Anda di halaman 1dari 33

Analisis Laporan Keuangan Bisnis

ANALISIS
TITIK
IMPAS
Dosen Pengampu : Tina Purnama sari, S.E., M.M
Disusun oleh :
Kelompok 1 kelas 5C

Anggota Kelompok
• Ade Cahyadi 2121010430
• Ari Sutisna 2121010686
• Devi Tresna R 2121010422
• Dini Indria Z 2121010428
• Irma Amelia 2121010773
• Maulana Ahmad M 2121010425
• Neni Nurjannah 2121010676
• Nadya Putri S 2121010664
Pengertian Break Even Point
Menurut Munawir (2014) Analisis Titik Impas dapat diartikan suatu
keadaan dimana dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi (penghasilan sama dengan total biaya).

Sedangkan menurut Prastowo (2005), Analisis Titik Impas adalah teknik


analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan
komposisi produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya
yang terjadi selama periode tertentu.

Dapat dikatakan, titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan


pendapatan sama dengan jumlah keseluruhan pengeluaran dalam
setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba akan bernilai nol
mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal.

Dasar-Dasar
Break Even Point

1.Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus


termasuk ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

2.Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan


aktivitas produksi.

3.Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan


perubahan volume kapasitas produksi.
Dasar-Dasar Break Even Point

4. Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap,

sehingga selama waktu tersebut tidak ada perubahan harga jual


dari perusahaan.

5. Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu


dianggap telah habis terjual.

6. Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika


perusahaan memproduksi banyak produk maka diperlukan
perimbangan hasil penjualan pada setiap produk.
Tujuan Analisa Break Even
Point
Menurut Kasmir 2010, tujuan dari Analisa BEP:
1. Mendesain spesifikasi produk (berkaitan dengan biaya)
2. Penentuan harga jual persatuan
3. Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami
kerugian
4. Memaksimalkan jumlah produksi
5. Perencanaan laba yang di inginkan
Manfaat Break Even Point
a) Pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat
sehingga bisa mengimbagi biaya produksi awal.

b) Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham,
perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.

c) Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh


keuntungan bukan kerugian.

d) Pada dasarnya dengan mengetahui nilai ini maka akan lebih mudah bagi
perusahaan untuk menentukan kebijakan pada periode berikutnya. Selain itu,
dengan adanya BEP ini maka pengusaha akan dituntut lebih jeli dan berinovasi
di berbagai bidang agar usahanya tetap eksis.
Pembentukan Break Even Point

Dalam analisis ini dilakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan hubungan-


hubungan antara volume penjualan, biaya produksi, dan keuntungan. Analisis terhadap
kesalinghubungan antara unsur-unsur yang menentukan keuntungan ini disebut juga
analisis Break Even Point (BEP) atau analisis Titik Impas. Dengan demikian, analisis BEP
penting dilakukan oleh setiap perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan
beroperasi pada jumlah output yang menguntungkan atau dalam keadaan rugi.
Dalam mendapatkan sebuah nilai BEP, terdapat empat elemen pembentuk.
Keempat elemen pembentuk tersebut adalah biaya tetap, biaya variabel, harga jual,
dan laba. Berikut penjelasan masing-masing elemen pembentuk BEP:
Elemen Break Even Point
1). Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya yang nilainya akan tetap dan konstan walaupun


terjadi perubahan pada proses produksi
Contoh:
>Biaya untuk pembayaran sewa tempat/gedung
>Biaya untuk pembayaran PBB
>Biaya untuk pembayaran asuransi
>Biaya untuk upah tenaga kerja
>Biaya penyusutan alat-alat produksi/mesin
Elemen Break Even Point

2). Biaya variabel (Variable Cost)


Biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per
unit nya sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh:
>Biaya untuk pembayaran bahan baku
>Biaya distribusi barang
>Biaya untuk komisi penjualan
>Biaya listrik
>Biaya kemasan dan label
Elemen Break Even Point

3). Harga Jual


Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang ditambah dengan
nilai keuntungan atau margin yang ingin diperoleh. Biasanya,
harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.
Elemen Break Even Point

4). Pendapatan (Revenue)


Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang ditambah dengan
nilai keuntungan atau margin yang ingin diperoleh. Biasanya,
harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.
Perbedaan Biaya Tetap dan
Biaya Variable
>Dilihat dari segi waktu
Biaya tetap merupakan pengeluaran yang biasanya
tidak terjadi setiap hari. Biaya tetap bisa dikeluarkan
selama beberapa periode seperti per bulan,
per tahun ataupun per beberapa tahun sekali.
Sementara itu, biaya variabel merupakan biaya yang
dikeluarkan dengan rentang waktu lebih pendek,
bisa saja seminggu sekali ataupun tiap hari.
Perbedaan Biaya Tetap dan
Biaya Variable
>Dilihat berdasarkan penentuan harganya
Perbedaan selanjutnya ialah berdasarkan
penentuan harga. Walaupun jumlahnya besar,
biaya tetap sangat jarang digunakan sebagai
dasar penentuan suatu harga barang dan/atau
jasa. Hal ini berbeda dengan biaya variabel
dimana pada biaya ini menjadi salah satu dasar
penentuan harga suatu barang dan/atau jasa.
Perbedaan Biaya Tetap dan
Biaya Variable
>Dilihat berdasarkan nominal pembayaran
Biaya tetap umumnya memiliki nominal yang jauh
lebih tinggi daripada biaya variabel. Bahkan jika
perusahaan berada pada profitabilitas nol atau dalam
arti lain tidak mendapatkan untung, nominal dari biaya
tetap tidak akan berubah. Berbeda halnya dengan biaya
variabel dimana nominal ataupun jumlah yang
dikeluarkan jauh lebih rendah dan dapat disesuaikan
dengan keadaan keuangan perusahaan.
Perbedaan Biaya Tetap dan
Biaya Variable

