Cost-Volume-Profit Analysis
BREAK-EVEN POINT IN UNITS AND IN SALES DOLLARS
Analisis CVP adalah alat yang digunakan oleh akuntan manajerial untuk membantu
manajer membuat keputusan yang lebih baik dengan mengestimasi bagaimana perubahan dalam
biaya, volume penjualan, dan harga mempengaruhi laba perusahaan. Analisis CVP dapat
digunakan untuk mencapai titik impas, melakukan analisis sensitivitas, dan menemukan solusi
untuk masalah bisnis. Analisis CVP didasarkan pada konsep margin kontribusi, yaitu selisih antara
pendapatan dan biaya variabel.
Dalam CVP, biaya dibagi menjadi komponen tetap dan variabel. Biaya tetap
mencakup hal seperti pajak dan peralatan pembuatan salju, sementara biaya variabel
melibatkan hal seperti gaji pekerja musiman, listrik untuk operasional, dan makanan
restoran.
Biaya variabel adalah biaya yang meningkat seiring dengan peningkatan penjualan,
seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel. Biaya
tetap meliputi biaya overhead tetap, biaya penjualan, dan biaya administratif.
Laporan laba yang berfokus pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan
variabel disebut laporan laba kontribusi margin. Kontribusi margin adalah selisih antara
penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah pendapatan yang dapat digunakan
untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba usaha. Kontribusi margin dapat dihitung
secara total atau per unit, dan membantu manajer melihat dampak perubahan penjualan
terhadap laba.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
Untuk mencapai titik impas, di mana laba usaha sama dengan nol, kita dapat
menggunakan persamaan ini. Titik impas mengindikasikan jumlah unit yang harus dijual
agar semua biaya tertutupi. Setelah melewati titik impas, perusahaan mulai menghasilkan
keuntungan.
Jumlah Unit Titik Impas = Biaya Tetap Total / (Harga - Biaya Variabel per Unit)
Jika kita mengganti marjin kontribusi per unit dengan Biaya Tetap Total dibagi oleh
Marjin Kontribusi per Unit, kita akan mendapatkan persamaan yang lebih sederhana:
Jumlah Unit Titik Impas = Biaya Tetap Total / Marjin Kontribusi per Unit
Dengan cara ini, jika perusahaan menjual cukup banyak unit sehingga marjin
kontribusi per unit hanya cukup untuk menutupi biaya tetap, maka perusahaan akan
mencapai titik impas. Menyelesaikan masalah titik impas menggunakan persamaan marjin
kontribusi lebih cepat daripada menggunakan persamaan laba usaha asli.
besar persentase dari setiap dolar pendapatan yang digunakan untuk menutupi biaya
variabel.
3. Rasio Marjin Kontribusi: Rasio marjin kontribusi adalah persentase dari dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variabel tertutup. Ini mewakili persentase dari
setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan memberikan
keuntungan.
4. Hubungan Biaya Tetap: Biaya tetap memengaruhi operasi perusahaan. Hubungan
antara biaya tetap dengan rasio marjin kontribusi dapat menghasilkan tiga
kemungkinan: titik impas, laba, atau kerugian.
5. Menghitung Titik Impas dalam Dolar Penjualan: Titik impas dalam dolar pendapatan
penjualan memungkinkan manajer untuk melihat sejauh mana perusahaan mendekati
titik impas hanya menggunakan data pendapatan penjualan. Persamaan untuk
menghitung titik impas dalam dolar pendapatan penjualan adalah: Titik Impas
Penjualan = Biaya Tetap Total / Rasio Marjin Kontribusi.
Dalam analisis CVP, meskipun titik impas adalah informasi penting, kebanyakan
perusahaan menginginkan laba usaha yang lebih besar dari nol. Oleh karena itu, CVP analysis
memberikan alat untuk menentukan berapa banyak unit yang harus dijual atau seberapa besar
pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan. Dengan fokus
pada jumlah unit atau pendapatan penjualan yang diperlukan untuk mencapai laba yang diinginkan,
manajer dapat memusatkan perhatian mereka pada tujuan laba positif tertentu, bukan hanya
mencapai titik nol laba. Ini memungkinkan manajer untuk membandingkan dengan mudah
pendapatan penjualan yang sebenarnya dengan pendapatan penjualan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan laba tertentu.
Dalam menggunakan persamaan laba usaha, laba usaha diganti dengan jumlah laba
yang ditargetkan. Dengan demikian, manajer dapat menghitung jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai laba yang ditargetkan. Persamaan ini adalah:
(Biaya Tetap Total + Laba yang Ditargetkan) / (Marjin Kontribusi per Unit)
Cara lain adalah dengan menggunakan persamaan titik impas dasar, yang sudah
diketahui jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai laba usaha sebesar $0. Dalam
kasus ini, manajer hanya perlu menambahkan jumlah laba yang ditargetkan ke biaya tetap
dan kemudian membagi jumlah ini dengan marjin kontribusi per unit untuk menemukan
jumlah unit yang harus dijual. Persamaan ini adalah:
(Biaya Tetap Total + Laba yang Ditargetkan) / (Marjin Kontribusi per Unit)
Dalam kedua pendekatan tersebut, manajer dapat menghitung berapa banyak unit
yang harus dijual untuk mencapai laba yang ditargetkan. Selain itu, perubahan dalam laba
usaha akibat perubahan jumlah unit yang dijual dapat dihitung dengan mengalikan marjin
kontribusi per unit dengan perubahan jumlah unit yang terjual. Ini memungkinkan manajer
untuk mengelola laba dan biaya dengan lebih baik dan merencanakan tindakan yang sesuai
untuk mencapai tujuan laba yang ditargetkan.
Kita dapat membuat grafik hubungan antara jumlah unit dengan biaya dan pendapatan.
Menggambar pendapatan penjualan dan biaya total terhadap jumlah unit yang dijual membantu
manajer melihat perbedaan antara biaya variabel dan pendapatan. Ini juga dapat membantu mereka
dengan cepat memahami dampak peningkatan atau penurunan penjualan terhadap titik impas.
Dalam bagian ini, kita akan:
Misalnya, jika perusahaan Tyson memproduksi satu produk dengan biaya tetap
sebesar $100, biaya variabel per unit sebesar $5, dan harga jual sebesar $10 per unit, kita
dapat menghitung pendapatan dan biaya dengan persamaan berikut:
yang mewakili persamaan pendapatan adalah (0, $0) dan (20, $200). Sedangkan untuk
persamaan biaya, dua titik yang mewakili adalah (0, $100) dan (20, $200).
Jika garis pendapatan total berada di atas garis biaya total, maka terdapat wilayah
laba. Titik di mana kedua garis tersebut bertemu adalah titik impas, di mana perusahaan
mencapai laba usaha nol. Dalam contoh ini, Tyson harus menjual 20 unit untuk mencapai
titik impas dan menerima pendapatan total sebesar $200.
1. Fungsi pendapatan dan biaya yang linear: CVP menganggap bahwa biaya dan
pendapatan mengikuti hubungan linear (garis lurus) yang tetap konstan dalam rentang
yang relevan.
2. Pengetahuan harga jual dan biaya: CVP mengasumsikan bahwa harga jual, biaya
variabel, dan biaya tetap diketahui dengan pasti. Namun, dalam realitas, seringkali
perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang pasti tentang variabel-variabel ini.
3. Produksi sama dengan penjualan: CVP menganggap bahwa semua unit yang
diproduksi juga dijual, sehingga tidak ada perubahan dalam persediaan selama periode
waktu tertentu. Persediaan dianggap tidak memengaruhi analisis break-even.
4. Campuran penjualan konstan: Dalam analisis produk tunggal, campuran penjualan
selalu konstan karena satu produk menyumbang seluruh penjualan. Namun, dalam
analisis break-even produk ganda, sulit untuk memprediksi campuran penjualan
dengan pasti. Biasanya, ketidakpastian ini ditangani melalui analisis sensitivitas.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
Dalam analisis Cost-Volume-Profit (CVP), penting untuk memahami hubungan antara tiga
variabel utama: harga jual per unit, biaya variabel per unit, dan biaya tetap total. Contoh kasus Lott
Company digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana perubahan dalam variabel-variabel ini
memengaruhi margin kontribusi dan titik impas (break-even point).
Analisis CVP membantu perusahaan memahami bagaimana perubahan dalam variabel-variabel ini
memengaruhi margin kontribusi dan titik impas, yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan bisnis yang lebih baik. Dalam situasi sebenarnya, perubahan lain juga dapat diterapkan
pada variabel-variabel ini untuk mengkaji dampaknya.
1. Dampak Perubahan Harga Jual: Ketika harga jual per unit naik, sementara biaya
variabel per unit dan biaya tetap total tetap sama, margin kontribusi per unit meningkat. Ini
menghasilkan titik impas yang lebih rendah, yang berarti perusahaan perlu menjual lebih
sedikit unit untuk mencapai titik impas.
2. Dampak Perubahan Biaya Variabel per Unit: Ketika biaya variabel per unit naik,
margin kontribusi per unit menurun, bahkan jika harga jual dan biaya tetap total tetap sama.
Ini menghasilkan titik impas yang lebih tinggi, yang berarti perusahaan perlu menjual lebih
banyak unit untuk mencapai titik impas.
