BEP merupakan titik perpotongan antara garis sales dengan total cost,
yang menunjukkan tingkat produksi dimana besarnya sales sama dengan total cost.
Bila pabrik beroperasi di bawah kapasitas tersebut akan mengakibatkan kerugian
dan bila beroperasi di atas kapasitas tersebut, maka pabrik akan untung. dengan :
Fa = annual fixed expense pada kapasitas maksimum
Ra = annual regulated expense pada kapasitas maksimum
Va= annual variable expense pada kapasitas maksimum
Sa = annual sales value pada kapasitas maksimum
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah
barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi
biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu
usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah
4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen
yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan
biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu
biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang
harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi
maka tidak ada biaya ini
Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang
diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi
penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa
perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi
sangat sulit dan ada satu asumsi lagi
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang
dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan
dalam kenyataan dan prakteknya.
Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP
yaitu :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun
kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya
setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic,
biaya nota penjualan
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point
:
__________________________________
Contoh :
Rp.200,000
__________ = 40 units
10,000 5,000
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan
unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi
BEP :
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus
diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
10,000 5,000
variabel
_ Pendekatan Persamaan
_ Pendekatan Grafik
Pendekatan persamaan
_ Y=cx bx a
_ Y = laba
_ x = jumlah produk
_ cx = hasil penjualan
(1)Biaya Variabel
Karakteristik :
satuan konstan)
(2)Biaya Tetap
Karakteristik :
_ Biaya penyusutan
_ Gaji eksekutif
_ Amortisasi paten
_ Biaya komunikasi
_ Upah lembur
Dengan metoda
1. Pendekatan Persamaan
3. Pendekatan Grafik
_ Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna
_ BEP (rupiah)
Break even point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum
memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat
diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus
dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta
mendapatkan keuntungan / profit.
1) Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui
adalah jumlah total biaya tetap,
biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit.
Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
S : Sales Volume
2. Break even point dalam rupiah.
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Total FC : Rp.150.000.000,-
2. Variable Cost
Total VC : Rp.250.000.000,-
Penyelesaian :
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
2) Pendekatan Grafik
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba
atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat
seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit
maupun rupiah yang diperoleh.
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan
kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap,
biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis
penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada
sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan
pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar
dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya
variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar
break even point tersebut.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara
garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis
lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit.
dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak
besarnya break even point dalam rupiah.
Kesimpulan
Demikian rumus BEP yang dapat saya paparkan, masih banyak yang kurang karena jikalau di
masukkan semua akan memakan banyak tulisan. Sekian dan semoga bermanfaat.
ANALISIS BREAK EVEN POINT ( BEP)
Dari gambar kedua tersebut di atas nampak bahwa break even point tercapai pada volume
penjualan sebesar Rp 500.000; atau dinyatakan dalam unit sebanyak 5.000 unit. Pada gambar
22.1.b adalah lebih baik karena pada gambar tersebut nampak konsep contribution margin.
Dalam gambar tersebut break even point tercapai pada volume kegiatan di mana contribution
margin (yaitu penghasilan penjualan minus biaya variabel) tepat sama besarnya dengan biaya
tetap, yaitu pada volume penjualan Rp 500.000; atau dalam unit sebanyak 5.000 unit
Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa
break even pointnya terletak di bawah 6.000 unit.
Misalkan diambil 4.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(4.000 x Rp 100) Rp 300.000 + (4.000 x Rp 40)
= Rp 400.000 (300.000 + Rp 160.000)
= Rp 60.000
Pada volume produksi 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp 60.000. Ini berarti bahwa
break even pointnya lebih besar dari 4.000 unit.
Misalkan diambil 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(5.000 x Rp 100) Rp 300.000 + (5.000 x Rp 40)
= Rp 500.000 (300.000 + Rp 200.000)
= Rp 0
Ternyata pada volume produksi/penjualan 5.000 unit tercapai break even pointyaitu yang
dimanakeuntungan netonya sama dengan nol.
Dimana
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
S = penjualan
Telah dijelaskan sebelumbya bahwa analisa BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan
untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah
penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP kita akan mengetahui hubungan
antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi
pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.
Analisis BEP berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
a) Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan
biaya tetap.
b) Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
c) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya
perubahan volume kegiatan.
d) Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang di produksi.
e) Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
f) Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi
masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap)
Analisa BEP juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dlam berbagai
pengambilan keputusan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai;
Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian
Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak
menderita kerugian.
Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba
yang diperoleh.
BEP juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling
berhubungan, yaitu untuk:
1. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih
mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dan biaya tetap.
2. Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum
3. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan
menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan
pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan
dengan tiga langkah sebagai berikut,yaitu:
1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan
mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas.
2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
3. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungki