Disusun oleh :
Kelas : 3AC
Dosen Pembimbing :
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Bab 4 Analisis Biaya Volume dan Laba Modul Halaman 71 - 72
LATIHAN
Keterangan:
P = Price / Harga
vc = Variable cost per unit / Biaya variabel per unit
FC = Fixed cost / Biaya tetap
Formula analisis CVP di atas digunakan untuk menentukan berapa unit
yang harus dijual pada kondisi break-even atau profit sama dengan nol. Satuan
pengukuran unit penjualan sangat bervariasi, tergantung jenis dan karakteristik
produk atau jasa yang disediakan perusahaan. Contoh satuan pengukuran unit:
kilogram, tonnage, container, pallet, carton, liter, penumpang, transaksi, trip,
dan lain-lain.
Pada kondisi break-even point, total revenue sama dengan total cost.
Begitu break-even point telah dicapai, maka semua total fixed cost sudah
tertutupi oleh contribution margin yang dihasilkan. Setiap tambahan unit yang
dijual hanya memerlukan tambahan biaya variabel. Contribution margin yang
dihasilkan dari setiap tambahan unit di atas break-even merupakan profit yang
dihasilkan.
y = cx – bx – a
Keterangan:
y = laba operasi
c = harga jual per satuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap
Unit impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap / (Harga - Biaya variabel per unit)]
Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga / (Harga - Biaya variabel per unit)]
4. Jelaskanlah mengapa margin kontribusi perunit menjadi laba perunit diatas titik
impas!
Jawab
Karena pada titik impas, margin kontibusi sama dengan beban. Namun,
apabila margin kontribusi yang rendah per unit, margin kontribusi harus
menutupi semua biaya tetap. Pada titik impas, Di atas titik impas hanya biaya
variabel yang perlu ditutupi. sehingga margin kontribusi per unit adalah laba
per unit,asalkan harga jual unit lebih besar dari biaya variabel satuan.
Ketika membuat produk atau memberikan jasa dan mengenakan biaya
variabel (biaya packaging dan ongkos kirim, misal), nilai sisanya adalah
Margin Kontribusi. Ini adalah cara berbeda dalam memaknai laba bisnis.
Implikasinya, Margin Kontribusi digunakan untuk melihat seberapa jauh
pendapatan penjualan bisnis bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan
unsur biaya variabel.
1) Margin Kontribusi
Margin Kontribusi adalah nilai pendapatan bersih setelah dikurangi
biaya variabel. Jika diformulasikan, maka akan jadi seperti ini:
Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel
Contoh Soal
Contoh Soal
5. Jika margin kontribusi per unit adalah Rp7.000 dan titik impas adalah 10.000
unit, berapa laba yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai
15.000!
Jawab
Laba perusahaan = (harga x jumlah unit yang terjual) – (biaya variabel per unit
x jumlah unit terjual) – total biaya tetap
Laba perusahaan = Rp7.000 x (15.000 - 10.000)
= Rp7.000 x 5.000
= Rp35.000.000
Jadi laba yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai 15.000
adalah Rp35.000.000.
Contoh Soal
BEP Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 – Rp 35.000)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000
BEP Unit = Rp 3.500
Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Rp. 3.500/unit
BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Jual Per
Unit)
BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 / Rp 55.000)
BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636
BEP Rupiah = Rp 192.519.252
Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalah Rp 192.519.252
6. Apakah yang dimaksud dengan rasio biaya variabel dan rasio margin
kontribusi? Bagaimana hubungan di antara keduanya?
Jawab
Rasio biaya variable (variable cost ratio) merupakan bagian dari setiap
Rupiah penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio
biaya variabel dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per
unit. Tentu saja, persentase dari Rupiah penjualan yang tersisa setelah biaya
variabel tertutupi merupakan rasio margin kontribusi.
Rasio Margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari
setiap Dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba. Rasio margin kontribusi merupakan pelengkap rasio biaya
variable. Bagian penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi
haruslah merupakan komponen margin kontribusi
Rasio biaya variabel adalah perhitungan biaya peningkatan produksi
dibandingkan dengan pendapatan yang lebih besar yang akan dihasilkan dari
peningkatan tersebut. Perkiraan rasio biaya variabel memungkinkan
perusahaan untuk mencapai keseimbangan optimal antara peningkatan
pendapatan dan peningkatan biaya produksi.
Rasio biaya variabel menunjukkan biaya tambahan yang dikeluarkan
dalam meningkatkan produksi. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari penjualan yang relatif rendah
karena biaya tetap yang harus ditanggungnya tidak banyak. Rasio yang rendah
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki biaya tetap yang tinggi dan harus
mencapai tingkat penjualan impas yang tinggi sebelum memperoleh
keuntungan. Produksi barang melibatkan biaya tetap dan biaya variabel:
Rasio biaya variabel mengukur hubungan antara penjualan perusahaan
dan biaya produksi spesifik yang terkait dengan pendapatan tersebut. Ini adalah
metrik evaluasi yang berguna bagi manajemen perusahaan dalam menentukan
margin laba impas atau minimum yang diperlukan, membuat proyeksi laba,
dan mengidentifikasi harga jual yang optimal untuk produknya.
