MATEMATIKA BISNIS 1
Oleh : YUSUP, S.Pd. MM
NBM : 871677
No. Kontak : 081381237000
Email : yusup_nani@yahoo.co.id
Blog : http://yussupebiet.blogspot.com
PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
a. TATA CARA PERKULIAHAN
1. Perkuliahan akan dilakukan dalam 16 kali pertemuan 14 kali
Tatap muka dan 2 kali ujian yakni: Ujian Tengah Semester(UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS).
2. Pokok bahasan untuk setiap pertemuan disusun sesuai jadwal.
Dan mendapatkan Hand out
3. Soal-soal yang diberikan setiap pertemuan menjadi tugas yang
akan diberikan Nilai
b. Kriteria Penilaian
• Nilai akhir ditentukan dengan memperhitungkan komponen sebagai berikut:
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 25%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 35%
3. Tugas : 20%
4. Keaktifan/Absensi : 20%
c.Tema :
1. Konsep-konsep Dasar Matematika Bisnis
2. Persamaan linier dan non linier
3. Terapan fungsi dalam ekonomi
4. Keseimbangan pasar
5. Pengaruh pajak dan subsidi
6. Analisis (fungsi biaya&penerimaan) ,deret
7. Dasar-dasar matriks(penentuan determinan)
8. 8. UTS
9. 9. Limit
10. 10.Eksponen
11. 11.Differensiasi
12. 13.Integral
13. 14.Nilai Maksimum
14. 15.Surplus konsumen dan produsen
15. 16.UAS
1. KONSEP DASAR MATEMATIKA BISNIS
HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah Kumpulan benda atau objek yang didefinisikan
(diterangkan) dengan jelas
Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya A, B, C, D, …,Z dan
objek-objek dari himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal dan
dipisahkan dengan tanda koma
Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda atau objeknya jelas
mana yang merupakan anggota dan mana yang bukan anggota dari
himpunan itu
Contoh:
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9 }
Soal : Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk
himpunan
B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan kurang atau sama dengan 15
C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan -5 tetapi kurang dari
10
D adalah bilangan ganjil kurang dari 20
• Jawaban :
• 1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x Î A}
• 2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x Î B }
• 3. D = { x | x < 20 , x Î A }
Contoh soal : Nyatakan soal di atas dengan cara mendaftar anggotanya
• Jawaban:
1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x Î A} = { 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 }
2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x Î B } = { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
3. D = { x | x < 20 , x Î A } = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 }
Banyaknya anggota himpunan A dilambangkan dengan n(A) = 5
Banyaknya anggota himpunan B dilambangkan dengan n(B) = 6
Lambang Î dibaca “elemen” atau anggota
Lambang Ï dibaca “bukan elemen” atau bukan anggota
Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
Bila kita menganalogikan dalam bisnis Keanggotaan Suatu Himpunan B dan
C bila digabungkan Union maka produk-produk dua buah Toko atau
perusahaan akan bertambah besar,dua buah himpunan B dan C menjadi {
-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15 } . Dan bila terdapat
intersection atau irisan dari dua buah himpunan maka akan banyak dapat dianalogikan
dalam bisnis,contoh irisan himpunan B dan C adalah { 4,5,6,7,8,9, } maka analoginya
adalah bahwa apabila di dua buah Toko itu produk 4,5,6,7,8,9 salah satu produknya telah
terjual maka produk yang kedua dari anggota irisan tadi masih ada di Toko yang kedua atau
sebaliknya,seharusnya kedua Toko tersebut dapat saling berbagi dan substitusi,inilah konsep
himpunan jika diterapkan dalam bisnis,hal tersebut bisa terjalin apabila kedua took tersebut
dan atau masing-masing Toko ada jaringan ikatan yang kuat untuk saling bersinergi ada
komunikasi dan kerjasama yang intensif,bila kedua Toko atau lebih beberapa Toko ada
jaringan kerja yang menerapkan konsep himpunan maka ekonomi umat islam akan kuat.
Model Ekonomi
Model Ekonomi adalah suatu cara penyederhanaan hubungan antara
variabel – variabel Ekonomi/Bisnis yang satu dengan lainnya yang lebih
kompleks. Penyederhanaan ini merupakan kerangka kasar/umum dari dunia
nyata Ekonomi/Bisnis, dengan harapan dapat memprediksi keadaan
Ekonomi/Bisnis sekarang ini atau dimasa depan.Model Ekonomi ini dapat
berbentuk model Matematika dan non – Matematika. Jika berbentuk model
Matematika maka akan terdiri dari persamaan – persamaan, dengan
sejumlah variabel, konstanta, koefisien atau parameter. Variabel adalah
suatu nilai yang berubah – ubah dalam suatu masalah tertentu. Variabel ini
sering dilambangkan dengan huruf didepan nama variabel tersebut, seperti
harga (price)= P, jumlah yang diminta (quantity) = Q, Biaya (cost ) = C,
penerimaan (revenue) = R, Investasi (Investment) = I, Tingkat suku bunga
(interest rate) = i, dan lain – lain.Variabel dalam Ekonomi/Bisnis ada dua
jenis yaitu Variabel Endogen dan Variabel Eksogen. Variabel Endogen
adalah variabel yang penyelesaiannya diperoleh dari dalam model,
sedangkan variabel Eksogen adalah variabel nilainya diperoleh dari luar
model, atau sudah ditentukan berdasarkan data yang ada. Tapi bisa, terjadi
sebaliknya contohnya, dalam analisis penentuan harga dan jumlah
keseimbangan pasar suatu barang tertentu, Variabel P merupakan variabel
endogen, karena nilai variabel P diperoleh dalam model. Tetapi dalam
kerangka penentuan pengeluaran konsumen, variabel P merupakan variabel
eksogen karena variabel P merupakan data konsumen perorangan. Untuk
membedakan maka biasanya variabel Eksogen diberi subskrip 0 pada
varaibelnya sedangkan endogen tidak, misalnya I0 ® variabel Eksogen.
Konstanta adalah suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya berubah –
ubah dalam suatu masalah tertentu. Konstanta ini sama halnya dengan
variabel eksogen karena nilainya sudah tetap berupa data.Jika konstanta
dengan variabel digabungkan menjadi satu, misalnya 5R, 4P, atau 0,3C,
maka angka konstanta yang ada didepan variabel disebut koefisien dari
variabel tersebut. Sehingga dapat juga disebut bahwa koefisisen adalah
angka pengali konstan terhadap variabelnya. Persamaan adalah suatu
pernyataan bahwa dua lambang adalah sama, sedangkan pertidaksamaan adalah suatu
pernyataan yang menyatakan bahwa dua lambang adalah tidak sama. Persamaan biasanya
disimbolkan dengan tanda = (dibaca ’sama dengan’), dan pertidaksamaan disimbolkan
dengan tanda < (dibaca ’lebih kecil’), atau > (dibaca ’lebih besar’) atau dapat terjadi
pengabungan keduanya.
Di Matematika Ekonomi & Bisnis terdapat 3 jenis persamaan yaitu :
(1) persamaan definisi;
(2) persamaan perilaku;
(3) kondisi keseimbangan.
Persamaan definisi adalah suatu bentuk kesamaan di antara dua pernyataan
yang mempunyai arti yang sama. Misalkan, Pendapatan Nasional Bruto
(Gross National Product – GNP) adalah penjumlahan dari pengeluaran
konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran Pemerintah (G), dan Ekspor neto (X –
M). Dapat dirumuskan sebagai berikut :GNP = C + I + G + (X – M) (0.1.1)
Persamaan (0.1.1) tidak dapat diartikan sebagai hubungan fungsional (lihat
seperti butir 2). Dengan kata lain, GNP bukan fungsi dari Konsumsi (C),
Investasi (I), Pengeluaran (G), Ekspor (X), dan Import (M), hanya
merupakan kesamaan, dimana jika ruas kanan tanda sama dengan ditambah
atau dikurangi, pada satu atau beberapa variabel maka ruas kiri tanda
juga ikut berubah bertambah atau berkurang nilainya.
