Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATEMATIKA EKONOMI

Mata Kuliah: Matematika ekonomi

DosenPengampu:

Nani Kurniati ,S.Pd.,M.Sc.

Disusun oleh:

1. BAIQ FARAH OKSASI YULIANDARI (E1R022103)


2. DIAN SUSILA PURNAMA (E1R022044)
3. KADEK SRI SUNITA SARI (E1R022058)
4. SRI REJEKI AGUSTIANINGSI (E1R022129)
5. YASHA (E1R022097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
1. Break Even Point (BEP)
A. Definisi Break Event Point (BEP)
Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam
operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya pada kondisi yang sama,
sehingga labanya adalah nol. Analisa Break Even Point (BEP) adalah teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan
profitabilitas. Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu suatu metode
untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya,
sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika
penjualan melampaui atau berada di bawah titik.
Analisis impas (Break Event Point) juga merupakan suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi,
tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).
Dalam analisis break even point memerlukan informasi mengenai penjualan dan
biaya yang dikeluarkan. Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan
melebihi biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita
kerugian bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas.
Analisis break even point tidak hanya memberikan informasi mengenai posisi
perusahaan dalam keadaaan impas atau tidak, namun analisis break even point
sangat membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Tujuan analisis titik impas adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas dimana
pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya
tetapnya. Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka
tidak akan muncul masalah break even dalam perusahaan tersebut. Masalah
break-even baru muncul apabila suatau perusahaan di samping mempunyai
biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara
totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi,
sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan
meskipun ada perubahan volume produksi. Adapun biaya yang termasuk
golongan biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh
langsung (direct labor), komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk golongan
biaya tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang,
gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research, dan biaya kantor.
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.
Dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat
dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas
dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan.
Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.
Manfaat analisis break even poin sangat banyak, namun secara umum adalah
untuk mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha.Dengan diketahuinya
titik pulang pokok, manajemen dapat mengetahui harus memproduksi atau
menjual pada jumlah berapa unit agar peruasahaan tidak mengalami kerugian.
Kelemahan dari analisa break even point antara lain bahwa hanya ada satu
macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka
kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika
dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya
saingnya mereka menciptakan banyak produk, jadi sangat sulit dan ada satu
asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun,
jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara umum.
Analisa break even point jangka waktu penerapanya terbatas, biasanya hanya
digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila 11
perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya
yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi)
tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah
meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai
menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya
operasi yang bertambah besar juga. Dalam menghitung Break Even Point (BEP)
kita dapat menggunakan metode persamaan, metode kontribusi unit, maupun
metode grafis. Apapun metode yang kita gunakan hasilnya sama.
B. Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)
Break even point umumnya dapat dihitung dengan tiga metode yaitu metode
persamaan, metode margin kontribusi dan metode grafis. Ketiga metode
tersebut pada dasarnya adalah pendekatan yang mempunyai hasil akhir sama,
akan tetapi ketiga metode tersebut memiliki perbedaaan pada bentuk dan variasi
dari persamaan laporan laba rugi kontribusi. Dibawah ini akan diuraikan tiga
metode, sehingga akan jelas perbedaanya:
• Metode Persamaan
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada
pendekatan laporan laba rugi . Dengan persamaan dasar sebagai berikut
menurut Halim:

Penghasilan total = Biaya total

Penghasilan total = Biaya variabel + Biaya tetap

Persamaan tersebut dapat diuraikan dalam rumus berikut :

px = a + bx

Keterangan:

p = Harga jual per unit produk

x = Unit produk yang dijual/yang diproduksi

a = Total Biaya Tetap

b= Biaya variabel setiap unit produk

Dari persamaan diatas, dapat diuraikan menjadi rumus Break Even Point
(BEP) sebagai berikut :

a. Break even point dalam satuan uang penjualan

b. Break even point dalam unit produk


Pada keadaaan titik impas laba operasinya sama dengan nol, sehingga akan
menghasilkan jumlah produk ( dalam satuan unit maupun satuan uang penjualan )
yang dijual mencapai titik impas ditambah biaya tetap.

• Metode Kontribusi Unit


Menurut Simamora Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan.
Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin
kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah
metode jalan pintas dimana harus diketahui nilai margin kontribusi. Margin
Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya
variabel.Sedangkan rasio margin kontribusi adalah margin kontribusi dibagi dengan
penjualan. Untuk mencari titik Impas rumusnya adalah sebagai berikut:

• Metode Grafis
Manajer dapat menggambarkan titik impas melalui grafis. Grafis titik impas akan
menunjukkan volume penjualan pada sumbu x atau garis horizontal dan biaya akan
terletak pada sumbu y atau garis vertikal. Sedangkan titik impas akan terletak pada
perpotongan antara garis pendapatan dan garis biaya. Garis sebelah kiri garis impas
menunjukkan sisi kerugian, sebaliknya sisi kanan menunjukkan sisi laba usaha.
Dengan menggunakan metode grafis manajer dapat menghindari metode matematis
pada waktu tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan. Metode grafis
akan membantu manajer dalam mengevaluasi akibat perubahan volume tahun lalu
dan dapat memproyeksikan volume penjualan pada tahun yang akan datang. Menurut
Simamora grafis titik impas mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual
melebihi biaya variabel ( margin kontribusinnya positif), maka penjualan yang lebih
banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan laba ataupun
mengurangi kerugian. Oleh karena itu, perusahaan lebih baik tetap beroperasi karena
kerugian mereka akan lebih besar lagi jika perusahaan menghentikan atau menutup
kegiatan usahanya, hal ini pada umumnya sering terjadi pada bisnis musiman.

2. UNTUNG (LABA)
Laba atau keuntungan dalam ilmu ekonomi adalah selisih antara pendapatan dengan
total biaya. Keuntungan juga dapat digunakan sebagai sumber modal untuk
mengembangkan usaha atau meningkatkan kesejahteraan individu.Ada dua jenis
keuntungan yang umumnya dihitung oleh usaha atau individu, yaitu keuntungan kotor
dan keuntungan bersih. Keuntungan kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya
variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produksi atau
penjualan.Keuntungan bersih adalah selisih antara pendapatan dan biaya total, yaitu
biaya variabel ditambah biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berubah-ubah terlepas dari
jumlah produksi atau penjualan.
Adapun rumus mencari laba(untung) adalah : 𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖
Adapun rumus mencari persentase keuntungan adalah :
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100%
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖
Contoh soal :
1. Pak Hendra mempunyai toko buku yang cukup besar dikota bandung . di toko buku
tersebut pak hendra menjual kembali buku-buku yang dibelinya dari penerbit.pak
hendra membeli buku matematika dari penerbit seharga Rp 45.000,00 per buku.lalu,
buku tersebut dijual lagi di toko bukunya dengan harga Rp 60.000,00 per
buku.berapakan untung (laba) yang diperoleh pak hendra setiap menjual bukunya?
Pembahasan
Harga beli = Rp 45.000,00
Harga jual = Rp 60.000,00
Untung (laba) = Harga jual – Harga beli
= Rp 60.000,00 - Rp 45.000,00
= Rp 15.000,00
Jadi , laba yang diperoleh pak hendra adalah Rp 15.000,00 per buku
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100%
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖
15.000,00
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100%
45.000,00
1
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100%
3
1
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100%
3
% 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 33,33%
2. Perusahaan milik agus memproduksi kain batik sebanyak 500 unit.dalam proses
produksi,perusahaan batik tersebut mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp
20.000.000,00 dan biaya varian sebesar Rp 26.000,00 untuk setiap unit kain
batik.perusahaan tersebut mampu menjual kain batik sebanyak 475 unit dengan
harga Rp 75.000,00 per unit.berdasarkan keterangan tersebut berapa laba/rugi yang
diperoleh perusahaan agus ?
Pembahasan:
Diket :
Q produksi = 500
TPC = 20.000.000
VC = 26.000/kain
Q penjualan = 475
P(harga) = Rp 75.000,00/kain
Ditanya: 𝐿 ?
𝑅

TC = TPC + TVC
TC = TFC + VC . Q
= 20.000.000 + (26.000 × 500)
= 20.000.000 + 13.000.000
= 33.000.000
TR = Q × P
= 475× 75.000
= 35.625.000
𝐿
= 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
𝑅
= 35.625.000 - 33.000.000
= 2.625.000 (Laba karena TR > TC )
3. RUGI
A. Pengertian Rugi
Apabila harga jual lebih besar dari harga beli maka kondisi ini disebut untung, dan
apabila harga jual lebih kecil dari harga beli maka disebutnya rugi.
B. Hubungan nya dengan matematika
Konsep Keuntungan dan Kerugian merupakan bagian penting yang tidak bisa kita
pisahkan dalam mempelajari Aritmetika sosial. Untuk itu agar lebih mudah dalam
menemukan dan menerapkan konsep keuntungan dan kerugian.
Aritmatika Sosial adalah bidang atau cabang ilmu matematika yang mempelajari
tentang matematika pada kehidupan sosial, misalnya di bidang ekonomi, bidang
geografi, dan bidang sosiologi. Materi aritmetika sosial ini merupakan materi yang
dapat membantu kamu dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari hari
seperti perdagangan, perbankan, dan lain lain.
Nah Materi aritmetika sosial ini merupakan materi yang dapat membantu kita dalam
memecahkan permasalahan di sekitar kita.
Jual beli adalah kegiatan menjual atau membeli berupa barang maupun jasa. Pada
kehidupan sehari hari sering kali kamu melakukan kegiatan jual beli atau perdagangan.
Adapun contoh kegiatan jual beli yang terjadi di pasar, toko maupun di sekolah. Apabila
kamu ingin memperoleh barang yang kamu inginkan maka kamu harus melakukan
pertukaran untuk mendapatkannya. Misalnya penjual memberi barang kepada pembeli.
C. Contoh Masalah dalam kehidupan sehari-hari
Contoh :
Fauzan membeli sebuah komputer bekas dengan harga Rp1.200.000,00. Kemudian
komputer itu diperbaiki dan menghabiskan biaya Rp400.000,00. Selanjutnya Fauzan
menjualnya dengan harga Rp1.500.000,000.
Penyelesaian:
Modal (harga pembelian) = Rp1.200.000,00 + Rp400.000,00 = Rp1.600.000,00
Harga penjualan = Rp1.500.000,00
Setelah dihitung harga jual lebih rendah dari pada harga harga pembelian, jadi Fauzan
mengalami kerugian.
Besarnya kerugian yang dialami Fauzan adalah
Rp1.600.000,00 - Rp 1.500.000,00 = Rp100.000,00
4. HUBUNGAN MC DAN MR
A. PENGERTIAN MC DAN MR
1. Pengertian Biaya Marginal (MC)
Biaya Marginal merujuk pada perubahan biaya total ketika jumlah produksi
atau output suatu barang atau layanan ditingkatkan satu unit. Dalam konteks ini,
biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi unit tambahan disebut
sebagai Biaya Marginal. Pemahaman tentang biaya marginal membantu
produsen untuk menentukan jumlah optimal produksi yang dapat menghasilkan
keuntungan maksimal.
Rumus Biaya Marginal:
Rumus umum untuk menghitung Biaya Marginal adalah

∆𝑇𝐶
MC =
∆𝑄

Ket:
MC=Marginal Cost (Biaya Marginal)
∆𝑇𝐶= Perubahan Total Biaya
∆𝑄= Perubahan Kuantitas (Perubahan jumlah barang yang terjual)

2. Pengertian Pendapatan Marginal (MR)


Pendapatan marginal adalah hasil pendapatan dari setiap unit barang tambahan
yang terjual.Hal ini dilakukan agar dapat menyeimbangkan hasil produksi
dengan biaya yang dihasilkan untuk memaksimalkan keuntungan.Dengan
begitu perusahaan bisa meningkatkan profitabilitas (kemampuan) dan
mengoptimalkan operasional bisnis.
Rumus Pendapatan Marginal:
Rumus umum untuk menghitung pendapatan marginal adalah

∆𝑇𝑅
MR =
∆𝑄

Ket:
MR= Marginal Revenue (Pendapatan Marginal)
∆𝑇𝑅= Perubahan Total Revenue
∆𝑄= Perubahan Kuantitas (Perubahan jumlah barang yang terjual)

B. HUBUNGAN MATEMATIS
Secara Matematis, hubungan antara MR, MC dalam pencapaian keuntungan
maksimum adalah sebagai berikut:
(1) TR = X . 𝑃𝑋

MR= 𝑑𝑇𝑅 = 𝑓′(x) = 𝑃


𝑑𝑥 𝑋

(2) TC = g(x)

MC= 𝑑𝑇𝐶 = 𝑔′(x)


𝑑𝑥

(3) 𝜋 = TR – TC = f(x) – g(x)


Dimana: TR = Penerimaan Total
TC = Biaya Total
X = Output
𝑃𝑋 = Harga output total
MR= Penerimaan Marginal
MC= Biaya Marginal
𝜋 = Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh akan maksimum apabila dipenuhi syarat:
1. Turunan pertama yang disamakan dengan nol ini digunakan untuk mencari
nilai Q (jumlah yang harus diproduksi) agar keuntungan yang didapat
maksimum.
𝑑𝜋 = 0 atau
𝑑𝑥

= 𝑓′(x) - 𝑔′(x) = 0 atau


= 𝑓′(x) = 𝑔′(x) atau
= MR = MC
2. Syarat kedua yaitu turunan kedua kurang dari nol, digunakan untuk
membuktikan bahwa pada jumlah Q tersebut keuntungan memang
maksimum.
𝑑2𝜋
< 0 , pada output sebesar X
𝑑𝑥2
2𝜋
3. Jika 𝑑 > 0, maka bukan keuntungan maksimum yang diperoleh melainkan
𝑑𝑥2

kerugian maksimum yaitu pada output sebesar 𝑋′.

C. CONTOH SOAL MC DAN MR


1. CONTOH SOAL MC
Sila ingin menaikkan kapasitas produksi usaha batu batanya dari 10.000 menjadi
12.000. Biaya total yang dikeluarkan naik dari Rp. 15.000.000,- menjadi Rp.
25.000.000,-Berapakah biaya marginal untuk memproduksi 12.000 batubata?
JAWAB:
Diketahui:
𝑄1= 10.000
𝑄2= 12.000
𝑇𝐶1= 15.000.000
𝑇𝐶2= 25.000.000
Penyelesaiannya:
∆𝑄= 𝑄2 − 𝑄1 = 12.000 – 10.000 = 2.000
∆𝑇𝐶= 𝑇𝐶2 - 𝑇𝐶1 = 25.000.000 – 15.000.000 = 10.000.000

∆𝑇𝐶 10.000.000
MC = = = 5.000
∆𝑄 2.000

Jadi, biaya marginal sila sebesar Rp.5.000

2. CONTOH SOAL MR
Agus mampu menjual sebanyak 600 kain batik dengan penerimaan total Rp.
42.000.000, sebelumnya agus mampu menjual sebanyak 475 kain batik.Dengan
penerimaan total sebesar Rp.35.625.000.Berapa penerimaan marginal yang
diterima agus atas perubahan penjualan kain batik dari 475 menjadi 600.
JAWAB:
𝑄1= 475
𝑄2= 600
𝑇𝑅1= 35.625.000
𝑇𝑅2= 42.000.000
∆𝑄= 𝑄2 − 𝑄1 = 600 – 475 = 125
∆𝑇𝐶= 𝑇𝑅2 - 𝑇𝑅1 = 42.000.000 – 35.625.000 = 6.375.000
6.375.000
MR = ∆𝑇𝑅 = = 51.000,-
∆𝑄 125

Jadi, penerimaan marginal pak agus sebesar Rp.51.000,-

Anda mungkin juga menyukai