Oleh:
BUDIMAN TERI
A31116303
DEPARTEMEN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
AUDIT SALDO KAS
Mata kuliah ini mempelajari mengenai Auditing II sebagai lanjutan dari mata kuliah Audit I
sebelumnya. Mempelajari lebih dalam mengani audit dan mengetahui unsur-unsur mendalam dalam
melakukan audit terutama pada pengujian substantive dan pengujian pengendalian dari beberapa akun
yang ada yakni diantaranya Pendapatan, Investasi, Saldo kas, Pembiayaan dab lain lain.
B. KEGUNAAN MATA KULIAH
Kompetensi utama mata kuliah ini, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk melaksanakan
proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitas secara professional. Selain itu
mahasiswa juga diharapkan mampu melaksanakan pengujian substantive atas siklus akuntansi
perusahaan dan mampu menggunakan pengetahuan akuntansi komputerisasi. Dan juga diharapakan
selama perjalanannya mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk bekerja sama baiks ebagai
pimpina maupun sebgai anggota kelompok.
C. SASARAN BELAJAR
5
Mampu memahami pengujian rincian saldo
6
Mampu memahami pengujian substantive atas saldo utang
jangka panjang
Mampu memahami pengujian substantive atas saldo ekuitas
pemegang saham
Mampu memahami sifat siklus kas
Mampu memahamitujuan audit kas
Mampu memahami penyusunan program audit kas
11
Mampu memahami penerapan prosedur audit
Mampu memahami pengujian saldo kasa sebelum tanggal neraca
Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal neraca
Mampu memahami menyelesaikan pekerjaanlapangan
Mampu memahami mengevaluasi temuan
12
Mampu memahami komunikasi dengan klien
Mampu memahami tanggung jawab setelah audit
Mampu memahami standar pelaporan
Mampu memahami laporan auditor
Mampu memahami laporan standar
13
Mampu memahami penyimpangan laporan standar
Mampu memahami pengaruh situasi yang menyebabkan
penyimpangan dari laporan standar
Mampu memahami penrimaan jasa pelaksanaan penugasan atestasi
Mampu memahami standar atestasi
Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar
14
atestasi
Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar
atestasi
Mampu memahami struktur BAPEPAM
Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal
Mampu memahami kualifikasi dan regitrasi akuntan public di
BAPEPAM
15
Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor
independen
Mampu memahami tanggung jawab akuntan public terhadap
BAPEPAM
16 Final test (materi 8-15)
7
D. PETUNJUK BELAJAR
Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan sasaran yang ingin dicapai, ruang lingkup
bahan modul, manfaat modul, latihan-latihan, rangkuman materi, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif.
8
II. PENDAHULUAN
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
Mampu memahami sifat siklus kas
Mampu memahamitujuan audit kas
Mampu memahami penyusunan program audit kas
Mampu memahami penerapan prosedur audit
Mampu memahami pengujian saldo kasa sebelum tanggal neraca
Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal neraca
D. URUTAN PEMBAHASAN
sifat siklus kas
tujuan audit kas
Penyusunan program audit kas
Penerapan prosedur audit
Pengujian saldo kasa sebelum tanggal neraca
Pengujian saldo kas setelah tanggal neraca
5
III. MATERI PEMBELAJARAN
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro umum dan
rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan
kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan
memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan bunga.
Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri
tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam penggunaannya yang lazimnya harus
diklasifikasikan sebagai investasi.
6
TUJUAN AUDIT SALDO KAS
Hak dan kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang diperlihatkan
pada tanggal neraca.
Penilaian atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumah yang dinyatakan di
alokasi neraca dan sesuai dengan skedul pendukung.
Penyajian dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan tepat dalam neraca.
pengungkapan Lini kreditt, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, dan
pembatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan dengan tepat.
Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan untuk asersi
saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan. Saldo kas juga rentan
atau mudah untuk dicuri. Namun lain hal nya dengan piutang/persediaan, risiko yang berkenaan
dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan untuk
7
kas bersifat minimal karena tidak ada kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi,
estimasi, dan pengungkapan.
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau
anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi atas
kelebihan kas. Biasanya lebih efekttif bagi perusahaan untuk membandingkan saldo kas dengan
anggaran dan kebajikan perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas dari bergbagai entitas
sering kali bersifat unik. Apabila penghargaan yang layak dapat dirumuskan dan datanya sesuai
dengan pengharapan itu, maka bukti analitis dapat dipandang memberikan sejumlah kepastian
mengenai asersi eksistensi/ keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi
untuk saldo kas.
Risiko Pengendalian
Komponen risiko pengendalian dalan suatu entitas sangat diperlukan. Apalagi untuk saldo kas itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui, bahwa transaksi untuk kas itu sering sendiri sering terjadi dan memiliki risiko
inheren untuk mudah dicuri. Maka dari itu, salah satu langkah yang harus diperhatikan oleh suatu entitas
yaitu bagaimana komponen pengendalian internal mampu untuk diterapkan dalam perusahaan dengan baik.
