Anda di halaman 1dari 11

142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

Cost-Volume-Profit Analysis
BREAK-EVEN POINT IN UNITS AND IN SALES DOLLARS

Analisis CVP adalah alat yang digunakan oleh akuntan manajerial untuk membantu
manajer membuat keputusan yang lebih baik dengan mengestimasi bagaimana perubahan dalam
biaya, volume penjualan, dan harga mempengaruhi laba perusahaan. Analisis CVP dapat
digunakan untuk mencapai titik impas, melakukan analisis sensitivitas, dan menemukan solusi
untuk masalah bisnis. Analisis CVP didasarkan pada konsep margin kontribusi, yaitu selisih antara
pendapatan dan biaya variabel.

Using Operating Income in Cost-Volume-Profit Analysis


Analisis CVP (Cost-Volume-Profit) memperlakukan istilah "biaya" dan
"pengeluaran" sebagai hal yang sama karena berdasarkan asumsi dasar bahwa semua unit
yang diproduksi akan terjual. Semua biaya akhirnya menjadi pengeluaran dalam laporan
laba rugi.

Dalam CVP, biaya dibagi menjadi komponen tetap dan variabel. Biaya tetap
mencakup hal seperti pajak dan peralatan pembuatan salju, sementara biaya variabel
melibatkan hal seperti gaji pekerja musiman, listrik untuk operasional, dan makanan
restoran.

Biaya variabel adalah biaya yang meningkat seiring dengan peningkatan penjualan,
seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel. Biaya
tetap meliputi biaya overhead tetap, biaya penjualan, dan biaya administratif.

Laporan laba yang berfokus pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan
variabel disebut laporan laba kontribusi margin. Kontribusi margin adalah selisih antara
penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah pendapatan yang dapat digunakan
untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba usaha. Kontribusi margin dapat dihitung
secara total atau per unit, dan membantu manajer melihat dampak perubahan penjualan
terhadap laba.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

Break-Even Point in Units


Dalam analisis CVP (Cost-Volume-Profit), laporan laba kontribusi margin
merupakan alat yang sangat berguna. Persamaan laba usaha dalam konteks ini adalah:

Laba Usaha = Penjualan - Biaya Variabel Total - Biaya Tetap Total

Untuk mencapai titik impas, di mana laba usaha sama dengan nol, kita dapat
menggunakan persamaan ini. Titik impas mengindikasikan jumlah unit yang harus dijual
agar semua biaya tertutupi. Setelah melewati titik impas, perusahaan mulai menghasilkan
keuntungan.

Persamaan titik impas adalah:

Jumlah Unit Titik Impas = Biaya Tetap Total / (Harga - Biaya Variabel per Unit)

Jika kita mengganti marjin kontribusi per unit dengan Biaya Tetap Total dibagi oleh
Marjin Kontribusi per Unit, kita akan mendapatkan persamaan yang lebih sederhana:

Jumlah Unit Titik Impas = Biaya Tetap Total / Marjin Kontribusi per Unit

Dengan cara ini, jika perusahaan menjual cukup banyak unit sehingga marjin
kontribusi per unit hanya cukup untuk menutupi biaya tetap, maka perusahaan akan
mencapai titik impas. Menyelesaikan masalah titik impas menggunakan persamaan marjin
kontribusi lebih cepat daripada menggunakan persamaan laba usaha asli.

Break-Even Point in Sales Dollars


Analisis CVP (Cost-Volume-Profit) dapat membantu manajer dalam pengambilan
keputusan terkait laba dan biaya. Beberapa konsep penting dalam CVP analysis adalah:

1. Konversi dari Unit ke Pendapatan Penjualan: Kadang-kadang, manajer lebih suka


menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada
jumlah unit yang terjual. Anda dapat mengonversi ukuran berdasarkan jumlah unit
menjadi ukuran pendapatan penjualan dengan mengalikan harga jual per unit dengan
jumlah unit yang terjual.
2. Rasio Biaya Variabel: Untuk menghitung titik impas dalam dolar pendapatan penjualan,
biaya variabel total didefinisikan sebagai persentase dari penjualan daripada jumlah per
unit terjual. Ini menghasilkan rasio biaya variabel, yang menggambarkan seberapa
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

besar persentase dari setiap dolar pendapatan yang digunakan untuk menutupi biaya
variabel.
3. Rasio Marjin Kontribusi: Rasio marjin kontribusi adalah persentase dari dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variabel tertutup. Ini mewakili persentase dari
setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan memberikan
keuntungan.
4. Hubungan Biaya Tetap: Biaya tetap memengaruhi operasi perusahaan. Hubungan
antara biaya tetap dengan rasio marjin kontribusi dapat menghasilkan tiga
kemungkinan: titik impas, laba, atau kerugian.
5. Menghitung Titik Impas dalam Dolar Penjualan: Titik impas dalam dolar pendapatan
penjualan memungkinkan manajer untuk melihat sejauh mana perusahaan mendekati
titik impas hanya menggunakan data pendapatan penjualan. Persamaan untuk
menghitung titik impas dalam dolar pendapatan penjualan adalah: Titik Impas
Penjualan = Biaya Tetap Total / Rasio Marjin Kontribusi.

UNITS AND SALES DOLLARS NEEDED TO ACHIEVE A TARGET INCOME

Dalam analisis CVP, meskipun titik impas adalah informasi penting, kebanyakan
perusahaan menginginkan laba usaha yang lebih besar dari nol. Oleh karena itu, CVP analysis
memberikan alat untuk menentukan berapa banyak unit yang harus dijual atau seberapa besar
pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan. Dengan fokus
pada jumlah unit atau pendapatan penjualan yang diperlukan untuk mencapai laba yang diinginkan,
manajer dapat memusatkan perhatian mereka pada tujuan laba positif tertentu, bukan hanya
mencapai titik nol laba. Ini memungkinkan manajer untuk membandingkan dengan mudah
pendapatan penjualan yang sebenarnya dengan pendapatan penjualan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan laba tertentu.

Units to Be Sold to Achieve a Target Income


Dalam analisis CVP (Cost-Volume-Profit), ketika perusahaan ingin mencapai laba
usaha yang lebih besar dari nol, mereka dapat menentukan berapa banyak unit yang harus
dijual atau berapa banyak pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai
laba yang ditargetkan. Dua pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan
persamaan laba usaha atau dengan menyesuaikan persamaan titik impas dasar.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

Dalam menggunakan persamaan laba usaha, laba usaha diganti dengan jumlah laba
yang ditargetkan. Dengan demikian, manajer dapat menghitung jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai laba yang ditargetkan. Persamaan ini adalah:

Jumlah Unit yang Dibutuhkan untuk Laba yang Ditargetkan =

(Biaya Tetap Total + Laba yang Ditargetkan) / (Marjin Kontribusi per Unit)

Cara lain adalah dengan menggunakan persamaan titik impas dasar, yang sudah
diketahui jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai laba usaha sebesar $0. Dalam
kasus ini, manajer hanya perlu menambahkan jumlah laba yang ditargetkan ke biaya tetap
dan kemudian membagi jumlah ini dengan marjin kontribusi per unit untuk menemukan
jumlah unit yang harus dijual. Persamaan ini adalah:

Jumlah Unit untuk Mencapai Laba yang Ditargetkan =

(Biaya Tetap Total + Laba yang Ditargetkan) / (Marjin Kontribusi per Unit)

Dalam kedua pendekatan tersebut, manajer dapat menghitung berapa banyak unit
yang harus dijual untuk mencapai laba yang ditargetkan. Selain itu, perubahan dalam laba
usaha akibat perubahan jumlah unit yang dijual dapat dihitung dengan mengalikan marjin
kontribusi per unit dengan perubahan jumlah unit yang terjual. Ini memungkinkan manajer
untuk mengelola laba dan biaya dengan lebih baik dan merencanakan tindakan yang sesuai
untuk mencapai tujuan laba yang ditargetkan.

