti
metiiugkat menjadi
55.7. 10 ton pada tuhun 2003. Kemudian
banyaioiya aiiti fungvi laluii pertaa iaa menjadi wiempu menjadi safalr satu so lusi dalam
pemukirriaii dari kawasati didustri yang menjadi mengurang i peiigguiuau pupuk ainrganik.
slam satu peiiyebab laluu pertauiari ienuikiu Sabah satu pupuk oiginik yang bariyak bet-
temp*. Meuuiut BPS pada tahun 2014, data edai- di pasaizn adalah pupuk organ ik cair.
menunjukkan arim futig si laliau pertaniati di I\4einirut Salisbury dun Rns5 (1995), pupuk oigau
Pulau Jawa terjadi wiap taliuiniya veluas 2. ik cad- sela ia mengauduiig utxvur nitrogen yang
7.000 tiektar. Sememara secara nzsiorm1 bet-fringe i meiiyu.sun semua prrite iti, arm ami tio
kouversi tahun paunian mencapai i00.000 h dari k foro fi b pupuk organ ik cair juga
myga i i0.000 1iektsi- pei- ta ti uii Badn neiigatiduiig unsur tiara miio-o yang beifung
si iebago i kata h mtor dalam pr-rave s sintes is
$o lali mtu aiteniatif peniecatiau rna sdali di prote in dam pembemukau klorofi1. Seherapa
atas ads lati membudidayakau taiuman se iz peae1 éiaii meiniujukkai petigguuaati pupuk
lii& opotiik. Sa lali Btu budidaya li idmponik oiyuik cad- member-ikan dampak po x*if terludap
yang dikembaugkaii zHs1n]i Sistem .YiiirirrH pertumbulian
l’i/m
Penggunaan pupuk organik cair taint
taiuman tarrpa taiuli dengaa akar tauaman benda mempa-tutikari kouseutiasi at:in dosis yang
dalam al non daugkal hersirkulasi daiam air diapfika 5ikau terludap taiumm Sernak ai t iiiggi
rrengaudung uu.sur yang diperlukan tanamua. dosis pupuk yang diberikan maka kauduagan
Dalam budidaya liidHrpoti ik selain digunakan unsur lmra yang d*erima oleh tauamnn akan
pupuk aimrgauik jug dapat diguiialan pupuk amak ii tiugg i. Namuii, pemberiau dengan do.sis
yang berfeb than ju.elm akati mengakibatkiu
Hi&oponiL adalah teknik budidaya dengan timbuluya gejafa kelayuau pada tariamaii (Dju hy
memoir faatkan air tanpa mengg uriakati rued d dun Ramleu 2013). Oleh karetu itu dri sé yatig
taaa ti. $a lali satu keuatuu5aii budiduya secara tepat perlu diketatni i. Untuk itu per-fu dilakukan
lii&-oponik adaialr leb itr mudali dalam pembeiiaii uji e fekt ivitas peugg uiiaari pupuk of-gauik cair
inih isi sehingga b isa feb ih e fisieu (Seryoadji 20 i uiituk meugetalyui pen ruliiiya terludap peñ
5). Keberhas ilau budidaya .secara liidmpmi ik nigkataii pmdukt iv itus
selaiti diteutuk:in oleh media yang dig uiiakati
juga diteutu¥nti oleh laiutau initrisi yang
diberikan, karerm tanamnii tidak metidaparkati
unsur liars dari rredia tumb ulitiya. Oleh kareiu Penelitian di i bertujuan uuruk metigetaliui
itu taim mon harus mendapatkan liars melalui ma.s il peugaiuli peixampuinii pupuk organ ik can
loiutau ii utrisi yang dibeiikau vecaiz terms dengan tiutri5i ti i&npouik tel-ludap pertumhuliari
metieiuv. Larwaii tnitiisi yang digunakan pada dan pinduksi tauarnan .velada.
lii&-opoiiik harus .xsuai dengaa kebutuhan
tanuman, ya*u mengand uiig unsur luia makro 1 lipotesis yang diajukau pada percobaan iui
dari mikro. Meuuiut Wjayau i ada lali peiicampuimn y upuk oigati ik cair
dengaa uutiisi hi&oponik akan beipeugafii uyara
rremerlukati utxvur luru makm teid iri dari C, teiladup pertumbulmri dau pr-oduksi tauamnu
11, O, N, P, K, Ca, Mg, S dau uiviur liam mikrri se lads.
ya*u Mn, Cu, Pe, I\4o, Zii, 13, C1, Co.
$o lali Btu budidaya tiidi-opouik yang
dikembougkaii adalah Sistem Nuirirrii hFm
Tr'eliorque (NAV . N4V- me zu paRao budida BAHAN DAN METODE
yz
taaa mnu tanpa taiuli dengan akai- tatiamau
Race regs PerseT itlan
benda
Penelitian dilakukan di Cireeri House
rrenga ndung uu.vur yang dipeH ukau tariamaii. Universitas Djuanda dirnilu i pada htdari Jarniari
Lab isau a liinn teruhut sangat dangicai (tip iv 20 l6 liiugga Pelmiari 2016. Alat yang diguiukari
seperti fi lm) seli iugga sebagiaii akar tanamaii dalam peiie htian ia i, yait u pl i meter, f-C
tereiidam dalam lap isdn laiutan den iebagiau meter,
fagi beiada

Anda mungkin juga menyukai