Keuntungan lain yang didapatkan entitas yaitu auditor mampu menilai risiko pengendalian pada tingkat yang
rendah.
Untuk auditor itu sendiri, perlu teliti ataupun cermat dalam mengevaluasi saldo kas disebabkan sifat kas yang
sangat rawan untuk dicuri serta dalam melaksanakan tugas, auditor mampu untuk melaporkan setiap kondisi
yang ada. Dalam rangka mengendalikan saldo kas dapat dilakukan dengan cara pengendalian pembagian
tugas yang memadai antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya
dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas
khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh personel
8
yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait
transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun
9
Mendapatkan ikhtisar kas di tangan dan di bank yang
Prosedur Analitis
disiapkan klien, memverifikasi ketepatan matematis, dan
menentukan kesesuaiannya dengan buku besar.
Prosedur Analitis
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian
atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar,
dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga
membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat
ditemukan salah saji pada kas.
Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat di prediksi dengan akun laporan
keuangan lain. Maka prosedur analitis substantif untuk audit kas terbatas hanya pada perbandingan saldo
kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur
analitis substantif ini umumnya dapat digantikan dengan:
1. Pengujian pengendalian dan atau pengujian substantif ekstensif atas transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas atau
2. Pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.
- Pengaruh pengendalian
Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank
bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan penerimaan
dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa saldo per buku klien
mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi
dimasukan. Pengendalian dapat lebih baik ditingkatkan jika fungsi independence seperti auditor
internal rekonsiliasi bank.
Audit akun kas umum Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen
berikut ini:
a) Kertas kerja rekonsiliasi bank (bank reconciliation working paper)
Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien. Pada
kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan
12
penyesuian lain, seperti biaya jasa bank, dan cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak
memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong)
b) Bentuk konfirmasi bank standar (standar bank confirmation form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau
lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi ini tidak
meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan ternci atas catatan
bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi. Adapun isi konfirmasi bank
antara lain sebagai berikut:
o Saldo tiap jenis rekening
o Saldo tiap jenir hutang
o Aktiva yang dijadikan jaminan hutang
o Batasan terhadap rekening klien di bank
c) Pisah batas rekening koran (cut off bank statemen)
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan
unsur-unsur yang merekonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar.
Auditor memerlukan pisah batas rekening koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat
dalam rekonsiliasi bank.
o Menguji rekonsiliasi bank (test of the bank reconciliation)
Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank:
Uji akurasi matematis kertas kerja rokonsiliasi dan cocokan saldo menurut buku
dengan buku besar.
Cocokan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada
konfrmasi bank standar
Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening
koran
Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rokonsiliasi bank dengan cek yang di
batalkan pada pisah batas rekening koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan
endorsement
Cocokan setiap biaya yang terdapat pada rekening koran rekonsiliasi bank
Cocokan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengujian Rincian Transaksi
a. Memverifikasi Pisah Batas Kas (Cutoff)
Pisah batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun sangat
penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca.
Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi berikut
berkenaan dengan kas di bank:
Keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa saldo
itu ada, serta
Hak dan kewajiban karena saldo itu adalah atas nama klien.
Jawaban dari bank juga dapat memberikan sejumlah bukti untuk dua asersi lainnya.
Jawaban ini menyumbang kepada asersi penilaian atau alokasi untuk kas dibank
dimana saldo yang dikonfirmasi digunakan untuk memperoleh saldo kas yang benar
pada saldo neraca. Lebih lanjut hal itu dapat menyumbang pada asersi kelengkapan,
tetapi secara keseluruhan tidak dapat diandalkan karena para responden tidak
diharuskan untuk mencari catatan bank mengenai saldo setoran dan pinjaman yang
tidak tercantum dalam formulir permintaan konfirmasi.
Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut:
Keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa
terdapat saldo pinjaman.
Hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien
Penilaian atau alokasi karena jawabnnya menunjukkan jumlah saldo
pinjaman.
Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama
seperti pada konfirmasi saldo setoran.
15
kompensasi. Suatu kewajiban kontinjen mungkin ada apabila klien menjadi penjamin
atas pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga.
Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin bahwa
perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi kepada bank.
Surat itu secara spesifik harus mengidentifikasi informasi yang diminta dan
ditandatangani oleh klien.
16
Bukti tersebut hanya diperoleh dengan menelusuri pos-pos ini ke laporan bank dalam
periode akuntansi berikutnya. Apabila laporan pisah batas mengesahkan pos-pos ini
dan pos rekonsiliasi lainnya, maka rekonsiliasi bank yang diandalkan auditor dapat
dipertinggi secara signifikan.
Scanning pengujian, atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas di bank
yang benar pada tanggal neraca. Jadi, hal itu merupakan sumber bukti utama untuk
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga memberikan bukti untuk asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan dan hak dan kewajiban.
17
Penelusuran setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas biasanya merupakan
hal yang relative sederhana karena setoran pertama pada laporan pisah batas harus
merupakan setoran dalam perjalanan yang diperlihatkan pada rekonsiliasi. Jika tidak
demikian halnya, maka auditor harus menentukan situasi yang mendasari kesenjangan
waktu dari bendaharawan dan mendukung penjelasannya.
PERTIMBANGAN LAIN
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropiasi secara sengaja atas
penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas secara sementara atau
permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan tindakan yang bukan
wewenangnya. Kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia pabila seseorang yang menangani
penerimaan kas juga memegang buku besar piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping
guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan
penagihan dari pelanggan.
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko pengendalian untuk
transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping,
yaitu:
18
Pengujian ini akan menjadi lebih efektif jika dilaksanakan secara mendadak pada tanggal
interim. Melakukan konfirmasi pada saat ini akan mencegah seseorang untuk melakukan
lapping.
Melakukan perhitungan kas secara mendadak
Perhitungan kas akan mencakup uang logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan yang
ada di tangan. Auditor harus mengawasi setoran dari dana-dana tersebut. Rincian setoran
pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan ayat jurnal penerimaan kas dan
posting kea kun pelanggan.
Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian yang
berkaitan.
Prosedur ini mengungkapkan perbedaan rincian seperti dua contoh diatas. Apabila
pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah ditetapkan,
beberapa auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari prosedur ini.
Tanggal penagihan aktual kemudian dibandingkan dengan tanggal posting penagihan itu ke
buku besar piutang usaha.
Dana kas kecil dibentuk dengan cara memindahkan atau menyisihkan sebagian kecil
rekening kas perusahaan ke rekening kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest). Tujuan
pembentukan dana kas kecil adalah untuk menyiapkan kalau sewaktu-waktu secara mendadak
perusahaan perlu mengeluarkan sejumlah kecil kas. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana
kas kecil, antara lain :
a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap.
b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang.
c. Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai
d. Pengeluaran kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relatif kecil
e. Adanya nota atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap pembayaran
f. Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan lainnya
g. Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang bernomor
urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya
h. Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel (dicap) lunas (paid) untuk
mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantian kembali.
19
Pada hakikatnya audit saldo kas kecil harus lebih merupakan pengujian atas transaksi
daripada pengujian atas saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil
bahkan dapat bersaldo nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya transaksi pengeluaran kas
kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi, maka auditor cukup menguji sejumlah kecil
transaksi penggantian atau pengisian kembali dana kas kecil. Pengujian pengendalian meliputi :
a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak
c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi kembali dana kas kecil adalah tepat
jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai
20
IV. LATIHAN
1. Jelaskan Jelaskan apa yang dimaksud dengan cutoff bank statement dan jelaskan apa tujuannya?
Jawab:
Cutoff bank statement adalah laporan bank sebagian (tidak sebulan penuh, tapi hanya meliputi
beberapa hari sesudah tanggal neraca) yang dikirimkan oleh bank langsung kepada auditor atau secara
online ke catatan elektronik akun klien di bank. Tujuan cutoff bank statement adalah untuk memeriksa
hal-hal yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank akhir tahun yang dibuat klien dengan bukti yang
belum terdapat pada klien. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor minta kepada klien agar bank
mengirim laporan bank sebagian, untuk jangka waktu sekitar 7-10 hari sejak awal tahun, langsung
kepada auditor.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan lapping dan prosedur audit untuk mendeteksi lapping tersebut!
Jawab:
Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah penerimaan
kas. Lapping dapat mencakup manipulasi temporer atau sementara, maupun permanen. Lapping
sebenarnya merupakan pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap dan fiktif yang disengaja.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain :
a. Konfirmasi piutang dagang
b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak
c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit (setoran ke bank)
harian yang terkait.
21
V. RANGKUMAN
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi
laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen. Asersi keberadaan dan keterjadian, Asersi
kelengkapan, Asersi hak dan kewajiban, Asersi penilaian dan pengalokasian, dan Asersi pelaporan dan
pengungkapan.
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelim siklus transaksi yang telah di bahas
sebelumnya dari kelima siklus tersebut adalah : Siklus pendapatan, Siklus pengeluaran, Siklus pendanaan,
Siklus investasi, Siklus jasa personalia. Saldo kas adalah cash on hand (kas ditangan atau disimpan dalam
perusahaan), kas di bank, dan dana tertentu yang disisikan seperti dana kas kecil.
Tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus kas. Ada beberapa
faktor penyebab tingginya risiko bawaan siklus kas, antara lain: Tingginya potensi salah saji akibat volume
transaksi yang tinggi, Sifat kas ( paling likuid dan sangat diminati ), Kesempatan menipulasi dalam
bentuk kitting maupun window dressing.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban (a), (b), (c), dan (d) yang Anda anggap terbaik untuk setiap
pertanyaan di bawah ini:
23
VII. DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. (2003). Modern Auditing,
Jakarta: Erlangga.
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA): Edisi II. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.
http://www.scribd.com
24