Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN TANAMAN
Semester I Tahun 2021/2022

Nama : Linda Annisa R


No. Mhs. : 20/462418/PN/16848
Gol. Praktikum : A2
Hari Praktikum : Selasa

DEPARTEMAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
ACARA II.
PENGENALAN ALAT MULUT DAN TANDA SERANGAN HAMA

1. Nematoda parasitik tanaman

Tipe Alat Mulut Hama Tanda Serangan Hama

Stylet Luka akar Puru akar

Tipe alat mulut hama pencucuk penghisap yang dinamakan stylet.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama diawali dengan
merusak dinding sel akar dan batang setiap saat, dan bergerak terus menerus bergerak dan
menetap di area perakaran tanaman. Nematoda mengigit serta menyuntikkan air ludah ke
akar tanaman selagi bergerak di area batang tanaman. Hal tersebut ditandai dengan
munjulnya gejala sekuder berupa gejala tanaman menjadi kerdil, daunnya pucat, dan layu dan
juga muncul gejala primer seperti adanya perubahan morfologi akar. Terbentuknya puru akar
menunjukkan gejala khas tanaman padi terinfeksi oleh nematoda. Puru yang terbentuk berada
di bagian ujung akar padi yang bengkak dan bengkok dengan membentuk seperti pengait
(Mirsam, 2018).
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi hal tersebut
menunjukkan pertumbuhan tanaman tidak merata, tanaman menjadi kerdil, daunnya akan
menguning, tanaman yang terserang mudah tercabut, hingga akan mengalami kematian pada
tanaman. Kerugian ekonomi akan menyebabkan kehilangan hasil akibat infeksi NPA yang
mana telah banyak terjadi pelaporan pada penanaman padi di seluruh dunia. Di beberapa
kawasan Asia Selatan dan Tenggara nematoda dilaporkan telah menyebabkan kerugian
berkisar 20-80% (Mirsam, 2018).
2. Molusca

Tipe Alat Mulut Hama Tanda Serangan Hama

Gigi parut atau radula Daun padi muda terputus, hancur

Tipe alat mulut hama penggigit pengunyah. Gastropoda memiliki radula (gigi parut) yang
digunakan untuk menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang berdaging tebal dan berair.
Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama yaitu menyerang pada
tanaman padi yang kondisinya masih muda dikarenakan memiliki batang yang sifatnya lunak.
Mollusca harus memakan dan memutus batang suatu tanaman kemudian daunnya yang jatuh
akan dimakan. Selain itu, tanda serangan hamanya adalah batang dan daun tanaman padi
menjadi mudah terputus (Hutasoit et al., 2016)
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yaitu tanaman
padi mati dan habis akibat pada fase tanaman muda sudah dimakan oleh Mollusca. Kerugian
ekonomi adalah mengurangi hasil panen yang siginifikan bahkan hingga mengalami gagal
panen (Hutasoit et al., 2016).
3. Tungau

Tipe Alat Mulut Hama Tanda Serangan Hama

Chelicera
Chelicera Klorosis, layu, kering, rontok

Tipe alat mulut hama penguncuk pengisap.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama dimulai dari tungau
akan mencucuk daun dimana hal ini akan merusak sel-sel mesofil daun dan akan menghisap
isi sel daun termasuk klorofil. Klorofil yang hilang pada daun ini akan menyebabkan laju
fotosintesisnya rendah dan transpirasi menningkat. Luka akibat cucukan tungau ini
menyebabkan daun berbintik-bintik dan berubah warna menjadi cokelat. Daun yang diserang
tungau lama lama kelamaan bisa mengalami penyusutan dan dapat mengakibatkan tanaman
mengalami kematian (Fasulo & Denmark, 2009 cit. Pramudianto & Sari, 2016)
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yakni daun
yang terluka akan menyebabkan kadar klorofil rendah sehingga laju fotosintesis yang rendah
dan transpirasi meningkat. Selain itu, proses metabolisme tanaman yang terganggu
menyebabkan terjadinya pengurangan serat, biji dan buah sehingga daun menjadi kuning,
kering, dan akhirnya gugur. Pada serangan yang berat dapat menebabkan kematian tanaman.
Tanaman yang diserang tidak dapat mengahasilkan dengan maksimal (Mamahit, 2011).
Kerugian ekonomi dapat terjadi karena serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan
kuantitas hasil panen (Pramudianto & Sari, 2016).
3. Serangga a – Belalang, ulat, uret, kumbang
Tipe Alat Mulut Hama – penggigit pengunyah

Belalang Ulat

Uret Kumbang
Tanda Serangan Hama

Pemakan, Penggerek (borer) Pengorok (leaf miner)

Tipe alat mulut hama penggigit – pengunyah.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama dengan merusak
tanaman pada bagian daun dan pucuk, kecuali tulang daun, ketika musim kering dapat
menyebabkan kerusakan parah. Perbedaan hasil gigitan dan kunyahan antara ulat dan
belalang adalah serangan di daun yang tampak lebih halus dibanding belalang yang tidak
beraturan akibat bergerigi kasar. Selain itu, pada batang akan menyebabkan rapuh dan
berlubang dan pada buah akan menyebabkan buah busuk.
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi adalah
menyebabkan kekerdilan pada tanaman, pematangan buah tertunda, ukuran buah menjadi
lebih kecil, batang pokok tanaman dan cabang mudah patah. Kerugian ekonominya berupa
produksi tanaman yang tidak maksimal sehingga hasil panen menjadi turun signifikan hingga
mengalami gagal panen (Devi et al., 2017).
3. Serangga b – Kepik, Wereng, Kutu
Tipe Alat Mulut Hama - Pencucuk penghisap (sucking)

Tanda Serangan Hama

Hopper burn - wereng Mumifikasi pd kakao Serangan kutu pd pepaya

Tipe alat mulut hama pencucuk – penghisap. hama kutu penggigit memiliki tipe mulut yaitu
pengigit – pengunyah (Wagiman, 2019), hama wereng memiliki tipe mulut penusuk –
pengisap (Prasetiyo, 2002), dan kepik memiliki tipe mulut penusuk – pengisap.
Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama yaitu tanaman akan
diserang oleh kepik dengan cara menusuk kemudian mengisap cairan pada daun dan tunas
kemudian akan menimbulkan tanda serangan hama berupa daun dan tunas akan mengeriting,
kering, dan kemudian layu (Nurhakim & Abdurohman, 2014). Cara wereng menyerang
tanaman adalah dengan menusuk kemudian menghisap cairan pada pelepah daun, helaian
daun, serta pangkal batang dan menimbulkan tanda serangan berupa tanaman pagi menjadi
menguning, kering, hingga mengalami kematian (Prasetiyo, 2002). Kutu perisai mampu
menyerang tanaman dengan cara mencucuk jaringan daun dan cairannya dihisap dan
menimbulkan tanda serangan hama munculnya kelayuan pada daun (Wagiman, 2019).
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi dari wereng
menyebabkan hopper burn yang merupakan padi yang terbakar dan mengalami puso atau
gagal panen. Sementara itu, akibat serangan kutu menyebabkan tanaman menghitam dan
tidak bisa melakuakan fotosintesis hingga parahnya dapat menyebabkan puso. Pada tanaman
kakao yang mengalami mumifikasi atau busuk buah akibat serangan kutu juga menjadi
dampak ekonomi bagi tanaman tersebut yang akhirnya berujung pada gagal panen karena
kualitas panen menurun.

3. Serangga c – Thrips
Tipe Alat Mulut Hama Tanda Serangan Hama

Penggaruk Klorosis

Tipe alat mulut hama penggaruk.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama dengan menghisap
cairan tanaman pada daun muda dan bunga hingga menimbulkan gejala berupa bercak putih
atau keperak-perakan atau kekuning-kuningan pada bagian bawah daun yang awalnya tampak
dekat dengan tulang daun hingga menjalar ke tulang daun dan seluruh permukaan daun
menguning lantas serangan semakin berat dengan tanda warna coklat, mengeriting, dan
menggulung sampai akhirnya menjadi kering. Pada gambar di atas menggambarkan bahwa
thrips dapat menjadikan klorosis dengan gejala yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yaitu tanaman
menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga. Hal ini menjadikan kualitas dan
kuantitas hasil tanaman menurun. daun menjadi berkerut dan pada serangan yang berat
mampu menyebabkan daun menjadi kering lalu mengalami kematian. Kerugian ekonomi
mampu menyebabkan penurunan hasil hingga tidak bisa panen.
4. Serangga d – Tempayak, belatung
Tipe Alat Mulut Hama – kait mandibula

Tanda Serangan Hama lalat buah – buah busuk

Tipe alat mulut hama penggigit – pengunyah.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama dimulai dari lalat
betina akan bertelur dengan memasukkan telurnya kedalam kulit buah sehingga
menyebabkan kulit buah terluka dan cacat. Telur ini kemudian akan berubah menjadi larva
yang sering disebut dengan belatung dan akan mengorek daging buah sambil mengeluarkan
enzim perusak atau pencerna, enzim ini digunakan untuk melunanakkan daging buah agar
mudah dihisap dan dicerna. Enzim ini apabila berasimilasi dengan bakteri pembusuk akan
mempercepat pembusukkan buah pada tanaman. (Puja dkk, 2019). Buah apabila terserang
hama ini akan mengalami kebusukan yang dapat terlihat dengan jelas apabila dibuka dan
dijumpai banyak belatung didalamnya
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yaitu erangan
hama belatung ini apabila tidak dikendalikan dengan tepat akan menyebabkan buah-buah
menjadi busuk dan menyebabkan penurunan produktivitas buah, hal ini bisa berpotensi besar
menyebabkan gagal panen suatu komoditas tertentu (Puja dkk, 2019).
4. Vertebrata Hama a – Rodent
Tipe Alat Mulut Hama Tanda Serangan Hama

Pengerat Buah kakao dan kelapa rusak dikerat

Tipe alat mulut hama penggigit, penggerat, pengunyah.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama mekanismenya adalah
dengan menggigit dan mengunyah bagian tanaman berupa bijinya, buah, dan tanaman muda.
Kerusakan tanaman padi yang paling parah adalah pada saat tikus menyerang stadia generatif
padi (padi bunting hingga panen) karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan
baru (Anggara et al., 2008). Tanda serangan ini adalah tanaman akan mati dan buah tanaman
akan berlubang kemudian membusuk.
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi dampak
serangannya dapat menimbulkan kerusakan bagian stadia tanaman sehingga tanaman muda
akan mati dan buah atau hasil dari tanaman tersebut menjadi rusak (Anggara et al., 2008).
Kerugian ekonomi juga dapat terjadi karena produksi kakaso bisa turun hingga 50%
(Sitangga cit. Yunisman dan Rusli, 2016).

5. Vertebrata Hama b – Kelelawar

Tipe alat mulut hama kelelawar


Tanda serangan hama kelelawar

Tipe alat mulut hama penggigit – pengunyah.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama dengan menyerang
buah yang sudah matang di pohon saat fase penebalan daging buah. Tanda serangan hamanya
adalah muncul bekas gigitan oleh kelelawar, buah terkoyak, dan busuk
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yaitu buah
menjadi busuk, rusak, dan tidak dapat dijual kembali. Selain itu, dapat terjadi penurunan hasil
panen hingga mengalami gagal panen.

5. Vertebrata Hama c – Aves, burung


Tanda Serangan Hama

Tipe Alat Mulut Hama Burung Biji-biji padi terlepas dari malai

Tipe alat mulut hama pemakan biji.


Mekanisme hama menyerang dan menimbulkan tanda serangan hama yaitu dengan memakan
bulir pada malai padi yang sudah berumur 70 hari dan mengakibatkan padi mengalami
kekeringan dan biji kosong atau hampa (Hardiansyah, 2020). Tanda serangan hama adalah
bulir atau biji padi tidak utuh akibat terlepas dari malainya.
Dampak serangan hama terhadap pertumbuhan tanaman dan kerugian ekonomi yaitu
produksi tanaman padi mengalami penurunan secara signifikan hingga 30- 50% dan tentu hal
tersebut sangat merugikan bagi petani (Ardjansyah et al. (2017)). Keuntungan petani
menurun akibat kuantitas hasilnya menurun.
DESKRISPSI TANDA SERANGAN BEBERAPA HAMA PENTING

1. Penggerek batang padi (Sesamia inferensi, Scirpophaga incertulas)


Deskripsi tanda serangan hama
Sundep adalah serangan yang dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman padi sebelum
memasuki fase vegetatif dan gejalanya mulai terlihat ketika padi berumur 21 hari setelah
pindah tanam, bertelur setelah satu minggu, meletakkan pada batang tanaman padi, serta
selang 4-5 hari telur menetas dan merusak sistem pembuluh tanaman pada batang padi hingga
memunculkan dampak visual batang padi kering kekuningan yang mudah dicabut.
Beluk adalah gejala serangan hama pada fase generatif (whiteheads) dengan gejala malai mati
dengan bulir hampa yang kelihatan berwarna putih. Gejala sundep sudah kelihatan sejak 4
hari setelah larva penggerek masuk. Larva penggerek tersebut kemudian keluar masuk batan
padi sehingga satu ekor larva sampai menjadi ngengat mencapai waktu 6-15 batang padi
(Baehaki, 2013).
Stadia hama yang menyerang larva.
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.

2.Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)


Deskripsi tanda serangan hama
Helicoverpa armigera terjadi saat muncul pertanaman jagung pada fase generatif 43-70 hari
setelah tanam jagung. Ngengat Helicoverpa armigera aktif pada malah hari, ngengat betina
akan meletakkan telurnya secara tunggal pada umur tanaman 45-56 hari setelah tanam
bersamaan dengan munculnya rambut tongkol dan mampu bertelur 600 – 1000 butir
(Hidayat, 2018). Larva yang telah menetas nantinya akan menyerang tanaman jagung dengan
cara memasukkan ke dalam tongkol jagung dan menggerek biji-biji dalam tongkol jagung.
Stadia pupa akan berada di dalam tongkol dan siklus hidupnya berkisar 36-45 (Kalshoven,
1981 cit. Hidayat 2018).
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggerek.

3.Ulat grayak pada kedelai (Spodoptera litura)


Deskripsi tanda serangan hama
berupa kerusakan daun, daun berlubang dan hanya tersisa tulang daun. Selain itu terdapat
kerusakan akibat dimakan hama pada polong, bunga, dan tunas apabila terjadi ledakan
populasi
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.

4.Kumbang perusak daun kedelai (Phaedonia inclusa)


Deskripsi tanda serangan hama
imago ataupun larvanya dapat merusak tanaman kedelai sejak tanaman tumbuh hingga
menjelang panen. Gejala awalnya oleh larca maupun imago muncul bekas gigitan pada
bagian pucuk, tangkai daun dan polong serta pucuk, sedang bunga dapat habis termakan.
Serangan selanjutnya adalah terjadi pada tangkai daun dan batang pucuk apabila populasi
cukup tinggi akan menyebabkan daun dan pucuk serta beberapa terkulai layu dan kemudian
mengering (Lanya, 2007).
Stadia hama yang menyerang larva atau imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.

5. Kepik penghisap bulir padi - Walang sangit (Leptocorisa oratorius)


Deskripsi tanda serangan hama
hama ini menyerang tanaman padi pada saat masih muda. Walang sangit menghisap bagian
bulir padi sehingga kualitasnya menjadi tidak bagus ditandai dengan keriput, berubah
berwarna coklat, dan rasanya menjadi tidak enak. Tidak hanya menyerang bagian bulir padi
tetapi juga menyerang daun padi yang menimbulkan bercak-bercak dan bintik hitam pada
daunnya (Manueke et al., 2017).
Stadia hama yang menyerang imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang pencucuk penghisap.

6. Hama puru daun padi (ganjur) (Pachydiplosis (=Orseolia) oryzae)


Deskripsi tanda serangan hama
itik tumbuh padi diserang dengan tunas yang diserang akan terbentuk puru sehingga jika
serangan semakin berat tunas yang terserang tidak akan terbentuk malai dan menyebabkan
puso (Kartohardjono et al., 2015).
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.

7.Penggerek batang mangga (Rhytidodera simulans)


Deskripsi tanda serangan hama
pada awal serangan terlihat adanya lubang yang mengeluarkan kotoran berupa gerekan,
seperti serbuk gergaji pada pucuk atau cabang mangga, kemudian cabang tadi akan
mengering dan mati, hingga berlanjut pada batang utama yang akan timbul lubang-lubang
disertai dengan keluarnya kotoran, serangan lanjut menyebabkan tanaman.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.

8.Ulat perusak krop kubis (Crocidolomia binotalis)


Deskripsi tanda serangan hama
hama ini sangatlah merugikan dikarenakan memakan daun baru di bagian tengah tanaman
kubis sehingga tanaman gagal membentuk krop. Apabila bagian tengah tanaman kubis sudah
hancur maka larva akan pindah ke bagian ujung daun dan turun mencari daun yang lebih tua.
Tanaman yang diserang oleh ulat ini kebanyakan akan hancur seluruhnya jika ulat krop tidak
dapat dikendalikan (Sastrosiswojo dan Setiawati, 1993 cit.Badjo et al. 2015). Stadia hama
yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit – pengunyah.
9.Penggerek buah tomat (Helicoverpa armigera)
Deskripsi tanda serangan hama
berupa lubang pada buah tomat yang berpindah-pindah hingga mengalami infeksi dan
membusuk.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

10.Penggulung daun pisang (Erionata thrak)


Deskripsi tanda serangan hama
berupa tepi daun terkoyak dan tergulung serta termakan hingga habis, serangan tinggi
membuat daun habis dan yang tersisa hanya tulang daun penuh gulungan (Sutiyoso dan
Widodo, 2010).
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

11.Uret perusak akar tebu (Lepidiota stigma)


Deskripsi tanda serangan hama
serangan hama ini diawali dengan penetasan telur dan langsung uret memakan akar tanaman
rerumputan dan juga perakaran tebu bahkan hingga pangkal batangnya (Ritcher, 1958 cit.
Harjaka et al. 2010). Setelah telur berkembang menjadi larva, larva (uret) aktif memakan akar
rumput dan perakaran tebu di musim hujan dan memasuki musim kemarau menjadi pupa.
Gejala awal dari serangan ini adalah daun menjadi layu dan menguning, layu kering seperti
kekurangan air. Bahkan bisa saja mengalami kematian tanaman.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

12.Penggerek pucuk tebu (Chillo sp.)


Deskripsi tanda serangan hama
gejala yang khas adalah pada batang tebu ditandainya adanya lubang gerekkan dan biasanya
disertai kotoran bekas gerekan larva di sekitar lubang. Apabila ruas batang tersebut dibelah
membujur akan terlihat lorong bekas gerekan yang memanjang. Bahkan biasanya lubang
gerekan menembus pelepah daun. Kerusakan akibat serangan hama ini menyebabkan
penurunan bobot tebu, kualitas dan kuantitas nira tebu. Batang menjadi mudah patah dan luka
bekas gerekannya menjadi terinfeksi beberapa patogen yang merusak jaringan tanaman
bahkan hingga mengakibatkan kematian tanaman tebu.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

13.Kumbang janur kelapa (Bronstispa sp.)


Deskripsi tanda serangan hama
Larva dan imago hama kumbang janur kelapa Bronstispa sp. Memakan permukaan dalam
janur kelapa yang belum membuka, menimbulkan bercak berwarna coklat memanjang dan
menyatu sehingga janur kelapa nampak menjadi keriput seperti terbakar. Hama tidak
menyukai cahaya sehingga pada daun terbuka, larva dan imago berpindah menyerang daun
yang lebih muda (Alouw, 2007).
Stadia hama yang menyerang larva dan imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

14.Wangwung - penggerek umbut kelapa (Oryctes rhinoceros)


Deskripsi tanda serangan hama
merusak tanaman kelapa dengan menggali ke pusat pucuk tanaman dan merusak jaringan
muda serta memakan getah dari kerusakan yang dihasilkan
Stadia hama yang menyerang imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggiit – pengunyah

15.Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis spp.)


Deskripsi tanda serangan hama
serangan ini terjadi oleh serangga dewasa berumur maksimum 46 hari. Nimfa dan imago
tidak menyukai tempat yang terang sehingga bersembunyi di bawah daun dan menyerang
pada pagi dan sore hati. Gejala serangan oleh Helopeltis sp. adalah pada buah muda ditandai
dengan adanya tusukan pada buah yang menyebabkan buah menjadi kering dan mati atau jika
masih tumbuh permukaan kulitnya akan retak dan mengkerut. Pada kulit buah kakao tua
tampak bercak bekas tusukan berwarna coklat kehitaman. Pucuk daun layu dan mati, ranting
mengering dan meranggas.
Stadia hama yang menyerang nimfa dan imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang pencucuk – penghisap

16.Penggulung daun teh (Homona theivora, Enarmonia leucostoma)


Deskripsi tanda serangan hama
daun teh akan menggulung akibat digigit dan dikunyah larva hama penggulung daun teh.
Ngengat mengeluarkan telur yang berbentuk datar. Telur tersebut akan membentuk baris
baris di atas permukaan daun teh. Larva menetas akan mulai memakan daun teh mudah
sehingga mengurangi hasil pemanenan daun. daun yang terserang tidak dapat dipetik sebagai
hasil panen.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

17.Penggerek umbi kentang (Pthoriamea operculella)


Deskripsi tanda serangan hama
telur Pthoriamea operculella akan diletakkan pada permukaan bawah daun pada batang atau
di atas umbi yang tersembul di permukaan tanah. Larva menetas akan mulai memakan
permukaan atas daun dan cabang atau melipat daun dan hidup di bawah epidermis daun.
Larva melubangi umbi kentang di kebun maupun gudang kentang. Gejala ditandai dengan
adanya kotoran di sekitar mata tunas. Bila umbi yang terserang dibelah akan terlihat lorong
lorong yang dibuat larva sewaktu memakan umbi. Hal ini berakibat pada kerugian hasil
gudang mencapai 45-90% (Setiawati et al., 1998).
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit pengunyah.

18.Penggerek biji beras (Sitophylus oryzae) Penggerek biji jagung (S. Zeamays)
Deskripsi tanda serangan hama
imago betina meletakkan telurnya pada tiap butiran biji yang telah dilubangi dulu kemudian
ditutup dengan tepung sisa gerekan. Larva yang keluar dari telur langsung menggerek
bebijian (butiran Beras,Jagung dan lain-lain) dan stadium larva berada dalam biji dan
melanjutkan serangannya di dalam biji tersebut (Manueke et al., 2015)
Stadia hama yang menyerang larva dan imago
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

19.Penggerek biji kedelai/kacang hijau (Bruchus sinensis)


Deskripsi tanda serangan hama
polong yang terserang akan menghitam, terdapat lubang gerek, dan kotoran larva ada di
dalam polong yang akan merusak biji.
Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggigit - pengunyah

20.Penggerek ubi jalar (Cylas formicarius)


Deskripsi tanda serangan hama
aepidermis pangkal batang dan bagian permukaan luar dari umbi dimakan larva sehingga
dapat terbentuk lubang pada umbi dan ditemukan kotoran atau bekas gerekan yang membuat
kerusakan serta terbentuk tepung/serbuk pada rongga bekas gerekan di dalam umbi dan
bersenyawa racun sehingga tidak dapat dikonsumsi. Stadia hama yang menyerang larva
Tipe alat mulut stadia hama yang menyerang penggiggit – pengunyah.
DAFTAR PUSTAKA
Alouw, J.C. 2007. Kemampuan Memangsa Predator Celisoches morio Terhadap Hama
Kelapa Brontispa longissima. Bulletin Palam 33: 1-8.
Anggara, A.W. dan Sudarmaji. 2008. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Ardjansyah, A., J.B. Hernowo, dan S. Priyambodo. 2017. Pengaruh serangan burung bondol
terhadap kerusakan tanaman padi di Bogor. Media Konservasi 22(2) : 101-110.
Badjo, R., C.S. Rante, E.R.M. Meray, B.H. Assa, dan M.F. Dien. Serangan hama ulat krop
(Crocidolomia pavonana F.) pada tanaman kubis (Brassica oleracea var. capitata L.)
di Kelurahan Kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. In Cocos
6(4) : 1-9
Baehaki. 2013. Hama penggerek batang padi dan teknologi pengendalian. IPTEK Tanaman
Pangan 8(1) : 1-14.
Devi, Y.S., Indriyanto, dan A.M. Hariri. 2017. Tingkat serangan hama pada tanaman jabon
(Anthocephalus cadamba Miq.) di Desa Negara Ratu II Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari 5(3) : 77-86.
Harjaka, T., E. Martono, dan Witjaksono. 2010. Uret perusak akar pada rumput halaman
kampus. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 16(2) : 95-101.
Hardiansyah, M. Y. 2020. Pengusir hama burung pemakan padi otomatis dalam menunjang
stabilitas pangan nasional. Jurnal Abdi 2(1): 87.
Hidayat, Y. 2018. Waspada serangan penggerek tongkol jagung dalam upaya peningkatan
produksi jagung tahun 2018. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Depok
Hutasoit, R. T., Reflinaldon, dan R. Rusli. 2016. Uji beberapa varietas tanaman padi (Oryza
sativa. L.) terhadap hama keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck) (Mollusca;
Ampulariidae). Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu 3(2): 7- 13.
Kartohardjono, A., Kertoseputro, D., dan Suryana, T. 2015. Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Lanya, H. 2007. Pengenalan, pengendalian, dan aplikasi peramalan OPT utama kedelai. Balai
Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Jatisari
Mamahit, J. M. E. 2011. Biologi dan demografi tungau merah Tetranychus spp. Pada
tanaman kedelaai. Jurnal Eugenia 17(2): 128-134.
Manueke, J., B.H. Assa, E.A. Pelealu. 2017. Hama-hama pada tanaman padi sawah (Oryza
sativa L.) di Kelurahan Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten
Minahasa. Eugenia 23(3) : 120-127.
Manueke, J., M. Tulung, dan J. M. Mamahit. 2015. Biologi Sitophilus oryzae dan Sitophilus
zeamais (Coleoptera; Curculionidae) pada beras dan jagung pipilan. Eugenia 21(1):
20-31.
Mirsam, H dan F. Kurniawati. 2018. laporan pertama di Sulawesi Selatan: karakter morfologi
dan molekuler nematoda puru akar yang berasosiasi dengan akar padi di Kabupaten
Wajo, Sulawesi Selatan. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 22(1): 58-65.
Nurhakim, S. dan D. Abdurohman. 2014. Dunia Burung dan Serangga: Mengenal Fakta Sains
dan Keunikannya. Bestari, Jakarta Timur
Pramudianto dan K.P. Sari. 2016. Tungau merah (Tetranychus urticae Koch) pada tanaman
ubikayu dan cara pengendaliannya. Buletin Palawija 14(1): 36-48.
Prasetiyo. 2002. Budi Daya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Puja, I. N., I. G. P. R. Adi, dan I. D. P. Singarsa. 2019. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman jeruk di dusun Pausan Desa Buahan Kaja Kecamatan Payangan. Buletin
Udayana Mengabdi 18(1).
Setiawati, W., R.E. Soeriaatmadja, T. Rubiati, dan E. Chujoy. 1998. Pengendalian hama
penggerek umbi / daun kentang (Phthorimaea operculella Zell.) dengan
menggunakan insektisida mikroba granulosis virus (PoGV). Monograf 18 : 1-30.
Sutiyoso, Y., Widodo. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman. PT Trubus Swadaya, Depok.
Wagiman, F. X. 2019. Pengendalian Hayati hama Kutu Perisai Kelapa dengan Predator
Chilocorus Politus. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yunisman dan Rusli, R. 2016. Serangan hama bajing pada tanaman kakao di Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat. Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

*)
Nilai laporan Acara II, setelah dilengkapi Pengesahan oleh Koasisten
dengan data atau keterangan

......................................................... ……………………………..
Nama dan tandatanganKoasisten

*)
Nilai Cukup (60), Sedang (70), Baik (80), Sangat Baik (90)

Anda mungkin juga menyukai