Sales Revenue to Achieve a Target Income


Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapa pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan oleh Whittier untuk mencapai laba usaha sebesar $37,500? Pertanyaan ini
serupa dengan yang telah kita bahas sebelumnya, tetapi merumuskan pertanyaan ini secara
langsung dalam hal pendapatan penjualan. Untuk menjawab pertanyaan ini, tambahkan
laba usaha yang ditargetkan sebesar $37,500 ke biaya tetap sebesar $45,000 dan bagilah
hasilnya dengan rasio marjin kontribusi. Persamaan ini adalah:

Pendapatan Penjualan untuk Mencapai Laba yang Ditargetkan =

Biaya Tetap Total + Laba yang Ditargetkan

Rasio Marjin Kontribusi


142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

Dengan menggunakan persamaan ini, manajer dapat menentukan berapa banyak


pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai laba usaha yang ditargetkan.
Ini membantu perusahaan merencanakan strategi pendapatan dan mencapai tujuan laba
yang diinginkan.

GRAPHS OF COST-VOLUME-PROFIT RELATIONSHIPS

Kita dapat membuat grafik hubungan antara jumlah unit dengan biaya dan pendapatan.
Menggambar pendapatan penjualan dan biaya total terhadap jumlah unit yang dijual membantu
manajer melihat perbedaan antara biaya variabel dan pendapatan. Ini juga dapat membantu mereka
dengan cepat memahami dampak peningkatan atau penurunan penjualan terhadap titik impas.
Dalam bagian ini, kita akan:

- menyiapkan grafik cost-volume-profit (CVP)


- meninjau asumsi-asumsi analisis CVP
- menggunakan grafik cost-volume-profit untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam
satu variabel dapat memengaruhi biaya dan laba.

The Cost-Volume-Profit Graph


Grafik Cost-Volume-Profit (CVP) mengilustrasikan hubungan antara biaya,
volume penjualan, dan laba dengan menampilkan garis pendapatan total dan garis biaya
total pada grafik. Untuk membuat gambaran yang lebih rinci, kedua garis ini digambarkan
dengan dua persamaan terpisah.

Misalnya, jika perusahaan Tyson memproduksi satu produk dengan biaya tetap
sebesar $100, biaya variabel per unit sebesar $5, dan harga jual sebesar $10 per unit, kita
dapat menghitung pendapatan dan biaya dengan persamaan berikut:

- Pendapatan = $10 × Jumlah Unit


- Biaya Total = ($5 × Jumlah Unit) + $100

Dua titik diperlukan untuk menggambarkan setiap persamaan. Sebagai contoh,


pada persamaan pendapatan, ketika jumlah unit terjual adalah 0, pendapatan adalah $0, dan
ketika jumlah unit terjual adalah 20, pendapatan adalah $200. Oleh karena itu, dua titik
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

yang mewakili persamaan pendapatan adalah (0, $0) dan (20, $200). Sedangkan untuk
persamaan biaya, dua titik yang mewakili adalah (0, $100) dan (20, $200).

Jika garis pendapatan total berada di atas garis biaya total, maka terdapat wilayah
laba. Titik di mana kedua garis tersebut bertemu adalah titik impas, di mana perusahaan
mencapai laba usaha nol. Dalam contoh ini, Tyson harus menjual 20 unit untuk mencapai
titik impas dan menerima pendapatan total sebesar $200.

Grafik CVP memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana perubahan


dalam volume penjualan dapat memengaruhi biaya dan laba perusahaan. Ini membantu
manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba dengan lebih baik.

Assumptions of Cost-Volume-Profit Analysis


Grafik Cost-Volume-Profit (CVP) bergantung pada sejumlah asumsi penting, termasuk:

1. Fungsi pendapatan dan biaya yang linear: CVP menganggap bahwa biaya dan
pendapatan mengikuti hubungan linear (garis lurus) yang tetap konstan dalam rentang
yang relevan.
2. Pengetahuan harga jual dan biaya: CVP mengasumsikan bahwa harga jual, biaya
variabel, dan biaya tetap diketahui dengan pasti. Namun, dalam realitas, seringkali
perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang pasti tentang variabel-variabel ini.
3. Produksi sama dengan penjualan: CVP menganggap bahwa semua unit yang
diproduksi juga dijual, sehingga tidak ada perubahan dalam persediaan selama periode
waktu tertentu. Persediaan dianggap tidak memengaruhi analisis break-even.
4. Campuran penjualan konstan: Dalam analisis produk tunggal, campuran penjualan
selalu konstan karena satu produk menyumbang seluruh penjualan. Namun, dalam
analisis break-even produk ganda, sulit untuk memprediksi campuran penjualan
dengan pasti. Biasanya, ketidakpastian ini ditangani melalui analisis sensitivitas.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

ILLUSTRATING RELATIONSHIPS AMONG CVP VARIABLES

Dalam analisis Cost-Volume-Profit (CVP), penting untuk memahami hubungan antara tiga
variabel utama: harga jual per unit, biaya variabel per unit, dan biaya tetap total. Contoh kasus Lott
Company digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana perubahan dalam variabel-variabel ini
memengaruhi margin kontribusi dan titik impas (break-even point).

Analisis CVP membantu perusahaan memahami bagaimana perubahan dalam variabel-variabel ini
memengaruhi margin kontribusi dan titik impas, yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan bisnis yang lebih baik. Dalam situasi sebenarnya, perubahan lain juga dapat diterapkan
pada variabel-variabel ini untuk mengkaji dampaknya.

1. Dampak Perubahan Harga Jual: Ketika harga jual per unit naik, sementara biaya
variabel per unit dan biaya tetap total tetap sama, margin kontribusi per unit meningkat. Ini
menghasilkan titik impas yang lebih rendah, yang berarti perusahaan perlu menjual lebih
sedikit unit untuk mencapai titik impas.
2. Dampak Perubahan Biaya Variabel per Unit: Ketika biaya variabel per unit naik,
margin kontribusi per unit menurun, bahkan jika harga jual dan biaya tetap total tetap sama.
Ini menghasilkan titik impas yang lebih tinggi, yang berarti perusahaan perlu menjual lebih
banyak unit untuk mencapai titik impas.
3. Dampak Perubahan Biaya Tetap Total: Ketika biaya tetap total naik, tanpa perubahan
harga jual atau biaya variabel per unit, titik impas juga meningkat. Perusahaan perlu
menjual lebih banyak unit untuk mencapai titik impas yang lebih tinggi.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

MULTIPLE-PRODUCT ANALYSIS

Dalam analisis Cost-Volume-Profit (CVP) untuk perusahaan dengan beberapa produk,


perusahaan mempertimbangkan berbagai produk yang mereka jual. Sebagai contoh, Whittier
memproduksi dua model mesin pemotong rumput: mesin pemotong berfungsi sebagai penyiraman
yang dijual seharga $400 dan mesin pemotong beroda yang dijual seharga $800. Dalam proyeksi
laba rugi berdasarkan garis produk, penjualan untuk masing-masing produk dan biaya variabelnya
diuraikan. Kemudian, biaya tetap langsung yang dapat dihubungkan dengan setiap produk
dipisahkan dari biaya tetap bersama.

Dengan demikian, perusahaan dapat menghitung margin kontribusi dan margin produk
untuk setiap produk secara terpisah. Margin produk adalah selisih antara margin kontribusi dan
biaya tetap langsung yang terkait dengan produk tersebut. Ini membantu perusahaan untuk
memahami berapa banyak kontribusi yang masing-masing produk hasilkan terhadap laba bersih
total perusahaan.

Perhatikan bahwa biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat dihubungkan
dengan produk tertentu dan akan tetap ada bahkan jika salah satu produk dihentikan. Semua
informasi ini membantu perusahaan dalam perencanaan keuntungan dan penentuan titik impas
untuk setiap produk secara terpisah dalam lingkungan produk ganda.

Break-Even Point in Units


Dalam kasus perusahaan dengan banyak produk, penghitungan titik impas per
produk dilakukan dengan membagi biaya tetap langsung produk tersebut dengan margin
produknya. Namun, hal ini hanya mencakup biaya tetap langsung, dan biaya tetap bersama
perusahaan perlu ditutupi juga. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi
campuran penjualan yang diharapkan, yaitu berapa banyak dari masing-masing produk
yang dijual dalam perbandingan tertentu. Ini memungkinkan perusahaan menggabungkan
produk-produk ini menjadi satu "paket" dan menghitung titik impas per paket dengan harga
penjualan per paket dan biaya variabel per paket.

Pendekatan ini mengubah masalah produk ganda menjadi masalah produk tunggal,
yang lebih mudah dihitung. Dengan cara ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan
titik impas per paket untuk menghitung titik impas perusahaan secara keseluruhan dengan
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

menggunakan data ringkasan dari laporan keuangan. Dalam hal ini, perusahaan
menggabungkan penjualan, biaya variabel, dan biaya tetap di seluruh lini bisnisnya untuk
menghitung titik impas keseluruhan perusahaan.

Break-Even Point in Sales Dollars


Untuk mengilustrasikan titik impas dalam penjualan dolar, kita akan menggunakan
contoh yang sama seperti sebelumnya. Namun, satu-satunya informasi yang diperlukan
adalah proyeksi laporan laba rugi untuk perusahaan Whittier secara keseluruhan.

Penjualan $1.120.000

Total biaya variabel 870.000

Margin kontribusi $250.000

Total biaya tetap 96.250

Pendapatan operasi $153.750

Perhatikan bahwa laporan laba rugi ini sesuai dengan kolom total dari laporan laba
rugi yang lebih rinci yang telah kita periksa sebelumnya. Laporan laba rugi proyeksi
didasarkan pada asumsi bahwa akan terjual 1.200 mesin pemotong rumput jenis
"mulching" dan 800 mesin pemotong rumput "riding" (dalam rasio penjualan 3:2). Titik
impas dalam penjualan dolar juga didasarkan pada rasio penjualan yang diharapkan.
(Seperti dalam pendekatan jumlah unit yang dijual, berbagai rasio penjualan akan
menghasilkan hasil yang berbeda.)
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS AND RISK AND UNCERTAINTY

Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi


titik impas, menghitung laba operasional, dan memahami pengaruh perubahan harga, biaya
variabel per unit, dan biaya tetap dalam perusahaan. CVP juga dapat digunakan untuk menghadapi
risiko dan ketidakpastian dalam operasi perusahaan.

Dalam contoh Airbus, perusahaan tersebut menggunakan analisis CVP untuk


memperkirakan pengaruh pengurangan biaya variabel dan tetap, serta penurunan harga pesawat
terhadap laba tahunan mereka. Di lain pihak, Maersk mengalami kerugian besar pada tahun 2009,
tetapi melalui analisis CVP, mereka dapat merencanakan pemulihan dan mengumumkan bahwa
mereka akan mencapai titik impas pada tahun 2010.

Pentingnya analisis CVP dalam menghadapi perubahan harga dan biaya diperlihatkan
dalam contoh Whittier. Perusahaan ini mempertimbangkan tiga alternatif yang berbeda dalam
menjawab pertanyaan apakah harus mempertahankan kebijakan harga dan iklan saat ini atau
mengadopsi salah satu dari tiga alternatif tersebut.

