Anda di halaman 1dari 9

“RESUME CVP ANALYSIS”

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun oleh:

Shafa Nada Ariqa (195020300111033)

Fabian Anatoli Sojuangon (195020300111088)

Veronica Gracia Thamarlin (195020307111031)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
MALANG
2021
Cost-Volume-Profit Analysis ( CVP Analysis )
Analisis yang menekankan keterkaitan antara Cost, Kuantitas yang dijual, dan Harga dengan
menyatukan seluruh informasi keuangan perusahaan. Analisis ini merupakan Tools yang penting untuk
mengidentifikasi masalah ekonomi yang dihadapi sebuah divisi dan membantu memberi solusi atas
permasalahan tersebut. Selain masalah ekonomi divisi, masalah lain yang dapat menggunakan CVP
Analysis adalah sebagai berikut.

• Untuk mengetahui jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai Break-Even Point
• Untuk mengetahui dampak dari pengurangan fixed cost pada Break-Even Point
• Untuk mengetahui dampak kenaikan harga pada laba
• Untuk memeriksa dampak berbagai tingkat harga atau biaya atas keuntungan yang mungkin
dilakukan oleh manajer melalui analisis sensitifitas.
Break-Even Point dalam Unit
Break-Even Point merupakan titik dimana Total Revenue sama dengan Total Cost dimana menunjukkan
saat titik keuntungan nol. Pendekatan ini berfokus pada Operating Income untuk menemukan BEP dan
melihat berapa banyak unit yang perlu terjual untuk mencapai target laba. Menggunakan CVP Analysis
dalam unit yang harus terjual, Perlu diketahui Komponen biaya dan Pendapatan dalam unit yang terdiri
atas seluruh biaya di perusahaan seperti Direct Materials, Direct Labor, Variable Overhead, Variable
selling and administrative costs serta fixed overhead dan fixed selling and administrative expenses.
Operating Income pada CVP Analysis
Operating Income yang dimaksud termasuk pendapatan dan beban dari tingkat normal operasional
perusahaan. Net Income merupakan hasil perhitungan dari Operating Income dikurangi Income Taxes.
Berikut Rumus dari Operating Income:

Operating Income = Sales Revenue – Variable Expenses – Fixed Expenses

Atau

Operating Income = ( Price x Units Sold ) – ( Variable Cost Per Unit x Units Sold ) – Total Fixed Costs

Untuk mencari titik Break-Even maka perusahaan harus mencari tingkat unit dengan 0 profit melalui
rumus BEP dibawah ini:

0 = Sales Revenue – Variable Expenses – Fixed Expenses

Keunggulan menggunakan pendekatan Operating Income adalah Persamaan CVP diturunkan dari
Laporan Laba Rugi Variable Costing yang memudahkan menyelesaikan permasalahan pada CVP
Analysis.
Cara Cepat Menghitung Unit pada BEP

Contribution Margin = Sales – Variable Costs


Number Of Units = Fixed Cost/ Unit Contribution Margin

Unit Penjualan yang Dibutuhkan untuk Mencapai Target Profit


1) Target Profit dalam Dollar:

$ 60.000 = Sales Revenue – Variable Expenses – Fixed Expenses

Targeted Profit = $ 60.000


2) Target Profit dalam Unit

Number Of Unit = ( Fixed Cost + Target Profit ) / Unit Contribution Margin

3) Target Profit dalam % Penjualan

% ( Sales Revenue ) = Sales Revenue – Variable Expenses – Fixed Expenses

% adalah target profit

4) Target Profit Setelah Pajak ( Net Income )

Net Income = Operating Income ( 1 – Tax Rate )

Break-Even Point dalam Penjualan Dollar


Pendekatan ini dilakukan karena dalam beberapa kasus manajer lebih memilih untuk menggunakan
pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan bukan unit yang terjual.
Variable Cost Ratio
Merupakan proporsi tiap penjualan yang digunakan untuk menutupi variable cost
Contribution Margin Ratio
Merupakan proporsi tiap penjualan yang tersedia untuk menutupi fixed cost dan memberikan profit.
Fixed Costs
Memiliki 3 Kemungkinan yakni:
1) Sama dengan Contribution Margin (Break-Even Point)
2) Lebih kecil dari Contribution Margin (Profit)
3) Lebih besar dari Contribution Margin (Loss)
Rumus untuk Mencari Break-Even Contribution Margin Ratio

0 = Sales ( 1 – VC Rate ) – Fixed Costs

Atau

Break-Even Sales = Fixed Cost / Contribution Margin Ratio

ANALISIS MULTIPRODUK
Meskipun konsep analisis CVP lebih kompleks dalam multi produk, pengoperasiannnya tidak jauh
berbeda. Berikut adalah contoh adaptasi rumus-rumus dalam produk tunggal ke multiproduk :

Perusahaan memisahkan beban tetap langsung dari beban tetap umum. Beban tetap langsung (direct
fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk
tersebut tidak ada. Beban tetap umum (common fixed expenses) adalah biaya tetap yang tidak dapat
ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.

Break-Even Point dalam Unit


Break-even point digunakan untuk mengetahui berapa banyak unit yang harus dijual untuk
mencapai titik impas (tidak rugi, tidak untung). Persamaan yang biasa digunakan adalah membagi biaya
tetap dengan margin kontribusi. Namun persamaan ini memiliki kekurangan untuk perusahaan yang
memiliki multiproduk, karena harus dianalisis secara terpisah ke setiap lini produk. Jika sudah diketahui
jumlah masing-masing lini produk yang harus dijual pertanyaan selanjutnya ialah, break-even point ini
belum menutup beban tetap umum. Solusinya adalah mengonversikan masalah multiproduk menjadi
masalah produk tunggal dengan mengidentifikasi sales mix dari produk-produk yang dipasarkan.

Menentukan Sales Mix


Sales mix adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaan. Sales mix dapat
diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan, contohnya produk A harus terjual 1.200,
produk B harus terjual 800, maka perbandingan keduanya adalah 12:8 atau lebih kecil lagi 3:2 yang
artinya setiap 3 produk A terjual akan ada 2 produk B yang otomatis terjual. Solusi lainnya, sales mix
dapat dinyatakan dalam presentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Apa
perbedaannya? Sales mix dalam pendapatan menggunakan menggunakan sales mix dalam unit dan
memberikannya bobot menurut harganya. Jadi, meskipun perbandingan 2 produk adalah 3:2 produk
yang harganya lebih rendah diberi bobot lebih ringan saat masuk perhitungan.

Sales Mix dan Analisis CVP


Penentuan sales mix tertentu memungkinkan perusahaan mengonversi masalah multiproduk ke
dalam format CVP produk tunggal. Dengan membuat produk tersebut sebagai suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Informasi yang dibutuhkan untuk penjualan
paket ini adalah harga tiap produk, dan biaya variabel tiap produk.

Berdasarkan margin kontribusi paket diatas, persamaan break-even point dapat digunakan untuk
menentukan jumlah paket yang harus dijual untuk mencapai break-even dengan membagi biaya tetap
dengan margin kontribusi per paket.

REPRESENTASI GRAFIS DARI HUBUNGAN CVP


Memahami hubungan CVP secara visual untuk melihat perbedaan antara biaya variabel dan
pendapatan, dan membantu memahami dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap break-
even point dengan cepat.

Grafik Volume Laba


Grafik volume laba (profit-volume graph) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan
secara visual. Dalam grafik ini laba operasi merupakan variabel terikat, dan unit merupakan variabel
bebas. Variabel bebas diukur dalam sumbu horizontal sedangkan variabel terikat diukur dalam sumbu
vertikal. Untuk memudahkan pemahaman dapat dilihat dalam contoh berikut :

Total biaya tetap $100


Biaya variabel per unit $5
Harga jual per unit $10
Laba operasi = ($10 x Unit) – ($5 x Unit) – $100
Perusahaan dapat membuat grafik dengan meletakkan unit disepanjang sumbu horizontal dan laba/rugi
operasi di sepanjang sumbu vertikal. 2 titik manapun dapat digunakan, namun yang paling umum
digunakan adalah titik yang menggambarkan volume penjualan nol dan laba operasi nol.

