Anda di halaman 1dari 8

Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari Sampah Dapur Bagi Warga

Dusun Gudangrejo, Desa Rambipuji, Kabupaten Jember

(Training on Making Compost Fertilizer from Kitchen Waste for


Residents of Gudangrejo Hamlet, Rambi Puji Village, Jember Regency)

Rahman Sanjay Ova1*, Putu Tasya Amanda Putrirani2, Novendra Fernandia Andilansara3, Asri Aruminah⁴
Hadziqul Abror⁵

1 Universitas Jember, email: ovarahman28@gmail.com*


2 Universitas Jember, email: pututasya54@gmail.com
3 Universitas Jember, email: novendraading@gmail.com
4 Universitas Jember, email: asriharum57@gmail.com
5 Universitas Jember, email: hadziqulabror@unej,ac.id

ABSTRAK
Pelatihan pembuatan pupuk kompos yang berasal dari sampah dapur di Dusun
Gudangrejo menjadi salah satu kegiatan yang berkesinambungan dengan tata kelola
penanganan sampah yang sebelumnya minim dilakukan oleh warga. Tata kelola penanganan
sampah yang baik berdampak pada semakin berkurangnya kuantitas sampah di kawasan areal
persawahan dan areal aliran air sungai di Dusun Gudangrejo. Sehingga, kualitas lingkungan di
kawasan tempat tinggal warga semakin meningkat. Tujuan dari pengabdian ini adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman dalam penanganan sampah, khususnya sampah
organik yaitu sampah dapur, serta memberikan bekal keterampilan tentang cara pemanfaatan
sampah organik menjadi pupuk organik. Selain itu, kegiatan tersebut meliputi peningkatan skill
pengelolaan sampah terpadu masyarakat setempat. Strategi mensosialisasikan pengetahuan
dan skill ini juga berdampak positif terhadap perubahan kebiasaan masyarakat yang
sebelumnya hanya membuang sampah dengan cara menimbun di areal persawahan menjadi
masyarakat pencinta lingkungan. Kegiatan pelatihan dilakukan berdasarkan metode community
development practice dengan adanya upaya pendekatan partisipatif dan edukatif. Community
development practice merupakan metode yang megupayakan pendekatan kepada masyarakat
sebagai subjek sekaligus objek dalam berbagai kegiatan. Kegiatan diselenggarakan terbagi atas
beberapa rangkaian kegiatan yaitu pelaksanaan kegiatan, edukasi jenis dan kharakteristik
sampah, serta pelatihan pembuatan kompos. Aktivitas pelatihan pembuatan kompos dari
sampah organik hasil aktivitas rumah tangga menjadi upaya baru bagi warga Dusun Gudangrejo
dalam menangani sampah. Pengolahan sampah dapur dan sampah organik lainnya menjadi
kompos dapat mendatangkan manfaat ganda karena selain mengurangi sampah juga dapat
dimanfaatkan menjadi mendia tanam oleh warga, bahkan dapat dikelola menjadi produk usaha
bersama.

Kata Kunci : Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos, Sampah Organik, Sampah Dapur

ABSTRACT

Training on making compost from kitchen waste in Gudangrejo Hamlet has become one of
the sustainable activities with waste management management that was previously minimally
carried out by residents. Good waste management management has an impact on reducing the
quantity of waste in the rice fields and river water flow areas in Gudangrejo Hamlet. Thus, the
quality of the environment in the area where residents live is increasing. The purpose of this
service is to provide knowledge and understanding in handling waste, especially organic waste,
namely kitchen waste, as well as providing skills on how to use organic waste into organic
fertilizer. In addition, these activities include improving the skills of integrated waste management
of the local community. This strategy of disseminating knowledge and skills also has a positive
impact on changing people's habits, which previously only disposed of waste by hoarding in rice
fields to become an environmentalist community. Training activities are carried out based on
community development practice with participatory and educative approaches. Community
development practice is a method that seeks to approach the community as a subject as well as an
object in various activities. The activities are divided into several series of activities, namely the
implementation of activities, education on the types and characteristics of waste, and training in
making compost. The training activity on making compost from organic waste produced by
household activities is a new effort for the people of Dusun Gudangrejo in dealing with waste.
Processing kitchen waste and other organic waste into compost can bring multiple benefits
because apart from reducing waste, residents can also use it as a planting medium, and it can even
be managed as a joint venture product. 

