Anda di halaman 1dari 26

Pertemuan 03

Analisis Titik Impas


(Break Even Point)
Oleh
Kurjono
Universitas Pendidikan Indonesia
2023
MATERI
• Hubungan biaya-volume-laba,
• Karakteristik dan asumsi-asumsi analisis titik impas,
• Perhitungan titik impas ,
• Model matematis dan
• Model grafis
• Untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu
perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan.
• Untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam
perencanaan maupun realisasinya) dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu biaya produksi, harga jual, dan volume
penjualan (Munawir, 1995: 184).
• Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan
mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan
akan mempengaruhivolume produksi dan volume
produksi ini akan langsung mempengaruhi biaya.
• Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba
memegang peranan yang sangat penting.
• Metode break even point(BEP) erat kaitannya dengan hubungan biaya,
volume, dan laba yang merupakan teknik untuk menggabungkan,
mengkoordinasikan dan menafsirkan data produksi dan distribusi untuk
membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
• Metode BEP adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan
(Bambang Riyanto, 1997:359).
• Melalui metode BEP,perusahaan dapat dengan mudah menentukan volume
penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan.
• Metode BEP atau titik impas merupakan teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan volume penjualan
Cost –Volume – Profit (CVP) Analysis
• Analisis CVP adalah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam
memberikan perintah. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik
antara biaya, volume, dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan pada interaksi
antar lima elemen :
1. Harga pokok
2. Volume antar tingkat aktivitas
3. Biaya variable per unit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual

• CVP ini sangat penting dalam berbagai keputusan bisnis, yang mencakup misalnya,
produk apa yang harus diproduksi dan dijual, kebijakan harga apa yang harus dijalankan,
strategi pemasaran apa yang harus digunakan.
• Perhitungan operating income dalam CVP Analysis dengan formula
adalah :
• Operating Income = Sales – Variable Cost – Fixed Cost
• Operating Income = (Price X Number of Units Sold) – (Variable cost per
unit X Number of Units Sold) – Total Fixed Cost.
ATAU
• BEP (unit) =a /P – b

Keterangan
a = biaya tetap
P = harga jual per unit
b = biaya variabel per unit
Titik Impas
• Titik Impas (breakeven point) adalah suatu keadaan dimana
jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya
• Karena jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya, maka
pada keadaan impas perusahaan belum memperoleh laba
tetapi tidak menderita rugi
• Perhitungan dan penentuan titik impas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara matematis dan grafis
Asumsi Dasar Analisis Titik Impas
• Penghasilan total perusahaan berubah dengan proporsi yang sama mengikuti
perubahan volume penjualan, atau harga jual per unit bersifat konstan
• Jumlah biaya dapat dipisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap
• Jumlah biaya variabel berubah secara proporsional mengikuti perubahan
volume penjualan
• Jumlah biaya tetap bersifat konstan dalam rentang relevan yang
dipertimbangkan
• Bauran penjualan (sales mix) bersifat konstan dalam rentang volume penjualan
yang direncanakan
• Volume penjualan sama dengan volume produksi, artinya tingkat persediaan
bersifat konstan.
Manfaat BEP
1. Membantu pengendalian melalui anggaran (budgetery control).
2. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
3. Menganalisis dampak volume penjualan.
4. Menganalisis harga jual dan dampak perubahan biaya.
5. Merundingkan upah.
6. Menganalisis bauran produk.
7. Menilai keputusan-keputusan kapitulasi dan ekspansi lanjutan
memberi sarana guna menilai terlebih dahulu usulan belanja barang
modal yang dapat mengubah struktur biaya industr
• Menganalisa margin pengamanan sebagai cadangan margin pengaman
dan cara untuk mempengaruhi melalui pengamanan.