(2) Persamaan perilaku adalah suatu persamaan yang menunjukkan
perubahan perilaku suatu variabel sebagai akibat dari perubahan
variabel lainnya yang saling berhubungan. Persamaan ini dapat diterapkan
pada perilaku manusia, misalnya perubahan perilaku pola konsumsi
secara keseluruhan karena perubahan pendapatan Nasional atau perilaku
bukan manusia, misalnya perubahan biaya total dari suatu
perusahaan akibat perubahan jumlah produksi. Persamaan ini selalu
dibuat asumsi – asumsi tertentu mengenai pola perilaku dari suatu
variabel yang diteliti. Contoh berikut ini :
TC = 100 + 25Q (0.1.2)TC = 150 + Q (0.1.3)dimana, TC = Biaya Total Q =
Jumlah Produksi
Kedua persamaan bentuknya berbeda dengan asumsi produksinya
berbeda, pada persamaaan (0.1.2) biaya tetap 100 kemudian biaya
variabelnya juga berbeda dimana meningkat secara konstan sebesar
25 jika terjadi pertambahan 1 unit produksi sedangkan pada persamaan
(0.1.3) biaya tetap 150, dan biaya variabelnya meningkat secara
progresif jika terjadi pertambahan sebesar 1 unit produksi. Jika suatu
konstanta yang digabungkan dengan variabelnya mislanya aR, bP, atau dC,
maka simbol a, b, d ini menyatakan suatu bilangan konstanta tertentu, tetapi
belum ditetapkan nilainya, maka nilai a, b, d dapat menunjukkan bilangan
berapa saja. Nilai a, b, d adalah suatu konstanta yang masih bersifat
variabel, yang disebut dengan Konstanta Parameter atau parameter saja.
Sehingga parameter didefiniskan sebagai suatu nilai tertentu yang dalam
suatu masalah tertentu dan mungkin akan menjadi nilai yang lain pada suatu
masalah lainnya.
(3) Kondisi keseimbangan adalah suatu persamaan yang menggambarkan
prasyarat untuk pencapaian keseimbangan (equilibrium). Dua kondisi
keseimbangan yang paling terkenal dalam ilmu Ekonomi adalah :
Model Kondisi Keseimbangan Pasar,Qd = Qs (jumlah yang diminta =
jumlah yang ditawarkan)
Model Kondisi Keseimbangan Pendapatan Nasional,S = I (tabungan =
investasi)
Sistem Bilangan Riil
Dari persamaan Matematika, yang terdiri dari variabel – variabel dan
konstanta. Variabel dan konstanta ini mempunyai nilai – nilai seperti
bilangan/angka. Bilangan yang sering digunakan dalam Ilmu Ekonomi,
adalah bilangan Riil (R) yang terdiri atas yaitu bilangan Rasional (Q) dan
bilangan Irrasional (I). Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat
dinyatakan sebagai pecahan, sedangkan bilangan Irrasional adalah bilangan
yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan dan memilki bentuk desimal
yang terdiri atas untaian numeral yang tak berhingga yang tidak
memperlihatkan pola berulang, seperti ::√2, e, p. Bilangan Rasional, terdiri
atas bilangan Bulat dan bilangan Pecahan. Sdangkan bilangan Bulat terbagi
atas bilangan Bulat Positif, Nol, dan Bulat Negatif.
Konsep Himpunan dan Fungsi
Himpunan adalah kumpulan dari obyek – obyek yang berbeda. Obyek ini
mungkin berupa kelompok bilangan – bilangan atau sesuatu kelompok
lainnya. Misalnya sekelompok bilangan bulat yang terdiri dari 1 sampai 100.
obyek – obyek ini disebut elemen – elemen.
Jika himpunan yang mempunyai elemen – elemen bilangan yang terbatas
maka dapat disebut himpunan terbatas, sedangkan himpunan yang
mempunyai elemen – elemen bilangan yang tidak terbatas disebut
himpunan tidak terbatas.
D = { x| 3 < x < 9},
Jika dua himpunan dipasangkan elemen – elemennya secara berurutan
menurut aturan tertentu, maka dapat dikatakan bahwa kedua himpunan itu
mempunyai relasi.
Jika untuk setiap nilai X tertentu yang berhubungan dengan satu dan hanya
satu nilai Y, maka Y dikatakan sebagai fungsi dari X. Hubungan atau relasi
dapat dinotasikan sebagai Y = f(x).
2.PERSAMAAN LINIER NON LINIER
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara,
tergantung pada data yang tersedia. Berikut ini dicontohkan empat macam
cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linier,
masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang diketahui. Keempat cara
yang dimaksud adalah :
Cara dwi-koordinat
Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang memenuhi
kedua titik tersebut. Apabila diketahui dua buah titik A dan B dengan
koordinat masing-masing (x1,y1) dan (x2,y2),maka rumus persamaan liniernya
adalah :
Contoh Soal:
Misalkan diketahui titik A(2,3) dan titik B(6,5), maka persamaan liniernya:
4y -12 = 2x – 4, 4y = 2x+ 8 , y = 2 + 0,5 x
Cara koordinat-lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (x1,y1) dan lereng garisnya
b, maka persamaan liniernya adalah (y-y1) = m(x-x1) Contoh Soal :
Andaikan diketahui bahwa titik A(2,3) dan lereng garisnya adalah 0,5 maka
persamaan linier yang memenuhi kedua persamaan kedua data ini adalah :
(y-y1) = m(x-x1)
Cara penggal-lereng
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui
penggalnya pada salah satu sumbu (a) dan lereng garis (b) yang
memenuhi persamaan tersebut, maka persamaan liniernya adalah :
y=ax+b ; a = penggal, b = lereng
Contoh Soal :
Andaikan penggal dan lereng garis y =f (x) masing-masing adalah 2
dan 0,5, maka persamaan liniernya adalah : y=2+5x
Cara dwi-penggal
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal garis
pada masing-masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal (ketika x =
0) dan penggal pada sumbu horisontal ( ketika y = 0), maka persamaan
liniernya adalah : Y= a - ( ( a/c ) x ) ; a = penggal vertikal, c = penggal
horisontal
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan
hubungan sama dengan dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu.
Bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah ax + b = c, dengan
a,b,c ÎR dan a ¹ 0
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua
variabel dengan pangkat masing-masing variabel sama dengan satu. Bentuk
umum persamaan linear dua variabel adalah ax + by = c, dengan a,b,c ÎR
dan a ¹ 0, b ¹ 0
Metode Grafik
Perhatikan dua sistem persamaan dua variabel
Solusi dari sistem ini adalah himpunan pasangan terurut yang merupakan
solusi dari kedua persamaan.Grafik garis menunjukkan himpunan
penyelesaian dari masing-masing persamaan dalam sistem. Oleh karena itu,
perpotongan kedua garis adalah gambar dari penyelesaian sistem.Solusi dari
sistem adalah
Korelasi Linear:
If semua titik (X,Y) pd diagram pencar mendekati bentuk garis lurus.
Korelasi Non-linear:
If semua titik (X,Y) pd diagram pencar tidak membentuk garis lurus.
Persamaan Ketergantungan Linier dan Ketidakkonsistenan
Bila kedua persamaan mempunyai kemiringan (slope) yang sama, maka
gambarnya akan terdapat dua kemungkinan yaitu:
1. Kedua garis adalah sejajar dan tidak mempunyai titik potong,
sehingga tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai
sistem persamaan linier yang tidak konsisten
2. Kedua garis akan berhimpit, sehingga penyelesainnya dalam
jumlah yang tidak terbatas. Kedua persamaan ini disebut sebagai
sistem persamaan linier yang tergantung secara linier
Pertidaksamaan
Pertidaksamaan satu variabel adalah suatu bentuk aljabar dengan
dengan A(x), B(x), D(x), E(x) adalah suku banyak (polinom) dan B(x) ≠ 0,
E(x) ≠ 0
Menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalah mencari semua
= ai – bi
ɤi = ai – ßi (i = 0, 1, 2) c P + c P = - c
1 1 2 2 0 ɤ1P1 + ɤi2P2 = - ɤ0
P1* = c2ɤ0 – c0 ɤ2
c1ɤ2 – c2ɤ1
P2* = c0ɤ1 – c1 ɤ0
c1ɤ2 – c2ɤ1
Contoh soal:
Materi Fungsi Linier 1
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = 12
- P sedangkan persamaan penawarannya Qs = -6 + 2P. Berapa harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
Gambarkan grafiknya !!!
Penyelesaian :
Permintaan Qd = 12 - P
Penawaran Qs = -6+ -2P 12 - P = -6 + 2P -3P = -18 Pe
=6 Qe = 12 – 6 Qe =6
P = 3 + 0,5Q Q = -6 + 2P Keseimbangan pasar
(6, 6)
5.PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
Pajak yang dikenakan pemerintah pada warga negaranya ada 2 macam.
Pertama ialah pajak yang jumlahnya tertentu dan tidak dikaitkan dengan
pendapatan (T = To). Kedua adalah pajak yang penetapannya dikaitkan
dengan tingkat pendapatan yang besarnya merupakan prosentase nilai
tertentu dari pendapatan (T = tY). Secara keseluruhan besarnya
pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : T = To + tY Dimana : To
= Pajak Otonom t = Proporsi pajak terhadap
pendapatan.Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar Pajak
spesifik adalah pajak yang dikenakan per satu unit barang yang
diproduksi atau dijual. Pengenaan pajak tersebut mempengaruhi harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan.Dengan adanya pengenaan pajak
(t) atas setiap unit barang, maka posisi keseimbangan pasar akan berubah.
Produsen akan menawarkan harga jualnya lebih tinggi dari harga
keseimbangan sebelum pajak yang menyebabkan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih sedikit. Hal ini juga akan
menyebabkan adanya pergeseran pada kurva penawaran.
Fungsi penawaran sebelum pajak : P = a + bQ
Fungsi penawaran sesudah pajak : P = a + bQ+t
Keseimbangan pasarnya adalah : Qd = Qs
Pajak tanggungan konsumen : tk = Pet-Pe
Pajak tanggungan produsen : tp = t - tk
Pajak yang diterima oleh pemerintah :T = t x Qet
Pengaruh Pajak Proporsional Terhadap Keseimbangan Pasar
Pajak proporsional adalah suatu pajak yang dikenakan terhadap suatu
barang yang besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase (%) tertentu dari
harga jualnya. Jika pajak proporsional yang dikenakan sebesar t % dari
harga jual (P), maka :
Fungsi penawaran sebelum pajak : P = a + bQ
Fungsi penawaran sesudah pajak : P = a + bQ + t .P
Pajak tanggungan konsumen : tk = Pet- Pe
Pajak tanggungan produsen : tp = (t x Pet ) - tk
Pajak yang diterima oleh pemerintah : T = (t x Pet ) x Qe
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan
menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif
pajak per unit (t)
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ketidakbebasan Linear
Suatu himpunan vektor v1, . . . , v2 dikatakan tidak bebas secara linear jika
salah satu diantaranya dapat dinyatakan sebagai kombinasilinear dari vektor
sisanya.
Ruang Vektor
Keseluruhan vector-vektor yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi linear
dari 2 vektor bebas u dan v merupakan ruang vector yang berdimansi dua.
Konsep jarak antara dua titik vector
Jika u dan v berhimpitan, jaraknya nol (untuk u = v) Jika kedua titik berbeda,
jarak u ke vdan vke u dinyatakan oleh bilangan nyata positif yang sama.
Jarak antara u dan v tidak pernah lebih dari jarak u ke w ditambah w ke v.Jika
sebuah ruang vector memenuhi tiga sifat diatas, maka disebut ruang matriks
Matriks Identitas dan Matriks Nol
Matriks Nol: Matriks di mana semua unsur nilainya nol
Matriks Identitas: Matriks di mana elemen-elemen pada diagonal
utamanya
masing-masing adalah satu, sedangkan elemen-elemen yang lain adalah nol.
Sifat Matriks Identitas dan Matriks Nol
Jika A = matriks berukuran n x n : I . A = A . I = A A + 0 = 0 + A = A
A.0=0.A=0
Contoh : a11 a12 0 0 a11 a12
A + 0 = a21 a22 + 0 0 = a21 a22
Invers : Jika A adalah sebuah matriks persegi dan jika sebuah matriks B
yang berukuran sama bisa didapatkan sedemikian sehingga AB = BA = I,
maka A disebut bisa dibalik dan B disebut invers dari A.
8.UTS
9.LIMIT
Limit menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan berkembang
apabila variabel di dalam fungsi yang bersangkutan terus menerus
berkembang mendekati suatu nilai tertentu.
Notasi > Lim f(x) = L x--> a
Kaidah Limit
1. Jika y = f(x) = xn dan n > 0 maka
10.PENYIMPANGAN EKSPONEN
Aturan I = xm x xn = xm+n Contoh : x3 x x4 = x7 Aturan II : xm / xn = xm-n
Contoh : x4 / x3 = x
Aturan III : x-n = 1/xn (x ≠ 0) Aturan IV : x0 = 1 (x ≠
0)
Aturan V : x1/n = Aturan VI : (xm)n = xmn Aturan VII : xm x ym =
(xy)m
Fungsi dari Dua atau Lebih Variabel Bebas
z = g (x, y)
z = ax + by atau z = a0 + a1x + a2x2 + b1y + b2y2
Fungsi g membuat peta dari suatu titik dalam ruang dua dimensi, ke satu
titik pada garis ruas (titik dalam ruang satu dimensi), seperti :
dari titik (x1,y1) ke titik z1
dari titik (x2, y2) ke titik z2
Fungsi lebih dari satu variabel juga dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai
jenis. Misalnya sebuah fungsi yg mempunyai bentuk
y = a1x1 + a2x2 +. . . + anxn adalah fungsi linear, yang mempunyai
karakteristik bahwa setiap variabel hanya berpangkat satu.
Dalam rangka mencapai suatu tingkat umum yang lebih tinggi, kita dapat
menggunakan fungsi umum y = f (x) atau z = g(x,y). Fungsi tersebut tidak
terbatas apakah linear, kuadrat, atau eksponen seluruhnya akan dimasukkan
ke dalam fungsi yg ada.
11.DIFERENSIAL
Differensial membahas tentang perubahan suatu fungsi sehubungan dengan
perubahan kecil dalam variabel bebas fngsi yang bersangkutan.
Sebagaimana diketahui analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab
dengan perubahan, penentuan tingkat maksimum dan minimum
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Konsep keofisien elastisitas secara umum dapat didefinisikan sebagai
perubahan persentase suatu variabel terikat sebagai akibat adanya
perubahan persentase suatu variabel bebas Elastisitas permintaan
perubahan persentase jumlah yang diminta oleh konsumen sebagai akibat
adanya perubahan persentase pada harga barang itu sendiri dan variabel –
variabel bebas lain yang mempengaruhinya secara parsial
Elastisitas penawaran : perubahan persentase jumlah yang ditawarkan
oleh produsen sebagai akibat adanya perubahan persentase pada harga
barang itu sendiri dan variabel – variabel bebas lain yang mempengaruhinya
secara parsial.
Elastistias terdiri dari tiga macam :
1. Elastisitas harga dari permintaan
2. Elastisitas silang dari permintaan
3. Elastisitas pendapatan dari permintaan
Elastisitas penawaran hanya ada satu yaitu elastisitas harga dari penawaran
13.INTEGRAL
Kebalikan dari differensial yaitu suatu konsep yang berhubungan
dengan proses penemuan suatu fungsi asal apabila turunan atau
derivatifnya diketahui.
Jika f adalah fungsi kontinyu,∫) f(x dx=( ) +F xC
Dengan catatan F’(x) = f(x)
Contoh
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x)
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x) yang melewati titik (2,20)
Jika MC = x + 100, dan ketika x = 100 biaya total adalah $40.000,-
tentukanlah fungsi biaya totalnya (TC)
Jika MR = 50.000 – x, dan pendapatan total adalah 0 apabila tidak
ada produk yang terjual, tentukanlah fungsi pendapatan totalnya.
14.NILAI MAKSIMUM
Dalam ilmu ekonomi kita mengenal tentang maksiminasi dan
minimasi dengan istilah umum optimasi, yang berarti “mencari yang
terbaik” . Akan tetapi hal ini berbanding terbalik karena istilah
tersebut tidak memiliki kaitannya dengan matematika murni. Oleh
karena itu, istilah kolektif untuk maksimum dan minimum sebagai
konsep matematik ialah nilai ekstremum, yang berarti nilai
ekstrem . Maksimum absolut pasti merupakan maksimum relatif
atau salah satu titik akhir fungsi . Jadi, bila kita mengetahui semua
maksimum relatif, maka kita hanya perlu memilih yang terbesar dan
membandingkannya dengan titik akhir guna menentukan maksimum
absolute. Selanjutnya, nilai-nilai ekstrem yang dipertimbangkan akan
merupakan ekstrem relatif atau ekstrem lokal, kecuali bila ditentukan lain.
