PAPER
OLEH:
I MADE JOSUA
170301030
AGROTEKNOLOGI-IA
PAPER
OLEH:
I MADE JOSUA
170301030
AGROTEKNOLOGI-IA
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah Penyakit Layu pada Tanaman Cabai
Irda Safni, SP, M.Si serta abang dan kakak asisten yang telah membantu penulis
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat dibutuhkan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu cara
tubuh manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada
mahluk hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam
diisolasi atau dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/
benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka
(Rudin, 2015).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang
menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih
sebagai mikroba ataumikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai
mikroba bukan hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan
dibandingkan dengan jasad tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad
yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuranmikroba biasanya dinyatakan dalam
mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat
dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang
jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau
Adapun tujan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui gejala dan
ciri-ciri tanaman cabai yang terserang oleh bakteri (Ralstonia solanacearum) dan
cara pengendaliannya.
Kegunaan penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
yang dapat dipasarkan dalam bentuk olahan dan memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi serta prospek pasar yang menarik. Oleh Karena itu pada umumnya
usaha tani tanaman cabai dikelola petani secara intensif dengan harapan
memperoleh hasil dengan jumlah yang sangat banyak serta harga yang memadai.
Namun untuk menghasilkan cabai berkualitas bagus tidak terlepas dari perawatan
rutin yang harus dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar tanaman cabai terhindar
dan mikroorganisme yaitu jamur, virus dan bakteri serta nematode. Adanya
2011).
Melihat nilai penting dan nilai ekonomis dari cabai di Indonesia tentu
Hanya saja seperti yang diketahui budidaya tanaman cabai memiliki risiko yang
tinggi. Gangguan hama dan penyakit sering menyebabkan petani tanaman cabai
mengalami penurunan hasil produksi sehingga merugikan para petani cabai.
Dalam hal ini, pengetahuan tentang bagaimana cara pengendalian hama dan
menurunkan hasil produksi, jika serangan parah dapat mengakibatkan gagal panen
sehingga menimbulkan kerugian total bagi para petani cabai. Patogen yang sering
spora yang tersebar melalui media udara, air serta tanah. Penyakit yang timbul
ekonomi yang tinggi di Indonesia dan diusahakan secara komersial baik dalam
skala besar maupun kecil. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-
terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua
Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe
Indonesia tersebar dari Sumatra utara sampai Sulawesi selatan dengan rata-rata
total produksi cabai di sentra pertanaman berkisar 841.015 ton per tahun. Dalam
budidaya cabai selalu menghadapi kendala. Salah satunya adalah penyakit tanam.
(Harman, 2014).
kajian molekuler yang didasarkan pada analis DNA bakteri. Semula bakteri
tersebut dinamakan Bacillus solanacearum, kemudian menjadi Burkholderia
Bangsa: Bakteri
Filum : Proteobakteria
Klas : Betaproteobakteria
Ordo : Burkholderiales
Famili : Burkholderiaceae
Marga : Ralstonia
Layu bakteri merupakan salah satu penyakit yang sangat merusak pada
tanaman cabai yang banyak mati sampai 90% sehingga petani cabai sangat
kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Gejala yang dapat diamati
secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman, mulai dari bagian
menggunakan galur yang resisten dalam upaya mendapatkan galur cabai besar
yang tahan terhadap antraknosa maupun layu bakteri, maka perlu dilakukan
pengujian tentang ketahanan alami galur cabai terhadap penyakit antraknosa dan
layu bakteri. Karena hasil pengujian ketahanan galur cabai besar sering tidak
Salah satu penyebab tidak tercapainya potensi hasil cabai adalah karena
penyakit utama yang menyerang pertanaman cabai. Faktor biotik dan abiotik
pengganggu tanaman (OPT) yaitu hama, penyakit, dan gulma. Layu bakteri
Cara Penanggulangan
merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya cabai. Penyakit ini sulit
dikendalikan karena tergolong patogen tular tanah dan mempunyai kisaran inang
yang sangat luas. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan, tetapi penyakit ini
masih menjadi kendala. Oleh karena itu, alternatif pengendalian secara hayati
perlu dipertimbangkan untuk menekan penyakit layu bakteri pada cabai, salah
penyakit layu pada tanaman cabai, mengetahui efektivitas agens hayati Bacillus
yang banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis yang secara alami
ini memiliki kisaran inang yang sangat luas semenjak spesies tanaman yang rentan
terhadap patogen ini telah diamati terjadi pada ratusan spesies tanaman dari
bahwa layu bakteri dapat menimbulkan kerugian hingga 90% pada tomat selama
musim panas. Setiap tahun, 15% dari lahan di Carolina Selatan, Amerika Serikat
dipengaruhi oleh layu bakteri. Kehilangan hasil akibat penyakit ini telah
Gejala Serangan
Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak
pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada
daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang
tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna
daun tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang
bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila batang atau akar dipotong
melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih, maka akan keluar cairan keruh
koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada
buah menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi
melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit
(1).Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi
3. Melihat nilai penting dan nilai ekonomis dari cabai di Indonesia tentu
konsumen.
sebagai hasil kajian molekuler yang didasarkan pada analis DNA bakteri.
6. Salah satu penyebab tidak tercapainya potensi hasil cabai adalah karena
yang banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis yang secara alami
tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian atas tanaman.