• Menurut Bambang Supeno


a) Perencanaan Penjualan atau Produksi
b) Perencanaan Harga Jual Normal.
c) Perencanaan Metode Produksi.
d) Titik Tutup Pabrik
CARA MATEMATIS
p = harga jual per satuan
v = biaya variabel per satuan
F = biaya tetap
Q = jumlah yang diproduksi/dijual
π= laba
TC = Total Costs (jumlah biaya)
TR = Total Revenue (jumlah pendapatan)
Cara Matematis
π= TR – TC
= pQ-vQ-F
F+π= pQ-vQ
= (p-v)xQ
Q = F +π
(p-v)
Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka :
Q= F
(p-v)
Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap
(Harga Jual per satuan – Biaya variabel per satuan)
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual– Biaya variabel) disebut
margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya
variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap.
• Contoh Penerapan :
• Sales (1.000 unit @ $. 400,-) = $. 400.000
• Variable Cost 325.000
• Contribution margin 75.000
• Fixed Cost 45.000
• Operating Income 30.000
maka jika menggunakan formula sbb :
BEP (unit ) sbb : = 45.000 / (400 – 325) =
45.000/ 75 = 600 unit
Jadi pembuktiannya
• Jadi BEP nya adalah :600 unit,
Pembuktian sbb : Sales (600 unit @ $. 400,-) = $. 240.000
Variable Cost 195.000
Contribution margin 45.000
Fixed Cost 45.000 Operating
Income 0
Target Laba
Target laba dalam Dollar
• Jika manajemen mempunyai target laba sebesar $. 60.000 maka jumlah unit Yang
harus dijual sbb :
60.000 = (400 X Unit) – (325 X Unit) – 45.000
105.000 = 75 X Unit
Unit = 1.400 Jadi jumlah yang harus dijual adalah sebanyak 1.400 unit.
Pembuktiannya sbb :
Sales (1.400 unit @ $. 400,-) = $. 560.000
Variable Cost 455.000
Contribution margin 105.000
Fixed Cost 45.000
Operating Income 60.000
b. Target income dalam persentase
• Misalkan manajemen mempunyai target laba 15 % dari penjualan maka
jumlah yang harus dijual sbb :
0,15 ($.400)(Unit) = (400 X Unit) – (325 X Unit) – 45.000
60 Unit = 75X Unit – 45.000
Unit = 3.000
Pembuktian hasil coba hitung sendiri.
c. Target laba setelah pajak
Juga bisa dihitung target laba setelah pajak dengan formula sbb :
Net Income = Operating Income – Income Taxes
= Operating Income – (taxes rate X Operating Income)
= Operating Income (1 – Taxe rate) ATAU
Operating Income = Net Income / (1- Taxe rate)
Dimisalkan manajemen menginginkan laba setelah pajak $. 48.750 dengan pajak sebesar 35 %,
maka penjualan yang harus dicapai adalah :
$. 48.750 = Operating Income – (0,35 X Operating Income)
48.750 = 0,65 X Operating Income
75.000 = Operating Income
Setelah diketahui perusahaan harus memperoleh operating income $. 75.000 maka baru dihitung
jumlah unit penjualan seperti diatas sbb :
Unit = (45.000 + 75.000)/75
Unit = 1.600 Jadi penjualan harus 1.600 unit , pembuktiannya sbb :
Sales (1.600 unit @ $. 400,-) = $. 640.000
Variable Cost 520.000
Contribution margin 120.000
Fixed cost 45.000
Operating Income 75.000
Income taxes 35 % 26.250
Net Income 48.750
Jika Keadaan Perusahaan
MK = Biaya Tetap Impas
MK > Biaya Tetap Laba
MK < Biaya Tetap Rugi

Rumus untuk menghitung laba/rugi :

 = (Q1 – Q0) x UCM

Dimana :
 = Laba/Rugi
Q0 = Volume titik impas
Q1 = Volume penjualan yang dicapai
UCM = Margin kontribusi per satuan (p-v)
Menghitung Titik Impas Dalam Jumlah Rupiah :

Titik Impas (rupiah) = Biaya Tetap_________


1- Biaya variabel per satuan
Harga Jual per satuan

Maka,

Titik Impas(rupiah)= Biaya Tetap


Rasio margin kontribusi
Contoh Soal

Diketahui :
Harga jual per satuan Rp 1.500,00
Biaya variabel per satuan Rp 750,00
Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000,00
Volume yang direncanakan 2.500.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!
CARA GRAFIS
• Bidang grafik dengan sumbu x (horisontal) melambangkan volume penjualan dan sumbu
y (vertikal) melambangkan jumlah penghasilan dan jumlah biaya
• Buat garis jumlah penghasilan dengan menarik garis secara linier dimulai dari titik 0
• Buat garis biaya tetap dengan menarik garis tegak lurus dari sumbu y sesuai dengan
skalanya
• Buat garis jumlah biaya dimulai dari titik potong antara biaya tetap dengan sumbu y
secara linier
• Perpotongan antara garis jumlah biaya dengan garis jumlah penghasilan merupakan titik
impas
• Untuk mengetahui titik impas dalam satuan, dari titik potong tersebut tarik garis tegak
lurus hingga memotong sumbu x. Titik potong tersebut menunjukkan volume penjualan
dalam keadaan impas
• Untuk mengetahui titik impas dalam rupiah, lakukan hal yang sama ke arah sumbu y
CARA GRAFIS
Jumlah Penghasilan

Titik Impas
2000 Daerah Laba
Jumlah Penghasilan dan Biaya

1500 Biaya Variabel


Jumlah Biaya

1000

500
Biaya Tetap
Daerah Rugi

0
500 1000 1500 2000
Volume
Soal :

Harga jual per satuan Rp 3.000,00


Biaya variabel per satuan Rp 1.500,00
Jumlah biaya tetap Rp 1.500.000.000,00
Volume yang direncanakan 5.000.000 unit
Hitung :
a. Titik Impas dalam rupiah dan satuan menggunakan cara matematis dan
grafis
b. Hitung laba yang diperoleh jika volume yang dapat direalisasikan
sebesar 2.500.000 unit, dan bagaimana bila yang terjual hanya 800.000
unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!
Q0 = F
(p – v)
= 1.500.000.000 = 1.500.000.000 = 1.000.000
(3.000 - 1.500) 1.500
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan

Impas (Rp) = Biaya Tetap


Ratio Margin kontribusi
= 1.500.000.000
1 – 1500
3.000
= 1.500.000.000 = 3.000.000.000
0,5
Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 3.000.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai adalah 2.500.000 unit ?
 = (Q1 – Q0) x UCM
= (2.500.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= 1.500.000 x 1.500
= 2.250.000.000
Laba yang diperoleh Rp 2.250.000.000

Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 800.000 unit ?


 = (Q1 – Q0) x UCM
= (800.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= -200.000 x 1.500
= - 300.000.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 300.000.000
Keterbatasan Metode Break Even Point (BEP)
• Perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
• Bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan
pada suatu periode tertentu.
• Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik
digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.
• Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah
ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima
dan hal-hal lainnya dianggap sama.
• Kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,
misalnya kenaikan harga bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai