PERENCANAAN LABA
Dibuat Oleh:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2024
PENGGUNAAN INFORMASI UNTUK PERENCANAAN LABA
Keadaan perekonomian yang semakin komplek dan perubahan yang demikian cepatnya
menyebabkan banyaknya perkembangan pemikiran dan peran pada segala bidang di antaranya
adalah pengendalian dalam bidang keuangan. Untuk perusahaan yang berskala kecil masalah
pengendalian keuangan tidak terlalu rumit, hal itu dikarenakan pihak pimpinan perusahaan
masih mampu mengendalikan secara langsung kegiatan operasional perusahaan. Namun
untuk perusahaan yang berskala besar di mana kegiatan pengelolahan perusahaan yang
semakin kompleks, tentunya pengawasan secara langsung tidak memungkinkan lagi.
Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu pengukuran atas kinerja keuangan yang
telah terjadi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pengendalian yang akan ditetapkan.
Suatu perencanaan yang matang untuk mencapai laba yang maksimal, melibatkan evaluasi
yang hati-hati dan cermat dari berbagai tindakan alternative. Perencanaan yang baik
memungkinkan manajemen bekerja lebih efektif dan efisien, mempengaruhi kelancaran dan
keberhasilan aktivitas produksi, dan dapat menilai kemampuan manajemen perusahaan itu
sendiri.
Dalam mengelola perusahaan manajer sering dihadapkan pada berbagai masalah
pengambilan keputusan. Semua bentuk pengambilan keputusan untuk merencanakan
operasinya dengan baik bahkan tidak meneruskan operasinya. Salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan tersebut adalah faktor biaya yang selama
satu periode kerja tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Unutk dapat
merealisasikan tujuan suatu perusahaan diperlukan perencanaan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan. Salah satu alternative dari analisis perencanaan untuk
meningkatkan perolehan laba dan menetapkan harga jual adalah dengan menggunakan Cost,
Volume, Profit Analysis (CVP). Cost, volume, profit (CVP) memiliki beberapa pendekatan
diantaranya adalah break even point (BEP) dan margin of safety.
Penggunaan cost, volume, profit analysis (CVP) sendiri dapat memberikan informasi
tentang berapa jumlah penjualan yang harus dicapai perusahaan dimana perusahaan dalam
keadaan tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian kepada manajer. Cost, volume,
profit analysis (CVP) dapat juga memberikan informasi mengenai laba yang diperoleh
perusahaan pada berbagai tingkat penjualan serta menunjukkan kemungkinankemungkinan
yang berhubungan dengan perusahaan dalam biaya maupun tingkat penjualan dan
pengaruhnya terhadap laba yang diperoleh perusahaan.
A. Pemisahan Biaya Fixed Cost dan Variable Cost untuk Analisis CVP
Variable Cost (Biaya variabel) adalah perubahan total dalam proporsi langsung dengan
perubahan tingkat aktivitas (atau cost driver). Sebagai contoh, di Perusahaan Donat, biaya
bahan langsung adalah biaya variabel. Total biaya bahan untuk barang-barang ini meningkat
berbanding lurus dengan jumlah item yang terjual.Sedangkan, biaya tetap tidak berubah
secara total sebagai tingkat aktivitas (atau cost driver) bervariasi. Biaya fasilitas, termasuk
pajak properti, penyusutan bangunan dan peralatan, dan gaji personil pemeliharaan , yang
biaya untuk Perusahaan Donut tetap . Biaya tetap per unit tidak berubah sebagai aktivitas
bervariasi.
Analisis CVP mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua
kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya
yang tidak berubah (biaya tetap).Selanjutnya, biaya diasumsikan fungsi linier dari volume
penjualan. Namun, banyak perusahaan sekarang menyadari bahwa ini tetap dibandingkan
perbedaan variabel terlalu sederhana. Dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, biaya yang
dibagi ke dalam unit dan kategori berbasis nonunit. Activity-based costing mengakui bahwa
beberapa biaya bervariasi dengan unit yang diproduksi dan beberapa biaya yang tidak
bervariasi. CVP menjadi lebih berguna karena memberikan wawasan yang lebih akurat
mengenai perilaku biaya.
Total cost = Fixed cost + (Unit variable costs x number of units) + (Unit cost x number of
setups) + (Engineering costs x number of engineering hours)
Operating income = Total revenue- fixed costs + (unit variable costs x number of units) +
(Setup costs x number of setups) + (engineering costs x number of engineering hours)
B. Cost Volume Profit Analysis
2. Kelompok biaya kedua adalah biaya-biaya yang memang tidak dapat dikelompokkan
sebagai biaya tetap ataupun biaya variabel. Dengan demikian, definisi biaya tetap
dalam analisis CVP adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang
tidak dapat dikategorikan sebagai biaya variabel.
Analisis CVP Dalam Ketidakpastian
Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan, dimana asumsi yang dibuat
perusahaan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan.
Karena unsur itu, unsur ketidakpastian harus dipertimbangkan, ada tiga cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, yaitu:
1. Safety margin merupakan selisih antara unit yang diperkirakan dapat dijual perusahaan
pada periode analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin
besar safety margin yang dimiliki perusahaan, maka posisi perusahaan akan semakin aman,
karena jika terdapat asumsi yang sedikit meleset, perkiraan posisi perusahaan masih jauh
dari titik impas.
2. Operating leverage mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin
tinggi proporsi biaya tetap dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung operating
leverage adalah total marjin kontribusi dibagi dengan total laba operasi.
3. Analisis sensitivitas (what-if analysis) merupakan analisis yang dilakukan untuk mencari
unsur yang paling sensitif dalam analisis CVP. Yang dimaksud dengan faktor yang paling
sensitif adalah faktor yang jika meleset paling mempengaruhi perolehan laba perusahaan.
Faktor yang paling sensitif inilah yang harus dijaga perusahaan agar dalam masa
pelaksanaannya tidak meleset dari rencana.