Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman materi “Analisis Biaya Volume Laba”

Nama : Maman Suriaman

Nim : A31116002

Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) merupakan suatu
alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena
analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang
terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya.
Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan
dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar
kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Besar kecilnya laba
perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola
perusahaan. Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual,
biaya dan volume penjualan.

Analisa biaya-volume-laba (cost volume profit analysis) menyajikan informasi kepada


manajemen tentang dampak perubahan biaya, pendapatan, volume dan bauran produk
terhadap laba. Analisis CVP berfokus pada hubungan biaya-volume-laba dan dampak
dari pola perilaku biaya terhadap pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap pola
perilaku biaya perusahaan akan mempermudah pengambilan keputusan manajemen
dalam hal penetapan harga produk, penerimaaan/penolakan pesanan, analisis
penghematan biaya, dan promosi atas lini produk yang lebih menguntungkan.

Dengan harga jual, volume yang dijual, serta pengklasifikasian biaya, maka analisis Cost-
Volume-Profit dapat dilaksanakan dengan menggunakan elemen-elemen analisis.
Elemen tersebut antara lain analisis peramalan penjualan yang terdiri atas peramalan
kuantitas penjualan dan harga jual, dasar-dasar analisis cost-volume-profit yaitu analisis
contribution margin, analisis operating leverage analisis break even point, dan analisis
margin of safety serta analisis cost-volume-profit dalam pemanfaatannya dalam
perencanaan yaitu analisis target laba dan analisis sensivitas.

Analisis biaya-volume-biaya tergantung pada sejumlah asumsi yang membatasi. Asumsi-


asumsi tersebut diantaranya :

1. Semua biaya dklasifikasikan sebagai biaya variable ataupun biaya tetap. Lebih
jauh dianggap bahwa biaya-biaya lainya, seperti biaya campuran, dapat dipilah-
pilah menjadi unsur-unsur biaya variabel dan tetap. Jumlah biaya tetap sifatnya
konstan pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit tidak berganti
ketika aktivitas berubah. Efisiensi dan produktivitas proses produktif serta tenaga
kerja dianggap konstan pula.
2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relavan. Asumsi ini sahih dalam
kisaran relavan kegiatan usaha normal.
3. Fungsi jumlah kegiatan pendapatan adalah linier dalam kisaran relavan. Harga
jual perrunit dianggap konstan dalam kisaran volume produksi. Hal ini menyiratkan
pasar yang murni kompetitif untuk produk atau jasa akhir. Jumlah pendapatan
berubah sebanding dengan perubaha volume penjualan unit produk. Harga jual
rata-rata perrunit produk adalah konstan.
4. Analisisnya untuk sebuah produk atau bauran penjualan dari bermacam-macam
produk adalah konstan dalam kisaran relavan . apabila produk-produk mempunyai
harga jual dan biaya yang berbeda-beda, perubahan bauran penjualan akan
mempengaruhi hasil-hasil analisis biaya-volume-laba.
5. Hanya terdapat satu pemicu biaya volume unit produk.
6. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir periode
adalah sama. Hal ini menyiratkaan bahwa jumlah unit yang diproduksi selama
periode berjalan sama dengan unit yang dijual.

Biaya-volume-laba atau analisis titik impas (cost-volume-profit or breakeven analysis)


membahas hubungan antara penerimaan total, biaya total, dan laba total perusahaan
pada berbagai tingkat output. Biaya-volume-laba atau analisis titik impas sering
digunakan para eksekutif bisnis untuk menentukan volume penjualan yang diperlukan
bagi perusahaan untuk mencapai titik impas, laba total dan kerugian pada tingkat
penjualan lainnya.

Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya volume dan laba
adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi dengan menggunakan
pendekatan variable costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan laba rugi
dimana biaya diklasifikasikan menurut perilakunya. Agar lebih informatif maka sebaiknya
laporan laba rugi diuraikan dalam bentuk laporan penjualan secara total, penjualan per
unit, dan analisis vertikal yang menunjukan persentase biaya variabel dan marjin
kontribusi dan nilai penjualan. Break Event Point (BEP) dapat dihitung dengan
menggunakan 2 (dua) metode yaitu Pendekatan Persamaan dan Margin Kontribusi.
Kedua metode tersebut memberikan hasil yang sama.

a. Pendekatan Persamaan

Laporan laba rugi yang disusun dengan pendekatan variable costing merupakan alat
yang berguna bagi manajemen untuk mengorganisasi biaya perusahaan kedalam
kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Laporan tersebut dapat digunakan untuk
menentukan titik impas berdasarkan nilai penjualan bukan dalam unit. Persamaannya
adalah sebagai berikut :

Laba operasi = Pendapatan Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap

Apabila ukuran unit penjualan sudah diketahui, persamaan laba dapat diperluas dengan
mengekspresikan pendapatan penjualan dan biaya variabel dalam hubungannya dengan
jumlah rupiah dan jumlah unit. Maka persamaan laba dapat dirumuskan sebagai berikut.

Laba operasi = (Harga jual per unit x jumlah unit penjualan) – (Biaya

Variabel per unit x Jumlah unit penjualan) – Biaya tetap total

b. Pendekatan Margin Kontribusi

Perhitungan unit impas dapat dilakukan dengan cara memusatkan perhatian pada margin
kontribusi atau disebut dengan pendekatan margin kontribusi (contribution margin
approach). Margin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya
variabel total. Pada titik impas, besarnya margin kontribusi sama dengan besarnya biaya
tetap.

Titik Impas (BEP) dalam Nominal Penjualan

Untuk menghitung BEP dalam nominal, biaya variabel dianggap sebagai persentase
penjualan. Namun, penjualan pada BEP juga dapat dihitung secara singkat dengan
rumus:

Penjualan pada BEP = biaya tetap x (harga/margin kontribusi)

Penjualan pada BEP = biaya tetap/rasio margin kontribusi

Dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio marjin kontribusi dapat digunakan
untuk menentukan dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba, yaitu
dengan mengalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan penjualan. Rasio margin
kontribusi merupakan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan
menghasilkan bagian laba.

Pemanfaatan Analisis Cost-Volume Profit untuk Perencanaan

1. Analisis target laba

Analisis target laba dalam aplikasi hubungan biaya volume dan laba pada dasarnya sama
dengan analisis titik impas. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah laba yang
diperhitungkan dalam formulanya. Dalam perhitungan titik impas target laba sama
dengan nol, sementara dalam analisis target laba seperti yang dimaksudkan di atas
jumlah laba yang diperhitungkan dalam formulanya disesuaikan dengan jumlah laba yang
diinginkan, biasanya lebih besar dari pada nol.

2. Analisis Sensivitas

Salah satu aspek penting dalam analisis cost-volume-profit ini bahwa adanya perubahan
dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis, dapat diadakan penilaain atau
evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam proses penyusunan atau
perencanaan anggarn, karena hal ini memungkinkan diadakan testing untuk menentukan
akibat adanya perubahan faktor atau mempertimbangkan berbagai alternatif. Metode
yang digunakan adalah laporan laba rugi komparatif.

Marjin keamanan

Marjin keamanan (margin of safety) merupakan kelebihan penjualan yang


dianggarkan atau realisasi di atas volume penjualan pada titik impas. Hasil
perhitungannya menunjukan jumlah sampai seberapa besar penjualan dapat turun
sehingga sampai pada titik impas. Perhitungannya dapat dinyatakan dalam unit, satuan
uang dan presentase. Perhitungan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen
agar lebih berhati-hati dalam memelihara tingkat penjualan yang sudah di capai, agar
perusahaan tidak mengalami penurunan penjualan sampai pada suatu tingkat yang
merugikan.

Anda mungkin juga menyukai