Anda di halaman 1dari 8

UJI EFIKASI INSEKTISIDA RASIONAL PADA HAMA-HAMA TANAMAN SAWI

(Brassica chinensis var. parachinensis)

Oleh/by:

Silviana Yosi Anggraeni dan Naufal Rizqullah Yuwanda


201710200311005, 201710200311001
E-mail: anggraenidinda20@gmail.com
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Penggunaan pestisida kimia telah banyak memberikan dampak negatif pada lingkungan, sehingga
diperlukan penggunaan pestisida nabati untuk menuju pertanian yang ramah lingkungan. Di desa ditemui banyak
jenis daun yang dapat digunakan sebagai pestisida hayati, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas dari insektisida nabati pada hama-hama tanaman sawi. Tahapan kegiatan ataupun metode kerja dalam
praktikum ini adalah menyiapkan daun mimba, daun mahoni dan daun sirsak, mengekstrak ketiga jenis daun
tersebut sesuai dengan jenisnya menggunakan blander, menyaring ekstrak ketiga daun untuk dipisahkan air ekstak
dengan ampas daun, memasukkan ekstrak ketiga daun kedalam botol bekas. Mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang sebagai media tanam benih sawi, memasukkan media tanam pada polybag yang sudah disiapkan,
menanam bibit sawi pada media tanam. Menyiram tanaman sawi menggunakan insektisida rasional satu minggu
sekali selama tiga minggu dan mengamati selama satu minggu sekali selama 3 minggu. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa pestisida daun mimba lebih efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman sawi, karena
hama yang dihitung selama tiga minggu menunjukkan bahwa tanaman sawi yang disemprot pestisida daun mahoni
lebih sedikit disbanding dengan pestisida lain. Kesimpulan dari praktikum ini adalah ekstrak daun mahoni lebih
efektif dibandingkan dengan daun mimba maupun daun sirsak. Karena ekstrak daun mahoni yang dapat berperan
aktif sebagai insektisida untuk menangani serangan hama yaitu saponin, alkaloid, tannin dan flavonoid.

Kata Kunci : Tanaman Sawi, Daun Mimba, Daun Mahoni, dan Daun Sirsak

PENDAHULUAN

Sawi adalah salah satu jenis sayuran daun (2012) menambahkan, sawi kaya akan vitamin A, B,
yang digemari oleh masyarakat dan konsumennya C, E, dan K yang dibutuhkan oleh tubuh.
dari berbagai golongan. Menurut Hendro Sunarjono
Proses budidaya tanaman sawi dapat
(2011), hampir semua masyarakat menyukai sawi
dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran
karena rasanya yang segar dan banyak mengandung
tinggi (5-1.200 m) di atas permukaan laut (dpl).
vitamin A, B, dan sedikit vitamin C. Galuh Iritani
Dengan kata lain tanaman sawi dapat tumbuh baik
di tempat yang berudara panas maupun berudara mengandung senyawa kimia dari golongan
dingin. Namun demikian tanaman sawi akan lebih annanoin dan resin yang dapat digunakan untuk
baik pertumbuhannya jika dibudidayakan pada mengendalikan hama thrips. Selain hama thrips,
ketinggian 100 – 500 m dpl. Pada proses daun sirsak juga dapat dijadikan pestisida untuk
budidayanya tidak menutup kemungkinan beberapa hama lain seperti wereng, belalang, ulat
mengalami hambatan dari gangguan hama dan dan banyak lagi. Jika ditambahkan daun tembakau
penyakit tanaman khususnya serangga. Salah satu daun sirsak akan efektif mengendalikan hama
cara dalam menangani serangan hama pada tanaman belalang dan ulat. Selain itu penggunaan insektisida
sawi dapat digunakannya pestisida nabati. Pestisida nabati ini juga dapat mempertahankan musuh alami
nabati merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk agar tidak ikut terbunuh saat penggunaan
yang dapat digunakan untuk mengendalikan insektisida. Tujuan dari dilakukannya percobaan ini
organisme pengganggu tanaman, berbahan dasar adalah untuk mengetahui efektivitas dari insektisida
dari tanaman. Selain cara pembuatan dan bahan rasional pada hama-hama tanaman.
untuk membuat pestisida nabati mudah ditemukan,
BAHAN DAN METODE
penggunaan pestisida nabati ini dapat mengurangi
cemaran pestisida kimia pada tanaman budidaya. Tujuan
Senyawa produk alami yang dihasilkan oleh
Untuk mengetahui efektivitas dari
pestisida nabati merupakan salah satu alternatif
insektisida nabati pada hama-hama tanaman sawi
bahan pengendali hama. Senyawa ini mudah terurai
Tempat dan Waktu Praktikum
di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan,
aman bagi manusia dan ternak. Pada percobaan ini Tempat dilaksanakannya praktikum ini
menggunakan pestisida yang di ekstrak dari daun dilaksanakan di Laboratorium Agronomi
mimba, mahoni, dan daun sirsak. Universitas Muhammadiyah Malang dan Lahan
Belakan Rusunawa Sang Surya.
Ekstrak daun mimba (Azadiracta Indica)
mengandung azadirachtin merupakan bahan aktif Waktu dilaksanakannya praktikum ini

yang berpotensi sebagai insektisida nabati terhadap pada tanggal 08 November 2018 sampai 6

beberapa hama tanaman terutama larva nyamuk Desember 2018

Aedes Aegepty L. Ekstrak daun mimba juga dapat Alat dan Bahan
berfungsi sebagai Insect Growth Regulator Hormon
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
(IGRH). Zat yang terkandung dalam ekstrak daun
adalah cangkul, gembor, beaker glass, sprayer,
mahoni (Swietenia macrophylla) saponin dan
timbangan, pisau, kain saring, dan blender
flavonoid berperan sebagai repellence dan racun
Bahan yang digunakan dalam praktikum
bagi serangga (Ardwiantoro, 2011). Daun sirsak
ini adalah daun mimba, daun mahoni, daun
sirsak, benih sawi, pupuk kandang, tanah, dan memasukkan media tanam pada polybag yang
aquades, dan polybag. sudah disiapkan, menanam bibit sawi pada
media tanam. Menyiram tanaman sawi
Prosedur Praktikum
menggunakan insektisida rasional satu minggu
Tahapan Kegiatan
sekali selama tiga minggu dan mengamati
Tahapan kegiatan ataupun metode kerja selama satu minggu sekali selama 3 minggu.
dalam praktikum ini adalah menyiapkan daun
mimba, daun mahoni dan daun sirsak,
mengekstrak ketiga jenis daun tersebut sesuai
dengan jenisnya menggunakan blander,
menyaring ekstrak ketiga daun untuk
dipisahkan air ekstak dengan ampas daun,
memasukkan ekstrak ketiga daun kedalam botol
bekas. Mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang sebagai media tanam benih sawi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perlakuan Insektisida Rasional Daun Mimba ()


Perlakuan Pengamatan Macam Jumlah
Pestisida Ke- Hama Populasi
Hama
Daun Mimba Minggu 1 - -
Minggu 2 Lalat bibit 12
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Ulat grayak 4
(Spodoptera
litura)
Minggu 3 Lalat bibit 9
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Tabel 2. Perlakuan Insektisida Rasional Daun Mahoni ()
Perlakuan Pengamatan Macam Jumlah
Pestisida Ke- Hama Populasi
Hama
Daun Mahoni Minggu 1 Lalat bibit 2
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Minggu 2 Lalat bibit 8
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Ulat grayak 3
(Spodoptera
litura)
Minggu 3 Lalat bibit 5
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)

Tabel 3. Perlakuan Insektisida Rasional Daun Sirsak()


Perlakuan Pengamatan Macam Jumlah
Pestisida Ke- Hama Populasi
Hama
Daun Sirsak Minggu 1 Lalat bibit 6
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Minggu 2 Lalat bibit 11
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Belalang 3
(Caelifera)
Minggu 3 Lalat bibit 5
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae
Belalang 1
(Caelifera)
Tabel 4. Perlakuan Tanpa Insektisida Rasional
Perlakuan Pengamatan Macam Jumlah
Pestisida Ke- Hama Populasi
Hama
Tanpa Minggu 1 Lalat bibit 9
Pestisida (Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Belalang 2
(Caelifera)
Minggu 2 Lalat bibit 8
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Minggu 3 Lalat bibit 10
(Atherigona
exigua, A.
Oryzae)
Belalang 1
(Caelifera)

Hasil dari pengamatan perlakuan senyawa tersebut ke dalam tubuh serangga melalui
insektisida rasional ini disetiap perlakuan epikutikula serangga, senyawa tersebut masuk ke
menggunakan ekstrak daun yang berbeda-beda dalam jaringan di bawah integumen menuju daerah
mengalami kenaikan dan penurunan. Disetiap sasaran. Masuknya saponin mengakibatkan
tanaman sawi yang di amati hanya terdapat tiga rusaknya lilin pada lapisan kutikula sehingga
jenis hama yaitu lalat bibit (Atherigona exigua, A. menyebabkan kematian karena larva mengalami
Oryzae), Ulat grayak (Spodoptera litura), dan banyak kehilangan air. Menurut Widodo (2005)
Belalang (Caelifera). Dari hasil pengamatan dalam Hidayati et al (2013) Selain masuk melalui
serangan hama paling sedikit setelah pemberian kutikula, saponin masuk melalui makanan yang
pestisida dapat dilihat pada tabel 2 yaitu 18 serangga dapat memberikan pengaruh terhadap proses
dalam hitungan 3 minggu menggunakan perlakuan biologi tubuh dan metabolisme zat nutrisi dengan
ekstrak mahoni. Hal ini disebabkan oleh zat yang cara menghambat produktivitas kerja enzim
terkandung dalam daun mahoni yang dapat berperan kimotripsin yang mengakibatkan terganggunya
aktif sebagai insektisida untuk menangani serangan sistem pencernaannya, terhambat
hama yaitu saponin, alkaloid, tannin dan flavonoid perkembangannya dan akhirnya mati jika tingkat
(Andhikari dan Candra, 2012). Senyawa saponin penghambatan pencernaan relatif tinggi.
yang terkandung dalam ekstrak mahoni akan Hasil dari pengamatan serangan hama
memasuki tubuh larva melalui kulit dengan proses tertinggi yaitu pada tanaman sawi tanpa perlakuan
adhesi dan menimbulkan efek sistemik. Penetrasi dapat dilihat pada tabel 4 dengan jumlah hama 30
hama dalam perhitungan 3 minggu pengamatan. kutu daun (aphid) dan kutu putih (whiteflies).
Banyaknya hama yang menyerang tanaman sawi ini Menurut Mordue (1998) dalam Rusdy (2009) Cara
diakibatkan karena tidak adanya senyawa senyawa kerja dari azadirachtin sangat tergantung pada
yang dapat mengurangi populasi yang menyerang spesies serangga targetnya dan konsentrasi yang
tanaman sawi sehingga hama dapat bebas diaplikasikan. Efek primer dari azadirachtin
menyerang tanaman sawi. terhadap serangga berupa antifeedant dengan
Hasil pengamatan pada perlakuan menghasilkan stimulan deterren spesifik berupa
menggunakan daun mimba dan daun sirsak relatif reseptor kimia (chemoreceptor) pada bagian mulut
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Pada (mouthpart) yang bekerja bersama-sama dengan
perlakuan menggunakan ekstrak daun mimba dapat reseptor kimia lainnya yang mengganggu persepsi
dilihat pada tabel 1 hama yang menyerang tanaman rangsangan untuk makan (phagostimulant). Efek
sawi sebanyak 25 serangga dalam perhitunggan 3 sekunder dari azadirachtin terhadap serangga
minggu pengamatan. Sedangkan pada perlakuan berupa gangguan pada pengaturan perkembangan
menggunakan ekstrak daun sirsak dapat dilihat pada dan reproduksinya, akibat efek langsung pada sel
tabel 3 hama yang menyerang tanaman sawi somatis dan jaringan reproduksi serta efek tidak
sebanyak 26 serangga dalam perhitunggan 3 langsung yang mengganggu proses neuroendocrine.
minggu pengamatan. Pengaruh azadirachtin terhadap pengaturan
Ekstrak daun mimba yang digunakan pertumbuhan serangga adalah dengan mengganggu
sebagai pestisida rasional pada tanaman sawi sistem neuroendocrine-nya.
menunjukkan adanya naik turunnya serangan hama Daun sirsak memiliki kandungnan senyawa
setiap minggunya. Seperti menurut Sc Mutter acetogenin antara lain asmicin, bulatin, dan
(1990) dalam Jenrifa (2018) kandungan bahan aktif squamosin. Ekstrak daun sirsak dapat berperan
yang ada pada ekstrak daun mimba azadiractin yang sebagai insektisida, larvarisida, penolakan serangga
dapat memberikan pengaruh pada serangan hama dan anti feedent (penghambat makanan) (Ningsih,
seperti hambatan aktivitas, gangguan 2013). Senyawa aktif acetogenin pada ekstrak daun
perkembangan tubuh, ketahanan hidup serta sirsak ini pada konsentasi tinggi senyawa
hambatan aktivitas peletakan telur, sehingga acetogenin akan bersifat antifeedant bagi serangga
aktivitas serangga yang menyerang tanaman sawi sehingga menyebabkan nafsu makan serangga
dapat mengalami penurunan. Menurut Walter menurun. Menurut khardinan (1999) dalam
(1999) dalam Rusdy (2009) melaporkan bahwa Ningsih (2013) Kandungan yang terdapat pada
azadirachtin telah terbukti efektif mengendalikan ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk
lebih dari 300 spesies serangga hama termasuk mengendalikan belalang dan serangan hama
hama-hama penting daun budidaya seperti ulat lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 setelah 2
grayak (armyworm), pengorok daun (leafminer), kali pengaplikasian insektisdia rasional ekstrak
daun mimba pada minggu kedua terdapat 3 ekor akan mengalami hambatan pertumbuhan dan
belalang (Califera), dan pada minggu ketiga perkembangan. Sehingga intensitas kerusakan yang
mengalami penurunan hanya terdapat satu ekor ditimbulkan juga sedikit.
belalang (Califera).
Hasil dari ketiga jenis daun yaitu daun KESIMPULAN DAN SARAN
mimba, daun mahoni, dan daun sirsak yang
Kesimpulan
dijadikan sebagai pestisida rasional ini Kesimpulan dari praktikum ini adalah ekstrak
mendapatkan hasil yang berbeda-beda dan populasi daun mahoni lebih efektif dibandingkan dengan daun
serangan hama pada tanaman sawi mengalami mimba maupun daun sirsak. Karena ekstrak daun mahoni
peningkatan dan penurunan disetiap perlakuan dari yang dapat berperan aktif sebagai insektisida untuk
hasil pengamatan didapat ekstrak daun mahoni yang menangani serangan hama yaitu saponin, alkaloid, tannin