Dalam grafik diatas diasumsikan penjualan 40 unit dengan laba $100. Grafik laba volume mudah
diinterpretasikan tetapi gagal mengungkapkan bagaimana biaya berubah ketika volume penjualan
berubah.

Grafik Biaya Volume Laba


Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba. Grafik biaya volume laba memvisualisasikan dengan membuat 2 garis terpisah, yaitu
; garis total pendapatan dan garis total biaya dengan memakai persamaan berikut :
a. Pendapatan = Harga x Unit
b. Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + Biaya tetap
Sumbu vertikal diukur dalam dolar sedangkan sumbu horizontal diukur dalam total unit terjual.

Asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba


1. Fungsi Linear
Fungsi biaya dan pendapatan linear memerlukan pertimbangan tambahan. Saat kuantitas dijual
meningkat, pendapatan juga meningkat. Namun, kemudian pendapatannya mulai tidak setajam
sebelumnya hal itu dikarenakan kebutuhan untuk menurunkan harga ketika unit terjual lebih
banyak.
2. Rentang Relevan
Menetapkan rentang operasi berjalan atau rentang yang relevan yang menggambarkan hubungan
biaya dan pendapatan linear yang berlaku.
3. Produksi Sama dengan Penjualan
Tidak ada perubahan persediaan selama periode tersebut, persediaan tidak berdampak terhadap
analisis break-even point. Persediaan mengandung biaya-biaya dari periode sebelumnya dan tidak
dipertimbangkan.
4. Sales Mix yang Konstan
Analisis break-even point mensyaratkan suatu sales mix yang konstan. Namun tidak mungkin
memprediksi sales mix dengan pasti. Kenyataannya kendala ini biasanya ditangani dengan analisis
sensitivitas.
5. Harga dan Biaya Diketahui Pasti
Pada kenyataannya perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara
pasti. Suatu perubahan pada suatu variabel biasanya memengaruhi nilai variabel lainnya. Terdapat
suatu distribusi probabilitas untuk diatasi. Selain itu, terdapat cara untuk mengatasi ketidakpastian
dalam model CVP.

Perubahan dalam Variabel CVP

Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian

Secara formal, risiko berbeda dengan ketidakpastian. Distribusi probabilitas variabel pada
risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variabel pada ketidakpastian tidak
diketahui.

Dua konsep yang bermanfaat bagi manajemen adalah margin pengaman dan operating
leverage. Kedua konsep ini dapat dipertimbangkan untuk mengukur risiko.

1. Margin pengaman (margin of safety) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.

2. Operating leverage merupakan penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan


persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjualan berubah. Tingkat operating
leverage (degree of operating leverage) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan
menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.

Tingkat operating leverage = Margin kontribusi/Laba


Analisis Sensitivitas dan CVP

Analisis sensitivitas adalah teknik ”bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan
asumsi-asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban. Analisis sensitivitas bisa
memberikan masukan bagi para manajer untuk merasakan tingkat pengaruh dari variabel yang
buruk terhadap suatu jawaban.

Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan
unit dan nonunit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengakui beberapa biaya
yang berubah bergantung pada jumlah unit yang diproduksi sedangkan beberapa biaya lain
tidak. Namun, meskipun sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengakui biaya
berdasarkan nonunit tetap berkenaan dengan perubahan volume produksi, sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas juga memperlihatkan banyak biaya berdasarkan nonunit berubah
berkenaan dengan penggerak aktivitas lainnya.

Persamaan ABC pada analisis CVP merupakan representasi yang lebih lengkap mengenai
perilaku biaya yang mendasari dan dapat memberikan pemahaman strategis yang penting.

Analisis CVP dan JIT

Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan
biaya tetap bertambah.

Persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sebagai berikut:

Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah unit) + (Biaya
rekayasa x Jumlah jam rekayasa)

Anda mungkin juga menyukai