Jika perusahaan memiliki rata-rata persediaan yang besar, untuk jumlah kebutuhan
yang sama dalam suatu periode, berarti perusahaan tidak perlu terlalu sering
melakukan pembelian, jadi menghemat biaya pemesanan dan pembelian.
Tapi kalau perusahaan membeli dalam jumlah besar sehingga bisa menghemat biaya
pembelian, perusahaan akan menanggung persediaan dalam jumlah yang besar pula.
Berarti menanggung biaya penyimpanan yang tinggi.
Karena itu perlu dicari jumlah yang akan membuat biaya persediaan terkecil. Biaya
persediaan adalah biaya simpan ditambah biaya pembelian/pemesanan.
Kebijakan – kebijakan EOQ sebelum menentukan EOQ, safety stock, dan reorder point.
PT Jati pada tahun mendatang membutuhkan bahan baku sebanyak 24.000 unit. Harga beli bahan baku per
unit Rp 2.000. Biaya pemesanan untuk setiap kali melakukan transaksi pemesanan kisaran Rp. 100.000,
sedangkan carrying cost sebesar 20% dari nilai rata – rata persediaan.
Pertanyaannya :
1. Berapakah jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ) ?
2. Berapakah kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun ?
3. Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (note: 1 tahun = 365 hari) ?
Jawabannya:
Apakah peraturan pemesanan perlu diubah dengan adanya tawaran supplier tersebut? jika diubah, bagaimana
semestinya jumlah pesanan yang baru?
Jawab:
1) Perhitungan EOQ berdasarkan keadaan saat ini (tanpa diskon). Jika EOQ masuk dalam kategori diskon, maka
EOQ akan dipertahankan dan harga diskon dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
EOQ = √(2 x 6.000 x 59.000) : (2.000)
EOQ = 594,98 kg
2) Hitungan total biaya tahunan berkaitan dengan EOQ, lalu hitunglah untuk total biaya tahunan kuantitas
standard minimum termasuk kedalam kategori diskon Q1 = 1.500 dan Q2 = 2.000.
Rumus : Total biaya tahunan = TAC + (kebutuhan x harga per kg) = (R/Q*)S + (Q*/2)C + (R x P)
a) EOQ = 594,98 kg
= (6.000/594,98)59.000 + (594,98/2)2.000 + (6.000 x 6.000)
= 594.977,98 + 594.980 + 36.000.000
= 37.189.957,98
b) EOQ = 1.500 kg
= (6.000/1.500)59.000 + (1.500/2)2.000 + (6.000 x 5.850)
= 236.000 + 6.000.000 + 35.100.000
= 41.336.000
c) EOQ = 2.000 kg
= (6.000/2.000)59.000 + (2.000/2)2.000 + (6.000 x 5.250)
= 177.000 + 2.000.000 + 31.500.000
= 33.677.000
Kesimpulan: Untuk total biaya tahunan menurun bila Q = 1.500 dan akan naik jika Q = 2.000.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa PT Yoyo harus mengubah pesanan menjadi 1.500 untuk setiap
kali pemesanan karena biaya produksinya lebih rendah.
Perlu diperhatikan kebijakan aturan untuk mengevaluasi keadaan kuantitas diskon sebagai berikut :
1) Hitungan Economic order quantity pada saat diskon pertama, apabila EOQ terletak dalam kategori
diskon berarti merupakan sebuah kuantitas pemesanan yang terbaik.
2) Tetapi jika tidak, hitungan EOQ pada saat harga diskon Q2, maka lakukan perbandingan total
biaya antara EOQ dalam mendapatkan total biaya yang paling kecil, sehingga tujuan EOQ dapat
ditemukan atau tercapai.
Ada 2 cara untuk menentukan besarnya persediaan, yaitu:
Cara 1 :
Penentuan besarnya persediaan keamanan bisa dilakukan dengan membandingkan biaya kerugian yang
diharapkan bila perusahaan kehabisan persediaan (expected loss pada saat perusahaan mengalami stock
out) dengan tambahan biaya karena memiliki safety stock yang lebih besar.
Cara ini memerlukan estimasi tentang stock out costs dan probabilitas kehabisan bahan.
