Anda di halaman 1dari 9

B.

Rekayasa Parameter Untuk Perencanaan Laba Jangka Pendek


1. Impas
Impas (break-even) adalah:
a. keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
b. jika jumlah pendapatan ( revenues ) sama dengan jumlah biaya
c. laba kontribusi hanya bisa menutupi biaya tetap saja.
d. Suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita
rugi dan laba sama dengan 0
Ada 2 cara untuk menentukan impas :
a. Pendekatan teknik persamaan
b. Pendekatan grafis
a. Perhitungan Impas dengan Pendekatan teknik persamaan
Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada
persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba.Atau laba adalah sama dengan
pendapatan penjualan dikurangi biaya. Dapat dinyatakan dalam persamaan sbb:
Y=cx-bx-a
Keterangan :
y=laba
c=harga jual persatuan
x=jumlah produk yang dijual
b=biaya variabel persatuan
a=biaya tetap
Jika persamaan tersebut dinyatakan dalam laporan laba rugi metode variable costing,
persamaan tersebut sbb:
Pendapatan penjualan cx
Biaya variabel bx-
Laba kontribusi cx-bx
Biaya Tetap a-
Laba bersih y
Perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya
(laba=0),atau jika dinyatakan dalam persamaan sbb:
0 = cx - bx - a
cx = bx + a
Persamaan tersebut diselesaikan sbb:
cx =bx + a
cx – bx = a
x(c-b) = a
x’ = a / (c-b)
Keterangan :
cx = bx + a Pendapatan penjualan = biaya
cx – bx = a Laba kontribusi = biaya tetap
x’ = a / (c-b) Impas (dalam satuan produk) = biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga
jual persatuan dengan biaya variabel persatuan
X’ adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas
Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual adalah :
Impas dlm (Q) = Biaya tetap / Harga jual persatuan – Biaya variabel persatuan
Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara mengalikan rumus impas
tersebut diatas dengan c, yaitu harga jual persatuan produk.
Jadi impas dalam rupiah penjualan dapat dihitung dengan rumus sbb: Impas (Rp) =
Biaya tetap /Contribution margin ratio
Contoh 2:
Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan sepeda. Dia menyewa
tempat yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa tersebut permalam Rp.1.500. Untuk
menjaga sepedadia akan mepekerjakan dua orang, dengan upah Rp. 1.000 semalam perorang,
ditambah upah insentif sebesar Rp. 2,50 perorang untuk setiap sepeda yang masuk titipan.
Tarif titipan yang dibebankan kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp 25 persepeda semalam.
Perhitungan proyeksi laba permalam apabila 500 sepeda masuk ke tempat penitipan sepeda
pak Amat disajikan sbb:
Jumlah %
Pendapatan penjualan jasa titip sepeda 500 X Rp 25 Rp 12.500 100
Biaya variabel:
Upah insentif untuk dua karyawan 500 X 2 X 2,50 Rp 2.500 20
Laba kontribusi Rp 10.000 80
Biaya tetap:
Sewa tempat titipan Rp 1.500
Upah dua orang karyawan Rp 2.000
Rp 3.500 28
Laba bersih Rp 6.500 52
Pak Amat ingin memperoleh informasi berapa jumlah minimum sepeda yang harus masuk
setiap malam ketempat penitipan sepedanya,agar usaha titipan tersebut tidak mengalami
kerugian.
Jumlah sepeda minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak Amat dapat
menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam adalah :
Impas ( dlm kuantitas ) = Biaya tetap / Harga jual persatuan – By Variabel persatuan
= 3.500 / 25-5 = 175
Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah, maka usaha pak
Amat akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam, sehingga usaha tersebut
tidak mengalami kerugian.
Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha titipan sepeda sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap / Contribution Margin ratio
= 3.500 / 80% = Rp.4.375
Jika pada suatu malam pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sepeda
sebanyak Rp.4.375, dia dapat tenang hatinya karena dari pendapatan penjualan jasa tersebut,
minimum dia sudah dapat menutup biaya yang dikeluarkan malam ini. Dengan kata lain
sepeda yang masuk sudah mendatangkan laba 80% (contribution margin ratio) dari uang
pendapatan penjualan jasa titipan sepeda yang diterimanya. Bukti bahwa pada pak Amat
menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp.4.375 usahanya belum
memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam perhitungan sbb:
Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda 175 x Rp.25 = Rp. 4.375
Biaya variabel 175 x Rp. 5 = Rp. 875
Laba kontribusi Rp. 3.500
Biaya tetap :
Sewa tempat titipan Rp. 1.500
Upah dua orang karyawan Rp. 2.000 Rp 3.500
Laba bersi Rp 0

Contoh 3:
PT. Eliona memproduksi produk A. Rencana produksi untuk thn anggaran
20X1 adalah sbb: Kg
Sediaan awal 100
Rencana produksi 1.100
1.200
Rencana penjualan 1.000
Sediaan akhir 200

Laporan Biaya Produksi Projeksian Thn 20x1


Biaya variabel standar per kg produk :
Biaya bahan baku Rp. 10.000
Biaya tenaga kerja variabel 7.000
Biaya overhead variabel 8.000
Jumlah biaya produksi variabel Rp. 25.000

Biaya administrasi & umum variabel 10.000


Biaya pemasaran variabel 8.000
Jumlah biaya variabel Rp.43.000
Biaya tetap pertahun terdiri dari :
Biaya overhead pabrik tetap Rp.37.400.000
Biaya pemasaran tetap 15.000.000
Biaya administrasi & umum tetap 25.000.000
Jumlah biaya tetap setahun Rp 77.400.000
Harga jual produk Rp 172.000 per kg
PT. ELIONA
Laporan Laba-Rugi Tahun 20x1 Projeksian
Jumlah %
Pendapatan penjualan 1000XRp 72.000 Rp.172.000.000 100%
Biaya variabel: Rp. 2.500.000
Sediaan awal 100 X Rp.25.000 Rp.27.500.000
Biaya produksi variabel 1.100XRp.25.000
Rp.30.000.000
Sediaan akhir 200 X Rp. 25.00 5.000.000
Rp.25.000.000
Biaya non produksi variabel:
By. Pemasaran variabel 1.000 X Rp.8.000 8.000.000
By. administrasi & 1.000XRp.10.000 10.000.000
umum variabel
Jumlah biaya variabel
Laba kontribusi
Rp. 43.000.000 25%
Biaya tetap: Rp 129.000.000 75%
Biaya overhead pabrik Rp.37.400.000
tetap
Biaya pemasaran tetap 15.000.000
Biaya administrasi & 25.000.000
umum tetap
Jumlah biaya tetap
Laba bersih Rp. 77.400.000
Rp. 51.600.000

Dari informasi diatas diperoleh perhitungan :


Impas (Rp) = Rp. 77.400.000 / 75% = Rp.103.200.000
Dari target pendapatan penjualan sebesar Rp.172.000.000 dlm thn 20X1,minimum PT.Eliona
harus mencapai pendapatan penjualan sebesar Rp.103.200.000 agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Kuantitas produk minimum yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, maka :
Impas (kg) = Rp.77.400.000 / kg Rp.172.000 – Rp. 43.000 = 600kg
Dalam setiap penjualan 1 kg produk A berikutnya, perusahaan akan memperoleh laba sebesar
Rp.129.000 (75% X Rp.172.000) karena biaya tetap seluruhnya telah tertutup dari penjualan 600
kg tersebut.
Misalkan dalam contoh 2 diatas , manajemen memerlukan informasi pada volume penjualan
berapa perusahaan harus menjual produknya dalam tahun anggaran 20X1 untuk mendapatkan
keuntungan misalnya Rp. 90.000.000. Maka Perencanaan volume penjualan dihitung sbb:
Volume penjualan = Biaya tetap + Laba yang diinginkan
Contribution Margin ratio
Berdasarkan data dalam contoh 2 diatas , volume penjualan yang dapat menghasilkan laba bersih
Rp.90.000.000 dihitung sbb:
Volume penjualan (Q) = 77.400.000 + 90.000.000 = 1,297 kg
127.000 – 43.000
Volume penjualan (Rp) = 77.400.000 + 90.000.000 =Rp. 223.200.000
75
Jika dalam tahun 20X1 PT. Eliona mencapai tingkat penjualan sebanyak 1,297 kg atau dalam
rupiah Rp. 223.200.000, maka laba bersih diperkirakan Rp. 90.000.000.

b. Perhitungan Impas dengan Pendekatan Grafis


Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya merupakan titik impas.
Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan
volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan.
Jika harga jual produk persatuan sebesar c, kuantitas produk yang dijual sebesar X,biaya tetap
sebesar a dan biaya variabel sebesar b persatuan x, untuk volume penjualan sebesar X maka :
Pendapatan penjualan = cx
Biaya variabel = bx
Biaya tetap = a
Contoh 4
Dalam contoh 2 diatas diketahui bahwa :
Harga jual produk persatuan (c) = Rp. 172.000
Biaya variabel persatuan (b) = Rp. 43.000
Biaya tetap pertahun (a) = Rp. 77.400.000
Untuk berbagai macam volume penjualan (x) pendapatan penjualan,biaya variabel,biaya tetap
dan total biaya disajikan berikut ini:
Angka Rupiah dalam Ribuan

Volume Pendapatan Biaya Biaya Tetap Total Biaya Laba (Rugi)


Penjualan Penjualan Variabel a a+bx cx-(a+bx)
X cx bx
1.000 Rp.172.000 Rp.43.000 Rp.77.400 Rp.120.400 Rp.51.600
800 137.600 34.400 77.400 111.800 25.800
600 103.200 25.800 77.400 103.200 0
400 68.800 17.200 77.400 94.600 (25.800)
200 34.400 8.600 77.400 86.000 (51.600)

c. Grafik Impas dan Struktur Biaya


Bentuk grafis impas dapat menunjukan sifat kegiatan perusahaan dan kegiatan apa yang
hendaknya dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam perusahaan yang biaya relatif besar,
impas biasanya akan tercapai pada titik volume penjualan yang relatif tinggi. Dalam perusahaan
yang biaya tetepnya relatif rendah, impas biasanya akan tercapai pada tingkat volume penjualan
yang relatif rendah.

d. Impas dalam Lingkungan Manufaktur Maju


Karakteristik biaya produksi dalam lingkungan manufaktur maju ditandai dengan
berkurangnya unsur biaya tenaga kerja langsung dan membesarnya proporsi biaya overhead
pabrik. Teknologi manufaktur maju memungkinan peusahaan melakukan diversifikasi produk
yang diproduksi dan menyebabkan semakin besarnya proporsi biaya overhead yang tidak
berkaitan dengan unit produk yang diproduksi (non unit related overhead costs).
Setiap produk yang diproduksi mengkonsumsi non unit related overhead costs) dengan
proporsi yang berbeda-beda. Beda perhitungan impas konvensional dengan activity based
costing terletak pada unsur biaya variabel berdasarkan perilaku biaya dalam hibungannya dengan
unit level activities saja.
Dalam perhitungan impas konvensional, total biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,
yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
K = a + bx
Keterangan :
K = total biaya
a = total biaya tetap
b = biaya variabel perunit
x = unit level activities
Dalam perhitungan impas berdasarkan activity based costing, total biaya terdiri dari biaya tetap
dan berbagai tipe biaya variabel, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
K = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
Keterangan :
k = Total biaya
a = facility sustaining activity cost
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
x3 = product sustaining activities
Jika harga jual persatuan produk sama dengan c, maka persamaan laba berdasarkan activity
based costing adalah :
Y = cx1 - a – b1x1 – b2x2 – b3x3
Keterangan :
Y = laba
cx1 = Pendapatan penjualan (harga jual perunit kali kuantitas yang dijual yang ditunjukkan oleh
unit level activities)
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
Dari persamaan dapat dihitung rumus perhitungan impas berdasarkan activity based costing :
X’ = a + b2x2 + b3x3
c-b1
Keterangan :
x’= volume penjualan pada kondisi impas a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
x3 = product sustaining activities
Contoh 5
PT X memproduksi satu macam produk dengan struktur biaya sebagai berikut:
Biaya variabel perunit Rp. 12.000 Biaya tetap setahun Rp. 100.000.000 Harga jual produk
perunit Rp. 20.000
Impas dengan pendekatan konvensional :
Berdasarkan data tersebut dihitung impas dengan pendekatan konvensional yaitu :
Impas = Biaya tetap
= Harga jual perunit – biaya variabel perunit
= 100.000.000 _
20.000 - 12.000
= 12.500 unit

Anda mungkin juga menyukai