Analisis CVP memungkinkan manajer untuk memahami kontribusi dari setiap produk
terhadap laba perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan terkait strategi harga,
biaya iklan, dan campuran penjualan. Ini membantu perusahaan untuk lebih siap menghadapi
perubahan dalam lingkungan bisnis.

Introducing Risk and Uncertainty


Dalam analisis Cost-Volume-Profit (CVP), harga dan biaya seringkali tidak
diketahui dengan pasti dalam dunia nyata, sehingga manajer harus menghadapi risiko dan
ketidakpastian. Untuk mengatasi ini, beberapa metode digunakan:

1. Kesadaran terhadap ketidakpastian: Manajer harus menyadari sifat tidak pasti dari
harga, biaya, dan kuantitas di masa depan.
2. Zona Titik Impas: Daripada hanya mempertimbangkan titik impas yang pasti, manajer
dapat memperluas pemahaman ke "zona titik impas" yang mempertimbangkan
ketidakpastian data.
3. Analisis Sensitivitas: Manajer dapat menggunakan spreadsheet komputer untuk
menguji pengaruh variasi biaya dan harga terhadap jumlah yang dijual.
142221129 RESUME TM 7 MUHAMMAD AINUL YAQIN

4. Margin of Safety: Ini mengukur satuan yang dijual atau pendapatan yang diperoleh di
atas volume titik impas. Margin of Safety digunakan untuk mengukur tingkat risiko;
semakin besar margin of safety, semakin kecil risiko kerugian.
5. Operating Leverage: Ini berkaitan dengan campuran biaya tetap dan biaya variabel
dalam organisasi. Leverage operasional yang lebih tinggi akan menghasilkan
perubahan persentase laba yang lebih besar saat penjualan meningkat, tetapi juga
meningkatkan risiko saat penjualan menurun. Degree of Operating Leverage (DOL)
digunakan untuk mengukur tingkat leverage operasional.

Sensitivity Analysis and Cost-Volume-Profit


Analisis sensitivitas adalah teknik yang memungkinkan manajer untuk menguji
dampak perubahan pada asumsi-asumsi dasar terhadap suatu hasil atau jawaban. Hal ini
dilakukan dengan memasukkan data seperti harga, biaya variabel, biaya tetap, dan
campuran penjualan ke dalam spreadsheet atau perangkat komputer. Kemudian, rumus
digunakan untuk menghitung titik impas dan perkiraan keuntungan. Manajer dapat
mengubah data asumsi untuk melihat bagaimana perubahan-perubahan ini memengaruhi
hasil akhir. Meskipun komputer sangat berguna untuk perhitungan numerik, langkah awal
yang paling penting adalah menentukan data asumsi yang akan dimasukkan dalam
perhitungan. Manajer harus memahami dampak ketidakpastian pada variabel-variabel
biaya dan harga perusahaan serta perubahan kondisi ekonomi. Analisis sensitivitas
membantu manajer memahami sejauh mana ketidakpastian dapat memengaruhi hasil yang
diharapkan, sehingga merupakan alat penting dalam pengambilan keputusan manajerial.

Ethical Decisions
Penting untuk diingat bahwa hasil analisis CVP hanya merupakan salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan bisnis. Banyak faktor lain yang dapat
memengaruhi keputusan untuk memilih satu jenis proses daripada yang lain, atau apakah
akan menghapus biaya tertentu. Bisnis dan entitas nirlaba seringkali menghadapi trade-off
yang melibatkan faktor keamanan. Pertimbangan etika juga memiliki tempat penting dalam
analisis CVP. Ketika sebuah perusahaan membeli perusahaan lain, keputusannya sebagian
didasarkan pada informasi yang disajikan oleh perusahaan yang akan diakuisisi. Meskipun
biaya dan probabilitas seringkali tidak diketahui dengan cukup pasti, faktor-faktor ini
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan akhir.

Anda mungkin juga menyukai