Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 4 ANALISIS BIAYA VOLUME DAN LABA

Disusun oleh :

Meisya Rizqi Adenina (062030501315)

Kelas : 3AC

Dosen Pembimbing :

Kartika Rachma Sari, S.E., M.Si.Ak.,C.A

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Bab 4 Analisis Biaya Volume dan Laba Modul Halaman 71 - 72

LATIHAN

1. Jelaskanlah bagaimana analisis biaya volume laba dapat digunakan pada


perencanaan manajerial!
Jawab

Analisis Biaya Volume Laba (Cost-Volume-Profit/CVP)


mendeskripsikan hubungan antara unit yang dijual, biaya, harga jual, profit,
semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya yang dapat
menjelaskan beberapa isu penting dalam pengambilan keputusan manajemen
seperti dampak pengurangan biaya tetap total terhadap profit, dampak
kebijakan kenaikan harga jual produk terhadap profit, dan lain-lain.
Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
divisi dan membantuk mencari pemecahannya. Manajer dapat menggunakan
analisis CVP untuk analisis sensitivitas atas beberapa alternatif skenario karena
risiko perubahan harga jual, perubahan biaya tetap, perubahan biaya variabel,
dan perubahan tarif pajak.
Analisis CVP diformulasikan dari konsep sederhana perhitungan profit.
Profit dihitung dari pengurangan antara pendapatan total (total revenue) dengan
biaya total (total cost).

Pada kondisi break-even, profit sama dengan nol, maka:

Keterangan:

P = Price / Harga
vc = Variable cost per unit / Biaya variabel per unit
FC = Fixed cost / Biaya tetap
Formula analisis CVP di atas digunakan untuk menentukan berapa unit
yang harus dijual pada kondisi break-even atau profit sama dengan nol. Satuan
pengukuran unit penjualan sangat bervariasi, tergantung jenis dan karakteristik
produk atau jasa yang disediakan perusahaan. Contoh satuan pengukuran unit:
kilogram, tonnage, container, pallet, carton, liter, penumpang, transaksi, trip,
dan lain-lain.
Pada kondisi break-even point, total revenue sama dengan total cost.
Begitu break-even point telah dicapai, maka semua total fixed cost sudah
tertutupi oleh contribution margin yang dihasilkan. Setiap tambahan unit yang
dijual hanya memerlukan tambahan biaya variabel. Contribution margin yang
dihasilkan dari setiap tambahan unit di atas break-even merupakan profit yang
dihasilkan.

2. Deskripsikanlah perbedaan antara pendekatan unit yang terjual pada analisis


biaya volume laba dengan pendekatan pendapatan penjualan!
Jawab

Pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah untuk


menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Unit yang dimaksud
adalah sebuah barang dalam perusahaan manufaktur dan sebuah jasa dari
perusahaan jasa. Pendekatan unit yang terjual mendefinisikan volume
penjualan dalam hal unit produk.
Pendekatan pendapatan penjualan pada analisis CVP didefinisikan
sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual. Suatu ukuran unit
yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan
hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual
Pendekatan pendapatan penjualan mendefinisikan volume penjualan dalam hal
pendapatan

1) Titik impas dalam unit yang terjual

y = cx – bx – a

Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi dengan


biaya atau dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
y = laba operasi
c = harga jual per satuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap

Berdasarkan definisi suatu perusahaan akan mencapai keadaan impas


jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba = nol, y = 0) dan
kemudian memecahkan persamaan laba operasi untuk jumlah unit. Jadi,
rumus titik impas dalam satuan unit yang terjual dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut (Mulyadi, 2001):

Unit impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, namun


kebanyakan perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada
nol. Analisis Biaya Volume Laba menyediakan suatu cara untuk
menentukan berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan target laba
tertentu. Target laba dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah atau persentase
dari pendapatan penjualan. Persamaan analisis titik impas untuk
memperoleh target laba adalah (Mowen, Hansen, 2005):

Jumlah Unit untuk memperoleh Laba =


(Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)

2) Titik impas dalam rupiah penjualan


Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu
ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit
dengan unit yang terjual. Dalam hal ini, variabel yang penting adalah rupiah
penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan
dalam rupiah. Untuk menghitung titik impas dalam rupiah penjualan, biaya
variabel didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan
sebagai jumlah unit yang terjual. Dengan menggunakan pendekatan impas
dalam unit yang terjual maka, akan diperoleh persamaan impas dalam
penjualan rupiah sebagai berikut (Mowen, Hansen, 2005):

Unit impas = Biaya tetap / (Harga – Biaya variabel)

Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap / (Harga - Biaya variabel per unit)]

Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga / (Harga - Biaya variabel per unit)]

Penjualan impas = Biaya tetap x (Harga / Margin kontribusi)

Penjualan impas = Biaya tetap / Rasio margin kontribusi


Untuk menghitung besarnya pendapatan penjualan untuk
memperoleh target laba tertentu, persamaan titik impas yang digunakan
adalah sebagai berikut (Mowen, Hansen, 2005):

Rupiah penjualan untuk memperoleh target laba =


Biaya Tetap+Target Laba
Rasio margin kontribusi

3. Sebutkan definisi titik impas!


Jawab

Menurut Hansen dan Mowen (2015:4) menyatakan bahwa “Titik impas


(break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya, titik dimana laba sama dengan nol.” Sedangkan, menurut Hery
(2015:211) menjelaskan bahwa “Titik impas (break even point) adalah jumlah
penjualan output yang akan menyamakan total pendapatan dengan total biaya.”
Menurut Arief Sugiono (2016:91), “Analisis titik impas adalah suatu
kondisi ketika perusahaan tidak mengalami laba dan kerugian yang artinya
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat ditutupi dari
pendapatan perusahaan.”
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat dikatakan bahwa
analisis titik impas adalah suatu cara yang digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi
atau volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak
memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian. Break Even Point
(BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama
atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam
suatu perusahaan. Break even dan analisis hubungan biaya, volume, dan laba
merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek dengan
mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan ataupun
biaya terhadap volume kegiatan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh
mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang
harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Untuk dapat
menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume
kegiatan. Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Titik impas merupakan tingkat penjualan dimana kontribusi margin
hanya menutup biaya tetap dan konsekuensi pendapatan bersih sama dengan
nol (Jackson, Sawyers, 2006). Impas adalah keadaan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha
dikatakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau
apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja
(Mulyadi, 2001).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis titik impas
adalah suatu cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk mengetahui
volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi tersebut
perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi. Manajemen
memerlukan informasi impas (break even) untuk mengetahui tingkat penjualan
yang mesti dicapai sehingga tidak menderita kerugian, batas minimum volume
yang harus diraih perusahaan dan diharapkan dapat mengambil langkah yang
tepat untuk masa yang akan datang
Ada dua cara untuk menentukan impas: pendekatan teknik persamaan
dan pendekatan grafik. Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan
dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah
laba, sedangkan penentuan impas dengan pendekatan grafik dilakukan dengan
cara mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dan garis biaya
dalam suatu grafik yang disebut grafik impas (Mulyadi, 2001)

4. Jelaskanlah mengapa margin kontribusi perunit menjadi laba perunit diatas titik
impas!
Jawab

Karena pada titik impas, margin kontibusi sama dengan beban. Namun,
apabila margin kontribusi yang rendah per unit, margin kontribusi harus
menutupi semua biaya tetap. Pada titik impas, Di atas titik impas hanya biaya
variabel yang perlu ditutupi. sehingga margin kontribusi per unit adalah laba
per unit,asalkan harga jual unit lebih besar dari biaya variabel satuan.
Ketika membuat produk atau memberikan jasa dan mengenakan biaya
variabel (biaya packaging dan ongkos kirim, misal), nilai sisanya adalah
Margin Kontribusi. Ini adalah cara berbeda dalam memaknai laba bisnis.
Implikasinya, Margin Kontribusi digunakan untuk melihat seberapa jauh
pendapatan penjualan bisnis bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan
unsur biaya variabel.

Cara Menghitung Margin Kontribusi

1) Margin Kontribusi
Margin Kontribusi adalah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi
biaya variabel. Jika diformulasikan, maka akan jadi seperti ini:
Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel

Contoh Soal

Perusahaan manufaktur PT Kilat mencetak pendapatan bersih


sejumlah Rp150.000.000 dalam satu tahun. Rincian biaya variabel PT kilat
adalah:
Ongkos Angkut Barang = Rp5.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp20.000.000
Biaya Bahan Baku Langsung = Rp30.000.000 +
Maka total biaya variabel PT Kilat adalah = Rp55.000.000.
Jika dimasukkan dalam formulasi Margin Kontribusi, maka Margin
Kontribusi PT Kilat adalah:

Margin Kontribusi PT Kilat: Rp150.000.000 – Rp55.000.000 = Rp95.000.000

Nilai dari Margin Kontribusi tersebut bisa dikurangkan dengan


biaya tetap untuk melihat apakah Margin kontribusi bernilai positif atau
negatif. Katakanlah biaya tetap PT Kilat dalam satu tahun sejumlah
Rp80.000.000. Maka bisa dibilang PT Kilat masih mencetak profit
Rp15.000.000 (Rp95.000.000 – Rp80.000.000). Implikasinya, PT kilat
masih mampu menutupi biaya tetap setelah pendapatan bersih dikurangi
dengan biaya variabel yang terjadi.

2) Margin Kontribusi per Unit


Perhitungan diatas bisa dipersempit lagi menjadi Margin Kontribusi
per unit. Dengan formulasi yang sama, berikut perhitungan Margin
Kontribusi per unit

Margin Kontribusi per unit =


Harga jual produk per unit – biaya variabel per unit

Contoh Soal

Misalnya, jika satu produk dari PT Kilat seharga Rp20.000 dan


biaya variabel per unitnya Rp6.000.
Jika dimasukkan dalam formulasi Margin Kontribusi per unit, maka
Margin Kontribusi per unit PT Kilat adalah:

Margin Kontribusi per unit = Rp20.000 – Rp6.000 = Rp14.000


Kesulitan dalam Menghitung Margin Kontribusi

Kesulitan terbesar dalam menghitung Margin Kontribusi adalah memilah


apa yang disebut biaya tetap dan apa yang disebut biaya variabel?
Mungkin sebagian besar orang-orang menganggap bahwa Harga Pokok
Penjualan (HPP) termasuk biaya variabel. Namun itu adalah kesalahan besar.
Karena tidak sepenuhnya unsur dalam HPP merupakan biaya variabel. Di situ
ada juga unsur biaya tetap seperti salah satunya adalah biaya overhead tetap.
Butuh ketelitian dan pengalaman lebih untuk bisa memilih dan memilah
mana yang disebut biaya tetap dan biaya variabel. Jika berhasil melakukannya,
itu akan menjadi usaha yang setimpal dengan menemukan nilai Margin
Kontribusi yang sebenarnya.

5. Jika margin kontribusi per unit adalah Rp7.000 dan titik impas adalah 10.000
unit, berapa laba yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai
15.000!
Jawab

Laba perusahaan = (harga x jumlah unit yang terjual) – (biaya variabel per unit
x jumlah unit terjual) – total biaya tetap
Laba perusahaan = Rp7.000 x (15.000 - 10.000)
= Rp7.000 x 5.000
= Rp35.000.000
Jadi laba yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai 15.000
adalah Rp35.000.000.

Contoh Soal

PT. ABC memiliki data-data dan rencana produksi sebagai berikut:


1. Biaya tetap dalam bulan Desember adalah Rp. 70.000.000 dengan rincian
sebagai berikut :
- Biaya gaji karyawan Rp 35.000.000
- Biaya penyusutan mesin Rp 1.000.000
- Biaya sewa gedung Rp 15.000.000
- Biaya sewa pabrik Rp 19.000.000
2. Biaya variabel per unit Rp 35.000 dengan rincian sebagai berikut :
- Biaya bahan baku Rp 17.000
- Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000
- Biaya lain-lain Rp 7.500
- Harga jual per unit Rp. 55.000
Perhitungan

BEP Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 – Rp 35.000)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000
BEP Unit = Rp 3.500
Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Rp. 3.500/unit

Untuk cara menghitung BEP Rupiah, ikuti rumus di bawah ini:

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Jual Per
Unit)
BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 / Rp 55.000)
BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636
BEP Rupiah = Rp 192.519.252
Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalah Rp 192.519.252

6. Apakah yang dimaksud dengan rasio biaya variabel dan rasio margin
kontribusi? Bagaimana hubungan di antara keduanya?
Jawab

Rasio biaya variable (variable cost ratio) merupakan bagian dari setiap
Rupiah penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio
biaya variabel dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per
unit. Tentu saja, persentase dari Rupiah penjualan yang tersisa setelah biaya
variabel tertutupi merupakan rasio margin kontribusi.
Rasio Margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari
setiap Dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba. Rasio margin kontribusi merupakan pelengkap rasio biaya
variable. Bagian penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi
haruslah merupakan komponen margin kontribusi
Rasio biaya variabel adalah perhitungan biaya peningkatan produksi
dibandingkan dengan pendapatan yang lebih besar yang akan dihasilkan dari
peningkatan tersebut. Perkiraan rasio biaya variabel memungkinkan
perusahaan untuk mencapai keseimbangan optimal antara peningkatan
pendapatan dan peningkatan biaya produksi.
Rasio biaya variabel menunjukkan biaya tambahan yang dikeluarkan
dalam meningkatkan produksi. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari penjualan yang relatif rendah
karena biaya tetap yang harus ditanggungnya tidak banyak. Rasio yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki biaya tetap yang tinggi dan harus
mencapai tingkat penjualan impas yang tinggi sebelum memperoleh
keuntungan. Produksi barang melibatkan biaya tetap dan biaya variabel:
Rasio biaya variabel mengukur hubungan antara penjualan perusahaan
dan biaya produksi spesifik yang terkait dengan pendapatan tersebut. Ini adalah
metrik evaluasi yang berguna bagi manajemen perusahaan dalam menentukan
margin laba impas atau minimum yang diperlukan, membuat proyeksi laba,
dan mengidentifikasi harga jual yang optimal untuk produknya.
Rasio margin kontribusi adalah selisih antara total penjualan bersih dan
total biaya variabel. Salah satu jenis perusahaan yang menggunakan rasio
margin kontribusi (contribution margin) adalah perusahaan manufaktur. Tapi
basicnya, perusahaan sangat jarang mempublikasikan margin kontribusinya.
Dua komponen utama dalam margin kontribusi adalah net sales dan
variable cost. Jadi bisa dibilang bahwa rasio margin kontribusi hanya
digunakan sebagai perhitungan managerial saja untuk meningkatkan prosedur
dan kinerja internal dalam produksi barang.
Melalui margin kontribusi ini, perusahaan akan mengukur seefisien
apakah mereka dalam menghasilkan produk. Tak hanya itu, penggunaan rasio
margin kontribusi ini juga digunakan untuk melihat bagaimana perusahaan bisa
tetap mempertahankan biaya variabel di level yang rendah.

