Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Analysis Cost Profit and Volume (Analisis Biaya Volume Laba)

2.1.1 Definisi dari Analisis Biaya Volume Laba

Analisis biaya volume laba adalah suatu metode untuk menganalisis


bagaimana pengaruh keputusan operasi dan pemasaran terhadap laba berdasarkan
pemahaman atas hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan
tingkat output. Sedangkan, Mulyadi (2001) analisis biaya volume laba merupakan
teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya
terhadap laba untuk membantu manajer dalam perencanaan laba jangka pendek.

Dalam menentukan tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-


faktor dibawah ini:

1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu


2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus
menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta
menyediakan kebutuhan bisnis masa depan
3. Titik impas
4. Volume penjualan yag dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang
5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba
6. Pengembalian atas modal yang digunakan

Keuntungan dan keterbatasan perencanaan laba:


a. Keuntungan perencanaan laba sebagai berikut :
1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas
identifikasi dan penyelesaian masalah
2. Perencanana laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan
manajemen
3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal tersebut memberikan
suatu cara untuk menyelesaikan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita
4. Perencanaan labamenyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja
sama dari semua tingkatan manajemen
5. Perencanaan laba menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi
kinerja katual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu
b. Keterbatasan perencanaan laba sebagai berikut :
1. Perenanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peranan
administrasi. Rencana laba didesain untuk menyediakan informasi yang
terici yang memungkinkan eksekutif mengarahkan perusahaan ke tujuan
organisasi
2. Penyusunan perencanaan laba memakan waktu

Analisis CPV memiliki banyak aplikasi :

 Menetapkan harga jual produk dan jasa


 Memperkenalkan produk dan jasa yang baru
 Menggantikan sebuah peralatan
 Menentukan titik impas
 Memutuskan apakah produk atau jasa tertentu seharusnya dibuat atau dibeli
 Menentukan bauran produk terbaik
 Melakukan analisis strategis dengan menggunakan “bagaimana jika”
Analisis CPV didasarkan pada model eksplisit mengenai hubungan antara tiga
faktor biaya, penjualan, dan laba serta agaimana perubahan dari ketiga faktor
tersebut dengan cara yang dapat diprediksi ketiak volume aktivitas juga berubah
model CPV adalah:
Laba operasi = penjualan-total biaya
Dimana laba operasi merupakan laba ekslusif dari produk yang luar biasa atau
penjualan yang terjadi berulang kali dan dihitung sebelum pajak. Jika perusahaan
tidak memiliki produk yang luar biasa atau penjualan yang terjadi berulang kali, laba
operasi hanyalah laba sebelum pajak. Karena kita akan melihat bagaimana biaya dan
penjualan bervariasi sesuai dengan volume, penting bagi kita untuk membedakan
biaya variabel dengan biaya tetap, serta menunjukkan persamaan di atas dalam
bentuk yang setara di bawah in:
Penjualan = Biaya tetap + Biaya variabel + Laba operasi
Sekarang, kita mengganti penjualan dengan jumlah unit yang terjual dikalikan harga,
dan mengganti biaya variabel dengan biaya variabel per unit dikalikan jumlah unit
yang terjual, maka model CVP adalah;
Unit yang terjual x Harga = Biaya tetap + unit yang terjual x biaya variabel per
unit + laba operasi
Agar lebih mudah digunakan, model tersebut biasanya ditunjukkan dalam bentuk
simbolis : Q = unit yang terjual
P = harga jual per unit p x Q = F + (v x Q) + N
F = total biaya tetap
v = biaya variabel per unit
N = laba operasi
Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang sangat beruna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan yang menekenakan keterkaitan antara biaya,
volume penjualan dan harga. Jadi, untuk mengetahui bagaimana pendapatan, beban,
dan laba berperilaku ketika volume berubah, analisis biaya volume laba dapat dimulai
dengan menetukan titik impas perusahaan (Mowen, Hansen, 2005).

Menurut Mowen dan Hansen (2005), analisis titik impas adalah titik dimana
total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Impas
adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba atau tidak menderita rugi.
Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan
jumlah biaya atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup
biaya tetap saja. (Mulyadi, 2001)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis titik impas


adalah suatu cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume
kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak
memperoleh laba dan juga tidak memperoleh rugi. Manajemen memerlukan
informasi impas (break even) untuk mengetahui tingkat penjualan yang mesti dicapai
sehingga sehingga tidak menderita kerugian, batas minimum volume yang harus
diraih perusahaan dan diharapkan dapat mengambil langkah yang tepat untuk masa
yang akan datang.

2.1.2 Analisis CPV untuk perencanaan Titik Impas

Ada dua cara untuk menentukan impas : pendekatan teknik persamaan dan
pendekatan grafik. Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan
mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba,
sedangkan, penentuan impas dengan pendekatan grafik dilakukan dengan cara
mencari titik potong anatara garis pendapatan penjualan dan garis biaya dalam suatu
grafik yang disebut grafik impas (Mulyadi,2001)

a. Perhitungan Impas dengan Pendekatan Teknik Persamaan


Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikuransi dengan biaya atau
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
y = cx – bx – a
keterangan:
y = laba operasi b = biaya variabel per satuan
c = harga jual per satuan a = biaya tetap
x = jumlah produk yang dijual
berdasarkan definisis suatu perusahaan akan mencapai keadaan impas jika
jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba = nol, y = 0) dan
kemudian memecahkan persamaan laba operasi untuk jumlah unit. Jadi,
rumus titik impas dalam satuan unit yang terjual dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut (mMulyadi,2001) :
Unit impas = Biaya tetap
Harga jual per unit- Biaya variabel per unit
Meskipun, tiitik impas merupakan informasi yang berguna, namun
kebnayakan perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada
nol. Analisis biaya volume laba menyediakan suatu cara untuk menentukan
berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target
laba dapat dinytaakan dalam jumlah rupih atau persentas dari pendapatan
penjualan. Persamaan analisis titik impas untuk memperoleh target laba
adalah (Mowen, Hnasen, 2005):

Jumlah unit untuk memperoleh laba= biaya tetap + target laba


Margin kontribusi per unit
Contoh (Mowen, Hansen, 2005) : Perusahaan Whittier memproduksi mesin
pemotong rumput untuk tahun yang akan datang pengawas telah menyusun
proyeksi laporan laba rugi sebagai berikut:

Penjualan (1000 unit @ Rp400) Rp400.000


Biaya variabel -325.000
Margin kontribusi 75.000
Beban tetap -45.000
Laba operasi 30.000

Maka titik impas dengan rumus unit produk yang terjual:

Unit impas = Rp45.000 = Rp45.000 = 600 unit


Rp400-Rp325 Rp75
2.1.3 Analisis CPV untuk perencanaan laba
Analisis CPV dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang
dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkan. Mencari laba yang
diharpakn meliputi perencananaan pendapatan, perencanaan biaya, dan pencatatan
akuntansi untuk implikasi pajak penghasilan.

 Perencanaan pendapatan
Analisis CPV membantu manajer dalam perencanaan pendapatan guna
menentukan pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang
diharapkan. Contohnya, jika pihak manajemen HFI ingin mengetahui volume
penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai laba tahunan sebesar $48.000,
maka kita memasukkan biaya tetap sebesar $60.000 dan laba yang diharpkan
sebesar $48.000, solusi dalam unit adalah:
Q= F + N = $60.000 + $48.000 = 2.700 unit per tahun
P–v $75 - $35
Soulusinya dalam jumlah dolar penjualan adalah:
p x Q = $75 X 2.700 = $202.500 per tahun
 Perencanaan biaya
Untuk keputusan perencanaan biaya, manajer mengasumsikan jumlah
penjualan dan laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin menemukan
nilai biaya variabel atau biaya tetap yang dibutuhkan untuk mencapai laba
yang diharapkan pada jumlah penjualan yang diasumsikan.
Contoh, asumsikan penjualan per tahun sebanyak 2.700 unit. Kini, pihak
manajemen sedang mempertimbangkan pembelian mesin baru yang akan
mengurangi biaya variabel tetapi juga meningkatkan biaya tetap sebesar
$2.250 pr bulan. Berapakah besar penuunan biaya variabel per unit untuk
mempertahankan tingkat laba saat ini, dengan asumsi bahwa volume
penjualan dan seluruh faktor lainnya tetap sama?
Q = 2.700 unit F = $5.000 – $2.250 = $7.250 per bulan ( $87.000 per tahun)
p = $75 N = $48.000 per tahun
v = tidak diketahui (sebelumnya sebesar $35)
penyelesaiannya: Q = F + N
p–v
p–v=F+N
Q
V= p–F+N
Q
V = $75 – ($87.000 + $48.000/2.700) = $25
Akibatnya, penjualan dan laba tetap tidak berubah karena kenaikan biaya
tetap, biaya variabel per unit turun dari sebesar $35 menjadi sebesar $25.
2.2.4 Analisis CPV untuk perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengidentifikasi penggerak biaya
untuk aktivitasbiaya tidak langsung pada tingkat terperinci, seperti persiapan
mesin, penenganan bahan baku, inspeksi, serta rekayasa. Sebaliknya,
pendekatan berdasarkan volume (pendekatan tradisional) mengombinasikan
biaya dari aktivitas-aktivitas tersebut dan memperlakukannya sebagai biaya
tetap karena tidak berubah seiring dengan volume.

2.2.5 Analisis sensitivitas dari hasil CPV


Analisis sensitivitas adalah nama untuk berbagai metode yang menelaah
bagaimana perubahan jumlah unit jika faktor-faktor yang dilibatkan dalam
memprediksi jumlah unit tersebut juga berubah. Analisis sensitivitas sangat
penting ketika terdapat banyak ketidakpastian akan potensi tingkat volume
penjualan, harga, atau biaya di masa yang akan datang, terdapat tiga metode
yang paling lazim digunakan untuk analisis sensitivitas: (1) analisis
bagaimana jika dnegan menggunakan margin kontribusi dan rasio margin
kontribusi, (2) margin pengaman, (3) pengungkit operasi

2.2.6 Analisis bagaimana- jika dari penjualan dan rasio margin konribusi
Analisis bagaimana-jika merupakan kalkulasi dari jumlah unit pada berbagai
tingkat faktor yang meengaruhi jumlah unit tersebut. Analisis bagaimana- jika
adalah pendekatan terhadap analisis sensitivitas ketika ketidakpastian terjadi.

Anda mungkin juga menyukai