Anda di halaman 1dari 36

BREAK EVEN POINT

PERTEMUAN KE -9

AKUNTANSI BIAYA II
Pengertian
2

Analisa titik impas adalah suatu metode untuk

mengetahui kondisi dimana suatu usaha mampu


menyeimbangkan total biaya dan total pendapatan
sehingga investor memahami parameter yang dapat
membuat usahanya menjadi beruntung
Mengapa Penting
3

Investor memahami jumlah target produksi

dan/atau penjualan dengan akurat

Investor mampu melakukan perbaikan terhadap

parameter yang akan membuat usahanya


menjadi untung
Break Even Point
4
Asumsi-asumsi Dasar
Analisa Break-Even Point
5
Kurva BEP
6
Rupiah
Income (I)

Total Cost
Profit

Harga BEP

Total Cost
Variable Cost
Fix Cost

0 N1 N2 Quantity
Manfaat Break-Even Point
7

Menentukan posisi laba-rugi perusahaan


Menentukan penjualan minimal yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
Menentukan jumlah penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu
Penentuan8Break-Even Point
Contoh 1: 9

 Perusahaan Maju Jaya yang


bergerak di bidang produksi kain,
memiliki :
 Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
 Biaya variabel per unit Rp.40,-
 Harga jual per unit Rp. 100,-
 Kapasitas produksi maksimal 10.000
unit.
Perhitungan Break-Even Point
10

Cara Trial and


Error
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi
suatu volume produksi/penjualan tertentu.
 Apabila perhitungan tersebut menghasilkan
keuntungan maka diambil volume
penjualan/produksi yang lebih rendah, dan
sebaliknya.
 Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai
volume penjualan produksi dimana penghasilan
penjualan tepat sama dengan besarnya biaya
total.
11
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi
6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi
adalah:

(6.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))


Rp600.000 — (Rp300.000 + Rp240.000)
Rp.60.000 atau

hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit

Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan


masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-
nya terletak di bawah 6.000 unit.
12
Misalnya volume produksi 5.000 unit, dan hasil
perhitungannya adalah :
(5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + (5.000 x
Rp40,00))
Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
Rp0,00.

Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000


unit tercapai break-even point yaitu yang di mana
keuntungan netonya sama dengan nol.
Rumus Aljabar/Matematis : persamaan
13

a. Dasar unit

b. Dasar sales (dalam rupiah)

(Rp)
Pendekatan Margin Kontribusi

14

Perhitungan margin biaya, volume dan laba dengan


menghitung margin kontribusi terlebih dahulu.
Rumus :

BEP (unit) = BT
MK perunit

BEP (Rp) = BT
MK Rasio
Contoh 2:
15

 Perusahaan Maju Jaya yang


bergerak di bidang produksi kain,
memiliki :
 Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
 Biaya variabel per unit Rp.40,-
 Harga jual per unit Rp. 100,-
 Kapasitas produksi maksimal 10.000
unit.
Jawab :
16

Harga jual per unit Rp 100 100%


Biaya variabel per unit (Rp 40) 40%
Rp 60 60%
BEP (unit) = BT
BEP (unit) = 300.000
MK perunit
60
= 5.000 unit
BEP (Rp) = BT
MK rasio
BEP (Rp) = 300.000
0,6
= Rp 500.000
Pendekatan Grafis
17

B.var
ya
l b ia
r s tota
G

B.tetap
Target Laba
18

BEP (Q) = F + π
P-C
BEP (Rp) = F + π
1 – VC/S
Jika mengingkan laba
19

 Perusahaan Maju Jaya yang bergerak di bidang


produksi kain, memiliki :

 Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.


 Biaya variabel per unit Rp.40,-
 Harga jual per unit Rp. 100,-
 Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
 Jika perusahaan mengiginkan laba Rp Rp
200.000
Efek Perubahan Berbagai Faktor
Terhadap BEP
20

Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya


terhadap BEP
Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per
unit tetap konstan(P).
Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan
karena BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan
bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP
cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.
 Misal dari contoh aplikasi,
21

harga jual per unitnya naik dari Rp100,- menjadi


Rp160,-
Dengan adanya kenaikan P, BEPnya akan
berubah menjadi lebih kecil. BEP yang baru
sesudah kenaikan harga tersebut dapat dihitung
sebagai berikut:
Efek perubahan “sales-mix”
22

terhadap BEP
Sales-mix untuk mencari break-even point dari
dua atau lebih produk yang dihasilkan
perusahaan.
Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-
nya secara totalitas akan berubah.
Perhitungannya dengan cara mencari break-even
point satu jenis produk karena adanya variable
cost dan harga jual per unit yang berbeda dari
masing-masing jenis produk.
Contoh: 23
Perusahaan “Maju Jaya” bergerak dalam
bidang produksi “kaos” dan “kemeja” mulai
merencanakan perluasan daerah
pemasarannya.
 Penjualan kemeja direncanakan sebesar
25.000 unit @ Rp 3.500 dan kaos sebesar
15.000 unit @ Rp 1.000.
 Variable cost untuk setiap jenis produk
adalah Rp 2.000 per unit kemeja, dan Rp
600 per unit kaos.
 Fixed cost untuk kedua jenis produk
tersebut adalah Rp 28.275.000.
 Hitunglah break-even point untuk kedua
jenis produk tersebut!
Kemeja Kaos