Rasio margin kontribusi adalah selisih antara total penjualan bersih dan
total biaya variabel. Salah satu jenis perusahaan yang menggunakan rasio
margin kontribusi (contribution margin) adalah perusahaan manufaktur. Tapi
basicnya, perusahaan sangat jarang mempublikasikan margin kontribusinya.
Dua komponen utama dalam margin kontribusi adalah net sales dan
variable cost. Jadi bisa dibilang bahwa rasio margin kontribusi hanya
digunakan sebagai perhitungan managerial saja untuk meningkatkan prosedur
dan kinerja internal dalam produksi barang.
Melalui margin kontribusi ini, perusahaan akan mengukur seefisien
apakah mereka dalam menghasilkan produk. Tak hanya itu, penggunaan rasio
margin kontribusi ini juga digunakan untuk melihat bagaimana perusahaan bisa
tetap mempertahankan biaya variabel di level yang rendah.
Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran
pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit
yang terjual. Dalam hal ini, variabel yang penting adalah rupiah penjualan,
sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam rupiah.
Untuk menghitung titik impas dalam rupiah penjualan, biaya variabel
didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai jumlah
unit yang terjual. Dengan menggunakan pendekatan impas dalam unit yang
terjual maka, akan diperoleh persamaan impas dalam penjualan rupiah sebagai
berikut (Mowen, Hansen, 2005):
Unit impas = Biaya tetap / (Harga – Biaya variabel)
Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap / (Harga - Biaya variabel per unit)]
Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga / (Harga - Biaya variabel per unit)]
Contoh Soal
Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3: 2 atau 60% : 40%
yang berarti bahwa PT. Angkasa Merah berharap dapat menjual 3 mesin
pemotong rumput manual dan 2 mesin pemotong rumpur otomatis. Sedangkan
bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar 42,86% : 57,14% untuk
mesin manual dan mesin otomatis.
Perbedaan perbandingan ini diakibatkan karena bauran penjualan dalam
pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan memberikan bobot
menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus
menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
10. Jelaskan bagaimana analisis biaya volume laba yang dikembangkan untuk
produk tunggal dapat digunakan dalam pengaturan multiproduk!
Jawab
Contoh Soal
1. PT SOKOLO menjual suatu produk seharga Rp 12.000. Biaya per unit adalah
sebagai berikut :
Diminta:
Biaya Tetap
Unit Impas =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp81.900.000
Unit Impas =
Rp12.000 − Rp8.000
Rp81.900.000
Unit Impas =
Rp4.000
Unit Impas = 20.475
c) Berapa unit yang harus diproduksi oleh Solokov untuk mendapatkan laba
operasi Rp 9.000.000?
Jawab
Biaya Tetap + Target Laba
Unit =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp81.900.000 + Rp9.000.000
Unit =
Rp12.000 − Rp8.000
Rp90.900.000
Unit =
Rp4.000
Unit = 22.725
Diminta :
Biaya Tetap
Unit Impas =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp37.500.000
Unit Impas =
Rp8.000 − Rp5.000
Rp37.500.000
Unit Impas =
Rp3.000
Unit Impas = 12.500
c) Berapa banyak unit yang harus PT LORI jual untuk mendapatkan laba
operasi sebesar Rp9.900.000?
Jawab
Biaya Tetap
Pendapatan Impas =
Rasio Margin Kontribusi
Rp37.500.000
Pendapatan Impas =
0,375
Pendapatan Impas = Rp100.000.000
3. PT SWITER memproduksi dan menjual dua jenis produk latihan yoga: kaset
tentang bagaimana melakukan yoga dan satu set peralatan dasar (blok.
pengikat, dan bantal kecil). Tahun lalu, switzer menjual 10.000 video dan 5.000
set peralatan. Informasi atas kedua produk tersebut adalah sebagai berikut.
Diminta:
Biaya Tetap
Unit Impas Video =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp70.000.000
=
Rp12.000 − Rp4.000
Rp70.000.000
=
Rp8.000
= 8.750 x 2
= 𝟏𝟕. 𝟓𝟎𝟎
Biaya Tetap
Unit Impas Set Peralatan =
Harga − Biaya Variabel per Unit
Rp70.000.000
=
Rp15.000 − Rp6.000
Rp70.000.000
=
Rp9.000
= 7.777,7778 x 1
= 𝟕. 𝟕𝟕𝟕, 𝟕𝟕𝟕𝟖
c) Siapkanlah suatu laporan laba rugi bagi switszer untuk tahun lalu!
Berapakah rasio margin kontribusi keseluruhan dan pendapatan penjualan
impas keseluruhan?
Jawab