Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI FUNGSI LINEAR

Pasar Dengan Dua Macam Barang


Fungsi permintaan dan penawaran akan suatu jenis barang tertentu pada umumnya tidak
hanya ditentukan oleh harga barang yang bersangkutan, tetapi juga akan ditentukan/dipengaruhi
oleh tingkat harga barang lainnya, khususnya yang mempunyai hubungan barang substitusi/saling
menggantikan atau barang komplementer/saling melengkapi.

Contoh 10
Barang ‘X’ mempunyai fungsi permintaan sebagai berikut QdX = 80 - 4 Px + 2 Py, sedang fungsi
penawarannya adalah QsX = -40 + 6 Px + 6 Py. Sementara itu fungsi permintaan akan barang
‘Y’ ditunjukkan dengan Qdy = 140 - 6 Py + 2 Px, sedang fungsi penawarannya adalah Qsy = -
94 + 8 Py + 6 Px.
Market Eqwuilibrium barang X
QdX = QsX
80 - 4 Px + 2 Py = -40 + 6 Px + 6 Py
10 Px + 4 Py = 120 (I)

Market Eqwuilibrium barang Y


Qdy = Qsy
140 - 6 Py + 2 Px = -94 + 8 Py + 6 Px
4 Px + 14 Py = 234 (II)

Dari persamaan (I) dan (II) :


10 Px + 4 Py = 120 x 1 10 Px + 4 Py = 120
4 Px + 14 Py = 234 x 2,5 10 Px + 35 Py = 585 (-)
-31 Py = -465
Py = 15

Dengan memasukkan Py = 15 ke dalam persamaan (I) atau (II), maka akan diperoleh
nilai Px = 6.
Kemudian untuk mencari jumlah Qx dan Qy, dengan jalan memasukkan nilai Py dan
Px ke dalam fungsi permintaan atau fungsi penawarannya masing-masing, dan setelah
dihitung didapatkan jumlah untuk Qx sebesar 86 satuan dan Qy sebesar 62 satuan.
Bagimana hubungan antara barang X dengan barang Y ? Apakah merupakan barang
substitusi atau barang komplementer ? Saudara pecahkan sendiri. Ya…?

Fungsi Biaya
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya akan mengeluarkan biaya operasi yang terdiri
dari biaya yang sifatnya tetap/fixed cost dan biaya yang sifatnya tidak tetap/variable cost, ke dua
jenis biaya ini akan membentuk biaya total/total cost. Biaya tetap merupakan biaya yang sifatnya
tetap tidak tergantung pada jumlah output yang diproduksi, sehingga biaya tetap ini merupakan
suatu kontanta tertentu. Biaya variabel merupakan biaya yang sifatnya tidak tetap, sangat
tergantung pada jumlah output yang dihasilkan, sehingga biaya variabel merupakan fungsi dari
output yang dihasilkan. Secara matematis fungsi biaya dinyatakan dengan :
TC = FC + VC
(23)
Keterangan :
TC : Total Cost
FC : Fixed Cost
VC : Variable Cost
AFC = FC/Q
(24)
Keterangan :
AFC : Avarage Fixed Cost/Rata-rata Biaya Tetap

AVC = VC/Q (25)

Keterangan :
AVC : Avarage Variable Cost/Rata-rata Biaya Variabel

Contoh 11, Suatu perusahaan dalam memproduksi suatu output harus mengeluarkan biaya
tetap sebesar Rp 240.000.000,- sedang biaya variabel yang harus dikeluarkan ditunjukkan
dengan persamaan VC = 6000 Q. Pada suatu saat jumlah output yang diproduksi sebanyak
120.000 satuan.
Nilai Total Cost
TC = FC + VC
= 240.000.000 + 6.000 Q
= 240.000.000 + 6.000 (120.000)
= 240.000.000 + 720.000.000
= 960.000.000
AFC = FC/Q
= 240.000.000/120.000
= 2.000
AVC = VC/Q
= 720.000.000/120.000
= 6.000
ATC = TC/Q
= 960.000.000/120.000
= 8.000

TC, FC, VC

TC = 240.000.000 + 6000 Q

960.000.000 VC = 6.000 Q

720.000.000

240.000.000 FC

0
120.000 Q
Gambar 17
Soal:
Suatu perusahaan dalam memproduksi suatu output harus mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp
250.000,- sedang biaya variabel yang harus dikeluarkan ditunjukkan dengan persamaan VC = 400
Q. Pada suatu saat jumlah output yang diproduksi sebanyak 50.000 satuan. Carilah:
1. Total Cost (TC)
2. Average Fix Cost (AFC)
3. Average (Variabel Cost) AVC
4. Average Total Cost (ATC)
5. Kurvanya