24
= Rp. 66.625.000,- (pembulatan)
Product Mix dengan Asumsi Proporsi
25

Break event point atau titik impas untuk kombinasi


produk harus dengan asumsi proporsi atau
kombinasi konstan, misalnya produk A sebanyak 3
unit, produk B sebanyak 4 unit dan produk C
sebanyak 5 unit.
Jika komninasi berubah maka total penjualan, total
variabel cost (biaya variabel) dan contribution
margin berubah, sehingga akan mengubah pula titik
BEPnya. Dan asumsi kombinasi yang terjual pun
konstan.
Rumus :
26

BEP = Biaya Tetap : (CMa x Prop.a) + (CMb x Prop.b)


+ (CMn x Prop.n)

Keterangan :
CM         = Contribution Margin
Prop       = proporsi penjualan yang direncanakan atas
produk A, produk B dan Produk N
Contoh Soal
27

Perusahaan menjual dua jenis produk A dan B.


Volume penjualan A sebanyak 40 unit dan B sebanyak
60 unit. Harga jual A sebesar Rp. 1.000,- biaya
variabel Rp. 750,-. Harga jual produk B sebesar Rp.
2.000,- biaya variabel sebesar Rp. 1.000,- Biaya tetap
perusahaan adalah Rp. 42.000,-

Diminta :
Hitunglah BEP!
Jawab :
#Marjin kontribusi :
Produk A = Rp. 1.000 – Rp. 750
28 = Rp. 250

Produk B = Rp. 2.000 – Rp. 1.000 = Rp. 1.000

Proporsi A = 40 : 100 = 40%


Proporsi B = 60 : 100 = 60%

Break even point dalam unit :


BEP (Q)= 42.000 : (250 x 40%) + (1.000 x 60%)
= 42.000 : 700 = 60 unit
Atau masing-masing terjual :
Produk A = 40% x 60 unit = 24 unit
Produk B = 60% x 60 unit = 36 unit
Lanjutan :
29

Break even point dalam rupiah :


BEP (Rp) = Unit x Harga jual

Produk A = 24 x Rp. 1.000 = Rp. 24.000,-


Produk B = 36 x Rp. 2.000 = Rp. 72.000,-
Total BEP dalam rupiah produk A dan B = Rp
24.000 + Rp. 72.000,= Rp. 96.000,-
Pembuktian :
30
Penjualan Rp. 96.000
Biaya variabel :
Produk A = 24 x Rp. 750 = Rp. 18.000
Produk B = 36 x Rp. 1.000 = Rp. 36.000
Total biaya variabel Rp. 54.000
Contribution Margin Rp 42.000

Laba Rugi :
= Contribution Margin – Biaya Tetap
= Rp. 42.000 – Rp. 42.000 = Rp. 0
Batas Keamanan
31

Merupakan hasil penjualan pada tingkat titik impas


dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan
atau pada tingkat tertentu, maka akan didapat
informasi tentang seberapa jauh volume penjualan
boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita
kerugian. Dinyatakan dalam persentase penjualan
yang disebut rasio batas keamanan (margin of
safety-M/S)
32

Rumus 1 :

Rasio batas keamanan (RBK) = PA – PTI


PA

Keterangan :
RBK = rasio batas keamanan
PA = penjualan anggaran
PTI = penjualan titik impas
33

Rumus 2:
Rasio Laba (RL) = MKR x RBK

Keterangan :
RL = Rasio laba
MKR = Margin kontribusi rasio
RBK = Rasio batas keamanan
34

Rumus 3 :
Laba (L) = BK x MKR

Keterangan :
L = Laba
BK = rasio batas keamanan terhadap PA
MKR = Margin kontribusi rasio
Contoh soal :
35

PT. Merbabu telah merencanakan penjualan sebesar


Rp 8.000.000. titik impas yang sudah
diperhitungkan sebesar Rp 6.000.000. rasio margin
kontribusi sebesar 30%.
Diminta hitunglah :
a. Batas keamanan
b. Rasio laba
c. Total laba
Penyelesaian :
36

a. Batas keamanan
RBK = Rp 8.000.000 – Rp 6.000.000 x 100%
Rp 8.000.000
= 25%
b. Rasio laba
RL = 25% x 30%
= 7,5%
c. Total laba (L) = (25% x Rp 8.000.000) x 30%
= Rp 600.000

Anda mungkin juga menyukai