58
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
1) Penentuan harga jual normal (Normal Pricing)
Disebut juga dengan istilah Cost plus pricing, karena harga jual ditentukan
dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu prosentase
markup (tambahan di atas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu,
yaitu: Harga jual = Taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan.
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu: full costing
dan variable costing. Laba yang diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang
ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk memperkirakan
besarnya laba wajar yang diharapkan, maka harga jual perlu
mempertimbangkan: (1) Cost of capital, (2) Risiko bisnis, (3) Besarnya capital
employed.
Rumus perhitungan harga jual per unit:
59
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
Biaya administrasi & umum per unit @ 50
Biaya administrasi dan umum 150.000
Biaya pemasaran per unit @ 200
Biaya pemasaran 100.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar
Rp4.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian
investasi (rate of return on investment) sebesar 25%.
Diminta: Harga jual produk yang dihitung dengan cost-plus pricing dengan
pendekatan konsep:
1) Biaya Total.
2) Biaya Produksi
3) Biaya Variabel
Penyelesaian Contoh 1:
1) Penentuan harga jual konsep Biaya Total
a) Perhitungan mark up:
Laba yang diharapkan = 25% x Rp 4.000.000 = Rp 1.000.000
Biaya produksi = Rp 3.000.000
Total Biaya adm.& umum = Rp 200.000
Total Biaya pemasaran = Rp 300.000
Biaya total = Rp 3.500.000
Prosentase Mark up = 28,57 %
b) Perhitungan harga jual:
Biaya total = Rp 3.500.000
Markup 28,57 % x Rp 3.500.000 = Rp 999.950
Jumlah harga jual = Rp 4.499.950
Volume produk 1.000
Harga jual per kg dengan biaya total = Rp 4.499
2) Penentuan harga jual konsep Biaya Produksi
a. Perhitungan mark up:
Laba yang diharapkan = 25% x Rp 4.000.000 = Rp 1.000.000
Total Biaya adm.& umum = Rp 200.000
Total Biaya pemasaran= Rp 300.000
Total Biaya = Rp 500.000
Biaya produksi = Rp 3.000.000
Prosentase Mark up = 50 %
b. Perhitungan harga jual:
Biaya produksi = Rp 3.000.000
Markup 50 % x Rp 3.000.000 = Rp 1.500.000
Jumlah harga jual = Rp 4.500.000
Volume produk 1.000
60
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
Harga jual per kg dengan biaya total = Rp 4.500
2) Penentuan harga jual waktu dan bahan (Time and Material Pricing)
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost-
plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh ditambah laba yang
diharapkan. Metode ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok
kapal dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan dan suku
cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.
Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani
konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang
dinikmati oleh konsumen. Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang
diperlukan sebagai pelengkap penyerahan jasa dihitung berdasarkan
kuantitas bahan dan suku cadang yang diserahkan kepada konsumen,
sehingga perlu dihitung harga jual per satuan bahan dan suku cadang yang
dijual kepada konsumen.
Penentuan harga jual waktu dan bahan terbagi menjadi (a) penentuan harga
jual waktu dan (b) penentuan harga jual bahan dan suku cadang.
penentuan harga jual waktu
61
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
Perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual
jasa reparasi pada dasarnya menjual jam kerja tenaga kerja langsung
yang digunakan untuk menghasilkan jasa reparasi. Contoh tenaga
kerja langsung dalam perusahaan bengkel mobil: mekanik dan ahli
listrik.
Contoh 3:
PT Xis berusaha dalam bengkel mobil. Manajer pemasaran PT Xis
sedang mempertimbangkan penentuan harga jual jasa reparasi untuk
tahun anggaran yang akan datang. Perusahaan mempekerjakan 6
mekanik dan 4 ahli listrik dalam Departemen Bengkel. Menurut
anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas
normal sebanyak 300 hari @ 7 jam kerja per hari. Jumlah aktiva yang
digunakan di Departemen Bengkel sebesar Rp60.000.000, sedangkan
jumlah aktiva yang ditanamkan dalam Departemen Suku Cadang
sebesar Rp28.000.000. Tarif kembalian investasi yang diharapkan
dalam tahun anggaran adalah sebesar 25%.
Taksiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran yang
akan datang sebagai berikut:
Upah tenaga kerja langsung: 21.000 jam @ Rp1.500 per jam Rp31.500.000
Biaya kesejahteraan tenaga kerja langsung:
Tunjangan kesehatan 10 orang x 12 bulan x Rp50.000 6.000.000
Tunjangan kesejahteraan 10 orang x 12 bulan x Rp25.000 3.000.000
Jumlah biaya tenaga kerja langsung 40.500.000
Jam tenaga kerja langsung 10 orang x 300 hari x 7 jam kerja/hari 21.000 jam
Biaya tenaga kerja langsung per jam Rp1.929
Biaya tidak langsung bengkel dianggarkan sebagai berikut:
Gaji pengawas dan tenaga kerja tidak langsung lain Rp11.600.000
Biaya depresiasi aktiva tetap 2.200.000
Biaya asuransi 650.000
Biaya listrik 800.000
Biaya air 400.000
Biaya reparasi aktiva tetap 350.000
Biaya umum 500.000
Jumlah biaya tidak langsung 16.500.000
Dalam memutuskan harga jual jenis jasa standar tertentu yang disediakan
bagi pelanggan, PT Xis memperhitungkan harga jual sebagai berikut:
Misalkan untuk jenis jasa servis mesin yang terdiri dari pekerjaan ganti oli
dan tune-up mesin memerlukan 2 orang mekanik dan 1 orang ahli listrik,
yang masing-masing bekerja sebagai berikut:
Mekanik 1,0 jam orang *
62
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
Ahli listrik 1,5 jam orang
* jam orang = jam kerja x jumlah orang. Jam mekanik berjumlah 1 jam orang berarti untuk
pekerjaan servis mesin diperlukan 2 orang mekanik dengan jam kerja masing-masing ½
jam.
Diminta: Hitung dan buat perhitungan dari:
a) Prosentase markup dari biaya tenaga kerja langsung
b) Prosentase markup dari harga beli bahan dan suku cadang
c) Harga jual servis mesin yang dibebankan kepada pelanggan
d) Jika seorang pelanggan memerlukan jasa servis mesin dan memerlukan
1 kaleng oli mesin yang harga fakturnya Rp10.000 dan saringan oli
yang harga fakturnya Rp8.000, kepada pelanggan tersebut perusahaan
akan membebankan harga jual jasa, bahan, dan suku cadang sebesar
..........
Penyelesaian Contoh 3:
a) Prosentase markup dari biaya tenaga kerja langsung sebagai berikut:
Biaya tidak langsung bengkel Rp16.500.000
Laba yang diharapkan 25% x Rp60.000.000 15.000.000
Jumlah 31.500.000
Biaya tenaga kerja langsung 40.500.000
Prosentase markup dari biaya tenaga kerja langsung 78%
b) Prosentase markup dari harga beli bahan dan suku cadang sebagai
berikut:
Biaya tidak langsung toko suku cadang:
Gaji tenaga kerja toko Rp9.000.000
Biaya listrik 700.000
Biaya kantor 300.000
Jumlah biaya tidak langsung toko 10.000.000
Laba yang diharapkan 25% x Rp28.000.000 7.000.000
Jumlah 17.000.000
Taksiran harga beli bahan dan suku cadang 23.800.000
Prosentase markup dari harga beli bahan dan suku 71%
cadang
c) Harga jual servis mesin yang dibebankan kepada pelanggan sebagai
berikut:
Biaya tenaga kerja langsung 2,5 jam @ Rp1.929 Rp4.823
Markup 78% x Rp4.823 3.762
Harga jual servis mesin 8.585
63
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
d) Perusahaan akan membebankan pelanggan tersebut akan harga jual
jasa, bahan, dan suku cadang sebagai berikut:
Harga jual servis mesin Rp8.585
Harga bahan dan suku cadang Rp18.000
Markup dari harga bahan dan suku cadang
71% x Rp18.000 12.780
Harga jual bahan dan suku cadang 30.780
Hasil penjualan jasa servis mesin, bahan & suku cadang 39.365
64
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
penentuan harga jual. Jika harga yang diminta oleh pemesan (harga jual
pesanan khusus) lebih besar dari biaya diferensial yang berupa biaya
variabel untuk memproduksi dan memasarkan pesanan khusus tersebut,
maka pesanan khusus dapat dipertimbangkan untuk diterima. Biaya
diferensial yang dipakai sebagai landasan penentuan harga jual pesanan
khusus dapat pula terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Contoh 5:
Dari contoh 2, harga jual produk ditentukan sebesar Rp4.500 per kg, dan
biaya penuh per kg adalah R3.500 (Rp3.500.000.000 : 1.000.000 kg). Biaya
tetap sebesar Rp1.400.000 diperkirakan akan dapat diserap oleh volume
produk sebanyak 100.000 kg yang berasal dari pesanan reguler pelanggan.
Jika misalnya seorang membeli meminta penawaran harga produk
perusahaan dengan harga Rp3.400 per kg dengan jumlah pesanan sebanyak
200 kg, maka berdasarkan data dalam contoh 2 tersebut, apakah pesanan
tersebut sebaiknya diterima atau ditolak perusahaan?
Penyelesaian Contoh 5:
Penawaran harga Rp3.400 per kg sebanyak 200 kg diperlakukan pesanan
khusus, pesanan ini tidak dibebani tanggungjawab untuk menutup biaya
tetap, karena biaya tetap ditutup oleh pesanan reguler sebanyak 100.000 kg.
Harga yang diminta oleh calon pembeli tersebut jika dibandingkan dengan
biaya variabel untuk menghasilkan produk tersebut, masih menghasilkan
laba kontibusi sebagai berikut:
Total harga jual dari pesanan khusus = 200 kg @ R3.400 Rp680.000
Total biaya variabel untuk menghasilkan pesanan khusus
200 kg @ Rp2.100 420.000
Laba kontribusi pesanan khusus Rp260.000
Pesanan khusus dapat diterima karena dapat menambah laba bersih sebesar
Rp260.000.
65
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual
Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000 kwh per
tahun sebagai berikut:
66
BAB VI – Informasi Akuntansi Penuh untuk Penentuan Harga Jual