Contoh :
Sebuah pabrik pengolahan makanan mempunyai penghasilan 500 jt/th.
Biaya operasional sebesar 130 jt/th. Pada akhir tahun ke 30 (masa
ekonomis) nilai sisa gedung ditetapkan 100 jt. Seorang investor ingin
membeli pabrik tersebut sebesar 4 miliar (4000 jt). Bila perusahaan
menggunakan MARR 10%, apakah layak dijual?
1
Gambarkan cash flownya
Jawab:
Dengan metoda A:
Keuntungan/th= 500 jt – 130 jt = 370 jt
A1 = 370 jt + 100 jt (A/F, 10%,30)
Alternatif jual → P = 4000 jt
Dengan metoda P:
P1 = 4000 jt→ alternatif jual
P2 = 370 jt (P/A), 10%, 30) + 100 jt (P/F, 10%, 30)
Karena P1 > P2 →maka alternatif jual lebih layak
2
Dengan metode F (nilai mendatang)
Mengkonversi langsung
Mengkonversi lewat nilai sekarang (P)
F(i) = P(i) (F/P,i%,N)
3
Untuk menentukan alternatif jual diterima atau tidak dengan metoda F:
Dengan contoh soal yang sama dengan sebelumnya.
F1 = P (F/P, i%, N)
= 4000 jt (F/P, 10%, 30)
4
A dan B yang harus di evaluasi untuk Ada 2 buah merek mesin menentukan
yang lebih efisien sebagai dasar keputusan pembelian mesin.
Mesin A :
Harga mesin 250 jt, umur ekonomis 10 th, dengan nilai sisa 10 jt.
Ongkos operasional pada tahun pertama 12 jt, naik 1 jt pada tahun-tahun
berikutnya.
Pendapatan tahunan 75 jt.
Mesin B :
Harga mesin 100jt, umur ekonomis 5 th, nilai sisa 2 jt.
Ongkos operasional (perawatan, pajak, asuransi) sebesar 10 jt pada tahun-
tahun pertama, naik 0,8 jt tiap tahun.
Pendapatan tahunan 68 jt.
MARR = 15%
A
1 2 3 10
G
I
5
Dengan Metoda F:
Mesin A:
FA = -250 jt (F/P, 15%, 10) + 75 jt (F/A, 15%, 10) –
[12 jt + 1 jt (A/G, 15%, 10)] X (F/A, 15%, 10) + 10 jt = ?
Mesin B:
FB = -100 jt (F/P, 15%, 5) – 100 jt (F/P, 15%, 10) +
68 jt (F/A, 15%, 10) – [10 jt + 0,8 jt (A/G, 15%, 5) X (F/A, 15%, 10)]+
2 jt + 2 jt (F/P, 15%, 5) = ?
0 5 10
6
Analisis Break Even Point / BEP (Analisis Titik Impas)
Menentukan tingkat (volume) produksi pada saat kondisi impas, atau berada pada
titik total biaya sama dengan total pendapatan.
VC VC
Cost
FC
FC
Vol produksi
7
VC = c X , c = variable cost per unit ; X = jumlah unit produk (vol produksi)
TC = FC + VC
= FC + c X
TR = TC FC
p X = FC + cX BEP = X =
p–c
8
Konponen: biaya tetap (FC), biaya variable (VC)dan biaya total(TC)
Daerah rugi VC
Cost
BEP
FC (Fix Cost)
X Vol produksi
9
Contoh Soal :
Pd sebuah perusahaan pengalengan makanan harus mengeluarkan biaya total
sebesar Rp 30 juta untuk memproduksi 15 ribu kaleng dan biaya total Rp 25
juta untuk 10 ribu kaleng. Biaya variable dalam produksi berhubungan
secara proporsional dengan unit barang. Tentukan:
a. Biaya variable per kaleng dan biaya tetapnya
b. Bila dijual dengan harga Rp 6.000 per kaleng, tentukan BEP nya.
c. Bila dijual 12.000 kaleng, tentukan keuntungan yang diperoleh.
Jawab:
a. TC = FC + VC
30 jt = FC + c. 15 rb 5 jt = c. 5 rb
TC = FC + VC
30 jt = FC + 1000 x 15.000
Maka FC = 15 jt
25 jt = FC + 1000 x 10.000 10
b. BEP = FC / ( p – c )
= 15 jt / (6000 – 1000) = 3000 kaleng
c. TR = p. x = 6.000 x 12.000 = 72 jt
TC = FC + VC = 15 jt + 1.000 x 12.000 = 27 jt
TP = TR – TC = 72jt – 27jt = 45 jt
11