Anda di halaman 1dari 19

MATEMATIKA EKONOMI

ANALISA BREAK EVEN

ADI MUSHARIANTO, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI D3/S1/AKT/MNJ

ITB AHMAD DAHLAN JAKARTA


PENGERTIAN
• Analisis break even adalah analisis tentang
hubungan antara biaya, keuntungan dan
volume kegiatan perusahaan. Di dalam analisis
ini akan dipelajari titik break even (Break Even
Point/BEP).
• Yang dimaksud BEP adalah suatu titik yang
menunjukkan keadaan perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak mengalami
kerugian. (total cost = total revenue)
PENGERTIAN
• Total cost adalah jumlah biaya yang terdiri dari
biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable
(variable cost)
• Biaya tetap adalah jenis biaya yang secara
totalitas tetap walaupun terjadi perubahan
volume produksi/penjualan. Yang termasuk
biaya tetap adalah biaya bunga, gaji, biaya
kantor, biaya depresiasi aktiva tetap dan lain-
lain.
PENGERTIAN
• Biaya variable adalah suatu jenis biaya yang
secara proporsional berubah-ubah sesuai
dengan perubahan volume
produksi/penjualan. Bila volume kegiatan ini
naik maka biaya semakin besar sebaliknya bila
volume kegiatan menurun maka biaya
semakin kecil. Contoh biaya variable adalah
biaya bahan baku, upah buruh, komisi
penjualan dan lain-lain.
PENGERTIAN
• Total pendapatan/penerimaan adalah jumlah
pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang
merupakan hasil kali harga dengan unit produk
yang terjual. Kegunaan analisis break even antara
lain untuk merencanakan penjualan/produksi dan
merencanakan laba. Keadaan BEP dapat
digambarkan sebagai berikut:
TC = TR
dimana
TC = FC + (VC atau unit x Q unit)
TR = P x Q unit
PENGERTIAN
• Jika penerimaan sudah dapat melebihi biaya-
biaya yang dikeluarkan maka perusahaan
tersebut dapat menikmati keuntungan dengan
rumus:
Laba ➔ TC < TR

• Tapi jika penerimaan masih belum dapat


menutup biaya-biaya yang dikeluarkan maka
perusahaan dinyatakan dalam keadaan merugi
Rugi ➔ TC > TR
CONTOH SOAL_1
• Pak Anjar membuka warung bakso di
rumahnya. Biaya tetap yang dikeluarkan
adalah Rp 600.000 dan biaya per mangkok
adalah Rp 4.500. Harga bakso per mangkoknya
sebesar Rp 7.000. Berapakah break even poin
dan gambarkan kurvanya?
PENYELESAIAN
Diketahui FC = Rp 600.000, TC = 600.000 + 4.500(240)
VC/unit= Rp 4.500, P= Rp
7.000. TC = 1.680.000
BEP terjadi saat TR = TC, maka TR = 7.000(240)
TC = 600.000 + 4.500Q TR = 1.680.000
TR = 7.000Q
Jadi BEP terjadi pada saat
TR = TC
penjualan/produksi
7.000Q = 600.000 + 4.500Q
mencapai 240 mangkok
7.000Q – 4.500Q = 600.000
dengan nilai biaya dan
2.500Q = 600.000
penerimaan sebesar Rp
Q = 600.000 / 2.500
1.680.000.
Q = 240
PENYELESAIAN
GRAFIK BREAK EVEN POINT

TR
C, R
TC

Rp 1.680.000
BEP
VC

Rp 600.000 FC

0 240 Q
CONTOH SOAL_2
• Seorang produsen menjual produknya seharga
Rp 12.500 per unit. Biaya variable setiap unit
produk adalah 40% dari harga jual dan biaya
tetapnya sebesar Rp 55.000.000. berapakah
BEP, berapakah laba jika produksi yang terjual
10.000 unit. Dan berapa unit produksi BEP
baru bila harga jual naik menjadi Rp
15.000/unit?
PENYELESAIAN
Diketahui P= 12.500, VC= TR= 12.500(7.333,33)
40%x12.500=5.000, FC=
55.000.000 TR= 91.666.625
BEP terjadi bila TR = TC, maka TC= 55 juta + 5rb(7.333,33)
TR= P x Q
TR= 12.500Q TC= 55 juta + 36.665.000
TC= 55.000.000 + 5.000Q TC = 91.666.650
12.500Q = 55.000.000 + 5.000Q
12.500Q – 5.000Q = 55.000.000
7.500Q = 55.000.000
Q = 55.000.000 / 7.500
Q = 7.333,33
PENYELESAIAN
Bila produk yang terjual 10 unit TR= 15.000(6.111)
• TR= 12.500(10.000) = Rp
125.000.000 TR= Rp 91.666.000
• TC= 55 juta + 5.000(10.000)
= Rp 105.000.000 TC= 55 juta + 6.000(6.111)
• Karena TR > TC, maka untung TC= 55 juta + 36.666.000
Rp 20.000.000
Bila harga naik Rp 15.000
TR= 15.000Q
TC= 55 juta + (40% x 15.000)Q BEP yang tercapai lebih
TC= 55 juta + 6.000Q kecil dengan nilai TC dan TR
15.000Q = 55 juta + 6.000Q sebesar Rp 91.666.000
9.000Q = 55.000.000
Q = 55.000.000 / 9.000
Q = 6.111
OPTIMALISASI DENGAN METODE GARIS

CONTOH
• Perusahaan softdrink memproduksi 2 jenis minuman
yaitu merek X dan merek Y. untuk membuat 1 botol
produk X dibutuhkan 2 unit bahan I dan 5 unit bahan II.
Sedangkan untuk memproduksi 1 botol produk merek
Y dibutuhkan 3 unit bahan I dan 3 unit bahan II. Bahan I
tersedia 240 unit. Bahan II tersedia 300 unit.
Keuntungan yang diperoleh dalam penjualan produk
untuk merek X sebesar Rp 10.000/botol dan merek Y
sebesar Rp 15.000/botol. Dengan kondisi di atas
berapa kuntungan maksimal bisa diperoleh?
PENYELESAIAN
• Fungsi Tujuan (Profit
Max) Gambarkan dalam grafik
• Z= 10.000x + 15.000y 2x + 3y = 240
• Fungsi Kendala
Bila x=0, maka y=80
• I = 2x + 3y ≤ 240
• II = 5x + 3y ≤ 300 Bila y=0, maka x=120
• x,y > 0
• Persamaan kendala
menjadi 5x + 3y = 300
• 2x + 3y = 240 Bila x=0, maka y=100
• 5x + 3y = 300
• x,y = 0 Bila y=0, maka x=60
PENYELESAIAN
GRAFIK OPTIMALISASI
Y DENGAN METODE GARIS

100

Daerah feasible adalah titik O, A, B, dan C


C
80

O A
X
0
60 120
PENYELESAIAN
• Menentukan optimal fungsi tujuan sebagai
berikut
• Titik O ada pada {0,0}, maka besarnya Z:
• Z= 10.000(0) + 15.000(0) = 0
• Titika A ada pada {60, 0}, maka besarnya Z:
• Z= 10.000(60) + 15.000(0) = 600.000
• Titik B ada pada perpotongan kendala I dan
kendala II, maka:
PENYELESAIAN
2x + 3y = 240 Sehingga titik B {20, 67}, maka;
5x + 3y = 300
-3x = -60 Z = 10.000(20) + 15.000(67)
X = 20 Z = 1.205.000
2x + 3y = 240 Titik C ada pada {0, 80}, maka;
2(20) + 3y = 240 Z = 10.000(0) + 15.000(80)
3y = 240 – 40
3y = 200 Z = 1.200.000
y = 200 / 3
y = 66,67 atau 67
PENYELESAIAN
• Dari perhitungan fungsi tujuan di atas terlihat
nilai terbesar pada aktivitas di titik B yang
menghasilkan nilai Z = 1.205.000. artinya bila
perusahaan menginginkan laba terbesar maka
perusahaan dapat memproduksi produk
merek X yaitu sebesar 20 botol dan merek Y
sebesar 67 botol, yang akan memperoleh
keuntungan sebesar Rp 1.205.000.

Anda mungkin juga menyukai