NIM : 044467903
Komponen MR C
Investasi dimulai tahun 1 (juta Rp) 160 150
Biaya produksi per tahun (juta Rp) 60 100
Penerimaan per tahun (juta Rp) 100 145
Umur proyek (tahun) 10 10
Nilai sisa (juta Rp) 0 0
a. Bila nilai discount rate 15% susunlah table arus kas dan nilai present value!
MR:
Total PV of CF = -114.04
C:
Total PV of CF = 24.04
Nilai IRR C:
PV of CF @ IRR = 0% = 24.04
PV of CF @ IRR = 10% = 40.20
PV of CF @ IRR = 15% = 28.33
PV of CF @ IRR = 20% = 16.55
Nilai IRR C berada di antara 15% dan 20%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pabrik coklat lebih
baik untuk dijalankan karena memiliki nilai present value positif, nilai IRR lebih
tinggi, dan nilai B/C Ratio lebih besar dibandingkan dengan pabrik makanan ringan.
2. Sebuah pabrik susu tiap tahun mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 6.000.000.
sedangkan biaya tidak tetap untuk memproduksi 1 kg susu bubuk sebesar Rp. 8.000.
Gambarkan grafik hubungan antara jumlah produksi dengan biaya total pada tingkat
produksi 100 kg, 200 kg, 300 kg, 400 kg, dan 500 kg? Apabila harga jual per kg susu
bubuk adalah Rp. 25.000. Gambarkanlah titik impas dari pabrik tersebut dan tentukan
nilainya? Apabila manajer dari pabrik tsb menginginkan titik impas tercapai pada
produksi 500 kg/tahun. Maka berapa harga jual per kg?
Diketahui biaya tetapnya adalah Rp. 6.000.000 dan biaya tidak tetapnya adalah
Rp. 8.000.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa titik impas terjadi pada jumlah produksi
500 kg dengan biaya total sebesar Rp. 10.000.000.
Untuk mencapai titik impas pada produksi 500 kg/tahun, kita perlu
menghitung harga jual yang tepat untuk susu bubuk tersebut. Kita dapat
menggunakan rumus keuntungan di atas untuk mencari harga jual yang sesuai.
Kita asumsikan harga jual yang dicari sebagai x. Maka rumus keuntungan
menjadi:
0 = (x x 500) - (6.000.000 + (8.000 x 500))
0 = 500x - 10.000.000
x = 20.000
Jadi, harga jual yang sesuai untuk mencapai titik impas pada produksi 500
kg/tahun adalah Rp. 20.000 per kg.
Skor Total
Selamat mengerjakan!