Uji Derivatif-Pertama
Derivatif pertama adalah turunan pertama suatu fungsi.
Misal fungsi y=f(x), maka f’(x) digunakan dalam mencari nilai
ekstrem.
Uji derivatif pertama untuk ekstrem relatif. Jika derivatif pertama
pada fungsi f(x) pada x=x0 adalah f’(x0) = 0, maka nilai fungsi
x0,f’(x0) merupakan
a. Maksimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari positif ke
negatif dari sebelah kiri titik x0 ke sebelah kanannya
b. Minimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari negatif ke
positif dari sebelah kiri titik x0 ke sebelah kanannya
c. Tidak maksimum maupun minimum relatif bila f’(x)
mempunyai tanda yang sama baik sebelah kiri maupun sebelah
kanan titik x0
d. Syarat Orde Pertama :
e. Jika diketahui fungsi z=f(x), kita dapat menulis
diferensial dz= f’(x) dx
f. Kondisi derivatif orde pertama “f’(x) = 0” dapat
diubah dalam kondisi diferensial orde pertama ; “dz = 0
untuk sembarang nilai dx yang tidak nol”.
g. Syarat Orde Kedua :
h. Syarat cukup orde kedua untuk titik ekstrem z
adalah, dalam istilah derivatif, f”(x) < 0 (untuk suatu
maksimum) dan f”(x) > 0 (untuk suatu minimum) pada titik
stasioner.
i. d2x d(dz) = d[f’(x) dx]
j. = [df’(x)] dx
k. =[f”(x) dx] dx = f”(x) dx2
Syarat Diferensial versus Syarat Derivatif
Secara lebih spesifik, syarat orde nilai pertama(nilai dz yang sama
dengan nol) dan syarat orde kedua (untuk d2x negatif atau positif)
dapat digunakan dengan validitas yang sama untuk semua kasus
yang diberikan dengan umgkapan “untuk sembarang nilai dx yang
tidak sama dengan nol” yang harus dimodifikasi untuk
menggambarkan perubahan jumah variabel pilihan. Suatu fungsi 2
peubah memiliki nilai maksimum relatif pd titik (xo, yo) jika
terdapat lingkaran berpusat di (xo, yo) s.d.h utk setiap (x, y) di dlm
lingkaran dan f memiliki nilai maksimum mutlak di (xo, yo) bila utk
semua titik (x, y) di domain f Jika f memiliki nilai ekstrim relatif
pada titik (xo, yo) dan bila turunan parsialnya ada pada titik tsb
maka fx (xo , yo ) = 0 dan f y (xo , yo ) = 0
Misal f fungsi 2 peubah dg turunan parsial orde 2 kontinu dalam
beberapa lingkaran pada titik kritis (xo, yo) dan misalkan D = f xx
(xo , yo ) f yy (xo , yo )− f xy 2 (xo , yo )
a. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) > 0 , maka f punya minimum
relative
b. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) < 0 ,maka f punya maksimum
relatif
c. If D < 0 , maka f memiliki titik pelana (a saddle point)
d. If D = 0 , maka tdk ada kesimpulan yg dpt digambarkan
15.SURPLUS KONSUMEN
Surplus konsumenadalah selisih antara harga yang konsumen
bersedia untuk membayarnya dengan harga aktual yang
dibayarkan. Diketahui, fungsi permintaan dan fungsi penawaran
suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
p = 5 – 2q dan p = 1 + 2q Berdasarkan kondisi tersebut
a. Berapakah nilai surplus konsumen pada kondisi ekuilibrium?
b. Berapakah nilai surplus produsen pada kondisi ekuilibrium?
Contoh : Diketahui, fungsi permintaan dan fungsi penawaran
suatu perusahaan adalah sebagai berikut : qd= p 2 – 40p +
400 qs= 10p Berdasarkan kondisi tersebut, tentukanlah
besarnya surplus konsumen pada kondisi keseimbangan.