Fungsi Penerimaan
Jumlah penerimaan yang diperoleh suatu perusahaan akan sangat tergantung pada jumlah
output yang mampu dijual, semakin banyak jumlah out yang mampu dijual akan semakin besar
pula penerimaan yang akan diperoleh. Penerimaan suatu perusahaan merupakan fungsi dari jumlah
output barang yang terjual. Hasil kali jumlah output yang mampu dijual dikalikan dengan harga
per unit merupakan penerimaan total/total revenue. Secara matematis dinyatakan dengan :
TR = f (Q) = P x Q
(26)
Keterangan :
TR : Total Revenue
P : Harga per unit
Q : Jumlah output yang terjual

Contoh 12, Suatu perusahaan dalam menjual hasil produknya dengan harga Rp 8.500,- per unit.
Pada suatu saat perusahaan berhasil menjual sebanyak 50.000 satuan.

Total revenue
TR = P x Q
= 8.500 Q
= 8.500 x 50.000
= 425.000.000

Kurve total revenue selalu mulai dari titik nol (titik pusat), hal ini dikarenakan jika
perusahaan tidak melakukan penjualan sama sekali (jumlah penjualan sebesar nol) maka
perusahaan secara otomatis tidak akan ada penerimaan sama sekali.
TR

TR = 8500 Q
425.000.000

0 50.000 Q
Gambar 18
Soal
Suatu perusahaan dalam menjual hasil produknya dengan harga Rp 7500,- per unit. Pada suatu
saat perusahaan berhasil menjual sebanyak 3.000 satuan. Berapakah:
1. Total Penerimaannya (TR) dan
2. Bagaimanakah model kurvanya?

Analisis Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang diderita oleh suatu perusahaan akan dapat
diketahui dengan membandingkan antara penerimaan yang diperoleh dengan semua biaya operasi
yang telah dikeluarkan. Secara matematis jika TR (total revenue) lebih besar dibandingkan dengan
TC (total cost) maka perusahaan yang bersangkutan akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya
jika TR lebih kecil dibandingkan dengan TC maka akan diderita kerugian. Secara matematis
ditunjukan dengan :
π = TR - TC
(27)

Keterangan :
π : Keuntungan
TR : Total Revenue
TC : Total Cost

Perusahaan seringkali menggunakan analisis pulang pokok/break even yang digunakan


untuk menganalisis jumlah minimum output yang harus diproduksi (dijual) agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Pada keadaan break even point maka perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan maupun menanggung kerugian (tingkat keuntungan sama dengan nol), dalam keadaan
demikian jumlah total revenue akan sama dengan total cost. Secara matematis dinyatakan dengan:
TR = TC (28)
Keterangan :
TR : Total Revenue
TC : Total Cost

Contoh 13
Suatu perusahaan mempunyai fungsi biaya total : TC = 240.000.000 + 6.000 Q, dan fungsi
penerimaan total ditunjukkan dengan persamaan : TR = 8.500 Q.
a. Berapa keuntungan/kerugian jika perusahaan hanya mampu menjual output sebanyak 50.000
satuan dan 140.000 satuan ?
b. Pada tingkat produksi berapa keadaan akan brek even point (BEP) ?

Penyelesaian :
a. Keuntunngan/kerugian pada tingkat produksi 50.000 satuan :
π = TR - TC
= 8.500 Q - (240.000.000 + 6000 Q)
= (8.500 x 50.000) - {240.000.000 + 6000 (50.000)}
= 425.000.000 - 540.000.000
= (115.000.000) (rugi)

Keuntunngan/kerugian pada tingkat produksi 140.000 satuan :


π = TR - TC
= 8500 Q - (240.000.000 + 6000 Q)
= (8500 x 140.000) - {240.000.000 + 6000 (140.000)}
= 1.190.000.000 - 1.080.000.000
= 110.000.000 (laba)

b. Tingkat produksi pada keadaan break even point


TR = TC
8.500 Q = 240.000.000 + 6.000 Q
8.500 Q - 6000 Q = 240.000.000
2.500 Q = 240.000.000
Q = 96.000
TR, TC TR = 8.500 Q

1.190.000.000 TC = 240.000.000+ 6.000 Q


1.080.000.000

BEP
816.000.000

540.000.000
425.000.000
240.000.000

0
50.000 96.000 140.000 Q
Gambar 19

Soal
Suatu perusahaan mempunyai fungsi biaya total : TC = 210.000 + 480 Q, dan fungsi penerimaan
total ditunjukkan dengan persamaan : TR = 500 Q.
1. Berapa keuntungan/kerugian jika perusahaan hanya mampu menjual output sebanyak 10.000
satuan?
2. Pada tingkat produksi berapa keadaan akan brek even point (BEP) ?
3. Kurva

Anda mungkin juga menyukai