>Berdasarkan segi hubungannya dengan produksi


Pada dasarnya biaya tetap adalah biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi barang.
Jika terjadi pengurangan produksi, maka nominal
biaya tetap tidak akan berubah. Biaya variabel, di sisi
lain, sangat terkait dengan proses produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
Perbedaan Biaya Tetap dan
Biaya Variable

>Berdasarkan pencatatan keuangan pada akuntansi


Laporan biaya variabel adalah laporan yang dapat
dibuat setiap hari, setiap satu minggu, bahkan setiap
bulannya berdasarkan arus keluar masuk suatu
produk. Di sisi lain, intensitas pembuatan laporan
untuk biaya tetap sangat jarang, bisa sebulan,
setahun atau beberapa tahun sekali.
Metode dan cara perhitungan Break
Event Point
Berikut terdapat dua rumus yang digunakan dalam menghitung BEP:
BEP Unit

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi
per unit. Nilai margin kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara
harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Selain itu, nilai
margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara total
penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.
Perhitungan BEP Secara
Matematis
1. BEP Penjualan Dalam Unit
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang
harus dihasilkan pada Perusahaan agar tidak mengalami
kerugian.
Rumus Perhitungan BEP:
Metode dan cara perhitungan Break
Event Point
BEP Nilai Penjualan Dalam Rupiah

BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per unit/Harga


penjualan per unit))
BEP dapat dihitung berdasarkan hasil nilai
penjualan. Nilai BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi
dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian
variabel dan harga penjualan.
Perhitungan BEP Secara
Matematis
Break Even Point (BEP) Rupiah
Contoh Soal

Dalam Usaha jus buah, biaya tetap yang harus dikeluarkan


adalah Rp.250.000 dan biaya variablenya sebesar Rp.3.000
per unit. Direncanakan produk dijual dengan harga
Rp.5.000 per gelas.
Maka titik-impas atau BEP usaha tersebut adalah:
Atau

Jadi, harus bisa menjual 125 gelas atau menjual jus buah sebesar
Rp. 625,000 supaya usaha aneka jus buah tersebut mencapai titik-
impas (BEP). Maksudnya adalah laku 125 gelas atau hasil
Rp.625.000 tersebut sudah dapat digunakan untuk menutup
semua pengeluaran tanpa harus merugi. Ketika mampu menjual
126 gelas, maka 1 gelas itu merupakan keuntungan yang
diperoleh.
Dalam gambar, BEP dapat ditentukan yaitu pada titik persilangan antara garis
penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila dari titik tersebut ditarik
garis lurus vertikal kebawah sampai sumbu Y akan nampak besarnya "BE" dalam
unit.
Jika dari titik tersebut ditarik garis lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y,
maka akan nampak besarnya "BEP" dalam Rupiah.
Contoh dan cara analisis Break
Event Point
Budi adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A,
yang menjual botol air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan
A terdiri dari pajak properti, sewa, dan gaji eksekutif, yang jumlahnya mencapai
100.000 dolar.
Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per
unit. Botol air ini dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan brak
even point atau titik impas botol air premium Perusahaan A:
BEP = 100.000 / (12 – 2) = 10.000
Oleh karena itu, mengingat biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual botol air,
Perusahaan A perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.
Penggambaran Grafik Break Event
Poin

Representasi grafis dari penjualan unit dan penjualan dolar yang


diperlukan untuk mencapai titik impas disebut sebagai grafik titik impas
atau grafik Cost Volume Profit (CVP). Di bawah ini adalah grafik CVP
dari contoh di atas:
Penggambaran Grafik Break Event
Point
Faktor-faktor yang meningkatkan
BEP Perusahaan

a) Peningkatan penjualan pelanggan

b) Kenaikan biaya produksi


c) Perbaikan peralatan
Kesimpulan
Break Even Point (BEP) ialah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya
adalah sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian
dalam suatu perusahaan (Kalara, 2016). Untuk menghitung titik impas (break even
point), dapat digunakan dua cara yaitu break even point dalam unit dan break even
point dalam rupiah. Jadi, break even point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi
sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang
harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Dengan analisis
break even point, perusahaan juga akan mengetahui rasio persentase margin aman
atau batas aman penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan (Rohmawati, 2016).
Apakah ada yang mau

ditanyakan?
Sudah paham? yuk coba
jawab
Perusahaan yang memproduksi produk sepeda memiliki data-data biaya dan rencana
produksi sebagai berikut:

Fixed Cost satu bulan produksi dengan perincian:


Biaya Gaji = Rp80.000.000
Biaya Penyusutan = Rp2.000.000
Biaya Asuransi = Rp20.000.000
Biaya Sewa Kantor = Rp18.000.000
Biaya Sewa Pabrik = Rp30.000.000

Kemudian, biaya variable per unit sebesar Rp1.000.000. Dengan Harga Jual per Unit
Rp2.500.000
Tentukan jumlah unit yang terjual untuk mendapatkan BEP!
Apa jawaban kalian sudah
benar?
Pembahasan:

Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable
per unit)
BEP Unit = Rp.150.000.000 : (Rp2.500.000 – Rp1.000.000)
= Rp150.000.000 : Rp1.500.000
= 100 unit
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai