Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS BREAK

EVEN POINT (BEP)


By :
Iwan Kusuma Negara
Faculty of Economics and Business
University of Mataram

Thank for Keeping Silent


Your Mobile
INTRODUCTION

 Tujuan perusahaan pada


umumnya untuk memperoleh laba
(Profit).
 Besar kecilnya profit yang dicapai
merupakan ukuran kesuksesan
manajemen dalam mengelola
perusahaan.
INTRODUCTION Cont’d

 Untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam


planning maupun realisasi), Top Management
dapat melakukan berbagai langkah, yaitu :
1. Menekan production cost dan operating cost
serendah mungkin dengan mempertahankan
tingkat harga jual dan volume penjualan.
2. Menentukan harga jual sedemikian rupa
sesuai dengan target laba (Profit target).
3. Meningkatkan volume penjualan.
INTRODUCTION Cont’d

 Cost akan menentukan Selling Price,


 Selling Price akan mempengaruhi Volume
Penjualan,
 Volume Penjualan akan mempengaruhi
Volume Produksi, dan
 Volume Produksi directly mempengaruhi
Cost.
D E F I N I S I “BEP”

 Break Even Point (BEP) adalah


suatu keadaan di mana dalam operasi
perusahaan, perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita
rugi (Total Revenue = Total Cost)
(Munawir, 2010).
D E F I N I S I “BEP” Cont’d

 Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-


Volume-Profit Analysis) adalah
analisis yang berkaitan dengan
penentuan volume penjualan dan
komposisi produk yang diperlukan
untuk mencapai laba yang diinginkan
dengan menggunakan sumber daya
yang dimiliki (Prastowo, 2011).
D E F I N I S I “BEP” Cont’d

 Break Even Point (BEP) adalah


suatu titik yang menunjukkan tingkat
penjualan yang menyebabkan
perusahaan tidak untung juga tidak
rugi (Atmaja, 2008).
A S U M S I “BEP”

1. Biaya harus dapat diklasifikasikan


menjadi biaya tetap (Fixed cost) dan
biaya variabel (Variable cost).
2. Harga jual per unit tidak akan
berubah berapapun jumlah unit barang
yang dijual.
A S U M S I “BEP”

3. Hanya ada satu macam barang


yang diproduksi/dijual atau jika
lebih dari satu macam, maka
komposisi penjualannya (Sales
mix) akan tetap konstan.
DEFINISI BIAYA TETAP
DAN BIAYA VARIABEL

 Fixed Cost (FC) adalah biaya yang jumlah


totalnya tetap tidak berubah dalam range
output tertentu, tetapi untuk setiap unit
produksi akan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan produksi.
 Semakin besar hasil produksi, maka FC
per Unit akan semakin kecil dan sebaliknya.
Definisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Cont’d

 Contoh FC adalah biaya


gaji, biaya sewa, biaya
bunga, biaya asuransi, biaya
penyusutan, etc.
Definisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Cont’d

 Variable Cost (VC) merupakan biaya


yang jumlah totalnya akan naik turun
sebanding dengan hasil produksi, tetapi
untuk setiap Unit produksi akan tetap.
 Contoh VC adalah Biaya Bahan Baku
(BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung
(BTKL), Biaya Pemasaran Langsung
(BPL), etc.
BIAYA CAMPURAN (MIXED COST)

 Mixed Cost adalah jenis biaya yang


mengandung tetap dan Variabel (Sjahrial
dan Purba, 2013).
 Metode yang digunakan untuk menetapkan
jumlah yang tetap dan variabel jika suatu
jenis biaya merupakan Mixed Cost adalah
“Metode titik tertinggi dan terendah (High
and Low Point Method)”.
C O N T O H “MIXED COST”

Produksi Biaya Campuran


(Unit) (Rp)
1.500 100.000.000
2.100 124.000.000
3.000 160.000.000

Diminta : Hitunglah VC per unit dan


jumlah FC dengan metode “High
and Low Point”?
Feedback Mixed Cost

Biaya Variabel (Variable Cost)

Produksi Biaya Campuran


Titik tertinggi 3.000 Unit Rp 160.000.000,-
Titik terendah 1.500 Unit (Rp 100.000.000,-)
Selisih 1.500 Unit Rp 60.000.000,-

Rp 60.000.000,-
VC per unit = = Rp 40.000,-
1.500 Unit
Feedback Mixed Cost Cont’d

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Titik tertinggi 3.000 Unit BC Rp 160.000.000,-


VC (3.000 Unit x Rp 40.000,-) (Rp 120.000.000,-)
Biaya Tetap (FC) Rp 40.000.000,-

Titik terendah 1.500 Unit BC Rp 100.000.000,-


VC (1.500 Unit x Rp 40.000,-) (Rp 60.000.000,-)
Biaya Tetap (FC) Rp 40.000.000,-
MANFAAT ANALISIS BEP

 Menurut Sjahrial dan Purba (2013:59-60)


manfaat analisis Impas (BEP) adalah :
1. Menetapkan target penjualan (Sales Target)
dengan proyeksi laba yang diharapkan
(Desired Profit).
2. Meramalkan penjualan yang diperkenankan
berkurang atau turun, namun perusahaan
masih kondisi aman (Margin of Safety-MOS).
MANFAAT ANALISIS BEP

3. Melihat indikasi perusahaan, apakah


sebaiknya ditutup atau tidak
(Shutdown Point-SDP).
4. Memprediksi adanya perubahan
biaya, agar perusahaan tetap
kompetitif dengan pesaingnya.
PENENTUAN TINGKAT BEP

 Penentuan tingkat BEP dapat dilakukan


dengan 2 pendekatan (Approach), yaitu :
1. Pendekatan Matematis
(Mathematical Approach).
2. Pendekatan Grafis (Graphical
Approach).
C O N T O H “BEP”

PT. Al-Fatih memproduksi barang


Type “M” dengan kapasitas
produksi 240.000 Unit. Data Laba
Rugi (Income Statement) untuk
tahun 2015 disajikan pada
Tabel 1.1. (See Next Page!)
TABEL 1.1
PT. Al-Fatih
Laporan Laba Rugi
Tahun 2015

Budget Penjualan (200.000 Unit @ Rp 250,-) …………………..... Rp 50.000.000,-


Biaya-Biaya Tetap Variabel
Bahan Langsung - Rp 9.000.000,-
TKL - Rp 10.000.000,-
BOP Rp 7.000.000,- Rp 3.000.000,-
Biaya Administrasi Rp 6.000.000,- Rp 1.000.000,-
Biaya Distribusi Rp 5.000.000,- Rp 3.000.000,-

Jumlah Rp 18.000.000,- Rp 26.000.000,- Rp 44.000.000,-

Laba yang dibudgetkan Rp 6.000.000,-


L/R Cont’d

 Berdasarkan Tabel 1.1 Saudara diminta :


a) Menentukan BEP PT. Al-Fatih dalam Unit dan
Rupiah?
b) Sertakan jawaban saudara dengan pembuktian
EBIT = 0!
c) Buatlah grafik BEP?
d) Jika PT. Al-Fatih merencanakan target laba (EBIT)
sebesar Rp10.000.000,-. Tentukan BEP (Unit dan
Rp) yang baru? Tunjukkan hasil perhitungan
saudara dengan pembuktian!
What is CONTRIBUTION MARGIN ?

 Contribution Margin (CM)


menggambarkan jumlah lebih
penjualan di atas biaya variabel
yang tersedia untuk
dikontribusikan (menutup) biaya
tetap dan laba selama periode
tertentu (Prastowo, 2011).
“MI” DAN “MIR”

 Marginal Income per Unit (MI per


Unit) atau CM per Unit adalah selisih
antara hasil penjualan dengan biaya variabel.
 Marginal Income Ratio (MIR) atau CM
Percentage adalah ratio antara Marginal
Income (MI) dengan hasil penjualannya.
LAPORAN LABA RUGI MODEL KONTRIBUSI MARGIN
(CONTRIBUTION MARGIN REPORT)

Sales (S) Q x P per Unit = Rpxxx  Sales Ratio 100%


TVC Q x VC per Unit = Rpxxx  VC Ratio ……%
CM (Contribution Margin) = Rpxxx  CM Ratio ……%
FC = Rpxxx  FC Ratio ……%
Profit (Pr) = Rpxxx  Pr Ratio ……%
TABEL 1.2
Ringkasan L/R PT. Al-Fatih

Penjualan (200.000 Unit @ Rp 250,-) = Rp 50.000.000,- = 100%


Total Variable Cost = Rp 26.000.000,- = 52%

Marginal Income (CM) = Rp 24.000.000,- = 48%


Total Fixed Cost = Rp 18.000.000,- = 36%

Laba (Profit) = Rp 6.000.000,- = 12%


F O R M U L A “BEP”
FC
BEP (UNIT) =
P–V

FC
BEP (UNIT) =
MI Per Unit
H
BEP (UNIT) =
P
F O R M U L A “BEP” Cont’d

FC
BEP (RP) =
MIR
FC
BEP (RP) =
1 – TVC / S

BEP (RP) = BEP (UNIT) X P


Keterangan:
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
P = Harga Jual Per Unit
V = Biaya Variabel Per Unit
TVC = Total Variable Cost
H = Hasil Penjualan Pada Tingkat BEP
S = Hasil Penjualan yang dianggarkan
MI = Marginal Income
MIR = Marginal Income Ratio
GRAPHICAL APPROACH (GA) Gambar 1. Grafik BEP
Biaya dan Penghasilan (Dalam Rp 000,-)
60.000
TR
55.000

50.000 TC
Profit Area
45.000 BEP
40.000
37.500
35.000
.
VC
30.000

25.000

20.000 Loss Area


18.000
15.000 FC
10.000
5.000

0 20 40 60 80 100 120 140150 160 180 200 220 240


Volume Penjualan (Dalam 000 Unit)
Keterangan GAMBAR 1 :

 Garis FC = Rp18.000.000,-

 Garis VC = 240.000 Unit x Rp130,-


= Rp31.200.000,-
 Garis Total Cost (TC) pada
Kapasitas penuh 100% = [(240.000
Unit x Rp130,-) + (Rp18.000.000,-)]
= Rp49.200.000,-

 Garis Total Revenue (TR) pada


Kapasitas penuh 100% = 240.000
Unit x Rp250,- = Rp60.000.000,-
BREAK EVEN POINT (BEP)

Perpotongan antara garis


penjualan (TR) dengan
garis total biaya (TC)
MANFAAT “GA” Bagi
TOP MANAGEMENT
1. Untuk mengetahui hubungan
antara biaya, penjualan (Volume
penjualan) dan laba.
2. Untuk mengetahui besarnya biaya
yang tergolong biaya tetap (FC)
dan biaya variabel (VC).
MANFAAT GA Bagi Top Management Cont’d

3. Untuk mengetahui tingkat-tingkat


penjualan yang masih menimbulkan
kerugian dan tingkat-tingkat penjualan
yang sudah menimbulkan profit,
sehingga Manajemen dapat
mengetahui besarnya laba atau rugi
pada suatu tingkat penjualan tertentu.
MARGIN OF SAFETY (MOS)

 Margin of Safety (MOS) adalah


selisih antara penjualan yang
dibudgetkan
(dianggarkan/ditargetkan) atau
tingkat penjualan tertentu dengan
penjualan pada tingkat BEP sehingga
perusahaan tidak menderita rugi.
MOS Cont’d

 Margin of Safety
menunjukkan berapa
penjualan ditargetkan boleh
turun agar perusahaan tidak
menderita rugi.
MOS Cont’d

 MOS menunjukkan berapa banyak


penjualan boleh menyimpang dari
jumlah yang telah ditetapkan
(dianggarkan) sebelum
perusahaan mulai menderita
kerugian (Hery, 2018 : 213).
MOS Cont’d

 MOS dapat dinyatakan dengan formula, yaitu :

Penj. Dibudgetkan – Penj. Tingkat BEP


MOS (%) = X 100%
Penj. Dibudgetkan

MOS (Rp) = MOS (%) X Penjualan yang Dibudgetkan

MOS (Rp)
MOS (Unit) =
Harga Jual Per Unit
Masih dari Soal Tabel 1.1. Diminta :

e) Menentukan MOS (dalam %) PT. Al-


Fatih!
f) Menentukan MOS (dalam Rp)!
g) Menentukan MOS (dalam Unit)!
h) Jelaskan makna MOS tersebut !
MOS Cont’d

 Persentase dari MOS dapat dihubungkan


langsung dengan tingkat keuntungan
perusahaan sebagai berikut :

Profit (%)
MOS =
MIR (%)

Profit = MIR X MOS


EFEK PERUBAHAN BERBAGAI
FAKTOR TERHADAP BEP
 Faktor-faktor yang dapat berubah dalam
hubungannya dengan analisis BEP, yaitu:
1. Perubahan Fixed Cost (FC)
2. Perubahan Variable Cost (VC)
3. Perubahan Harga Jual (Selling price)
4. Perubahan Komposisi Penjualan
(Sales mix).
Berdasarkan Tabel 1.1 sebelumnya, diminta :

h) Jika Mgt PT. Al-Fatih dapat menurunkan Fixed


Cost (FC) sebesar 10%. Tentukan BEP yang baru?
Tunjukkan hasil perhitungan saudara!
i) Jika Variable Cost (VC) mengalami peningkatan
sebesar 10%. Tentukan BEP yang baru?
Tunjukkan hasil perhitungan saudara!
j) Jika harga jual (Selling Price) meningkat 10%,
akibatnya volume penjualan turun 5%. Tentukan
BEP yang baru? Tunjukkan hasil perhitungan
saudara!
PERUBAHAN KOMPOSISI
PENJUALAN

 Apabila perusahaan memproduksi/menjual lebih


dari satu macam produk, maka analisis BEP
dapat diterapkan untuk seluruh produk yang
diproduksi dan dijual oleh perusahaan tersebut.
 Komposisi (perbandingan) antara produk-
produk tersebut harus tetap sama baik dalam
komposisi produksinya maupun
penjualannya (Product-mix dan Sales-mix).
PERUBAHAN KOMPOSISI PENJUALAN Cont’d

 BEP total tidak berarti bahwa masing-


masing produk harus dalam keadaan
BEP.
 Kemungkinan terjadi suatu macam
produk menderita rugi, sedang produk
yang lain memperoleh keuntungan,
atau;
PERUBAHAN KOMPOSISI PENJUALAN Cont’d

 Kemungkinan masing-masing produk


tidak memperoleh laba atau pun
menderita rugi (masing-masing
produk dalam BEP).
 Apabila komposisinya berubah, maka
BEP secara total juga akan berubah.
CONTOH BEP MULTI PRODUK
(PRODUCT-MIX DAN SALES-MIX)

TABEL 1.3
DESKRIPSI PRODUK A PRODUK B TOTAL
Unit yang dijual (Unit) 100.000 200.000 300.000
Hasil penjualan (Rp) 40.000.000 50.000.000 90.000.000
Fixed Cost (Rp) 10.000.000 20.000.000 30.000.000
Variable Cost (Rp) 29.000.000 25.000.000 54.000.000
Profit 1.000.000 5.000.000 6.000.000
FEEDBACK MULTI PRODUK

Dari Tabel 1.3 di atas, diketahui bahwa :


Komposisi Produksi A : B = 1 : 2 yaitu 100.000 U : 200.000 U
Komposisi Penjualan A : B = 4 : 5 yaitu Rp 40 Juta : Rp 50 Juta

Rp 30.000.000,-
BEP Total =
Rp 54.000.000,-
1 –
Rp 90.000.000,-
BEP Total = Rp 75.000.000,-
FEEDBACK MULTI PRODUK Cont’d

Rp 10.000.000,-
BEP A =
Rp 29.000.000,-
1–
Rp 40.000.000,-
BEP A = Rp 36.363.363,36

Rp 20.000.000,-
BEP B =
Rp 25.000.000,-
1–
Rp 50.000.000,-
BEP B = Rp 40.000.000,-
FEEDBACK MULTI PRODUK Cont’d

Dari hasil perhitungan nampak bahwa :


BEP total tidak sama dengan BEP A & B
Untuk menentukan besarnya penjualan masing-
masing produk agar secara total diperoleh BEP,
maka dapat ditentukan dengan “Komposisi
penjualannya”, yaitu:

Komposisi penjualan (Sales-mix) = 4 : 5

Penjualan Produk A = 4/9 x Rp75 Juta = Rp 33.333.333,33

Penjualan Produk B = 5/9 x Rp75 Juta = Rp 41.666.666,67


FEEDBACK MULTI PRODUK Cont’d

Untuk mengetahui kuantitas penjualan masing-


masing produk, maka dapat ditentukan dengan
“Komposisi produksinya”, yaitu:

Komposisi produksi (Product-mix) = 1 : 2

KP A = Rp 33.333.333,33 / Rp 400,- = 83.333,33 Unit

KP B = Rp 41.666.666,67 / Rp 250,- = 166.666,67 Unit

Komposisi (Product-mix) tetap, yaitu 1 : 2


PEMBUKTIAN

Penjualan …………………………......................Rp 75.000.000,-


Biaya tetap :
Produk A = Rp 10.000.000,-
Produk B = Rp 20.000.000,-
Rp 30.000.000,-
Biaya variabel :
Produk A = Rp 24.166.666,67
Produk B = Rp 20.833.333,33
Rp 45.000.000,-

Total biaya Rp 75.000.000,-

Laba (Operating Profit) Rp 0


Produk “A”

Penjualan …………………………......................Rp 33.333.333,33


TFC ……………......................Rp 10.000.000,-
TVC (72,5% x Rp33.333.333,33) Rp 24.166.666,67
Total biaya Rp 34.166.666,67
Rugi …………………………………………… Rp 833,33

Produk “B”
Penjualan …………………………......................Rp 41.666.666,67
TFC ……………......................Rp 20.000.000,-
TVC (50% x Rp41.666.666,67) Rp 20.833.333,33
Total biaya Rp 40.833.333,33
Laba …………………………………………… Rp 833,33
Rugi Laba Total ………………………………. Rp 0
Jika Komposisi Produk yang Dijual Berubah-
ubah, maka BEP Total juga akan Berubah

Kasus 1 : Jika jumlah produk A meningkat sebesar


20%, sedangkan produk B tetap. Hitunglah BEP …?

TABEL 1.4
DESKRIPSI PRODUK A PRODUK B TOTAL
Unit yang dijual (Unit) 120.000 200.000 320.000
Hasil penjualan (Rp) 48.000.000 50.000.000 98.000.000
Fixed Cost (Rp) 10.000.000 20.000.000 30.000.000
Variable Cost (Rp) 34.800.000 25.000.000 59.800.000
Profit 3.200.000 5.000.000 8.200.000
FEEDBACK KASUS 1

Rp 30.000.000,-
BEP Total =
Rp 59.800.000,-
1 –
Rp 98.000.000,-
BEP Total = Rp 76.962.544,89

Komposisi Penjualan = 2,4 : 2,5


Kasus 2 : Jika jumlah produk B meningkat sebesar
20%, sedangkan produk A tetap. Hitunglah BEP …?

TABEL 1.5
DESKRIPSI PRODUK A PRODUK B TOTAL
Unit yang dijual (Unit) 100.000 240.000 340.000
Hasil penjualan (Rp) 40.000.000 60.000.000 100.000.000
Fixed Cost (Rp) 10.000.000 20.000.000 30.000.000
Variable Cost (Rp) 29.000.000 30.000.000 59.000.000
Profit 1.000.000 10.000.000 11.000.000
FEEDBACK KASUS 2

Rp 30.000.000,-
BEP Total =
Rp 59.000.000,-
1 –
Rp 100.000.000,-
BEP Total = Rp 73.170.731,70

Komposisi Penjualan = 2 : 3
TABEL 1.6
PRODUK A PRODUK B

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


Naik 20% Naik 20% Naik 20% Naik 20%

Laba (OP) Rp 6.000.000,- Rp 8.200.000,- Rp 6.000.000,- Rp 11.000.000,-

BEP Total Rp75.000.000,- Rp76.962.544,89 Rp75.000.000,- Rp73.170.731,70

Sales-mix 4 : 5 2,4 : 2,5 4 : 5 2 : 3


SIMPULAN
1. Dengan meningkatnya jumlah produk B
(sebesar 20%), maka keuntungan
perusahaan akan meningkat sebesar
Rp 5 Juta yaitu dari Rp 6 Juta menjadi
Rp 11 Juta (Lihat Tabel 1.6!). Sedangkan
tingkat BEPnya turun dari Rp 75 Juta
menjadi Rp73.170.731,70.
S I M P U L A N Cont’d

2. Apabila produk A naik sebesar 20%, maka


laba perusahaan hanya meningkat sebesar
Rp 2,2 Juta yaitu dari Rp 6 Juta menjadi
Rp8,2 Juta (Lihat Tabel 1.6!) dan tingkat
BEPnya masih lebih tinggi dibandingkan
dengan BEP apabila yang naik produk B.
3. Sebaiknya memperbanyak kenaikan
penjualan produk B daripada produk A.
APLIKASI ANALISIS BEP

1. Perencanaan Laba (Profit Planning).


2. Penetapan Harga.
3. Pedoman bagi Top Management
ketika akan melakukan investasi
aktiva tetap (Fixed Assets).
4. Pengambilan keputusan menutup
usaha.
1. PROFIT PLANNING

 Penggunaan analisis BEP dalam


perencanaan laba perusahaan
memungkinkan perusahaan untuk
mengetahui berapa jumlah output yang harus
terjual atau berapa pendapatan yang harus
dihasilkan agar target laba yang ditetapkan
oleh perusahaan dapat tercapai.
Contoh Profit Planning1

PT. ABC menargetkan laba operasinya sebesar


Rp12.000.000,- dengan FC Rp2.000.000,-
VC Rp120.000,- per unit dan harga jual per unit
output sebesar Rp200.000,-.
Diminta : Tentukan berapa jumlah output
yang harus terjual untuk merealisasikan
target laba tersebut?
Contoh Profit Planning2

Masih dari soal sebelumnya, jika PT. ABC


menetapkan target laba bersih setelah pajak
sebesar Rp9.600.000,- dengan tingkat pajak
40%. Jika data yang lain sama dengan contoh
sebelumnya. Tentukan berapa output yang
harus terjual agar PT. ABC dapat memenuhi
target laba bersihnya?
Contoh Profit Planning3
Tahun 2017 PT. RANSI berada dalam posisi BEP.
Pada tahun tersebut perusahaan bekerja dengan
FC sebesar Rp120.000.000,- dengan penjualan
sebesar Rp200.000.000,-. Keadaan tahun 2018
diperkirakan lebih baik dan pimpinan perusahaan
menetapkan target keuntungan (EBIT) sebesar
Rp30.000.000,-. Diminta :
a) Berapa sales minimal yang harus direalisir
untuk dapat mencapai target keuntungan
tersebut?
b) Misalkan perusahaan menetapkan target
keuntungan yang dinyatakan dalam Profit
Margin sebesar 20%. Tentukan besarnya
penjualan minimal?
2. PENETAPAN HARGA
Misalkan dari kasus PT. ABC, manajer pemasaran
mengajukan usulan rencana pemasaran yang
diharapkan akan meningkatkan penjualan menjadi
350 Unit (sebelumnya 175 Unit) dengan
konsekuensi PT. ABC harus mengurangi harga
jualnya menjadi Rp100.000,-. Karena ada
kenaikan dalam penjualan, supplier utama PT.
ABC bersedia untuk menurunkan harga jualnya
kepada PT. ABC menjadi sebesar Rp70.000,-.
Dengan FC Rp2 Juta, VC Rp120.000,- per unit
dan harga jual awal per unit sebesar Rp200.000,-.
Apakah PT. ABC lebih baik menyetujui usulan
manajer pemasaran tersebut?
FEEDBACK PENETAPAN HARGA

 CM pada harga Rp100.000,- :


= (Rp100.000 – Rp70.000) per unit X 350 Unit
= Rp10.500.000,-

 CM pada harga awal Rp200.000,- :


= (Rp200.000 – Rp120.000) per unit X 175 Unit
= Rp14.000.000,-
 Perubahan CM dari penurunan harga
adalah sebesar (Rp3.500.000,-).
FEEDBACK PENETAPAN HARGA Cont’d

 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan


menurunkan harga jual sesuai rencana
Manajer pemasaran tersebut, maka PT. ABC
akan mengalami penurunan pada
Contribution Margin (CM) sebesar
Rp3.500.000,-  Karena FC tidak mengalami
perubahan (tetap sebesar Rp2 Juta), maka
penurunan CM tersebut akan menyebabkan
penurunan laba operasi sebesar
Rp3.500.000,-.
 PT. ABC memutuskan untuk tidak menerima
usulan menurunkan harga jual produknya.
3. ANALISIS BEP Dalam Investasi FA

 Memberikan informasi atau pedoman


kepada Top Management dalam
memecahkan masalah-masalah
dihadapi, misalnya
penambahan/penggantian fasilitas
pabrik atau investasi dalam aktiva
tetap (FA) lainnya.
3. ANALISIS BEP Dalam Investasi FA

 Pertayaannya? Apakah
penambahan/penggantian FA tersebut
Feasible ditinjau dari perspektif
ekonomi? Apakah menguntungkan
bagi perusahaan?
Contoh Kasus
 Diketahui data Laporan L/R PT. Ransi :

Penjualan (S) ……………………. Rp 1.000.000,-


CGS and Operating Expenses :
FC ………… Rp 306.000,-
VC ………… Rp 640.000,-

Rp 946.000,-
Profit Rp 54.000,-

more …
Top Management PT. Ransi
mempertimbangkan untuk menambah
investasinya dalam Fixed Assets (FA).
Jika investasi tambahan tersebut
dilaksanakan, maka FC akan berubah
dari Rp306.000,- menjadi Rp 414.000,-
per tahun. Sedangkan VC tetap.
Diminta : Apakah keputusan tersebut
Feasible?
FEEDBACK Kasus

Prosedur-prosedur yang harus dilakukan


PT. Ransi, yaitu :
1. Membandingkan Tingkat BEP sebelum
adanya tambahan Investasi dengan
sesudah adanya tambahan investasi
tersebut.
2. Menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh profit tertentu
atau minimal sama dengan keadaan
sekarang, yaitu Rp 54.000,-
Prosedur Cont’d

3. Menentukan kemungkinan (Possibility) yang


dapat dicapai dalam 2 keadaan tersebut.
Misalnya dalam fasilitas yang ada sekarang
perusahaan dapat memproduksi maksimum
Rp1.200.000,- dan akan dapat dijual semua.
Dengan adanya tambahan investasi tersebut,
produksi akan meningkat misalnya menjadi
Rp1.600.000,-  Kemungkinan batas maksimum
profit yang dapat dicapai dalam masing-masing
kondisi dapat diestimasi (See Table 1.7 & 1.8).
TABEL 1.7
Tanpa Dengan
Tambahan Tambahan
Keterangan
Investasi Investasi
(Rp) (Rp)
Penjualan (S) 1.200.000 1.600.000

Biaya Tetap (FC) 306.000 414.000

Biaya Variabel (VC) 768.000 1.024.000

Total Biaya (TC) 1.074.000 1.438.000

Batas maksimum profit 126.000 162.000


TABEL 1.8
Tanpa Dengan
Tambahan Tambahan Perbedaan
Keterangan
Investasi Investasi
(Rp) (Rp) (Rp)
Titik BEP 850.000 1.150.000 300.000

Tingkat Penjualan untuk


memperoleh profit yang
sama dengan sekarang 1.000.000 1.300.000 300.000

Batas maksimum profit 126.000 162.000 36.000

Penjualan untuk mencapai


profit maksimum 1.200.000 1.600.000 400.000
SIMPULAN
1. Jika perusahaan memutuskan menambah investasi,
tetapi Penjualan yang dapat dicapai tetap
Rp1.000.000,- maka perusahaan akan rugi sebesar
Rp54.000,- karena FC nya meningkat Rp108.000,-
sedangkan VC constant.
2. Dengan adanya tambahan investasi BEP akan
meningkat sebesar Rp300.000,- dan tingkat
penjualan harus dinaikkan dalam jumlah yang sama
untuk memperoleh profit Rp54.000,- seperti yang
dicapai sekarang.
3. PT. Ransi mempunyai kemungkinan
untuk meningkatkan profit sebesar
Rp36.000,- dibandingkan dengan profit
maksimum yang dapat dicapai
sekarang, tetapi tambahan profit
tergantung pada kemampuan
perusahaan untuk mencapai tingkat
Penjualan Rp1.600.000,-
4. Tambahan profit yang diperoleh perusahaan
harus dipertimbangkan dengan besarnya
tambahan investasi baru tersebut.
5. Apakah tambahan investasi tersebut
dibelanjai Modal Sendiri atau Modal Asing
(Financing Decision)?
6. Faktor-faktor lainnya.
4. ANALISIS BEP DAN KEPUTUSAN
MENUTUP USAHA

 Kapan suatu usaha seharusnya ditutup?


 Suatu usaha harus ditutup apabila
penghasilan yang diperoleh tidak
dapat menutup biaya tunainya (Out
of pocket costs).
ANALISIS BEP dan KEPUTUSAN MENUTUP USAHA Cont’d

 VC biasanya merupakan biaya


tunai.
 FC sebagian biaya tunai dan
sebagian lagi Sunk cost (biaya
depresiasi AT, kerugian piutang).
ANALISIS BEP dan KEPUTUSAN MENUTUP USAHA Cont’d

Dengan membagi biaya tetap tunai


(FC) dengan MI per unit barang yang
dijual, maka akan diketahui jumlah unit
barang yang harus dijual agar dapat
menutup biaya tunainya (Shut Down
Point/SDP).
ANALISIS BEP dan KEPUTUSAN MENUTUP USAHA Cont’d

FC Tunai
SDP =
(dalam Unit) MI Per Unit

FC Tunai
SDP =
(dalam Rp) MIR
ANALISIS BEP dan KEPUTUSAN MENUTUP USAHA Cont’d

 Dengan menggunakan data PT. Al-Fatih


sebelumnya diketahui bahwa dari FC
sebesar Rp18.000.000,- yang
Rp12.000.000,- merupakan biaya tunai.
Diminta :
a) Tentukan SDP (dalam Unit dan Rp)?
b) Kapan usaha tersebut harus ditutup?
FEEDBACK

a) (SDP dalam Unit dan Rp) :

Rp 12.000.000,-
SDP (Unit) = X 1 Unit
Rp 250 – Rp 130

SDP (Unit) = 100.000 Unit


F E E D B A C K Cont’d

Rp 12.000.000,-
SDP (Rp) =
Rp26.000.000,-
1 –
Rp50.000.000,-

SDP (Rp) = Rp 25.000.000,-


F E E D B A C K Cont’d

b) Suatu usaha harus ditutup apabila


tingkat penjualan “berada di
sebelah kiri titik perpotongan”
antara garis penjualan (TR)
dengan Garis Biaya Tunai (GBT)
(Lihat Tabel 1.9 dan Gambar 2!).
FEEDBACK Cont’d

TABEL 1.9
Biaya Tunai Laba
Volume Jumlah
(Rugi)
Penj. Penj. VC FC JML
(Rp) Tunai
(Unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
20.000 5 Jt 2,6 Jt 12 Jt 14,6 Jt (9,6 Jt)
40.000 10 Jt 5,2 Jt 12 Jt 17,2 Jt (7,2 Jt)
60.000 15 Jt 7,8 Jt 12 Jt 19,8 Jt (4,8 Jt)
80.000 20 Jt 10,4 Jt 12 Jt 22,4 Jt (2,4 Jt)
100.000 25 Jt 13 Jt 12 Jt 25 Jt 0
120.000 30 Jt 15,6 Jt 12 Jt 27,6 Jt 2,4 Jt
140.000 35 Jt 18,2 Jt 12 Jt 30,2 Jt 4,8 Jt
160.000 40 Jt 20,8 Jt 12 Jt 32,8 Jt 7,2 Jt
180.000 45 Jt 23,4 Jt 12 Jt 35,4 Jt 9,6 Jt
200.000 50 Jt 26 Jt 12 Jt 38 Jt 12 Jt
Gambar 2. Grafik BEP yang Menunjukkan Titik Penutupan Usaha (SDP)
Biaya dan Penghasilan (Dalam Rp 000,-)
60.000
TR
55.000

50.000 TC

45.000 GBT
BEP Daerah Laba
40.000 Tunai
37.500
35.000

30.000

25.000
Titik SDP
20.000
18.000
15.000
BT
10.000 Daerah Rugi
Tunai
5.000

0 20 40 60 80 100 120 140 150


160 180 200 220 240

Volume Penjualan (Dalam 000 Unit)


 Sepanjang PT. Al-Fatih mampu menjual
minimum sebanyak 100.000 unit,
perusahaan masih tetap boleh beroperasi,
meskipun menderita kerugian. Dengan tetap
beroperasi, setidaknya perusahaan mampu
menutup sebagian FC (FC tunai) sehingga
mengurangi kerugian (dibandingkan bila
menutup usaha). Akan tetapi, apabila
ternyata hasil penjualan kurang dari
100.000 unit, maka sebaiknya PT. Al-Fatih
tersebut menutup usahanya.
KETERBATASAN ANALISIS BEP

Sjahrial dan Purba (2013 : 61) menyatakan


terdapat dua hal penting keterbatasan analisis
Impas, yaitu :
1. Harga jual tidak selamanya linier atau tidak
berubah.
2. Kenyataannya, biaya variabel tidak
proporsional atas perubahan kapasitas.
Demikian juga biaya tetap tidak selamanya
konstan.
EXERCISE 1
Perusahaan XYZ pada tahun 2014 mempunyai Earning Power
(EP) sebesar 20%, perputaran aktiva tahun tersebut 4x. Selama
tahun 2014 penjualan perusahaan sebesar Rp 8 Juta dengan
biaya tetap sebesar Rp 6 Juta. Kinerja perusahaan pada tahun
2015 diperkirakan lebih baik, sehingga perusahaan menetapkan
EP sebesar 30% dan diperkirakan TATO menjadi 5x. Diminta :
a) Hitung BEP (Rp dan Unit) tahun 2014? Sertakan jawaban
saudara dengan pembuktian!
b) Hitung besarnya Penjualan minimal untuk mencapai EP 30%
tersebut, jika diperkirakan besarnya Variable expenses ratio
meningkat 5%? Sertakan jawaban saudara dengan
pembuktian!
Exercise 2
PT. KUSUMA memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 2,4
Juta dari penjualan Rp 88 Juta. Tarif pajak perusahaan 40%.
Produk perusahaan dijual dengan harga Rp 20.000,-per Unit.
Variable Cost (VC) Rp15.000,- per Unit.
Diminta :
a) Tentukan biaya tetap (FC)?
b) Berapa titik BEP dalam Unit dan Rp?
c) Apa yang terjadi pada BEP jika harga jual naik Rp 5.000,-
per Unit?
d) Jika FC turun Rp 2 Juta?
e) Penurunan VC Rp1.000,- per Unit dan kenaikan FC sebesar
Rp 6 Juta?
EXERCISE 3
PT. Mandiri pada tahun 2012 mempunyai EAT sebesar Rp 75 Juta
dari penjualan senilai Rp 625 Juta. Harga jual per unit dan VC per unit
masing-masing adalah Rp6.250,- dan Rp4.000,- dengan tarif pajak
sebesar 40%. Saudara diminta :
a) Menentukan biaya tetap tahunan?
b) Menghitung BEP dalam Unit dan Rupiah? Perkuat jawaban
saudara dengan pembuktian!
c) Apa efek pada BEP jika biaya tetap turun menjadi Rp67.500.000,-?
d) Apa efek pada BEP jika tarif pajak naik menjadi 50%?
e) Jika biaya variabel per unit naik sebesar Rp750,- dan biaya tetap
turun sebesar Rp25.000.000,- bagaimana pengaruhnya terhadap
BEP?
EXERCISE 4
PT. ROZIQO memproduksi dan menjual satu jenis
barang, harga jual Rp3.000,- per unit, biaya variabel
Rp2.400,- per unit. Biaya tetap Rp1.800.000,- per
bulan. Penjualan selama bulan Agustus 2013 sebesar
4.000 Unit. Diminta :
a) Menghitung BEP (dalam Unit dan Rupiah)?
b) Menghitung Contribution Margin Ratio?
c) Menghitung Contribution Margin pada titik BEP?
d) Menentukan jumlah Unit yang harus dijual agar
diperoleh profit sebesar Rp1.000.000,-?
e) Menentukan besarnya Margin of Safety (MOS)?
EXERCISE 5
PT. JAYA pada tahun 2010 menderita rugi sebesar
Rp360.000,-. Perusahaan mempunyai penjualan Rp 5,4
Juta dengan harga jual Rp100,- per unit, biaya tetap
Rp3,6 Juta. Pada tahun 2011 diharapkan perusahaan
memperoleh laba dengan target Profit Margin (PM)
sebesar 10%. Diperkirakan harga jual akan turun sebesar
20% untuk tahun 2011 dibandingkan tahun 2010.
Diminta :
a) Hitung BEP (Rp dan Unit) tahun 2010?
b) Hitung BEP (Rp dan Unit) tahun 2011?
c) Hitung Penjualan tahun 2011?
EXERCISE 6
Budget penjualan sebuah perusahaan untuk tahun 2017 adalah 1.000
Unit dengan harga jual Rp5.000,- per unit. Biaya variabel adalah
Rp3.000,- per unit, sedangkan biaya tetap Rp1.000.000,- per tahun.
Ditanya :
a) Hitunglah Sales BEP (dalam Rp dan Unit)?
b) Buatlah grafik BEP?
c) Hitunglah Margin of Safety (dalam %, Rp dan Unit)?
d) Hitunglah Shut Down Point (SDP) apabila FC tunai 80% dan
sisanya FC tidak tunai?
e) Hitunglah Sales target, jika laba yang direncanakan 30% dari sales
target?
f) Pada tahun 2018, perusahaan ingin menambah Fixed Assets
yang mengakibatkan biaya penyusutan bertambah Rp200.000,-
per tahun. VC per unit turun menjadi 5% per unit. Hitunglah Sales
BEP tahun 2018?
EXERCISE 7

Sales target sebuah perusahaan pada tahun 2011


sebesar Rp 1 Milyar. Rasio laba kontribusi 40%
dan biaya tetap sebesar Rp 100 Juta per tahun.
Ditanya :
a) Hitung laba yang diharapkan tahun 2011?
b) Asumsikan bahwa laba yang diharapkan pada
tahun 2011 sebesar Rp 25 Juta. Apakah
perusahaan tersebut dikatakan berhasil atau
gagal dalam bisnisnya?
EXERCISE 8

PT. Berdikari menghasilkan 3 jenis produk, yaitu produk A, B


dan C. Data penjualan dan biaya pada tahun 2012 adalah :

TABEL 1.10
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit yang dijual (Unit) 10.000 6.000 4.000
Harga jual per Unit (Rp) 3.000 5.000 10.000
Biaya Variabel per Unit (Rp) 1.800 2.500 6.000
Biaya Tetap per Tahun (Rp) 10.000.000 12.000.000 13.000.000
Ditanya :
a) Hitunglah BEP total (dalam Rp dan Unit)?
b) Hitung BEP masing-masing produk (Rp dan Unit)? Perkuat
jawaban saudara dengan pembuktian EBIT = 0!
E X E R C I S E 8 Cont’d

c) Apa yang terjadi jika jumlah produk A


meningkat sebesar 30%, sedangkan produk B
dan C tetap. Hitunglah BEP Total dan Sales-
mix?
d) Jika jumlah produk B meningkat sebesar 30%,
sedangkan produk A dan C tetap. Hitunglah
BEP Total dan Sales-mix?
e) Jika jumlah produk C meningkat sebesar 30%,
sedangkan produk A dan B tetap. Hitunglah
BEP Total dan Sales-mix?
f) Buatlah kesimpulan!
EXERCISE 9

Laporan L/R PT. Gemilang pada tahun 2011 adalah :

Sales 10.000 Unit @ Rp 5.000,- …………………… …………….. Rp 50.000.000,-


Biaya Operasi Variabel T e t a p
Biaya BB Rp 9.000.000,- Rp -
Biaya TKL 8.000.000,- -
BOP 6.000.000,- 3.000.000,-
Biaya Pemasaran 5.000.000,- 3.000.000,-
Biaya Umum & Adm 2.000.000,- 4.000.000,-

Total BO Rp 30.000.000,- Rp 10.000.000,- Rp 40.000.000,-

Laba Operasi Rp 10.000.000,-


EXERCISE 9 Cont’d

Ditanya :
a) Rombaklah Laporan L/R di atas menjadi model laba
kontribusi (Contribution Margin Report) baik dalam Rupiah
maupun persentase?
b) Hitung Sales BEP (Rp dan Unit)?
c) Buatlah grafik BEP?
d) Hitung Sales MOS (dalam persentase)?
e) Hitunglah SDP (dalam Rp dan Unit)?
f) Hitunglah Sales target (dalam Rp) apabila laba yang
direncanakan sebesar 25%?
g) Apabila pada tahun 2012, pimpinan perusahaan membeli FA
yang lebih canggih dan sebagai konsekuensinya adanya
pertambahan FC Rp 1 Juta tiap tahun, di sisi lain VC
berkurang 10% per unit dari tahun 2011. Hitunglah Sales
BEP tahun 2012 (dalam Rp dan Unit)?
E X E R C I S E 10

Diketahui informasi sebagai berikut :


Margin of Safety (MOS) = 30%
Marginal Income Ratio (MIR) = 40%
Penjualan = Rp 625.000.000,-
Total biaya (Total Cost) = Rp 400.000.000,-

Diminta :
a) Menentukan besarnya laba?
b) Menentukan besarnya Fixed Cost?
c) Menentukan BEP (dalam Unit dan Rp)?
E X E R C I S E 11

PT. ARYA mempunyai Margin Of Safety (MOS)


33,33% dan Marginal Income Ratio (MIR) 25% serta
penjualan sebesar Rp240.000,-.

Diminta :
a) Hitunglah biaya tetap?
b) Apabila MOS menjadi 25% dan MIR 33,33%,
sedangkan penjualan tetap, hitunglah Fixed Cost
yang baru?
c) Apabila biaya variabel naik Rp15.000,- sedangkan
elemen lain tetap, hitunglah MI yang baru!
E X E R C I S E 12

Margin of Safety dari PT. JAYA adalah 40%,


budget penjualan 200% dari biaya variabel dan
Break Even Point sebesar Rp120.000,-.

Diminta :
a) Menentukan besarnya biaya variabel?
b) Menentukan besarnya biaya tetap?
E X E R C I S E 13

PT. JAYA bermaksud menjual produknya sebanyak


10.000 Unit. Production cost terdiri dari Variable cost
Rp200,- per unit dan Fixed cost sebesar Rp4.000.000,-.
Diminta :
a) Menghitung harga jual per unit minimum yang
ditetapkan manajemen PT. JAYA, agar tidak
menderita rugi?
b) Berapakah Contribution margin ratio perusahaan
dengan harga jual per unit tersebut?
c) Jika harga jual per unit dinaikkan menjadi 20%,
tentukan jumlah produk minimal yang harus dijual
perusahaan agar tidak menderita rugi?
E X E R C I S E 14

Misalkan pimpinan PT. KUSUMA memperkirakan


bahwa penjualan mempunyai distribusi sebagai
berikut :
PROBABILITAS PENJUALAN
0,20 3.000 Unit
0,60 4.000 Unit
0,20 5.000 Unit

Diminta : Berapa probabilitas bahwa perusahaan


minimal bisa mencapai titik BEP?

Anda mungkin juga menyukai