LAPORAN PRAKTIKUM
M.K. ALAT DAN MESIN PERTANIAN (TPT1212)
Oleh:
Kelompok A07
Dwina Septia Rizki NIM. 191710201002
Mohammad Riyansyah L NIM. 191710201040
Novendra F.A NIM. 191710201051
Latar Belakang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penulisan
laporan praktikum ini adalah:
a. Bagaimana prinsip pemberantasan gulma secara mekanis?
b. Bagaimana jumlah gulma di lokasi kajian?
c. Bagaimana lebar dan kedalaman kerja alat pemberantas gulma mekanis?
d. Bagaimana kecepatan kerja pemberantasan?
Tujuan
Tujuan kegiatan praktikum dan penulisan laporan praktikum ini adalah
a. Mengetahui prinsip pemberantasan gulma secara mekanis.
b. Mengetahui jumlah gulma di lokasi kajian.
c. Mengetahui lebar dan kedalaman kerja alat pemberantas gulma mekanis.
d. Mengetahui kecepatan kerja pemberantasan.
Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum dan penulisan laporan ini adalah
a. Dapat mengetahui prinsip pemberantasan gulma secara mekanis.
b. Dapat mengetahui jumlah gulma pada lokasi kajian.
c. Dapat mengetahui lebar dan kedalaman kerja alat pemberantas gulma
mekanis.
d. Dapat mengetahui kecepatan kerja pemberantasan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gulma
Herbisida merupakan suatui bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan.herbisida bersifat racun bagi
gulma atau tumbuhan pengganggu juga terhadap tanaman., pemberantasan gulma
terjadi karena herbisida mengubah pengaruh bahan kimia di dalam jaringan gulma
(Riadi 2011).
Herbisida rundup merupakan herbisida yang memiliki bahan aktif glifosat yang
memiliki sifat flammabilitas tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Herbisida
ini biasanya digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan berdaun sempit.
Rundup merupakan herbisida yang bersifat sistemik yang dapat diserap dan
ditranslokasikan ke jaringan gulma sehingga akan lebih lam membasmi gulma.
Sedangkan herbisida gramaxone merupakan herbisida yang memiliki bahan aktif
paraquant, setelah mengalami penetrasi ke dalam daun dan bagian lain yang hijau bila
terkena sinar matahari akan bereaksi membentuk H2O2 yang dapat merusak membran
sel dan seluruh organ tanaman sehingga tampak gejala seperti terbakar.
Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan praktikum disajikan pada Gambar 3.1.
Studi literatur
Tahap ini memiliki tujuan dalam meninjau korelasi teori yang memiliki relevansi
terhadap penjabaran ide yang diangkat pada kegiatan praktikum. Pustaka yang dirujuk
berasal dari buku, jurnal ilmiah, internet, manual standar, dan media lain yang memiliki
relevansi.
Persiapan peralatan dan bahan
Persiapan peralatan dan bahan penunjang dilakukan dengan membuat daftar
kebutuhan bahan habis pakai, peralatan dan fasilitas pendukung yang digunakan
selama kegiatan praktikum kemudian mengupayakan pengadaan/pembelian dan
peminjamannya.
Jumlah Kecepatan
Persiapan lokasi
Persiapan lokasi dilakukan dengan mengukur lahan percobaan yang akan
dilakukan pemberantasan yaitu 5 x 5 m. Kemudian diberi patok dan tali raffia sebagai
pembatas area pemberantasan gulma. Lahan dibagi menjadi 4 petakan 10 x 1 m.
Pengambilan data dan pengolahan data
Alur pemberantasan gulma menggunakan alat mekanis mengacu pada Gambar
3.2. Pengambilan data pemberantasan gulma sprayer terdiri atas:
B
P2 P3
T1
T2
T5
T3
P1 P4
A
a. Jumlah gulma
Pengukuran jumlah gulma dilakukan dengan grid yang terdiri atas 5 x 5 grid.