7. Misalkan, suatu perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp20.000.000. dan


rasio margin kontribusi 0,4. Berapa pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan perusahaan untuk mencapai impas?
Jawab

Unit Impas = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi


Unit Impas = Rp20.000.000 / 0,4
Unit Impas = Rp50.000.000

Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran
pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit
yang terjual. Dalam hal ini, variabel yang penting adalah rupiah penjualan,
sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam rupiah.
Untuk menghitung titik impas dalam rupiah penjualan, biaya variabel
didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai jumlah
unit yang terjual. Dengan menggunakan pendekatan impas dalam unit yang
terjual maka, akan diperoleh persamaan impas dalam penjualan rupiah sebagai
berikut (Mowen, Hansen, 2005):
Unit impas = Biaya tetap / (Harga – Biaya variabel)

Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap / (Harga - Biaya variabel per unit)]

Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga / (Harga - Biaya variabel per unit)]

Penjualan impas = Biaya tetap x (Harga / Margin kontribusi)

Penjualan impas = Biaya tetap / Rasio margin kontribusi

Untuk menghitung besarnya pendapatan penjualan untuk memperoleh


target laba tertentu, persamaan titik impas yang digunakan adalah sebagai
berikut (Mowen, Hansen, 2005):

Rupiah penjualan untuk memperoleh target laba =


Biaya Tetap+Target Laba
Rasio margin kontribusi

8. Misalkan, suatu perusahaan dengan rasio margin kontribusi sebesar 0,3


meningkatkan beban iklannya sebesar Rp10.000.000 dan menemukan bahwa
penjualannya naik sebesar Rp30.000.000. Apakah langkah untuk
meningkatkan beban iklan tersebut merupakan keputusan yang tepat?
Jawab

Tidak, karena akan menambah beban sebesar Rp10.000.000 dan akan


meningkatkan margin kontribusi sebesar Rp9.000.000 yang didapat dari
Penjualan × Rasio Margin kontribusi (Rp30.000.000 × 0,3).
Manajemen menggunakan Margin Kontribusi untuk tiap kondisi yang
berbeda. Biasanya, manajemen menggunakan Margin Kontribusi sebagai alat
dalam membantu membuat keputusan produksi dan penetapan harga dalam
bisnis. Konsep ini juga menjadi salah satu yang digunakan untuk menghitung
Break Event Point (BEP) dalam suatu departemen atau lini produk.
Manajemen menggunakan metrik ini untuk memahami berapa harga
yang dapat mereka tetapkan untuk suatu produk. Dengan penetapan harga
yang tepat, perusahaan atau bisnis tidak perlu khawatir kehilangan uang ketika
biaya untuk produksi meningkat. Penetapan harga produk berdasarkan metrik
Margin Kontribusi juga membantu manajemen untuk meraih nilai profitabilitas
yang diinginkan. Margin Kontribusi juga membantu manajemen memahami
produk dan kegiatan operasional mana yang menguntungkan. Dan tentunya
manajer bisa memutuskan lini produk atau departemen mana yang tidak
produktif yang selanjutnya akan dihentikan atau ditutup.
Investor dan para analis keuangan menggunakan Margin Kontribusi
untuk mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba.
Sebagai contoh, analis dapat menggunakan Margin Kontribusi per unit yang
terjual untuk memperkirakan laba yang dihasilkan perusahaan untuk tahun
depan.
Kesimpulannya, Margin Kontribusi merupakan salah satu unsur dan alat
yang penting bagi manajemen maupun investor atau analis keuangan. Dengan
mengetahui dan memahami Margin Kontribusi, bisa membuat bisnis atau
perusahaan beroperasi secara efisien dan efektif. Dan tentunya bisa
meminimalisir risiko kerugian yang akan terjadi ke depannya.
Kesulitan terbesar dalam menghitung Margin Kontribusi adalah memilah
apa yang disebut biaya tetap dan apa yang disebut biaya variabel?.Mungkin
sebagian besar orang-orang menganggap bahwa Harga Pokok Penjualan (HPP)
termasuk biaya variabel. Namun itu adalah kesalahan besar. Karena tidak
sepenuhnya unsur dalam HPP merupakan biaya variabel. Di situ ada juga unsur
biaya tetap seperti salah satunya adalah biaya overhead tetap.

9. Sebutkan definisi bauran penjualan dan berilah sebuah contoh untuk


mendukung definisi anda!
Jawab

Bauran penjualan (Sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai


produk yang dijual perusahaan. Bauran penjualan dapat diukur dalam unit
penjualan atau dalam proporsi pendapatan.

Contoh Soal

Jika PT Angkasa Merah berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput


manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan
dalam unit adalah 1200 : 800 atau 3 : 2. Dengan kata lain, untuk setiap 3 mesin
pemotong rumput manual yang terjual, ada dua mesin pemotong rumput
otomatis yang terjual.
Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total
pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus PT Angkasa
Merah, pendapatan mesin pemotong rumput manual adalah Rp.480.000.000
(Rp.400.000 x 1.200) dan pendapatan mesin pemotong otomatsis adalah
Rp.640.000.000 (Rp.800.000 x 800).
Pendapatan mesin pemotong rumput manual = 480.000.000 .
480.000.000 + 640.000.000

= 42,86% dari penjualan


Pendapatan mesin pemotong rumput otomatis = 640.000.000 .
480.000.000 + 640.000.000

= 57,14% dari penjualan

Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3: 2 atau 60% : 40%
yang berarti bahwa PT. Angkasa Merah berharap dapat menjual 3 mesin
pemotong rumput manual dan 2 mesin pemotong rumpur otomatis. Sedangkan
bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar 42,86% : 57,14% untuk
mesin manual dan mesin otomatis.
Perbedaan perbandingan ini diakibatkan karena bauran penjualan dalam
pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan memberikan bobot
menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus
menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.

Harga Biaya Bauran Margin


Margin
Produk Variabel Kontribusi Kontribusi Per
Penjualan
Per Unit Per Unit Unit Paket

Manual 400 325 75 3 225

Otomatis 800 600 200 2 400

Total Paket 625

Berdasarkan margin kontribusi per paket diats, persamaan dasar impas


dapat digunakan untuk menentukan jumlah paket yang harus dijual PT.
Angkasa Merah guna mencapai titik impas

Paket Impas = Total Biaya Tetap / Margin Kontribusi Per Paket


= (Rp.70.000.000 + Rp.26.500.000) / Rp.625.000
= 154 paket

Jadi, PT. Angkasa Merah harus menjual :

Untuk mesin manual = 154 x 3


= 462 unit

Untuk mesin otomatis = 154 x 2


= 308 unit
Untuk bauran penjualan tertentu, analisis CVP dapat digunakan seolah-
olah perusahaan menjual produk tunggal. Namun berbagai tindakan yang
mengubah harga masing-masing produk dapat mempengaruhi bauran
penjualan karena pelanggan mungkin membeli relatif lebih banyak atau lebih
sedikit produk tersebut. Perlu diingat bahwa sebuah bauran penjualan yang
baru akan mempengaruhi unit dari setiap produk yang perlu dijual untuk
mencapai target laba yang diinginkan. Jika bauran penjualan untuk periode
mendatang tidak pasti maka mungkin perlu untu dipertimbangka beberapa
bauran yang berbeda. Dengan cara ini, manajer dapat memperoleh tambahan
pengetahuan mengenai berbagai hasil yang mungkin dicapai oleh perusahaan.

10. Jelaskan bagaimana analisis biaya volume laba yang dikembangkan untuk
produk tunggal dapat digunakan dalam pengaturan multiproduk!
Jawab

Jika mengonversikan masalah multiproduk menjadi masalah produk


tunggal dapat dilakukan, maka selutuh metodologi CVP produk tunggal dapat
diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi
bautan penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang
dipasarkan.
Analisis biaya-volume-laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan
produk tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual
sejumlah produk atau jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis
CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk, namun pengoprasiannya tidak
berbeda jauh. Kita lihat bagaimana mengadaptasi rumus-rumus yang
digunakan dalam pengaturan produk tunggal kedalam pengaturan multiproduk
dengan mengembangkan contoh Thomas Company.

