Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA

1. LIDIA RATNA SALWATI 202114076

2. MARIA GOLDENSIA PAWANG 202114087

3. YOVITA JULIANTI 202114086

4. F.ALVISTA DELLA VIO C 202114089

5. JUITA HERLINAWATI BR.SITINJAK 202114098

6. WILLIAM HANSAPUTRA 202114097


Titik impas dalam unit

 Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan beban laba berperilaku ketika volume


berubah adalah suatu yang lazim untuk memulai dengan menemukan titik impas
perusahaan dalam Juni jumlah unit yang terjual titik impas adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya titik dimana laba sam dengan nol untuk
menemukan titik impas dalam unit kita fokus pada laba operasi.
 Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual
adalah pada analisis cvp adalah menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Zat
pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel analisis cvp berfokus pada
berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan dalam komponen laba karena itu
membahas analisis cvp dalam kerangka unit yang terjual kita perlu menentukan
komponen tetap dan variabel dari biaya serta pendapatan yang berkaitan dengan unit-unit
hal penting yang perlu disadari skala adalah kita berfokus pada perusahaan secara
keseluruhan oleh karena itu biaya-biaya yang sedang kita bicarakan Rasulullah biaya
perusahaan atau manufaktur pemasaran dan administratif Jadi jika kita menyebut biaya
variabel maka kita maksudkan adalah semua yang semua biaya yang meningkatkan akibat
unit yang terjual lebih banyak termasuk bahan bakar langsung tenaga kerja langsung
overhead variabel biaya penjualan dan administrasi variabel biaya tetap juga mencakup
overhead beban penjualan dan administrasi tetap.
Penggunaan laba operasi dalam analisis CVP

 Laporan laba-rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan


biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variabel laporan laba rugi dapat
dinyatakan sebagai persamaan berikut:
operasi = pendapatan penjualan-dengan variabel - dengan beban tetap.  
 Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan penghasilan
atau laba sebelum pajak penghasilan. Operasi hanya mencakup pendapatan dan beban dari
operasional normal perusahaan. Laba bersih adalah laba operasi dikurangi pajak
penghasilan. Secara lebih spesifik pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per
unit dikali jumlah unit yang terjual dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit
dikali jumlah unit yang terjual dengan demikian persamaan laba operasi menjadi:
laba operasi = (Hargax jumlah unit terjual)-(Biaya variabel perunitx jumlah unit terjual)-total
biaya tetap. Analisis CVPmerupakan alat yang berharga untuk mengidentifikasi keluasan dan
kedalaman masalah ekonomi yang akan dihadapi perusahaan serta untuk membantu
menunjukkan pentingnya suatu solusi
Jalan impas Untuk  Kita menghitung unit impas.

 kita dapat menghitung unit impas lebih cepat berfokus  pada margin kontribusi.
Kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada
impas margin kontribusi sama sama dengan beban tetap. Margin kontribusi yang
rendah per unit dan harus menutupi semua biaya tetap berarti merupakan usaha
yang impas. Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga
dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh
jumlah unit maka kita akan mendapatkan persamaan dasar invers berikut:
jumlah unit = sama dengan biaya tetap/margin kontribusi per unit.
Penjualan dalam unit yang diperlukan untuk mencapai target laba.

 Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna sebagian besar


perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cvp
menyediakan suatu cara menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk
menghasilkan target laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan sebagai
sebuah jumlah dollar atau suatu presentasi dari pendapatan penjualan titik
pendekatan laba operasi dan pendekatan margin kontribusi dapat disesuaikan
dengan mudah untuk mencari target laba.
Penentuan Bauran Penjualan

 Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari
pendapatan. Bauran penjualan diharapkan terjadi dan seharusnya digunakan pada
analisis CVP
Bauran Penjualan dan Analisis CVP

 Penentuan bauran penjualan tertentu memungkinkan kita untuk mengonversi


masalah multiproduk ke dalam format CVP produk tunggal. Untuk
menggunakan  pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya
variabel per paket harus di ketahui. Untuk menghitung nilai-nilai paket tersebut
diperlukan bauran penjualan, harga setiap produk, dan setiap biaya variabel.
Paket impas= Biaya tetap/Margin kontribusi per paket Sebuah bauran
penjualan yang baru akan memengaruhi unit dari setiap produk yang perlu dijual
untuk mencapai target laba yang diinginkan. Jika bauran penjualan untuk
periode mendatang tidak pasti, maka beberapa bauran yang berbeda mungkin
perlu ditambahkan.
Pendekatan Dolar Penjualan

Penjualan impas= Biaya tetap/Rasio margin kontribusi


 Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran
penjualan,tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per
paket. Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan.
Grafik Laba Volume (Profit -volume graph)

 Menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual.


Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (Laba
operasi= (Harga x Unit)-(Biaya variabel per unit x Unit)-Biaya tetap). Dalam
grafik ini, laba operasi merupakan variabel terkait dan unit merupakan variabel
bebas. Nilai variabel bebas diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel
terkait pada sumbu vertikal.
Grafik Biaya Volume Laba (VIO)

 Menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Perlu dibuat grafik
dengan 2 garis terpisah yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap
garis disajikan dengan 2 persamaan:
Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + Biaya tetap
 Untuk menggambarkan kedua persamaan dalam grafik, maka sumbu vertikal
diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual. Jika garis total
pendapatan berada di bawah garis total biaya, maka akn muncul daerah rugi.
Sebaliknya, jika garis total pendapatan berada di atas garis total biaya, maka
akan muncul daerah laba. Titik tempat garis total pendapatan dan total biaya
berpotongan adalah titik impas.
Asumsi-asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba

 Grafik laba volume dan biaya volume laba mengandalkan beberapa asumsi penting,
antara lain:
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
4. Analisis multiproduk diasumsikan bauran penjualan diketahui.
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti
Perubahan dalam Variabel CVP

 Misalkan, Whitter Company melakukan sebuah studi pasar tentang mesin pemotong
rumput manual yang mengungkapkan 3 alternatif:
1. Jika pengeluaran iklan meningkat $8.000, maka penjualan akan naik dari 1.600 unit
menjadi 1.725 unit.
2. Penurunan harga dari $400 menjadi $375 per mesin pemotong rumput manual akan
meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 1.900 unit.
3. Menurunkan harga menjadi $375 dan meningkatkan pengeluaran iklan sebesar $8.000
akan meningkatkan penjualan dari 1.600 menjadi 2.600 unit.
 Haruskah Whitter mempertahankan kebijakan harga dan iklannya saat ini atau
memilih salah satu dari ketiga alternatif yang digambarkan?Pada alternatif pertama,
diketahui bahwa margin kontribusi per unit adalah $75. Karena unit yang terjual naik
sebanyak 125 unit, maka kenaikan tambhan total margin kontribusi adalah $9.375
($75 x 125 unit).  Akan tetapi, karena biaya tetap meningkat sebear $8.000, kenaikan
laba tambahan hanya sebesar $1.375 ($9.375 - $8.000).
 Pada alternatif kedua, beban tetap tidak naik. Untuk harga saat ini sebesar $400,
margin kontribusi per unit adalah $75. Jika 1.600 unit terjual, maka total margin
kontribusi adalah $120.000 ($75 x 1.600). Jika harga turun menjadi $375, maka
margin kontribusi turun menjadi $50 per unit ($375 - $325). Jika 1.900 unit terjual,
maka total margin kontribusi yang baru adalah $95.000 ($50 x 1.900). penurunan
harga mengakibatkan penurunan laba sebesar $25.000 ($120.000 - $95.000).
 Pada alternatif ketiga, total margin kontribusi saat ini (untuk 1.600 unit yang
terjual) adalah $120.000. karena margin kontribusi per unit yang baru adalah
$50, maka total margin kontribusi yang baru adalah $130.000 ($50 x 2.600 unit).
Kenaikan tambahan total margin kontribusi adalah $10.000 ($130.000 -
$120.000). untuk mencapai kenaikan margin kontribusi, diperlukan kenaikan
tambahan biaya tetap sebesar $8.000. pengaruh bersihnya adalah kenaikan
tambahan pada laba sebesar $2.000.
 Dari ketiga alternatif, yang menjanjikan keuntungan paling besar adalah
alternatif ketiga. Alternatif 3 meningkatkan total laba sebesar $2.000, alternatif 1
sebesar $1.375, dan alternatif 2 justru menurunkan laba sebesar $25.000.
Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian

 Ada berbagai metode yang dapat digunakan para manajer dalam menghadapi risiko dan
ketidakpastian.
1. Pihak manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di
masa depan. Selanjutnya manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan
yang disebut “kisaran titik impas”.
2. Menggunakan analisis sensitivitas atau analisis what-if. Penggunaan spreadsheet
komputer akan membantu manajer dalam menentukan hubungan titik impas
 Dua konsep yang bermanfaat bagi manajemen adalah margin pengaman dan pengungkit
operasi.
1. Margin pengaman adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang
dihasilakn atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
2. Pengungkit operasi merupakan penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan
persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjualan berubah. Semakin besar
tingkat pengungkit operasi, semakin banyak perubahan dalam aktivitas penjualan yang
akan memengaruhi laba.
Tingkat pengungkit operasi = margin kontribusi / laba
Analisis Sensitivitas Dan CVP

 Meluasnya penggunaan komputer dan spreadsbeet telah memudahkan para manajer


melakukan analisis sensitifitas. Sebagai sebuah alat yang penting, analisis sensitivitas
adalah teknik bagaimana jika yang menguji dampak dari perubahan asumsi asumsi
yang mendasari terhadap suatu jawaban. Analisis ini relatif muda, yaitu dengan
memasukkan data mengenai harga,biaya variabel, biaya tetap, dan bauran penjualan,
serta dengan menggunakan rumus untuk menghitung. Impas dan laba yang
diharapkan. Selanjutnya data dapat diubah sebagaimana diinginkan untuk mengetahui
dampak perubahan perubahan terhadap laba yang diharapkan. Bahwa hasil
Spreadsbeet hanya sebagus data yang digunakan titik menghasilkan data adalah
pekerjaan yang paling tersulit untuk dalam analisis cvp. Ini adalah menentukan data
yang dimasukkan sejak awal. Akutan harus memahami distribusi biaya dan harga di
perusahaan, serta dampak dari perubahan kondisi ekonomi terhadap variabel-variabel
tersebut.
 Kita harus memperhatikan bahwa meskipun dapat menghasilkan jawaban
numerik yang sangat baik, spreadsbeet tidak mampu melakukan data yang
pertama kali harus di input. Akuntan harus mengetahui distribusi biaya dan
harga dari perusahaan, serta dampak perubahan kondisi ekonomi terhadap
variabel-variabel tersebut.
Analisis cvp dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

 Konvensional mengansumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan


dalam dua kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya
variabel) biaya yang tidak berubah (biaya tetap). Lanjutnya, biaya diasumsikan
sebagai fungsi linear dari volume penjualan. Namun, saat ini banyak perusahaan
sadar bahwa perbedaan antara biaya tetap dan variabel ini terlalu
menyederhanakan masalah.
 Ada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, gaya dibagi dalam kategori
berdasarkan unit dan nonunit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
mengakui beberapa gaya yang berubah bergantung pada jumlah unit yang
diproduksi sedangkan beberapa biaya lain tidak. Namun, meskipun sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengaku biaya berdasarkan nonunit
tetap berkenaan dengan perubahan volume produksi, sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas juga memperlihatkan banyak biaya berdasarkan nonunit
berubah berkenaan dengan penggerak aktivitas lainnya.
 Penggunaan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak berarti analisis
cvp kurang bermanfaat. Pada kenyataannya, analisis cpb menjadi lebih
bermanfaat karena ia memberikan wawasan yang lebih akurat mengenai perilaku
biaya. Wawasan tersebut menghasilkan keputusan lebih baik. Namun, analisis
cvp dalam kerangka berdasarkan aktivitas harus dimodifikasi.
 Samaan ABC selanjutnya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Total biaya=biaya tetap + (biaya variabel per unit x unit) + (biaya pengaturan x
jumlah pengaturan) + (biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa)  
Laba operasi = Total pendapatan -( biaya tetap +(biaya variabel per unit x
jumlah unit) + (biaya pengaturan x jumlah pengaturan) + (biaya rekayasa x
jam rekayasa) 
Unit Impas = ( Biaya tetap + ( Biaya pengaturan x jumlah pengaturan) + (biaya
rekayasa x Jumlah jam rekayasa)/(Harga - Biaya variabel per unit)
 Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional
mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan.pertama, biaya tetapnya
berbeda. Beberapa biaya yang belumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat
berbeda dengan biaya non unit yang dalam hal ini adalah pengaturan dan jam
rekayasa. Kedua, pembilang pada persamaan impas ABC memiliki 2 istilah
biaya variabel nonunit:
satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang
berkaitan dengan keberlanjutan produk produk.
Analisis Cvp dan Jit

  Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka Biaya variabel per unit yang dijual
berkurang dan biaya tetap bertambah. Sebagai contoh sekarang, kerja langsung
dianggap sebagai tetap dan bukan variabel. Di lain pihak, bahan baku langsung
masih dianggap sebagai biaya variabel berdasarkan unit. Penekanan pada mutu
total dan pembelian jangka panjang sebenarnya mengonsumsikan biaya bahan
baku langsung benar-benar profesional dengan unit yang diproduksi menjadi
semakin terbukti (karena limbah, sisa bahan, dan diskon kuantitas dieliminasi)
 Biaya variabel berdasarkan unit lainnya seperti listrik dan komisi penjualan juga
berlaku. Selain itu, variabel tingkat batch jadi hilang (pada sistem JIT,batch-nya
adalah sayu unit.Dengan demikian, persamaan biaya JIT dapat dinyatakan
sebagai berikut: 
Total Biaya = Biaya Tetap + ( Biaya Variabel Per Unit x Jumlah Unit) +
( Biaya Rekayasa x Jumlah jam rekayasa).

Anda mungkin juga menyukai