Keywords: Compost Manufacture Training, Organic Waste, Kitchen Waste

PENDAHULUAN masyarakat yang sebelumnya hanya


Intensitas curah hujan yang tinggi membuang sampah dengan cara menimbun
pada saat musim penghujan di Dusun di areal persawahan menjadi masyarakat
Gudangrejo, Desa Rambipuji mengakibatkan pencinta lingkungan yang bersih dan asri.
terjadinya potensi bencana banjir. Hal ini Tujuan dari pengabdian ini adalah
terjadi akibat penanganan sampah oleh memberikan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat dilakukan dengan cara hanya dalam penanganan sampah, khususnya
menimbun sampah di areal persawahan serta sampah organik yaitu sampah dapur, serta
areal aliran sungai. Selain menyebabkan memberikan bekal keterampilan tentang cara
banjir ketika datangnya musim penghujan, pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk
timbunan sampah yang tidak memiliki tata organik. Menurut Setyorini et al (2006), agar
kelola penanganan sampah tersebut akan pembuatan kompos berhasil maka syarat
berdampak pula pada penurunan kualitas yang diperlukan antara lain:
tanah pertanian serta kualitas air sungai yang 1) Ukuran bahan mentah. Sampai batas
menjadi irigasi lahan pertanian. tertentu, semakin kecil ukuran potongan
Selain itu, Dusun Gudangrejo bahan mentahnya, semakin cepat pula waktu
memiliki tingkat kepadatan pemukiman yang pembusukannya. Ukuran bahan sekitar 5-10
tinggi. Sehingga, kondisi ini berdampak pada cm sesuai untuk pengomposan ditinjau dari
kuantitas sampah yang terus menerus aspek sirkulasi udara yang mungkin terjadi.
semakin meningkat, baik sampah organik 2) Suhu dan ketinggian bahan. Makin
maupun sampah anorganik. Dalam mengatasi tinggi volume timbunan makin mudah
permasalahan tersebut, dengan melihat timbunan menjadi panas, sebaliknya apabila
banyaknya masyarakat yang bermukim di terlalu dangkal akan kehilangan panas
Dusun Gudangrejo, maka melalui kegiatan dengan cepat. Dalam keadaan suhu kurang
KKN Tematik UNEJ Membangun Desa kepada optimum, bakteri-bakteri yang bekerja pada
masyarakat Desa Rambipuji, khususnya timbunan tersebut tidak akan berkembang
Dusun Gudangrejo ini adalah dengan secara wajar, akibatnya pembuatan kompos
memberdayakan masyarakat setempat akan berlangsung lebih lama, Sebaliknya
melalui kegiatan penanaman pengetahuan timbunan terlalu tinggi akan mengakibatkan
pengelolaan sampah terpadu. Selain itu, suhu menjadi tinggi.
kegiatan tersebut meliputi peningkatan skill 3) Nisbah C/N. Mikroba perombak bahan
pengelolaan sampah terpadu masyarakat organik memerlukan karbon sebagai sumber
setempat. Peningkatan pengetahuan dan skill energi untuk pertumbuhan dan nitrogen
masyarakat akan berdampak positif pada untuk pembentukan protein. Rasio C/N 30
meningkatnya peran masyarakat dalam merupakan nilai yang diperlukan untuk
mengelola sampah organik di lingkungan proses pengomposan yang efisien. Apabila
mereka. Strategi mensosialisasikan C/N rasio terlalu besar (>40) atau terlalu
pengetahuan dan skill ini juga berdampak kecil (<20) akan mengganggu kegiatan
positif terhadap perubahan kebiasaan biologis proses dekomposisi.
4) Kelembaban. Timbunan kompos harus Kegiatan ini bertempat di Dusun
selalu lembab, dengan kandungan lengas 50- Gudangrejo, Desa Rambipuji, Kecamatan
60% agar mikroba tetap beraktivitas. Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kelebihan air akan mengakibatkan volume Peserta pelatihan dihadiri sebanyak 18 orang
udara jadi berkurang, sebaliknya bila terlalu yang terdiri dari warga RW 22 dan juga
kering proses dekomposisi akan terhenti. kepala dusun. Peserta yang hadir lebih
5) Aerasi. Aktivitas mikroba aerob memerlukan banyak dari ibu-ibu rumah tangga sebanyak
oksigen selama proses perombakan 11 orang, sedangkan 7 lainnya adalah dari
berlangsung. Pembalikan timbunan bahan pemuda dan kepala dusun
kompos selama proses dekomposisi
berlangsung sangat dibutuhkan dan berguna Alat dan Bahan
untuk mengatur pasokan oksigen bagi Kegiatan pelatihan pembuatan
aktivitas mikroba. kompos dari limbah dapur rumah tangga
6) Nilai pH. pH optimum berkisar 5,5- 8,0. Pada memerlukan alat berupa compos bag, sarung
pH tinggi terjadi kehilangan nitrogen akibat tangan plastik, dan juga botol. Pada pelatihan
volatilisasi. Pada awal pengomposan ini compos bag yang digunakan berkapasitas
umumny pH agak masam karena aktivitas 80 liter.
bakteri menghasilkan asam. Namun Adapun bahan yang dibutuhkan
selanjutnya pH akan bergerak menuju netral. adalah sampah dapur (sisa sayur, buah,
7) Selama ini masyarakat belum memahami cangkang telur, dsb), sampah carbon
pengelolaan sampah organik hingga menjadi (ranting, daun kering), EM4, dan juga molase.
kompos. Pemahaman pengelolaan kompos
memiliki manfaat diantaranya adalah : 1) Metode Pelaksanaan Kegiatan
memperbaiki struktur tanah berlempung Kegiatan pelatihan dilakukan
sehingga menjadi ringan; 2) memperbesar berdasarkan metode community development
daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak practice dengan adanya upaya pendekatan
berderai; 3) menambah daya ikat tanah partisipatif dan edukatif. Community
terhadap air dan unsur-unsur hara tanah; 4) development practice merupakan metode
memperbaiki drainase dan tata udara dalam yang megupayakan pendekatan kepada
tanah; 5) mengandung unsur hara yang masyarakat sebagai subjek sekaligus objek
lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah dalam berbagai kegiatan. Pelibatan
ini tergantung dari bahan pembuat pupuk masyarakat tersebut diharapkan dapat
organik); 6) membantu proses pelapukan meningkatkan peran masyarakat untuk
bahan mineral; 7) memberi ketersediaan memenuhi solusi atas permasalahan yang ada
bahan makanan bagi mikrobia; serta 8) di lingkungan mereka (Emi dkk, 2022).
menurunkan aktivitas mikroorganisme yang Warga yang mengikuti acara terlebih
merugikan (Yovita, 2001). dahulu diminta untuk mengumpulkan
sampah sisa aktivitas dapur, sehingga saat
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN pelaksanaan bahan yang dibawa dapat
langsung digunakan. Kegiatan dilakukan
Berisi lokasi dan partisipan kegiatan, bahan secara terpadu dengan diawali sosialisasi dan
dan alat, metode pelaksanaan kegiatan, edukasi pemilahan sampah dan kemudian
metode pengumpulan data, pengolahan, dan dilanjutkan dengan praktik langsung
analisis data. Analisis data mencakup; tingkat pembuata kompos dari sampah organik yang
kepuasan masyarakat yang dilayani, ada.
perubahan sikap pengetahuan dan Penyampaian materi pelatihan terdiri
keterampilan, keberlanjutan program, atas edukasi jenis dan karakteristik sampah,
terciptanya keberdayaan sumber belajar, serta cara pembuatan kompos. Jumlah
teratasinya masalah sosial atau rekomendasi peserta yang terdiri dari 18 orang yang
kebijakan yang dapat digunakan. terbagi menjadi 3 kelompok agar praktik
dapat lebih mudah dilakukan.
Lokasi dan Peserta Kegiatan
Edukasi Jenis dan Karakteristik Sampah
Penyampaian jenis-jenis sampah penting Sampah organik yang telah
dilakukan kepada peserta karena masih terkumpulkan berupa sisa sayur, sisa buah,
awam terhadap aktivitas pengolahan cangkang telur, serta daun dan ranting kering
sampah. Sampah yang ada di sekitar dicampurkan dengan larutan aktivator
kehidupan masyarakat dapat digolongkan sebanyak 500ml. Semua bahan dicampurkan
berdasarkan sifat maupun sumbernya. merata dalam compos bagi dan kemudian
Berdasarkan sifatnya, sampah dapat tutup rapat. Hasil pencampuran lalu
dikategorikan menjadi dua, yaitu sampah dibiarkan terfermentasi selama 2-3 minggu
organik dan anorganik. Sampah dari dengan diselingi controlling tiap minggu.
golongan organik merupakan sampah yang
dihasilkan dari sumber alam dan dapat Metode Pengumpulan Data
terurai secara cepat oleh mikroorganisme Pengumpulan data dilakukan melalui
dekomposer yang ada dalam tanah. Contoh adanya kuesioner yang berupa pertanyaan
sampah dari jenis organik yang banyak sederhana (jawaban ya tidak) mengenai
dijumpai adalah yang dihasilkan dari pengetahuan peserta mengenai perbedaan
aktivitas dapur, seperti sisa sayur, buah, sampah organik dan organik, serta serba
cangkang telur, sisa makanan, serta dari serbi kompos. Adanya kuesioner bertujuan
bagian tanaman berupa ranting, daun, dan untuk mengentahui tingkat pengetahuan
sebagainya. Adapun sampah dari golongan awal para peserta terhadap materi yang akan
anorganik merupakan sampah yang disampaikan. Kuesionar berisi pertanyaan 1)
dihasilkan dari hasil pengolahan bahan Apakah Anda tahu apa itu sampah organik
sintetis yang tidak dapat diurai dengan dan contohnya; 2) Apakah Anda tahu apa itu
mudah oleh mikroorganisme dekomposer sampah anorganik dan contohnya; 3) Apakah
dalam tanah (Muchammad dkk, 2018). Anda tahu apa itu kompos; 4) Apakah Anda
Contoh dari sampah jenis anorganik tahu bahan dan proses pembuatan kompos;
cenderung lebih sedikit ragamnya namun 5) Apakah Anda tahu manfaat dari kompos.
lebih banyak jumlahnya, yaitu plastik, kaca, Analisa data hasil kuesioner dilakukan
kain, dan sebagainya (Intan dan dengan membandingkan jawaban responden
Pratamaningtyas, 2020). Dari kedua jenis selama sebelum dan sesudah kegitan
sampah tersebut yang dapat dimanfaatkan dilakukan. Data hasil peningkatan
dalam pembuatan kompos adalah sampah pengetahuan mengenai bahan pelatihan
organik yang kemudian dipisahkan dari jenis diperoleh dari hasil diskusi maupun
sampah lainnya. wawancara kepada para peserta kemudian
diolah secara deskriptif.
Persiapan Aktivator
Persiapan aktivator dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
melarutkan EM4, molase, dan air dengan
perbandingan 1:1:50. Pelarutan dilakukan Pelaksanaan Kegiatan
dalam botol berukuran 1.5 liter. Kegiatan pelatihan pembuatan kompos
Pembuatan Kompos dilakukan untuk mengedukasi warga
Teknik pembuatan kompos yang mengenai pemanfaatan limbah organik
dilakukan berdasarkan pada metode utamanya hasil sisa dapur untuk diolah
Berkeley. Metode Berkeley yang juga dapat menjadi kompos yang mempunyai nilai guna
disebut metode hot composting adalah dan ekonomi. Selama kegiatan berlangsung
metode pembuatan kompos yang cenderung peserta aktif bertanya dan berdiskusi
sederhana dengan hanya melibatkan dua mengenai topik bahasan. Mayoritas peserta
jenis bahan, yaitu bahan organik yang kaya yang merupakan ibu rumah tangga masih
selulosa dan nitrogen. Waktu fermentasi yang belum banyak tahu mengenai potensi
dibutuhkan oleh metode Berkeley cenderung pemanfaatan sampah dapur yang sehari-hari
lebih cepat dari metode lain, yaitu selama 2-3 dihasilkan dikarenakan langsung dibuang
minggu. Dalam upaya percepatan masa melalui pembakaran.
fermentasinya juga digunakan bahan
tambahan aktivator yang berupa EM4 Edukasi Jenis dan Karakteristik Sampah
(Justika dkk, 2021).
Peningkatan pemahaman masyarakat Pelatihan Pembuatan Kompos
mengenai jenis dan karakteristik sampah Pelatihan pembutan kompos diikuti
dapat tercapai salah satunya melalui kegiatan warga dengan antusiasme tinggi, hal ini
edukasi dan sosialisasi. Upaya edukasi dan dikarenakan aktivitas pengolahan sampah
sosialisasi dilakukan dengan penyampaian dapur yang sejauh ini sama sekali tidak
lisan dan juga praktik pemisahan sampah dimanfaatkan dapat berubah menjadi
antara jenis organik dan anorganik. Upaya kompos yang mempunyai nilai guna dan
pemilahan sampah yang dikelola dengan baik ekonomis. Saat sesi pelatihan berlangsung
akan dapat mendatangkan mafaat bagi banyak warga turut andil langsung untuk
warga, salah satunya adalah menghasilkan praktik melakukan pengolahan sampah
nilai ekonomi dari pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan
maupun usaha jual beli sampah yang masih memanfaatkan compos bag yang telah
mempunyai nilai jual (Lanoke, 2018). dibagikan sebelumnya. Pelaksanaan
Aktivitas edukasi mengenai jenis dan pelatihan dan praktik pembuatan kompos
karakteristik sampah ditunjukkan pada terlihat pada gambar 2.
Gambar 1.

Gambar 1. Edukasi jenis dan Gambar 2. Pelatihan Pembuatan Kompos


karakteristik sampah
Kegiatan pembuatan kompos cenderung
Sampah organik yang dibawa oleh para mudah dilakukan karena hanya mencampur
peserta dikumpulkan menjadi satu untuk sampah organik dengan mikroorganisme
dilihat jenis sampah apa saja yang ada dalam pengurai yang dalam hal ini digunakan EM4.
aktivitas harian warga. Sampah yang ada Sampah organik yang telah terkumpul
terdiri dari berbagai jenis sampah, baik dicampurkan menjadi satu dalam compos bag
organik maupun anorganik. Dari kumpulan kemudian diaduk bersamaan dengan larutan
sampah yang ada tersebut kemudian aktivator yang telah dibuat. Larutaan
disampaikan edukasi perbedaan jenis dan aktivator terbuat dari mikroorganisme
karakteristik masing-masing sampah. masih pengurai dan molase. Penggunaan
tercampur antara sampah organik maupun mikroorganisme pengurai berperan dalam
anorganik. Seluruh hasil pemilahan mendegradasi bahan organik melalui
kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya, produksi enzim hidrolisis, Enzim hidrolisis
kemudian sampah organik dari golongan sisa yang dihasilkan akan memutus ikatan
dapur, daun, dan ranting kering tetap kompleks rantai senyawa selulosa menjadi
disimpan untuk selanjutnya dipisahkan atom karbon yang dapat bermanfaat bagi
untuk dimanfaatkan sebagai bahan pertumbuhan tanaman (Arum, 2017) Bakteri
pembuatan kompos. yang masuk dalam kategori pengurai
Sampah dari hasil aktivitas dapur yang umumnya terdiri dari kelompok
berupa sisa sayur, buah, maupun cangkang Lactobacillus sp., Acetobacter sp., Aspergillus
telur merupakan jenis bahan pembuatan sp., Rhizobium sp., dan Streptococcus sp (Arida
kompos yang banyak mengandung nitrogen. dan Endry, 2016).
Sampah ini cenderung akan membawa
karakter basah pada kompos yang dihasilkan. Terdapat beberapa aspek penting yang
Sedangkan pada sampah golongan daun dan perlu diperhatikan dalam pembuatan
ranting kering cenderung mayoritas tersusun kompos, di antaranya adalah perbandingan
atas selulosa yang dapat menjadikan kompos konsentrasi larutan aktivator dengan sampah
yang dihasilkan bersifat kering. adalah 3:10, kondisi pH lingkungan
dikondisikan pada rentang 5,5-8.0, sirkulasi
udara agar selalu minimun untuk menjaga
dalam keadaan anaerob, kelembaban dengan Gambar 3 menunjukkan adanya
kadar air sekitar 50-60%, temperatur agar perbedaan tingkat pengetahuan peserta
selalu pada rentang suhu 30-40oC, serta mengenai pemilahan sampah dan kompos
ukuran sampah yang digunakan agar tidak sebelum maupun sesudah adanya kegiatan.
terlalu besar agar proses penguraian dapat Dalam kegiatan ini juga dilakukan pelatihan
berjalan lebih cepat (Ummatul, 2015). pembuatan kompos secara langsung yang
memfasilitasi peserta dengan compos bag
Dampak Kegiatan sebagai wadah pengadukan sekaligus
Dusun Gudangrejo merupakan kawasan fermentasi. Adanya pelatihan secara langsung
padat penduduk yang menghasilkan produksi untuk memberikan pengalaman langsung
sampah rumah tangga dalam jumlah besar. kepada para peserta, sehingga pertanyaan
Terbatasnya lahan pembuangan menjadikan yang muncul sesuai urutan tahapan dapat
sampah menjadi permasalahan utama di langsung diajukan. Hal ini sekaligus menjadi
lingkungan ini. Penanganan sampah sejauh penguatan teori bahwa transfer pengetahuan
ini dikelola dengan cara pembakaran di yang dilakukan dipengaruhi oleh dua faktor
dalam tungku pembakaran, namun dasar, yaitu pendidikan formal yang berupa
belakangan terhenti dikarenakan tungku penyampaian secara teori maupun non
yang rusak. Akibat rusaknya tungku formal yang ditempuh melalui aktivitas
pembakaran tersebut maka terjadi praktik langsung (Emi dkk, 2022).
penimbunan sampah warga di tepi area
sawah dan sungai yang rawan menimbun SIMPULAN
area penanaman dan badan sungai. Dengan terselenggaranya kegiatan
Aktivitas pelatihan pembuatan kompos pembuatan pupuk kompos dari sampah
dari sampah organik hasil aktivitas rumah dapur di Dusun Gudangrejo menjadi salah
tangga menjadi upaya baru bagi warga Dusun satu kegiatan yang berkesinambungan
Gudangrejo dalam menangani sampah. dengan tata kelola penanganan sampah yang
Pengolahan sampah dapur dan sampah sebelumnya minim dilakukan oleh warga.
organik lainnya menjadi kompos dapat Tata kelola penanganan sampah yang baik
mendatangkan manfaat ganda karena selain berdampak pada semakin berkurangnya
mengurangi sampah juga dapat dimanfaatkan kuantitas sampah di kawasan areal
menjadi mendia tanam oleh warga, bahkan persawahan dan areal aliran air sungai di
dapat dikelola menjadi produk usaha Dusun Gudangrejo. Sehingga, kualitas
bersama. Dari kegiatan ini pula pengetahuan lingkungan di kawasan tempat tinggal warga
warga yang menjadi peserta mengenai semakin meningkat.
pemilahan sampah dan pengolahan kompos Selain itu, kegiatan ini dapat
turut menigkat. Data peningkatan mendatangkan manfaat ganda karena selain
pengetahuan peserta dapat dilihat pada mengurangi sampah juga dapat dimanfaatkan
Gambar 3. menjadi media tanam oleh warga, bahkan
Perubahan Pengetahuan Warga dapat dikelola menjadi produk usaha
20 bersama. Dari kegiatan ini pula pengetahuan
18 warga yang menjadi peserta mengenai
16 pemilahan sampah dan pengolahan kompos
14
12
turut menigkat.
10
8 UCAPAN TERIMA KASIH
6 Dengan terselenggaranya kegiatan
4
2 Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari
0 Sampah Dapur bagi Warga Dusun
Sampah Sampah Kompos Manfaat
organik anorganik kompos Gudangrejo, Desa Rambipuji, Kabupaten
Jember kami mengucapkan terimakasih
Sebelum Sesudah kepada :
Gambar 3. Perubahan pengetahuan peserta
 LP2M UNEJ sebagai penyelenggara Berkeley dan Menggunakan Variasi
kegiatan KKN Tematik UNEJ Aktivator. Jurnal Rekayasa Lingkungan
Membangun Desa Tropis. 2(1), 11-20.
 Pemerintah Desa Rambupuji beserta Lanoke, I. P. (2018). Pemilahan Sampah: Satu
perangkat desa yang sangat Tahap Menuju Masyarakat Mandiri
mendukung terlaksananya kegiatan Dalam Pengelolaan Sampah. Jurnal
 Gono Motor II AHASS HONDA Berdikari. 6(2), 184-194.
Rambipuji, Soto Lamongan Muchammad, Z. E., Kartika, N. I.,
H.Hariyono Rambipuji, Apotek Trimaratut,T., Yudhi, A. Z., Yanuar, C. S.,
Semesta Group II Rambipuji, Apotek Dwi, R. R., Rizky, K., Dimas, M. D. P.,
Mulya Putra Rambipuji, dan Dealer Rizqi, A., Pandhu, A. B., dan Ismi, F. N.
YAMAHA SIP Rambipuji yang telah (2018). Analisis Pengelolaan Sampah
memberikan dana sehingga kegiatan
Pada Masyarakat Desa Disanah
ini dapat terselenggara
Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampah.
 Peserta yang hadir lebih banyak dari ibu-
ibu rumah tangga sebanyak 11 orang, Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10(4),
serta 7 lainnya merupakan dari pemuda, 368-375.
dan kepala dusun Gudangrejo yang telah Ummatul, W. (2015). Faktor-Faktor yang
berpartisipasi menyukseskan program Mempengaruhi Produksi Pupuk Kompos
pelatihan pupuk kompos dari sampah di BBPP Batangkaluku Kabupaten Gowa.
dapur. Makassar: Universitas Muhammadiyah
 Para mahasiswa KKN Tematik UNEJ
Makassar
Membangun Desa, Kelompok 4, tahun
2022.

DAFTAR PUSTAKA
Arida, W. B. dan Endry, N. P. (2016).
Peningkatan Masa Simpan Aktivator
Kompos melalui Variasi Sumber
Nitrogen. Jurnal Sains dan Seni. 5(1), 1-5.
Arum, A. S. (2017). Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pelatihan
Pembuatan Pupuk Kompos. Jurnal
Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat. 1(2), 63-68.
Emi, R. Farah, D., dan Hari, P. (2022).
Pelatihan Pembibitan secara Generatif
dan Vegetatif bagi Petani di Kelurahan
Setapuk Besar, Kota Singkawang.
Agrokreatif. 8(2), 212-219.
Intan, M. H. dan Pratamaningtyas, A. (2020).
Pengelolaan Sampah di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang,
Kota Semarang. Jurnal Planologi, 17(2):
185-197.
Justika, M. R., Yulisa, F., dan Jumiati. (2021).
Pemanfaatan Limbah Jerami Padi,
Sampah Sayur dan Serbuk Gergaji
Sebagai Pupuk Kompos Dengan Metode

Anda mungkin juga menyukai