• Biaya variabel : Titik impas akan mengalami perubahan dalam arah yang sama dengan
perubahan dalam biaya variabel per unit. Hal ini terjadi karena biaya variabel per unit
naik/turun, maka marjin kontribusi per unit akan turun/naik, sehingga diperlukan jumlah
penjualan dalam unit yang lebih banyak untuk menutup biaya tetap.
• Harga Jual: Kalau harga jual per unit berubah maka titik impas akan berubah dengan
arah kebalikan dari perubahan harga. Jadi kalau suatu perusahaan menaikkan
(menurunkan) harga jual, maka akan dibutuhkan lebih sedikit (lebih banyak) unit yang
terjual untuk mencapai posisi impas.
Pemakaian Analisis CVP
• Digunakan oleh para manajer untuk pengambilan keputusan dan
perencanaan
• Menentukan volume penjualan yang diharapkan untuk memenuhi target
laba
• Mengetahui bagaimana pengaruh perubahan harga jual, biaya variable, dan
biaya tetap terhadap laba yang diharapkan
Target laba
π= MK – F
= (p-v)X-F
X = F +π
(p–v)
Contoh
Data :
Harga jual/unit Rp 5.000 (p)
Biaya variable/unit Rp 2.500 (v)
Jumlah biaya tetap Rp 180.000.000/tahun (F)
Investor menanamkan modalnya sebesar Rp 250.000.000
dan mengharapkan laba sebesar 20% /tahun dari investasinya
A. Berapa volume penjualan untuk memenuhi target tersebut ?
= MK – F
= (p-v)X – F
X=F+
(p-v)
X = 180.000.000 + 50.000.000
(5.000 – 2.500)
= 230.000.000
2.500
= 92.000 unit
B. Bagaimana bila terjual 80.000 unit ?
= MK – F
= (p-v) X – F
= {(5.000-2.500) 80.000} – 180.000.000
= 20.000.000
Dengan menggunakan titik impas
Q = Biaya tetap = 180.000.000
MK/unit 2.500
= 72.000 unit
= (Q1 – Qo) x (p-v)
= (80.000 – 72.000) x (2.500)
= 20.000.000
MARGIN OF SAFETY
• Jumlah maksimum penurunan target pendapatan
penjualan boleh terjadi, agar penurunan tersebut
tidak mengakibatkan perusahaan menderita
kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
manajemen memerlukan informasi margin of
safety dari anggaran laba projeksi tahun
anggaran yang akan datang.
Pemakaian Analisis CVP
Margin Of Safety
• Kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (aktual) di atas titik impas volume
penjualan.
• Margin of safety menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum
kerugian mulai terjadi
• Semakin tinggi margin of safety, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal
• Rumus :
MS = volume penjualan yang diharapkan – volume titik impas
volume penjualan yang diharapkan
x 100
Departemen anggaran PT.X menyajikan laporan L/R projeksian (Projected Income
Statement ) untuk tahun anggaran 20X2 sbb:
Biaya Variabel Rp. 300.000.000 60%
Laba kontribusi Rp. 200.000.000 40%
Biaya tetap Rp. 150.000.000 30%
• DOL =
• Dari laporan laba rugi projeksian diatas, pada tingkat penjualan Rp.
172.000.000, DOL perusahaan tersebut adalah sebesar 2,5 kali ( Rp.
129.000.000 / Rp. 51.600.000).
• Pada tingkat penjualan tersebut jika misalnya Departemen
pemasaran mengusulkan promosi produk dengan cara
tertentu, yang diperkirakan akan mengakibatkan kenaikan
volume penjualan sebesar 5%, maka dengan cepat
manajemen dapat memperkirakan kenaikan laba bersih
sebesar 12,5% (2,5 X 5 %).
• Atau dalam satuan produk, titik penutupan usaha dihitung sbb: Titik
penutupan usaha = = 500 kg
•
• Keterangan
• TFC = Total Fixed Cost/ Tota biiaya Tetap
• EAT = Earning After Tax/ Pendapatan setelah pajak
• %T = % pajak penghasilan (dalam bilangan desimal)
• S = Sales /Penjualan total (harga jual per unit)
• TVC = Total variabel cost ( bisa juga dipakai biaya Variabel per unit)
• Contoh
PT Raharja Makmur menghasilkan satu macam produk dengan
data
Harga jual per unit Rp 2.000,-
Biaya Variabel per unit Rp 1.200,-
Biaya tetap Rp 6.000.000,-
Tax sebesar 25%
Total produksi 1000 unit
Perusahaan mengiginkan laba sebesar Rp 300.000,-
Berapa besarnya penjualan yang harus dicapai perusahaan agar
mencapai titik