Cara 2 :
Cara yang lain adalah dengan menentukan berapa probabilitas kehabisan bahan yang bisa diterima oleh
perusahaan. Semakin kecil probabilitas ini semakin besar safety stock ditentukan. Pengalaman biasanya
digunakan sebagai dasar penentuan safety stock. Perhatikan contoh penentuan jumlah persediaan
berikut ini :
Misalnya perusahaan menentukan safety stock sebanyak 150 unit. Apa yang terjadi dengan rata-rata
persediaan?
Sebelum perusahan menentukan safety stocks perkembangan jumlah bahan baku ditunjukkan pada
grafik manajemen persediaan berikut :
Pada saat tidak terdapat safety stocks maka jumlah persediaan maksimal adalah 400 unit, dengan
minimal nol unit. Reorder point dilakukan pada titik 150 unit.
Pada saat ditentukan persediaan keamanan sebanyak 150 unit, maka perkembangan persediaan
bahan baku akan Nampak seperti grafik manajemen persediaan berikut ini :
Perhatikan bahwa dengan adanya persediaan keamanan sebanyak 150 unit akan membuat
persediaan maksimum mencapai 550 unit, dan minimum 150 unit.
Meskipun demikian frekuensi pembelian selama satu tahun tetap tidak mengalami perubahan.
Hanya saja sekarang reorder point dilakukan pada saat persediaan mencapai 300 unit.
Harga Pembelian Tidak Konstan.
Bagaimana cara menghitung persediaan jika harga tidak konstan?
Pada contoh penerapan model di atas menggunakan asumsi harga bahan baku KONSTAN.
Bisa terjadi pada saat diperkirakan akan terjadi kenaikan harga bahan baku, perusahaan sengaja
membeli dalam jumlah besar atau perusahaan melakukan pembelian di atas jumlah yang paling
ekonomis melanggar kebijakan yang biasa dianut dengan maksud untuk memperoleh quantity
discount. Perhatikan contoh manajemen persediaan berikut ini :
= 2% x 3.600 x Rp 50.000
= Rp 3.600.000
Bila perusahaan menerapkan manajemen persediaan dengan dikaitkan pada faktor tertentu,
misalnya produksi atau penjualan, sangat boleh jadi bahwa jumlah persediaan akan proporsional
dengan faktor tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan menentukan bahwa persediaan barang jadi sebesar setengah bulan
penjualan.
Dengan demikian bila penjualan dalam satu tahun sebesar Rp 48 M, maka persediaan akan sebesar :
= Rp 48 M : 24 = Rp 2 M
Bila penjualan meningkat menjadi Rp 60 M (25%), maka persediaan akan naik menjadi:
= Rp 60 M : 24 = Rp 2,5 M (25%)
Kesimpulan
Pengaruh manajemen persediaan yang efisien terhadap likuiditas dan profitabilitas perusahaan sangat
penting. Ada dua kekuatan yang berlawanan untuk memiliki persediaan yang banyak atau sedikit.
Persediaan yang banyak, akan menimbulkan keluwesan yang lebih besar bagi perusahaan, tapi
akan menimbulkan biaya yang besar pula.
Persediaan yang kecil, akan menghemat biaya, tapi dapat menimbulkan gangguan produksi dan
atau penjualan.
Karena itulah muncul konsep manajemen persediaan “persediaan hanya bila diperlukan”
Berbagai metode manajemen persediaan pun dicoba untuk mengelola persediaan agar sesuai dengan
tujuan manajemen persediaan.
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyeimbangkan antara biaya yang timbul karena
memiliki persediaan dan kerugian yang mungkin terjadi jika kehabisan persediaan.
pengaruh manajemen persediaan yang efisien terhadap likuiditas dan profitabilitas perusahaan
SOAL :
PT. Syariah Wajib membeli 8.000 jarum untuk mesin jahit
bordirnya.
Biaya unit setiap jarum $ 10, dan
Biaya penggudangan satu jarum untuk satu tahun $ 3.
Biaya pemesanan $ 30/pesanan.
Note : hari kerja setahun 200 hari