Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) merupakan
suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena
analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang
terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya.
Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan
dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang
harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik
impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP
memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji
dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
   Sementara  tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka
perlu dilakukan analisis terhadap biaya volume laba perusahaan.  Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer
dapat dengan bijak mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang
dapat merugikan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari analisis biaya volume laba?
1.2.2 Bagaimana analisis titik impas?
1.2.3 Bagaimana analisis multiproduk?
1.2.4 Bagaimana perubahan dalam variabel CVP?
1.2.5 Bagaimana contoh kasus yang berkaitan dengan CVP anslysis?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Agar mengetahui definisi dari analisis biaya volume laba
1.3.2 Agar mengetahui analisis titik impas
1.3.3 Agar mengetahui analisis multiproduk
1.3.4 Agar mengetahui perubahan dalam variabel CVP
1.3.5 Agar mengetahui contoh kasus yang berkaitan dengan CVP analysis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Biaya Volume


Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) merupakan
suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena
analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang
terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya.
Analisis Biaya Volume laba dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan
membantu mencari pemecahannya. Analisis biaya volume laba juga dapat mengatasi
banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak
pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba.
2.2 Titik Impas
Titik impas  (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan
total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit).
2.2.1 Titik Impas Dalam Unit
Untuk menentukan titik impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya),
maka perlu difokuskan pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali
adalah menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah
digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna
menghasilkan laba yang ditargetkan.
1. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan
biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat
dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap atau
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah
unit terjual ) – Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi
laporan laba rugi perusahaan Whittier Company
Penjualan (1000 unit@$400)                          $400.000
Dikurangi: Beban variabel                                325.000
Margin kontribusi                                            $  75.000
Dikurangi: Beban tetap                                       45.000
Laba operasi                                         $  30.000
Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per
unit, dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah
$45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
0                      = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
0                      = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit       = $45.000
Unit     = 600
Dengan demikian, Whittier Company  harus menjual 600 pemotong rumput
untuk menutupi semua beban tetap dan variabel.
2. Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas
Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit
yaitu dengan menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi  (contribution
margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas,
margin kontribusi sama dengan beban tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga
dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada persamaan laba operasi dan pada
akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan persamaan dasar:
Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
3. Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar
perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost
volume profit menyediakan suatu cara menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk
menghasilkan target laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan sebagai sebuah
jumlah dolar atau suatu persentase dari pendapatan penjualan.
Target Laba dalam Jumlah Dolar
Anggaplah bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar
$60.000. dalam hal ini, berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk
mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai
berikut:
$60.000           = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$105.000         = $75 x Unit
Unit                 = 1.400        
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba
sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit                 = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)
Unit                 = $105.000/$75
Unit                 = 1.400
Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba
operasi sebesar $60.000.
Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas.
Seperti yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong
rumput, atau 800 lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba
sebesar $60.000. Margin kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75. Perkalian
antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput diatas impas akan menghasilkan
laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan bahwa margin kontribusi per
unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis dengan laba per unit.
Target Laba dalam Persentase dari Pendapatan Penjualan
Anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong
rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari
pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas.
Dengan menggunakan laporan laba rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini),
maka  diperoleh:
0,15 ($400) (Unit)       = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit                    = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit                    = ($75 x Unit) - $45.000
$15 x Unit                    = $45.000
Unit                             = 3.000
Target Laba Setelah Pajak 
Laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target
laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba
dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk
memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung
dengan mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih           = laba operasi – pajak penghasilan
= laba operasi – (tarif pajak x laba operasi)
= laba operasi (1 – tarif pajak)
Atau
Laba operasi         = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)
Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan
tarif pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi
target laba sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:
$48.750           = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi)
$48.750           = 0,65 (Laba operasi)
$75.000           = Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus
menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah
pajak penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang
harus dijual:
Unit     = ($45.000 + $75.000)/$75
Unit     = $120.000/$75
Unit     = 1.600
   2.2.2 Titik Impas Dalam Dolar Penjualan
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan
sebagi suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang
terjual.
Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per
unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable
tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution
margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup
biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase
Penjualan:
                                                                  Dolar               Persentase Penjualan
Penjualan                                                  $400.000                     100,00%
Dikurangi: Biaya Variabel                           325.000                     81,25%
Margin Kontribusi                                         75.000                     18,75%
Dikurangi: Biaya tetap                                  45.000
Laba Operasi                                                 30.000        
Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio  margin kontribusi
adalah 18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%. Biaya tetap adalah
$45.000. Berdasar informasi tersebut, pendapatan penjualan yang harus dihasilkan
Whittier untuk mencapai titik impas adalah
Laba Operasi   =   Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
0                =   Penjualan – (Rasio Biaya Variabel x Penjualan) – Biaya tetap
0                =   Penjualan (1 – Rasio Biaya Variabel) – Biaya Tetap
0                =   Penjualan (1 – 0,8125) – 45.000
(0,1875)Penjualan = 45.000
Penjualan         =   $240.000
Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas.
Dengan pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai
penjualan impas dengan rumus:
Unit Impas       =   Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)
Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga
adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas
Unit Impas x Harga     =    Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas          =    Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas          =    Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)
Penjualan Impas         =    Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi
1. Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?
(pertanyaan ini mirip dengan yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi
pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal pendapatan penjualan). Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000
kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:
Penjualan        = $45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000, diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan
bahwa perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas
menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin
kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari
setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap
dolar penjualan yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba sebesar $0,1875.
2. Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi
impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per
unit dengan unit yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen
menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara
langsung jika hal tersebut dikehendaki
2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam
pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.
2.3 Analisis Multiproduk
Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput: mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong
rumput otomatis dengan harga jual $800. Departemen pemasaran yakin bahwa sebanyak
1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat
dijual selama tahun depan. Pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba
rugi berikut berdasarkan ramalan penjualan:

                                                                         Mesin             Mesin                                     
                                                                        Manual         Otomatis                              Total 
Penjualan                                                 $480.000         $640.000                      $1.120.000
Dikurangi: Beban variabel                                390.000           480.000                         870.000
Margin kontiribusi                                           $  90.000         $160.000                     $  250.000
Dikurangi : beban tetap langsung                       30.000             40.000                           70.000
Margin produk                                                $  60.000         $120.000                     $  180.000
Dikurangi: beban tetap umum                                                                                           26.250
                Laba Operasi                                                                                               $  153.750

Perhatikan bahwa pengawas telah memisahkan beban tetap langsung dari beban tetap
umum. Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap
umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul
meskipun salah satu produk dieliminasi.

2.3.1 Titik Impas dalam Unit

Untuk dua produk, terdapat dua margin konribusi per unit. Mesin pemotong rumput
manual memiliki margin kontribusi per unit sebesar $75 ($400 - $325), dan mesin
pemotong rumput otomatis memiliki margin kontribusi sebesar $200 ($800 - $600)

       Impas untuk mesin pemotong rumput manual adalah sebagai berikut:


       Unit impas mesin  manual  = Biaya tetap/(Harga – Biaya variabel per unit)
                                                  = $30.000/$75
                                                  = 400 unit
Impas untuk pemotong runput otomatis adalah:
       Unit impas mesin otomatis  = Biaya tetap/(Harga – Biaya variabel per unit)
                                                   = $40.000/$200
                                                   = 200 unit
            Jadi sebanyak 400 mesin pemotong rumput manual dan 200 mesin pemotong
rumput otomatis harus dijual untuk mencapai margin produk impas. Namun, margin
produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, sementara biaya tetap umum masih
belum tertutupi. Penjualan kedua mesin pemotong rumput dalam jumlah tersebut akan
menimbulkan kerugian sebesar biaya tetap umum. Belum ada titik impas perusahaan
secara keseluruhan diidentifikasi. Bagaimanapun, biaya tetap umum masih harus
diperhitungkan dalam analisis.

              Pemecahan yang mungkin adalah dengan mengonversikan masalah multiproduk


menjadi masalah produk tunggal. Jika ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi
CVP produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah
mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang
dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk
yang dijual oleh perusahaan.

Penentuan Bauran Penjualan

Bauran penjualan dapat dikur dalam unit yang terjual atau dalam bagian dari
pendapatan. Contohnya, jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200.800. Biasanya, bauran penjualan diturunkan sampai bilangan bulat terkecil.
Jadi, bauran relatif 1.200.800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan selanjutnya menjadi 3:2.
Dengan kata lain, untuk setiap tiga mesin pemotong rumput manual yang terjual, ada dua
mesin pemotong otomatis yang terjual.