3. Dampak Perubahan Biaya Tetap Total: Ketika biaya tetap total naik, tanpa perubahan
harga jual atau biaya variabel per unit, titik impas juga meningkat. Perusahaan perlu
menjual lebih banyak unit untuk mencapai titik impas yang lebih tinggi.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
MULTIPLE-PRODUCT ANALYSIS
Dengan demikian, perusahaan dapat menghitung margin kontribusi dan margin produk
untuk setiap produk secara terpisah. Margin produk adalah selisih antara margin kontribusi dan
biaya tetap langsung yang terkait dengan produk tersebut. Ini membantu perusahaan untuk
memahami berapa banyak kontribusi yang masing-masing produk hasilkan terhadap laba bersih
total perusahaan.
Perhatikan bahwa biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat dihubungkan
dengan produk tertentu dan akan tetap ada bahkan jika salah satu produk dihentikan. Semua
informasi ini membantu perusahaan dalam perencanaan keuntungan dan penentuan titik impas
untuk setiap produk secara terpisah dalam lingkungan produk ganda.
Pendekatan ini mengubah masalah produk ganda menjadi masalah produk tunggal,
yang lebih mudah dihitung. Dengan cara ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan
titik impas per paket untuk menghitung titik impas perusahaan secara keseluruhan dengan
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
menggunakan data ringkasan dari laporan keuangan. Dalam hal ini, perusahaan
menggabungkan penjualan, biaya variabel, dan biaya tetap di seluruh lini bisnisnya untuk
menghitung titik impas keseluruhan perusahaan.
Penjualan $1.120.000
Perhatikan bahwa laporan laba rugi ini sesuai dengan kolom total dari laporan laba
rugi yang lebih rinci yang telah kita periksa sebelumnya. Laporan laba rugi proyeksi
didasarkan pada asumsi bahwa akan terjual 1.200 mesin pemotong rumput jenis
"mulching" dan 800 mesin pemotong rumput "riding" (dalam rasio penjualan 3:2). Titik
impas dalam penjualan dolar juga didasarkan pada rasio penjualan yang diharapkan.
(Seperti dalam pendekatan jumlah unit yang dijual, berbagai rasio penjualan akan
menghasilkan hasil yang berbeda.)
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
Pentingnya analisis CVP dalam menghadapi perubahan harga dan biaya diperlihatkan
dalam contoh Whittier. Perusahaan ini mempertimbangkan tiga alternatif yang berbeda dalam
menjawab pertanyaan apakah harus mempertahankan kebijakan harga dan iklan saat ini atau
mengadopsi salah satu dari tiga alternatif tersebut.
Analisis CVP memungkinkan manajer untuk memahami kontribusi dari setiap produk
terhadap laba perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan terkait strategi harga,
biaya iklan, dan campuran penjualan. Ini membantu perusahaan untuk lebih siap menghadapi
perubahan dalam lingkungan bisnis.
1. Kesadaran terhadap ketidakpastian: Manajer harus menyadari sifat tidak pasti dari
harga, biaya, dan kuantitas di masa depan.
2. Zona Titik Impas: Daripada hanya mempertimbangkan titik impas yang pasti, manajer
dapat memperluas pemahaman ke "zona titik impas" yang mempertimbangkan
ketidakpastian data.
3. Analisis Sensitivitas: Manajer dapat menggunakan spreadsheet komputer untuk
menguji pengaruh variasi biaya dan harga terhadap jumlah yang dijual.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN
4. Margin of Safety: Ini mengukur satuan yang dijual atau pendapatan yang diperoleh di
atas volume titik impas. Margin of Safety digunakan untuk mengukur tingkat risiko;
semakin besar margin of safety, semakin kecil risiko kerugian.
5. Operating Leverage: Ini berkaitan dengan campuran biaya tetap dan biaya variabel
dalam organisasi. Leverage operasional yang lebih tinggi akan menghasilkan
perubahan persentase laba yang lebih besar saat penjualan meningkat, tetapi juga
meningkatkan risiko saat penjualan menurun. Degree of Operating Leverage (DOL)
digunakan untuk mengukur tingkat leverage operasional.
Ethical Decisions
Penting untuk diingat bahwa hasil analisis CVP hanya merupakan salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan bisnis. Banyak faktor lain yang dapat
memengaruhi keputusan untuk memilih satu jenis proses daripada yang lain, atau apakah
akan menghapus biaya tertentu. Bisnis dan entitas nirlaba seringkali menghadapi trade-off
yang melibatkan faktor keamanan. Pertimbangan etika juga memiliki tempat penting dalam
analisis CVP. Ketika sebuah perusahaan membeli perusahaan lain, keputusannya sebagian
didasarkan pada informasi yang disajikan oleh perusahaan yang akan diakuisisi. Meskipun
biaya dan probabilitas seringkali tidak diketahui dengan cukup pasti, faktor-faktor ini
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan akhir.