Perhitungan jumlah gulma dilakukan secara manual. Struktur utuh gulma terdiri atas
daun batang dan akar. Perhitungan jumlah gulma dilakukan sebelum (B0) dan sesudah
(Bi) pemberantasan. Perhitungan persentase kehilangan gulma menggunakan
persamaan berikut.
c. Kecepatan kerja
Gambar 4.1 Jumlah gulma sebelum (B0) dan sesudah (Bi) pemberantasan
menggunakan 3 (tiga) alat pemberantas mekanis
Berdasarkan data tersebut Pada penghitungan presentase bersih gulma yang dilakukan
menggunakan rumus (3.1), dapat disajikan pada tabel yang menunjukkan bahwa
percobaan menggunakan cangkul 1 pada track 2 adalah percobaan yang paling
banyak membersihkan gulma yaitu dengan kebersihan 92%. Kemudian diikuti
cangkul 2 dengan kebersihan 91%, cangkul 1 pada track 1 dengan kebersihan 76%,
sabit pada track 1 sebesar 72% dan sabit pada track 2 dengan kebersihan 53%.
4.3 Lebar dan Kedalaman Kerja
Setelah proses penyangkulan dan penyabitan, dilakukan proses pengukuran lebar dan
kedalaman kerja. Lebar dan kedalaman kerja berkaitan dengan daerah yang terpotong oleh
cangkul dan sabit. Yang tentunya pemberantasan gulma tentu bukan hanya sekedar pemotong
daun namun juga sampai keakar-akarnya. Semakin besar kedalaman dan lebar kerja maka
semakin efisien pula penggunaan alat tersebut. Berikut hasil dari lebar dan kedalaman kerja
pada alat :
Dari data berikut, dapat diperoleh jumlah rata rata dari masing-masing alat tersebut
Berdasarkan hasil lebar dan kedalaman kerja dapat diketahui bahwa lebar kerja terbesar
diperoleh cangkul 2 sebesar 170mm. yang kedua pada cangkul 1 sebesar 150mm. dan ketiga
diperoleh sabit sebesar 80. Kemudian untuk kedalaman kerja terbesar diperoleh cangkul 1
sebesar 52mm. Yang kedua pada sabit sebesar 37mm. Dan ketiga pada cangkul 2 sebesar
30mm. Besar dan lebar kerja disebabkan oleh adanya gaya yang diberikan oleh praktikan.
Semakin besar gaya yang diberikan praktikan maka kedalaman yang diperoleh akan semakin
besar. Kondisi alat juga memengaruhi besar lebar dan kedalaman kerja.
4.4 Kecepatan Kerja Pemberantasan Gulma
Selanjutnya yaitu kecepatan kerja, kecepatan kerja ini merupakan perhitungan waktu
dalam pelaksanaan praktikum, baik menggunakan cangkul maupun sabit untuk memberantas
gulma. Kecepatan kerja diperoleh dengan membagi Panjang lintasan dengan waktu tempuh
yang dihasilkan. Berikut hasil perhitungannya :
Tabel 4.3
0.014
0.012 0.011
0.010
0.008
0.006
0.004
0.002
0.000
cangkul 1 cangkul 2 sabit
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
a. Prinsip pemberantasan gulma secara mekanis dilakukan dengan penggunaan alat.
Salah satu contoh pemberantasan gulma secara mekanis yaitu menggunakan mesin
gergaji atau mesin pemotong rumput.
b. Jumlah gulma perlu diketahui sebagai bahan perbandingan dalam lahan bergulma
sebelum dan sesudah diolah. Biasanya pengolahan dilakukan dengan cangkul dan sabit
dan cara perhitungan jumlah gulma menggunakan grid.
c. Lebar dan kedalaman kerja alat pemberantas gulma mekanis berkaitan dengan
daerah yang terpotong dengan cangkul dan sabit. Semakin besar kedalaman dan lebar
kerja maka semakin efisien pula penggunaan alat tersebut
Saran
Berdasarkan pelaksanaan praktikum yang dilakukan, saran yang diberikan adalah
sebagai berikut.
a. Ketika akan dilakukannya praktikum sebaiknya sarapan terlebih dahulu agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Ketika praktikum akan dilaksanakan sebaiknya cangkul dan sabit dalam posisi
tajam yaitu diasah terlebih dahulu, agar ketika praktikum berlangsung dapat
berjalan dengan lancar tanpa ada kendala tumpulnya cangkul dan sabit.
DAFTAR PUSTAKA