Contoh Soal

Thomas Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model


mesin pemotong rumput: mesin pemotong rumput manual dengan harga jual
$400 dan mesin pemotong rumput otomatis dengan harga jual $800.
Departemen pemasaran yakin bahwa sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual selama tahun
depan. Pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi
berikut berdasarkan ramalan penjualan:
Mesin Mesin
Manual Otomatis Total
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Dikurangi: Beban variabel 390.000 480.000 870.000
Margin kontiribusi $ 90.000 $160.000 $ 250.000
Dikurangi : Beban tetap langsung 30.000 40.000 70.000
Margin produk $ 60.000 $120.000 $ 180.000
Dikurangi: beban tetap umum 26.250
Laba Operasi $ 153.750

Pada tabel diatas pengontrol telah memisahkan biaya tetap langsung


(direct fixed cost) dengan biaya tetap umum (common fixed expenses). Beban
tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke masing-masing
produk, dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada atau tidak melakukan
aktivitas prosuksi. Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat
ditelusuri ke produk, dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk telah
dieliminasi atau produk tersebut tidak melakukan proses produksi.
KASUS

1. PT SOKOLO menjual suatu produk seharga Rp 12.000. Biaya per unit adalah
sebagai berikut :

Bahan baku langsung : Rp 1.900


Tenaga kerja langsung : Rp 2.000
Overhead variabel. : Rp 1.250
Beban variabel penjualan : Rp 2.850
Biaya Variabel per Unit : Rp 8.000

Total overhead tetap adalah Rp 44.000.000 per tahun.


Total beban tetap penjualan dan administrasi adalah Rp 37.900.000.

Diminta:

a) Hitunglah margin kontribusi per unit!


Jawab

Keterangan Rupiah Persentase


Harga Rp12.000 100,00 %
(-) Biaya Variabel per Unit (Rp 8.000) 66,67 %
Margin Kontribusi Rp 4.000 33,33 %

b) Hitunglah unit impas!


Jawab

Biaya Tetap
Unit Impas =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp81.900.000
Unit Impas =
Rp12.000 − Rp8.000
Rp81.900.000
Unit Impas =
Rp4.000
Unit Impas = 20.475

c) Berapa unit yang harus diproduksi oleh Solokov untuk mendapatkan laba
operasi Rp 9.000.000?
Jawab
Biaya Tetap + Target Laba
Unit =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp81.900.000 + Rp9.000.000
Unit =
Rp12.000 − Rp8.000
Rp90.900.000
Unit =
Rp4.000
Unit = 22.725

d) Buatlah laporan laba rugi untuk jawaban anda di permintaan 3!


Jawab

Penjualan (22.725 unit @ Rp12.000) Rp272.700.000


(-) Biaya variable (22.725 unit @ Rp8.000) (Rp181.800.000)
Margin Kontribusi Rp 90.900.000
(-) Biaya tetap (Rp 81.900.000)
Laba Operasi Rp 9.000.000

2. Pengontrol PT LORI menyiapkan proyeksi laporan laba rugi sebagai berikut.

Penjualan ( 15.000 unit @ Rp 8.000) Rp 120.000.000


Dikurangi: Biaya variable (Rp 75.000.000)
Margin Kontribusi Rp 45.000.000
Dikurangi: Biaya tetap (Rp 37.500.000)
Laba Operasi Rp 7.500.000

Diminta :

a) Hitunglah jumlah impas dalam unit!


Jawab

Biaya Tetap
Unit Impas =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp37.500.000
Unit Impas =
Rp8.000 − Rp5.000
Rp37.500.000
Unit Impas =
Rp3.000
Unit Impas = 12.500

b) Buatlah laporan laba rugi untuk PT LORI pada impas!


Jawab
Penjualan (12.500 unit @ Rp8.000) Rp 100.000.000
(-) Biaya variable (12.500 unit @ Rp5.000) (Rp 62.500.000)
Margin Kontribusi Rp 37.500.000
(-) Biaya tetap (Rp 37.500.000)
Laba Operasi Rp 0

c) Berapa banyak unit yang harus PT LORI jual untuk mendapatkan laba
operasi sebesar Rp9.900.000?
Jawab

Biaya Tetap + Target Laba


Unit =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp37.500.000 + Rp9.900.000
Unit =
Rp8.000 − Rp5.000
Rp47.400.000
Unit =
Rp3.000
Unit = 15.800

d) Berapakah margin kontribusi per unit bagi Lohrey Company? Berapakah


rasio margin kontribusinya?
Jawab

Keterangan Rupiah Persentase


Harga Rp8.000 100,00 %
(-) Biaya Variabel per Unit (Rp 5.000) 62,50 %
Margin Kontribusi Rp 3.000 37,50 %

Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi / Harga


= Rp3.000 / Rp8.000
= 0,375
= 37,50 %

e) Berapakah rasio biaya variabel bagi Lohrey Company?


Jawab

Rasio Biaya Variabel = Biaya Variabel per Unit / Harga


= Rp5.000 / Rp8.000
= 0,625
= 62,50 %
f) Hitunglah pendapatan impasnya!
Jawab

Biaya Tetap
Pendapatan Impas =
Rasio Margin Kontribusi
Rp37.500.000
Pendapatan Impas =
0,375
Pendapatan Impas = Rp100.000.000

g) Berapa banyak pendapatan yang harus didapatkan Lohrey untuk


memperoleh laba operasi Rp 9.900.000?
Jawab

Biaya Tetap + Taget Laba


Pendapatan =
Rasio Margin Kontribusi
Rp37.500.000 + Rp9.900.000
Pendapatan =
0,375
Rp47.400.000
Pendapatan =
0,375
Pendapatan = Rp126.400.000

3. PT SWITER memproduksi dan menjual dua jenis produk latihan yoga: kaset
tentang bagaimana melakukan yoga dan satu set peralatan dasar (blok.
pengikat, dan bantal kecil). Tahun lalu, switzer menjual 10.000 video dan 5.000
set peralatan. Informasi atas kedua produk tersebut adalah sebagai berikut.

Video Set Peralatan


Harga Rp 12.000 Rp 15.000
Biaya variabel per unit Rp 4.000 Rp 6.000
Total biaya tetap adalah Rp 70.000.000

Diminta:

a) Berapa Bauran Penjualan dari video dan set peralatan?


Jawab

Bauran Penjualan = Video : Set Peralatan


= 10.000 : 5.000
= 2 : 1
Keterangan : 2 x lebih banyak menjual video
b) Hitunglah jumlah impas setiap produk!
Jawab

Biaya Tetap
Unit Impas Video =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp70.000.000
=
Rp12.000 − Rp4.000
Rp70.000.000
=
Rp8.000
= 8.750 x 2
= 𝟏𝟕. 𝟓𝟎𝟎

Biaya Tetap
Unit Impas Set Peralatan =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp70.000.000
=
Rp15.000 − Rp6.000
Rp70.000.000
=
Rp9.000
= 7.777,7778 x 1
= 𝟕. 𝟕𝟕𝟕, 𝟕𝟕𝟕𝟖

Total seluruh Unit Impas = Video + Set Peralatan


= 17.500 + 7.777,7778
= 25.277,7778

c) Siapkanlah suatu laporan laba rugi bagi switszer untuk tahun lalu!
Berapakah rasio margin kontribusi keseluruhan dan pendapatan penjualan
impas keseluruhan?
Jawab

Keterangan Video Set Peralatan Total Persentase


Penjualan Rp120.000.000 Rp75.000.000 Rp195.000.000 100,00 %
(-) Biaya (Rp40.000.000) (Rp30.000.000) (70.000.000) 35,90 %
Variabel
Margin Rp80.000.000 Rp45.000.000 Rp125.000.000 64,10 %
Kontribusi
(-) Biaya (Rp70.000.000)
Tetap
Laba Rp55.000.000
Operasi
Biaya Tetap
Penjualan Impas =
Rasio Margin Kontribusi
Rp70.000.000
=
0,641
= Rp109.204.368

Anda mungkin juga menyukai