Sejumlah bauran penjualan yang berbeda dapat digunakkan untuk menetapkan


volume impas. Contohnya, bauran penjualan sebesar 2:1 akan mendapatlan titik impas
pada 550 mesin pemotong rumput manual dan 275 mesin pemotong rumput otomatis.
Total margin kontribusi yang dihasilkan oleh bauran ini adalah $96.250 [($75 x 550) +
($200 x 275)]. Demikian juga, jika 350 mesin pemotong rumput manual dan 350 mesin
pemotong rumput otomatis terjual (untuk bauran penjualan 1:1), maka total margin
kontribusi adalah juga $96.250 [($75 x 350) + ($200 x 350)]. Karena total biaya tetap
adalah $96.250, maka kedua bauran penjualan merupakan titik impas.Tetapi menurut
studi pemasaran yang dilakukan Whittier, ia menginginkan bauran penjualan sebesar 3:2.
Inilah rasio yang harus digunakan; sementara yang lainnya dapat diabaikan.

Bauran Penjualan dan Analisis CVP

Penetuan bauran penjualan tertentu memungkinkan kita untuk mengonversi masalah


multi produk ke dalam format CVP produk tunggal. Karena Whittier berharap menjual 3
mesin pemotong rumput manual atas setiap 2 mesin pemotong rumput otomatis, maka
Thomas bisa mendefenisikan produk tunggal yang yang dijualnya sebagai suatu paket
yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong rumput
otomatis. Dengan menetapkan produk tersebut sebagai suatu paket, masalah multiproduk
dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk menggunakkan titik impas dalam
unit, harga jual paket dan biaya variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung
nilai-nilai paket tersebut, bauran penjualan, harga setiap produk, dan masing-masing
biaya variabel diperlukan. Menurut data produk individu yang disajikan dalam proyeksi
laporan laba rugi, niai paket dapat dihitung sebagai berikut:

         
Produk Harga Biaya Margin Bauran Margin
Variabel Kontribusi Penjualan Kontribusi
Per unit Per Unit Per United
Paket

Mesin manual $400 $325 $75 3 $225


Mesin otomatis 800 600 200 2 400
Total Paket $625
         Berdasarkan margin kontribusi perpaket di atas, persamaan dasar impas dapat
digunakan untuk menentukan jumlah paket yang perlu dijual guna mencapai impas. Dari
proyeksi laba rugi Whitier. Dapat diketahui bahwa total biaya tetap perusahaan adalah
$96.250. Jadi titik impasnya adalah:

                        Paket impas = biaya tetap/margin kontribusi per paket


                                            = $96.250/$625
                                            = 154 paket
Whittier harus menjual 462 mesin pemotong rumput manual (3 x 154) dan 308
mesin pemotong rumput otomatis (2 x 154) untuk mencapai impas. Laporan laba rugi
yang memeriksa kebenaran solusi ini disajikan dalam tampilan berikut:

                                                                        Mesin                          Mesin              Total
                                                            Manual                        Otomatis                         
         Penjualan                                           $184.800                         $246.400          $431.200
         Dikurangi: Beban Variabel                   150.150                           184.800           334.950
         Margin Kontirbusi                             $  34.650                          $  61.600         $  96.250
         Dikurangi: Beban Tetap Langsung        30.000                             40.000             70.000
         Margin Segmen                                  $    4.650                         $  21.600         $  26.250
         Dikurangi: Beban Tetap Umum                                                                             26.250
                Laba Operasi                                                                                               $          0

2.3.2 Pendekatan Dolar Penjualan


Untuk mengilustrasikan titik impas dalam dolar penjualan, contoh yang sama akan
digunakan. Akan tetapi, satu-satunya informasi yang diperlukan adalah proyeksi
laporan laba rugi Whittier Company secara keseluruhan.
Penjualan                                        $1.120.000
Dikurangi: biaya variabel                     870.000
Margin kontribusi                           $   250.000
Dikurangi: Biaya tetap                          96.250
Laba operasi                                   $   153.750
Perhatikan bahwa laporan laba rugi diatas sesuai dengan kolom total laporan laba
rugi yang lebih terinci yang diperiksa sebelumnya. Proyeksi laporan laba rugi
berstandar pada asumsi bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin
pemotong rumput otomatis akan terjual (bauran penjualan sebesar 3:2). Titik impas
dalam pendapatan penjualan juga bersandar pada bauran penjualan yang diharapkan.
(Sama seperti pendekatan unit yang terjual, bauran penjualan yang berbeda akan
memberikan hasil yang berbeda). Dengan laporan laba rugi tersebut, pertanyaan umum
mengenai CVP dapat diajukan. Misalnya, berapa pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan untuk mnecapai impas? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bagi total
biaya tetap $96.250 dengan rasio margin kontribusi 0,2232 ($250.000/$1.120.000).

                Penjualan impas = Biaya tetap/Rasio margin kontribusi


                                           = $96.250/0,2232
                                           = $431.228
     Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakkan asumsi bauran
penjualan tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket.
Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya
perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Selain
itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik
impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakkan dolar penjualan
tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun, pendekatan pendapatan
penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap-tiap produk.

2.4 Perubahan dalam Variabel CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka
harus memperhatikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam
harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus
memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan
membahas pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per
unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahas
cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko
dan ketidakpastian dalam kerangka CVP.
Misalkan, Whittier Company melakukan studi pasar tentang mesin
pemotong rumput manual yang mengungkapkan tiga alternatif
berbeda.
1. Jika pengeluaran iklan meningkat $8.000, penjualan akan naik dari 1.600 unit
menjadi 1.725 unit.
Sebelum Kenaikan Iklan Dengan Kenaikan Iklan
Unit yang terjual 1.600 1.750
Margin kontribusi per unit x $75 x $75
Total margin kontribusi $120.000 $129.375
Dikurangi : Beban tetap 45.000 53.000
Laba $75.000 $76.375
Perubahan volume penjualan 125
Margin kontribusi per unit $75
Perubahan margin kontribusi $9.375
Dikurangi : perubahan beban tetap 8.000
Kenaikan laba $1.375

Pertimbangan alternatif, kita mengetahui margin kontribusi per unit adalah $75.
Karena unit yang terjual naik sebanyak 123 unit, kenaikan tambahan total margin
kontribusi adalah $9.375 ($75 x 125 unit). Akan tetapi, karena biaya tetap meningkat
sebesar $8.000, kenaikan laba tambahan hanya sebesar $1.375.
2. Penurunan harga dari $400 menjadi $375 per mesin pemotong rumput manual akan
meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 1.900 unit.
Sebelum Penurunan Harga Dengan Penurunan Harga
yang Diusulkan yang Diusulkan
Unit yang terjual 1.600 1.900
Margin kontribusi per unit x $75 x $50
Total margin kontribusi $120.000 $95.000
Dikurangi : Beban tetap 45.000 45.000
Laba $75.000 $50.000
Perubahan margin kontribusi ($95.000-$120.000) $25.000
Dikurangi : perubahan beban tetap -
Kenaikan laba $25.000

Pada alternative kedua, beban tetap tidak naik. Dengan demikian, pertanyaan
di atas dapat dijawab hanya dengan melihat pengaruhnya terhadap total margin
kontribusi. Untuk harga saat ini sebesar $400, margin kontribusi per unit adalah $75.
Jika 1.600 unit terjual, maka total margin kontribusi adalah $120.000 ($75 x 1.600).
jika harga turun menjadi $375, maka margin kontribusi turun menjadi $50 per unit
($375-$325). Jika 1.900 unit terjual dengan harga baru tersebut, maka total margin
kontribusi yang baru adalah $95.000 ($50x1.900). penurunan harga ini
mengakibatkan penurunan laba sebesar $25.000 ($120.000-$95.000)
3. Menurunkan harga menjadi $375 dan meningkatkan pengeluaran iklan sebensar
$8.000 akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 2.600 unit.
Sebelum Perubahan Dengan Penurunan Harga
Harga yang Diusulkan dan yang Diusulkan dan
Iklan Peningkatan Iklan
Unit yang terjual 1.600 2.600
Margin kontribusi per unit x $75 x $50
Total margin kontribusi $120.000 $130.000
Dikurangi : Beban tetap 45.000 53.000
Laba $75.000 $77.000
Perubahan margin kontribusi ($130.000-$120.000) $10.000
Dikurangi : perubahan beban tetap 8.000
Kenaikan laba $2.000

Alternatif ketiga memperlihatkan penurunan harga jual per unit dan lenaikan
biaya iklan. Seperti yang telah diperlihatkan, total margin kontribusi saat ini (untuk
1.600 unit yang terjual) adalah $120.000. karena kontribusi marginnya per unit yang
baru adalah $50, total margin kontribusi yang baru adalah $130.000 ($50x2.600
unit). Dengan demikian kenaikan tambahan total margin kontribusi adalah $10.000
($130.000-$120.000). namun, untuk mencapai kenaikan margin kontribusi ini,
diperlukan kenaikan biaya sebesar $8.000. pengaruh bersihnya adalah kenaikan pada
laba sebesar $2.000.
2.4.1 Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya
diketahui dengan pasti. Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko
dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal,
risiko berbeda dengan ketidak pastian. Distribusi probabilitas
variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi
probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun,
pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan
digunakan secara bergantian. Ada berbagai metode yang
digunakan manajer menghadapi risiko ketidakpastian. Pertama,
pihak manajer tentu menyadari sifat ketidakpastian harga, biaya
dan kuantitas produksi di masa depan. Selanjutnya, para manajer
bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang
disebut “kisaran titik impas”. Dengan kata lain, karena sifat data
yang tidak pasti, suatu perusahaan mungkin mencapai titik impas
ketika 1.800 sampai 2.000 unit terjual. Jadi titik impas tidak
diestimasikan pada satu titik tertentu. Selain itu para manajer
dapat meggunakan analisis sensitivitas atau analisis bagaimana-
jika (what if). Dalam hal ini, penggunaan spreadsheet computer
akan membantu para manajer dalam menentukan hubungan titik
impas (target laba), kemudian memeriksanya untuk melihat
dampat harga dan biaya yang bervariasi terhadap kuantitas yang
terjual. Dua konsep yang bermanfaat bagi manajemen adalah
margin pengaman dan pengungkit operasi. Kedua konsep ini dapat
dipertimbangkan untuk mengukur risiko.
Margin pengaman ( margin of safety )
adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan
yang melebihi volume impas. Sebagai contoh jika volume impas
perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini menjual 500
unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200).
Margin pengaman juga dapat dinyatakan dalam pendapatan
penjualan. Jika penjualan impas adalah $200.000 dan pendapatan
saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah
$150.000.
Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari
risiko. Pada kenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu
muncul ketika rencana disusun.  Hal itu dapat menurunkan
penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin
pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang
diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika
penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya
kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah
mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk
meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Langkah-langkah
tersebut akan meningkatkan margin pengaman dan mengurangi
risiko merugi.
Pengungkit Operasi
Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan
bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu
organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable
adalah suatu hal yang mungkin dilakukan. Saat biaya variable
turun, margin kontribusi per unit meningkat. Hal itu membuat
kontribusi setiap unit yang dijual menjadi lebih tinggi. Pengungkit
operasi (operating leverage) merupakan penggunaan biaya tetap
untuk menciptakan perubahan presentase laba yang lebih tinggi
ketika aktivitas penjualan berubah. Semakin besar tingkat
pengungkit operasi, semakin banyak perubahan dalam aktivitas
penjualan yang akan memengaruhi laba.
Tingkat pengungkit operasi  (degree of operating leverage –
DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan
menggunakan rasiooperasi
Tingkat pengungkit margin kontribusi
= Margin terhadap laba.
kontribusi/laba

Jika biaya tetap digunakan untuk mengurangi biaya variable


sedemikian rupa sehingga margin kontribusi naik dan laba
menurun, maka tingkat pengungkit operasinya naik yang
menandakan adanya peningkatan risiko.
2.4.2 Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah
memudahkan para manajer melakukan analisis sensitivitas.
Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity
analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak
dari perubahan asumsi –asumsi yang mendasarinya terhadap
suatu jawaban. Analisis ini relatif mudah, yaitu memasukkan data
mengenai harga, biaya variabel, biaya tetap, dan bauran
penjualan, serta menggunakan rumus untuk menghitung titik
impas dan laba yang diharapkan. Selanjutnya, data dapat diubah-
ubah sebagaimana diinginkan untuk mengetahui dampak
perubahan-perubahan terhhadap laba yang diharapkan.
2.5 Kasus yang berkaitan dengan CVP Analysis
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit analysis) menekankan keterkaitan
antara biaya, kuantitas yang terjual, harga, dan semua informasi keuangan perusahaan
terkandung di dalamnya. Analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan
analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya
terhadap laba.
Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak
mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Pada pengaturan produk tunggal,
titik impas dapat dihitung dalam unit dengan membagi total biaya tetap dengan margin
kontribusi per unit. Pendapatan impas dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan
rasio margin kontribusi.
Analisi multiproduk mensyaratkan dibuatnya suatu asumsi sehubungan dengan
bauran penjualan yang diharapkan. Jika bauran penjualan berubah pada perusahaan
multiproduk, maka titik impas juga akan berubah. Kenaikan penjualan produk yang
memiliki margin kontribusi tinggi umumnya akan memperkecil titik impas, sedangkan
kenaikan penjualan produk dengan margin kontribusi rendah akan memperbesar titik
impas.
Ukuran-ukuran risiko dan ketidakpastian, seperti margin pengaman dan pengungkit
operasi, dapat digunakan untuk memberikan manajer pemahaman yang medalam atas
hasil analisis CVP. Analisis sensitivitas memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai pengaruh perubahan pada variabel yang mendasari hubungan CVP.
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai