PENGENDALIAN MUTU PROSES PRODUKSI MINYAK SEREH WANGI DI BALAI
PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN AROMATIK BOGOR
Diajukan Oleh : Muhammad Ifdlial
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
i LEMBAR PERSETUJUAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyetujui permohonan mahasiswa yang tersebut dibawah ini: Nama : Muhammad Ifdlial NIM : 115100600111036 Semester : 6 (enam) Prodi / Fakultas : Teknik Bioproses / Teknologi Pertanian Universitas : Brawijaya untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik Bogor pada bulan Juni-Juli 2014 Malang, 30 Juni 2014
Menyetujui, Ketua Jurusan Keteknika Pertanian
Dr. Ir. J. Bambang Rahadi Widiatmono, MS. NIP. 19560205 198503 1 003
Mengetahui, Dosen Pembimbing PKL
Yusuf Hendrawan, STP, M. App. Life Sc., Ph. D. NIP. 19810516 200312 1 002
ii KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur Allah Yang Maha Agung karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja Lapang yang berjudul Proses Produksi Tepung Mocaf di Pabrik Bangkit Cassava Mandiri dengan baik. Tidak lupa penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Kedua Orang tua dan segenap keluarga yang banyak memberi dukungan moril. 2. Yusuf Hendrawan, STP, M. App. Life Sc., Ph. D. dan Dr.Ir.Sumardi HS.,MS selaku dosen pembimbing kami yang telah meluangkan waktunya dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini secara menyeluruh. 3. Dr. Ir. Bambang Rahadi Widiatmono,MS. selaku Ketua Jurusan Keteknikan Pertanian Universitas Brawijaya Malang. 4. Semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini. Demikian proposal yang dapat kami sampaikan, atas kerjasama Balai Tanaman Rempah dan Aromatik kami mengucapkan terima kasih.
Malang, Juni 2014 Penulis
iii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... .i KATA PENGANTAR ........................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................... iii I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ...................................................................................... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5 2.1 Sereh Wangi ........................................................... ................... 5 2.2 Minyak Atsiri ........................................................... ................... 6 2.3 Proses Penyulingan Minyak Atsiri Sereh wangi ...... ................... 9 III. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 12 3.1. Tempat dan Waktu PKL ............................................................ 12 3.2. Metode Pelaksanaan PKL. ....................................................... 12 3.3. Jadwal Pelaksanaan ................................................................. 13 IV. PENUTUP .................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar yang cukup penting diperdagangkan di dunia. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 150 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia. Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, namun hanya sekitar 6 jenis minyak yang paling menonjol di Indonesia yaitu : minyak pala, minyak nilam minyak cengkeh dan minyak sereh wangi. Pemanfaatan dari minyak atsiri selama ini telah banyak dilakukan, bergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan- bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida. Dari berbagai jenis minyak atsiri yang ada di Indonesia, minyak sereh wangi merupakan komoditi di sektor agribisnis yang memiliki prospek dan berdaya saing kuat di pasar internasional. Tanaman sereh wangi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, harga setiap Kg mencapai Rp. 150.000, dimanfaatkan sebagai bahan baku parfum dan obat. Tanaman sereh wangi merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dalam perdagangannya dikenal dengan nama Citronella Oil. Namun selama ini, tanaman sereh wangi belum banyak dibudidayakan dan pengolahannya belum optimal. Pengolahan minyak atsiri sereh wangi yang dilakukan masih sederhana, belum memenuhi standard baku sehingga mutu minyak atsiri yang dihasilkan masih tidak terlalu bagus. Mutu yang rendah sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor penyebab, antara lain rendahnya kapasitas SDM sebagai petani maupun penyuling, pengelolaan bisnis yang tradisional dengan segala keterbatasannya, dan teknologi serta teknik produksi yang masih tradisional dan berkualitas rendah. Untuk mengatasi permasalahan
2
tersebut perlu penanganan khusus yang terdiri dari penanganan pra panen maupun pasca panen sehingga minyak sereh wangi yang dihasilkan akan terjaga mutu dan kualitasnya. Citra mutu produk dapat dilakukan dengan usaha pengendalian mutu, yaitu semua usaha dan kegiatan untuk mencapai tingkat dan konsistensi mutu sesuai dengan citra mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Soekarto, 1990). Praktek Kerja Lapang ini akan mempelajari pengendalian mutu proses produksi minyak atsiri sereh wangi di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik Bogor untuk mengetahui standar kualitas minyak atsiri sereh wangi yang diinginkan oleh pasar.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah : 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai keadaan dalam suatu bidang usaha untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri. 2. Mengetahui, mengerti, dan memahami penerapan teori-teori yang pernah diterima selama di perkuliahan. 3. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan program Strata-1 di Program Studi Teknologi Bioproses, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. 4. Memperluas wawasan pengetahuan dan mengembangkan cara berpikir praktis, logis, dan sistematis sehubungan dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses produksi.
1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah : 1. Mengetahui secara umum kondisi Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat Bogor yang meliputi sejarah, perkembangan, struktur organisasi dan aspek peenelitian. 2. Mempelajari aspek-aspek proses produksi, pengendalian/pengawasan mutu, pemasaran, pengemasan, serta penerapan teknologi terutama peralatan-peralatan yang digunakan. 3. Mempelajari sistem pengendalian mutu pada proses produksi minyak atsiri sereh wangi.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sereh Wangi (Citronella oil) Tanaman sereh wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau Cymbogob nardus. Genus Cympogon meliputi hampir 80 species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai nilai ekonomi dalam perdagangan. Diantara species yang penting adalah cympogon nardus dan cympogon winterianus atau mahapengiri dari jawa, ynag masing-masing sumber minyak sereh wangi. Menurut Hieronymus (1992) klasifikasi tanaman sereh wangi adalah sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledonae Ordo : Graminales Famili : Gramineae Subfamili : Panicoidae Tribe : Andropogineae Genus : Cymbopogon Species : Cympogon nardus L
Tanaman sereh wangi yang ditanam di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu Lenebatu dan mahapengiri. Jenis mahapengiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : daunnya lebih luas dan pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal dan geraniol yng tinggi. Sedangkan jenis lenabatu mengahasilkan kadar sitronellal dan geraniol yng lebih rendah. Di Indonesia tanaman sereh terutama banyak tumbuh di daerah Tasikmalaya, Bandung, Palembang, dan Padang (Hieronymus, 1992).
2.1.1 Manfaat Sereh Wangi Sereh yang biasa kita kenal banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai bumbu dapur, penyedap masakan dan kue, serta sebagai pemberi bau harum pada beberapa minuman panas. Sereh banyak digunakan dalam masakan Melayu, Indonesia dan Thailand. Selain daunnya, sereh juga dapat diambil minyaknya yang dapat digunakan sebagai pewangi sabun mandi atau parfum yang lebih kita kenal sebagai minyak wangi. Bagian-bagian dari tumbuhan tanaman sereh wangi yang berguna serta kegunaanya, yaitu:
6
1. Daun - Mencuci bau hanyir pada daging. - Daun serai yang dibalut dengan besi atau batu panas digunakan untuk taman dan bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otot-otot, sendi, mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin. - Air rebusan daun serai digunakan untuk air mandian. 2. Akar dan batang - Membantu mengobati masalah sakit perut. - Dapat membantu mengimbangkan kestabilan hormon. - Menambah aroma hidangan serta membantu meringankan keadaan keracunan pemakanan. - Campuran dengan rempah ratus mempunyai khasiat untuk kesehatan dalam tubuh. - Membantu melawaskan dan melancarkan pembuangan air kecil.
Gambar 1. Tanaman Sereh Wangi ( 2.2 Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk dari reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan air. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Ames dan Matthews,1968). Minyak Atsiri disebut juga minyak eteris adalah minyak yang bersifat mudah menguap, dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap. Definisi ini dimaksudkan untuk membedakan minyak atau lemak dengan minyak atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya. Setiap substansi dari minyak atsiri yang menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan hal ini dipengaruhi oleh suhu, pada umumnya tekanan uap ini sangat rendah untuk persenyawaan yang memiliki titik didih sangat tinggi. Minyak atsiri mudah mengalami dekomposisi karena panas yang timbul pada suhu diatas 100C (Guenther, 1987).
7
2.2.1 Minyak Atsiri Sereh Wangi Menurut Masada (1976), minyak serai wangi diperoleh dari tanaman serai wangi yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32 - 45%, geraniol 10 - 12%, sitronellol 11 - 15%, geranil asetat 3 - 8%, sitronellal asetat 2 - 4% dan sedikit mengandung seskuiterpen serta senyawa lainnya. Komponen utama minyak serai wangi adalah sitronellal dan geraniol yang masing-masing mempunyai aroma yang khas dan melebihi keharuman minyak serai sendiri. Komponen-komponen tersebut diisolasi lalu diubah menjadi turunannya. Baik minyak, komponen utama atau turunannya banyak digunakan dalam industri kosmetika, parfum, sabun dan farmasi. Kandungan sitronellal dan geraniol yang tinggi merupa-kan persyaratan ekspor. Minyak yang kurang memenuhi persyaratan ekspor, dijual di pasar dalam negeri sebagai bahan baku industri sabun, pasta gigi dan obat-obatan. Sebelum Perang dunia kedua, Indonesia merupakan negara pengekspor utama minyak serai wangi. Namun saat ini negara produsen utama adalah RRC. Hal ini disebabkan karena produksi minyak serai wangi Indonesia selalu menurun dan mutunya kalah dibanding China dan Taiwan. Pada hal permintaan cukup besar, karena kebu- tuhan pasar selalu meningkat 3 - 5% per tahun. Negara pengimpor minyak seria wangi Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Australia, Meksiko, India, Taiwan, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol (Dep. Perdagangan, 2002). Konsumsi minyak serai wangi dunia mencapai 2.000 2.500 ton dan baru terpenuhi 50 - 60% saja. China sebagai negara produsen utama hanya mampu memasok 600 - 800 ton per tahun. Sedangkan Indonesia baru dapat memenuhi 200 - 250 ton dari pemintaan minyak serai wangi per tahun (Paimin dan Yunianti, 2002).
