Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LUH IKA APRIYANI

NIM : 1902022347 (20)


KELAS : IVB AKUNTANSI PAGI
MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN
DOSEN/PENGAMPU : PUTU CITA AYU, S.E., M.Si

BAB IV
1. Jelaskan definisi dan manfaat analisis impas!
Jawaban :
- Analisis biaya volume laba (analisis BVL) sering kali disebut Cost Volume Profit
Analysis adalah analisis yang sangat bergina terutama untuk perencanaan. Misalnya
perencanaan labadalam tahun anggaran tertentu dan pengembalian keputusan.
- Manfaat analisis biaya volume laba bagi para manajer untuk membentu menghitung
antara biaya, volume, dan laba diawali dengan menentukan titik impas atau besarnya
pendapat sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.

2. Sebutkan dan jelaskan anggapan yang mendasari analisis impas!


Jawaban :
Anggapan yang mendasari analisis impas yaitu :
a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya
tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan
impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume
penjualan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika
dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau
dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya,
volume dan laba.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas
produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi
hubungan biaya-volume-laba.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif
upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar
perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume, laba.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah
f. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan
g. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

3. Pada tingkat volume penjualan berapa produsebaiknya kegiatan usaha suatu perusahaan
dihentikan? Jelaskan!
Jawaban :
Disaat volume penjualan sama besarnya dengan biaya produksi atau kondisi ini biasa
disebut dengan titik break even point, maka kegiatan tersebut sebaiknya dihentikan, jika
memaksa untuk terus beroperasi maka dapat menyebabkan kerugian karena biay
produksi yang tinggi tidak sesuai dengan jumlah penjualan. Analisis impas membuat
perusahaan menelaah pola perilaku biaya tetap dan biaya variabel.

4. Ada dua pendekatan penentuan titik impas. Sebutkan dan jelaskan masing-masing
pendekatan tersebut!
Jawaban :
a. Pendekatan Matematis
Perhitungan titik pulang pokok dengan menggunakan rumus matematis dapat
dilakukan dengan dua cara seperti dirumuskan oeh Bambang Riyanto (2008;364)
yaitu:
 Atas dasar unit
Break-Even Point (BEP) atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus :
Keterangan :
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost / Biaya Tetap
VC = Variabel Cost / Biaya Variabel Per Unit
P = Price Per Unit / Harga Jual Per Unit
Q = Jumlah Unit / Kuantitas Yang Dihasilkan Dan Dijual
 Atas dasar penjualan dalam rupiah
Break-Even Point (BEP) atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
FC = Fixed Cost / Biaya Tetap
VC = Variabel Cost / Biaya Variabel Per Unit
S = Volume Penjualan
b. Pendekatan Grafik
Break-even dengan cara pendekatan ini dapat diketahui dengan jumlah rupiah
hasil penjualan, kuantitas yang dijual, biaya variabel, biaya ettap, laba marginal, laba
tingkat penjualan tertentu sehingga titik peluang pokok (break-even point).
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa metode break-even dilakukan
untuk menunjukkan tingkat penjualan, sehingga tidak memperoleh laba dan tidak
menderita kerugian.

5. Diketahui : PT. INDRAJAYA SEJAHTERA memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun


2017 sebagai berikut :
Penjualan (50 unit @Rp. 3.000.000,-) Rp. 150.000.000,-
Dikurangi :
Biaya-biaya variabel Rp. 50.000.000,-
Margin kontribusi Rp. 100.000.000,-
Dikurangi :
Biaya-biaya tetap Rp. 20.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 80.000.000,-

Diminta :
a. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. INDRARAYA
SEJAHTERA memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 100.000.000,-?
Penyelesaian :
L = 100.000.000
X = (F+L)/(P-V)
= (20.000.000+100.000.000)/(3.000.000-1.000.000)
= (120.000.000)/(2.000.000)
= 60 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 60 unit agar memperoleh laba sebelum
pajak sebesar Rp. 100.000.000

b. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. INDRARAYA
SEJAHTERA agar mengalami titik impas?
Penyelesaian :
Penjualan (50 x Rp. 3.000.000) Rp. 150.000.000
Biaya-biaya variabel (50 x Rp. 1.000.000) (Rp. 50.000.000)
Margin kontribusi Rp. 100.000.000
Biaya-biaya tetap (Rp. 20.000.000)
Laba sebelum pajak Rp. 80.000.000
Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya
adalah :
0 = 3.000.000X – 1.000.000X – 20.000.000
2.000.000X = 20.000.000
X = 10
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 10 unit produk. Hal ini juga
dibuktikan dari perhitungan berikut ini :
Penjualan (10 x Rp. 3.000.000) Rp. 30.000.000
Biaya-biaya variabel ( 10 x 1.000.000) (Rp. 10.000.000)
Margin kontribusi Rp. 20.000.000
Biaya-biaya tetap (Rp. 20.000.000)
Laba sebelum pajak Rp. 0

c. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. INDRARAYA
SEJAHTERA memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 85.000.000,-?
Penyelesaian :
L = 85.000.000
X = (F+L)/(P-V)
= (20.000.000+ 85.000.000)/(3.000.000-1.000.000)
= (105.000.000)/(2.000.000)
= 52,5 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 52,5 unit agar memperoleh laba sebelum
pajak sebesar Rp. 85.000.000

d. Jika perusahaan menghendaki target laba sebesar 20% dari pendapatan penjualan,
berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. INDRARAYA
SEJAHTERA?
Penyelesaian :
L = 20% X PX
X = (F+L)/(P-V)
= (20.000.000 + (20% x 3.000.000X))/(3.000.000 - 1.000.000)
= (20.000.000 + 600.000X)/(2.000.000)
2.000.000X = 20.000.000 + 600.000X
1.400.000X = 20.000.000
X = 14,29 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 14,29 unit untuk mendapatkan laba
sebesar 20% dari pendapatan penjualan atau sebesar Rp. 8.574.000 (20% x Rp.
3.000.000 x 14,29 unit)

e. Jika perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar Rp. 80.000.000,-
dengan asumsi tarif pajak sebesar 25% berapa jumlah unit yang harus terjual agar
perusahaan PT. INDRARAYA SEJAHTERA?
Penyelesaian :
Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – pajak
80.000.000 = L – 0.25 L
80.000.000 =1L
= 80.000.000
Produk yang harus dapat dihitung sebagai berikut :
X = (F-L) (P-V)
= (20.000.000 + 80.000.000)/(3.000.000 – 1.000.000)
= 100.000.000/2.000.000
= 50 unit

6. Diketahui : PT. ABC memiliki proyeksi laporab laba/rugi tahun 2018 sebagai berikut :
Penjualan (150 unit @Rp. 2.000.000,-) Rp. 300.000.000,-
Dikurangi : Biaya-biaya variabel Rp. 150.000.000,-
Margin kontribusi Rp. 150.000.000,-
Dikurangi : Biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000,-

Diminta :
a. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC memperoleh laba
sebelum pajak sebesar Rp. 200.000.000,-?
Penyelesaian :
L = 200.000.000
X = (F+L)/(P-V)
= (50.000.000 + 200.000.000)/(2.000.000-1.000.000)
= 250.000.000/1.000.000
= 250 unit
Sehinga perusahaan harus mampu menjual 250 unit agar memperoleh laba sebelum
pajak sebesar Rp. 200.000.000,-

b. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC agar mengalami titik
impas?
Penyelesaian :
Penjualan (150 x Rp. 2.000.000) Rp. 300.000.000
Biaya-biaya variabel (150 x Rp. 1.000.000) (Rp. 150.000.000)
Margin kontribusi Rp. 150.000.000
Biaya-biaya tetap (Rp. 50.000.000)
Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000
Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya
adalah:
0 = 2.000.000X – 1.000.000X – 50.000.000
1.000.000X = 50.000.000
X = 50
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 50 unit produk. Hal ini juga
dibuktikan dari perhitungan berikut ini :
Penjualan (50 x Rp. 2.000.000) Rp. 100.000.000
Biaya-biaya variabel ( 50 x 1.000.000) (Rp. 50.000.000)
Margin kontribusi Rp. 50.000.000
Biaya-biaya tetap (Rp. 50.000.000)
Laba sebelum pajak Rp. 0

c. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC memperoleh laba
sebelum pajak sebesar Rp. 180.000.000,-?
Penyelesaian :
L = 180.000.000
X = (F+L)/(P-V)
= (50.000.000 + 180.000.000)/(2.000.000-1.000.000)
= 230.000.000/1.000.000
= 230 unit
Sehinga perusahaan harus mampu menjual 230 unit agar memperoleh laba sebelum
pajak sebesar Rp. 230.000.000,-

d. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 25% dari pendapatan penjualan, berapa
jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC?
Penyelesaian :
L = 25% X PX
X = (F+L)/(P-V)
= (50.000.000 + (25% x 2.000.000X))/(2.000.000 - 1.000.000)
= (50.000.000 + 500.000X)/(1.000.000)
1.000.000X = 50.000.000 + 500.000X
500.000X = 50.000.000
X = 100 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 100 unit untuk mendapatkan laba
sebesar 25% dari pendapatan penjualan atau sebesar Rp. 50.000.000 (25% x Rp.
2.000.000 x 100 unit)

e. Jika perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar Rp. 80.000.000,-
dengan asumsi tarif pajak sebesar 25% berapa jumlah unit yang harus terjual agar
perusahaan PT. ABC?
Penyelesaian :

Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – pajak


80.000.000 = L- 0.025L
80.000.000 = 1.25L
= 64.000.000
Produk yang harus dijual dapat dihitung sebagai berikut :
X = (F+L) / (P-V)
= (50.000.000 + 100.000.000) / (2.000.000- 1.000.000)
= 150.000.000 / 2.000.000
= 75 unit

Anda mungkin juga menyukai