Para ekonom pada umumnya mempunyai asumsi bahwa tujuan akhir kegiatan
perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimum. Dengan kata lain,
perusahaan berusaha memaksimalkan selisih antara apa yang dikorbankan untuk
memperoleh input (total biaya) dan jumlah yang diterima dari barang dan jasa
atau yang diproduksinya (total pendapatan).
Keuntungan adalah total penerimaan (Total Revenue /TR) dikurangi total biaya
(Total Cost/TC).
2) Variable Cost (VC) atau biaya berubah adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
sesuai dengan banyaknya output yang diproduksi. Biaya variabel akan
berubah manakala jumlah produksi berubah. Pada umumnya biaya tenaga
kerja (upah) merupakan biaya variabel apabila pada saat produksi akan
ditingkatkan, harus mengeluarkan biaya upah lebih banyak untuk membayar
tenaga kerja bagian produksi. Disamping upah,: biaya bahan baku, biaya
bahan penolong dan sebagainya. VC = (v × Q) ; v = biaya variable per unit
3) Total Cost (TC) atau biaya total adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Rumusnya : TC = FC + VC = FC + (v×Q)
4) Marginal Cost (MC) atau biaya marjinal adalah tambahan biaya yang
diperlukan memproduksi satu unit tambahan output.
Rumusnya :
∆𝑇𝐶 (𝑇𝐶2−𝑇𝐶1)
𝑀𝐶 = = atau MC = TC′
∆𝑄 (𝑄2−𝑄1)
1
5) Average Fixed Cost (AFC) atau biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang
dibutuhkan untuk satuan produksi.
𝐹𝐶
Rumusnya : 𝐴𝐹𝐶 =
𝑄
6) Average Variable Cost (AVC) atau biaya berubah rata-rata adalah biaya
berubah untuk tiap unit yang dihasilkan.
𝑉𝐶
Rumusnya : 𝐴𝑉𝐶 =
𝑄
7) Average Cost (AC) atau biaya adalah biaya yang dibutuhkan untuk satuan
hasil produksi.
𝑇𝐶 𝐹𝐶+𝑉𝐶 𝐹𝐶 𝑉𝐶
Rumusnya : 𝐴𝐶 = = = + = 𝐴𝐹𝐶 + 𝐴𝑉𝐶
𝑄 𝑄 𝑄 𝑄
b. Penerimaan
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh masyarakat dari
berbagai sumber.
Jenis-jenis penerimaan :
1) Total Revenue (TR) atau penerimaan total yaitu penerimaan yang
diperoleh perusahaan dari menjual produknya. Total penerimaan adalah
jumlah penerimaan dari hasil penjualan barang dan atau jasa.
Rumusnya : TR = P × Q,
dimana, P adalah harga dan Q adalah jumlah barang yang terjual.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan dijual ke pasar agar dapat
dibeli oleh konsumen. Hasil penjualan disebut sebagai total penerimaan.
Total penerimaan akan naik apabila:
a) jumlah barang yang terjual naik, harga tidak berubah;
b) jumlah barang yang terjual tetap, tetapi harga naik; dan
c) baik jumlah barang yang terjual maupun harga kedua-duanya naik.
2
3) Marginal Revenue (MR) atau penerimaan marjinal yaitu penambahan
penerimaan total akibat penambahan jumlah barang yang di jual.
Rumusnya : MR = ΔTR/ΔQ = (TR2 – TR1)/(Q2 – Q1)) atau MR = TR′
c. Laba rugi
Profit atau laba adalah kelebihan penerimaan atas biaya. Ada dua pendekatan
untuk menganalisis keuntungan, yaitu pendekatan total dan pendekatan
marginal.
1) Pendekatan Total
Laba = TR – TC
o Laba, jika TR > TC
o Rugi, jika TR < TC
o Impas (BEP), jika TR =TC
2) Pendekatan Marjinal
Laba Max : MR = MC → TR = TC atau TR – TC = 0
𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
TR = P × Q = G(Q) → 𝑇𝑅 = ; TC = FC + VC = F(Q) → TC=
𝑑𝑄 𝑑𝑄
RUMUS :
Biaya tetap: FC = k ; k = konstanta
Biaya variable: VC = f(Q) = (v × Q); v = biaya per unit
Biaya total: TC = FC + VC = k + f(Q) = F(Q)
Biaya tetap rata-rata: AFC = FC/Q
Biaya variable rata-rata: AVC = VC/Q
Biaya total rata-rata: ATC = TC/Q = (FC/Q + VC/Q) = AFC + AVC
Biaya marjinal: MC = TC / Q
3
Konsep Biaya Jangka Pendek
Contoh:
1). Kalau untuk memproduksi suatu produk dibutuhkan biaya tetap Rp. 1.500.000,-, biaya
variabel Rp. 3.500.000,- , maka:
a). Biaya totalnya ….
Biaya tetap: FC = 1.500.000
Biaya variable: VC = 3.500.000
Biaya total: TC = FC + VC = 1.500.000 + 3.500.000 = 5.000.000
2). Bila total biaya menghasilkan 8 unit adalah Rp 250.000,- dan untuk menghasilkan 10
unit dibutuhkan biaya Rp 280.000,- maka biaya marginal …
Q1 = 8 ; TC1 = 250.000
Q2 = 10 ; TC2 = 280.000
Biaya marginal: MC = (TC2 – TC1)/(Q2 – Q1) = (280.000 – 250.000)/(10 – 8) = 15.000
3). Perhitungan biaya: FC, VC, TC, AFC, AVC, ATC dan MC
4
4). TR pada jumlah 30 unit barang terjual, misalnya Rp 150.000,- sedangkan pada jumlah 40
unit barang yang terjual, harganya turun menjadi Rp 4500 maka …
Q1 = 30 ; TR1 = 150.000 → AR1 = 150.000/30 = 5.000 = P1
Q2 = 40 ; P2 = 4500 ; TR2 = P × Q = 4500 × 40 = 180.000 → AR2 = 180.000/40 = 4.500 = P2
MR = ΔTR/ΔQ = (180.000 – 150.000)/(40 – 30) = 3.000
5). Contoh:
a). Tahun 2018, TR = Rp. 15.000 .000,- dan TC = Rp. 9.000.000,-, maka keuntungan selama
tahun 2018 :
= TR – TC = 15.000.000 – 9.000.000 = Rp. 6.000.000,- (laba)
b). Tahun 2019, TR = Rp. 17.000 .000,- dan TC = Rp. 19.000.000,-, maka keuntungan selama
tahun 2019 :
= 17.000.000 –19.000.000 = – Rp. 2.000.000,- (rugi).
Setiap perusahaan selalu berharap dapat menaikkan TR nya dengan menaikkan jumlah
barang yang terjual. Selain itu perusahaan juga selalu berharap agar MR selalu lebih besar
dari AR.
Seperti halnya pendapatan dan biaya, keuntungan menunjuk pada periode waktu tertentu.
Kalau dinyatakan keuntungannya Rp. 100.000,- harus dijelaskan periode waktunya apakah
per minggu, per bulan atau per tahun.
Sumber:
https://pratama1989.wordpress.com/2020/05/12/konsep-biaya-produksi-simpel-dan-mudah-dipahami/