2.2.2 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Sereh Wangi Kandungan serai wangi menurut Setiawati dkk ( 2010), terdapat sitronella (35,97%), Nerol (17,28%), sitronelol (10,03%), geraniol acetat (4,44%), elemol (4,38%), limonene (3,98%) dan citronnellyle acetate (3,51%). Senyawa sitronella mempunyai sifat racun dehidrasi. Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena serangga akan mengalami kekurangan cairan. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pengganti pestisida kimia. Potensi rata-rata per hektar 3 kali panen seraiwangi 1 : 46 ton daun segar setara dengan 469 liter minyak. Menurut Ketaren (1985), komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah sebagai berikut : 1. Geraniol ( C 10 H 18 0 )
8
Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan 1 molekul air, dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :
2. Sitronellol ( C 10 H 20 0 ) Sitronellol banyak terdapat pada minyak mawar dan minyak sereh. Pada suhu kamar berupa cairan tidak berwarna dan berbau khas sereh, bersifat mudah larut dalam alkohol dan eter, tetapi sedikit larut dalam air. Sitronellol banyak digunakan untuk kosmetik, wangi-wangian dan pengganti bau minyak sereh. Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
3. Sitronellal (C10H16O) Persenyawaan sitronellal terdapat pada minyak sereh, eucalyptus citriodora, rumput lemon dan bunga mawar. Pada suhu kamar sitronellal berupa cairan berwarna kekuningan yang mudah menguap, bersifat sedikit larut dalam air dan dapat larut dalam alkohol dan ester. Berbau menyenangkan dan banyak digunakan untuk parfum pada sabun dan sebagai bahan dasar untuk pembuatan hidroksi sitrenellal dan mentol sintesis. Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
Departemen perindustrian telah menentukan syarat mutu minyak serai wangi sebagai pedoman bagi pemulian tanaman maupun pengembangan usaha budidayanya, dimana standar mutu minyak serai wangi sebagai berikut (Tabel 1)
Tabel 1. Syarat-syarat mutu minyak serai wangi ekspor (SNI) Karakteristik Mutu Standar Mutu Indonesia (SNI) Bobot jenis,25/25C Indeks bias, 25 C Putaran optik Kelarutan dalam alkohol 0,850 0,892 1,454 1,473 (0o) (-6) Negatif
9
80 % Kadar Sitronellal Kadar Geraniol Total Zat-zat asing : alkohol tambahan, lemak, minyak pelikan, m. Terpentin dll Rekomendasi: Bau Titik nyala 35 % 85 %
Negatif
Segar,khas minyak serai wangi 76-84 Sumber : Rusli, 1985
Dalam dunia perdagangan ada tiga tipe standar untuk minyak sereh wangi jawa, yaitu (Guenther, 1987) : 1. Tipe minyak standar yang mengandung total geraniol tidak kurang dari 85 persen, dan sitronellal tidak kurang dari 35 persen. 2. Minyak yang bermutu sangat tinggi, mengandung 50-60 persen sitronellal. Minyak ini digunakan terutama sebagai bahan baku pembuatan hidroksi sitronellal dan mentol sintetik. 3. Minyak bermutu rendah, yang mengandung 80-85 persen geraniol, dan hanya 10-20 persen sitronellal. Minyak ini digunakan dalam produk teknis untuk pewangi sabun, dan pembuatan isolat geraniol
Gambar 2. Minyak Sereh Wangi
2.3 Proses Penyulingan Minyak Atsiri Sereh wangi Untuk memperoleh minyak atsiri dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut mudah menguap dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dan titik didih dari masing-masing zat tersebut. Pada proses penyulingan minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan yaitu penyulingan dengan air langsung,
10
penyulingan air-uap dan penyulingan uap langsung. Masing-masing metode penyulingan memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebelum melakukan penyulingan, bahan perlu perlakuan pendahuluan. Perlakuan pendahuluan meliputi pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi (pemeraman). Pengecilan ukuran dilakukan dengan merajang bahan, perajangan ini dimaksudkan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dan untuk mengurangi sifat kamba bahan olah. Pelayuan atau pengeringan ahan dilakukan untuk menguapkan sebagian air sehingga memudahkan proses penyulingan dan untuk menguraikan zat tidak berbau menjadi berbau wangi. Sedangkan proses pemeraman dilakukan pada minyak-minyak tertentu untuk memecahkan sel-sel minyak pada daun (Ketaren, 1985). Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal dengan destilasi, menggunakan lemak yang biasa digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri dari bunga. Adapun ekstraksi dengan destilasi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Destilasi Air Bahan yang akan disuling dihubungkan langsung dengan air mendidih atau dengan kata lain merebus tanaman secara langsung.kelebihannya adalah alatnya sederhana dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan minyak atsiri sebentar.sedangkan untuk kekurangannya destilasi air ini tidak ccok untuk bahan baku yang tidak tahan uap panas dan kualitas hasil penyulingan tidak sebaik destilasi uap-air. 2. Destilasi Uap-air Bahan yang digunakan tidak kontak lansung dengan air namun diberi sekat antara air dan simplisia yang biasa disebut angsang.Prinsipnya air mendidih dan uap air akan membawa partikel minyak atsiri untuk dialirkan ke kondensor kemudian ke alat pemisah secara otomatis air dan minyak akan terpisah karena ada perbedaan berat jenis dimana berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga minyak berada di atas dan air dibawah. Kelebihan destilasi uap-air yaitu alatnya sederhana tetapi bisa menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien dalam penggunaan,minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap karena pembawanya adalah air yang tidak mudah menguap pada suhu kamar. Sedangkan kelemahannya metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak. 3. Destilasi Uap Dalam bejana tersebut hanya terdapat simplisia. Prinsipnya uap air yang dihasilkan oleh steam generator akan mengalir kewadah simplisia dan membawa minyak atsiri bersama sengan uap air tesebut. Destilasi uap ini merupakan destilasi yang paling
11
baik karena dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang tinggi karena tidak bercampur dengan air.
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu PKL Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 8 Agustus 2014, bertempat di Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat Bogor
3.2 Metode Pelaksanaan PKL Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara : 1. Observasi Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara langsung terhadap obyek kegiatan dalam manajemen produksi di lapangan, serta survey ke lokasi fasilitas produksi dan utilitas. 2. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapang dan para pekerja yang ada di lokasi baik di fasilitas produksi maupun manajemen. 3. Dokumentasi Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen, laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan obyek pembahasan. Data yang dikumpulkan antara lain : 1. Sejarah perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Ketenagakerjaan 4. Diagram alir proses 4. Studi kepustakaan Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber pustaka. Teknik ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan pencarian berbagai literatur yang berhubungan dengan obyek pembahasan melalui perpustakaan.
5. Praktek Kerja Meliputi praktek kerja pada proses produksi minyak atsiri sereh wangi, proses pengendalian mutu hingga produk jadi yang siap dipasarkan.
13
3.3 Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Juni Juli I I I I I I I V I I I I I I I V Pengenalan lingkungan perusahaan 1. Sejarah perusahaan 2. Ketenagakerjaan 3. Diagram alir proses
Observasi lapangan : Human Research and Development (HRD) Qualiy Control (QC) Processing Utility
Pengambilan data
14
BAB IV PENUTUP
Demikian proposal Praktek Kerja Lapang ini kami buat, sebagai persyaratan untuk dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat Bogor. Harapan kami, semoga proposal ini dapat diterima dan disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ames G.R dan W.S.A Mathews, 1968. The Destilation Oil, Trop.Sci
Dep Perindag, 2002. Data statistik eks-por/impot komoditi lain-lain (esential oil). Jakarta Guenther, E. 1990. Minyak atsiri (terjemahan, S. Ketaren dan R Mulyono). UI Press. Jakarta.
Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi minyak atsiri. PN. Balai Pustaka akarta 427 p.
Rusli, S, N. Nurdjanah, Soediarto, D. Sitepu, Ardi, S dan D.T. Sitorus. 1985. Penelitian dan pengembang-an minyak atsiri Indonesia; Hasil pertemuan konsultasi pengembang-an tanaman minyak atsiri. Edisi khusus penelitian Tanaman Rem-pah dan Obat No. 2. Balai Pene- litian Tanaman rempah dan Obat. Bogor; hal 10 14
Paimin, F.R. dan I. Yunianti, 2002. Pasar ekspor tunggu serai wangi. Majalah Trubus No. 394. PT. Trubus Swadaya. Jakarta : 67 68