efektif sebagai pestisida rasional karena pada dan flavonoid.

percobaan ini serangan hama yang didapat pada Saran

tanaman sawi paling sedikit pada perlakuan ekstrak Agar mendapatkan hasil yang lebih
maksimal dalam mengetahui efektivitas pestisida
daun mahoni. Menurut Amelia (2017) Tingkat
tersebut, diharapkan untuk lebih mempelajari cara
kematian hama setelah mendapatkan mendapatkan yang lebih tepat dan bagaimana cara menyemprot
perlakuan menunjukkan aktivitas yang berbeda, pestisida dan berapa takaran yang harus digunakan.

kematian pada hama sesuai dengan konsentrasi


DAFTAR PUSTAKA
ekstrak yang diberikan, sehingga semakin tinggi
Amelia, T, R, N. Sumarsih, S. Nuriningtyas, T, R.
konsentrasi ekstrak yang diberikan maka semakin
2017. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun
tinggi pula jumlah kematian hama. Besar kecilnya
Mahoni (Switenia mahagoni L.) Terhadap
konsentrasi ekstrak daunyang diberikan pada setiap
Larva Aedes aegypti L. Jurnal Florea, 4(2),
perlakuan sangat berpengaruh terhadap tingkat
23-30.
mortalitas hama, sehingga berpengaruh pula
terhadap tingkat populasi hama yang tertinggal Andhikari, U. & Candra, G. 2012. Evaluasi
(tersisa) yang pada akhirnya berpengaruh pula Laboratorium etil asetat dan Kloroform :
kepada besar kecilnya kerusakan yang ditimbulkan. Metanol (1:1v/v) Ekstrak dari Daun
Jika suatu serangga memakan senyawa aktif, Mahoni (Switenia mahagoni L.) Melawan
sebagai reaksi serangga yang tidak tahan akan Vektor Ensefalitis Jepang Culex Grup
mengalami kematian dan pada serangga yang Vishnui. Jurnal Asia Pasifik Penyakit
toleran akan senyawa aktif yang terdapat pada Tropis. 415-455.
ektrak setiap daun, akan tetap bertahan sampai dapat Ardwiantoro A, 2011. Metabolit Sekunder.
mengikuti stadia berikutnya menjadi pupa atau Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
imago. Sebagai konsekuensi dari keadaan ini larva
Galuh Iritani. Vegetable Gardening: Menanam
Sayuran di Pekarangan Rumah.
Yogyakarta. Indonesia Tera.

Hendro Sunardjono. 2012. Bertanam 30 Jenis


Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. 2011.

Hidayati, N. N., & Yuliani, N. K. (2013). Pengaruh


Ekstraak Daun Suren dan Daun Mahoni
terhadap mortalitas dan Aktivitas Makan
Ulat Daun (Plutella xylostella) ada Taman
Kubis. LenteraBio. Surabaya, 2, 95-99.

Ningsih, T, U. Yuliani. Haryono, T. 2013. Pengaruh


Filtrat Umbi Gadung, Daun Sirsak dan
Herba Anting-Anting terhadap Mortalitas
Larva Spodoptera litura. LenteraBio, 2(1),
33-36.

Jenrifa, L. Rustam, R. Salbiah, D. 2018. Uji


Beberapa Ekstrak Insektisida Nabati
Terhadap Hama Keong Mas (Pomace
canaliculata L.) Pada Tanaman Padi (Oryza
Sativa L.). Riau. Fakultas Pertanian.
Universitas Riau.

Rusdy, A. (2009). Efektivitas ekstrak nimba dalam


pengendalian ulat grayak (Spodoptera litura
F.) pada tanaman selada. Jurnal
Floratek, 4(1), 41-54.

Anda mungkin juga menyukai