Anda di halaman 1dari 20

Materi matematika bisnis 2017:

1. Himpunan sistem bilangan


2. Fungsi linier
3. Fungsi kuadrat
4. Fungsi linier bidang ekonomi
5. Pajak subsidi terhadap keseimbangan pasar
6. Baris dan deret
7. Penerapan baris dan deret
8. time value of money
MATEMATIKA BISNIS 1 (2015)

Oleh : IMAM FAUZI


NBM :
No. Kontak : 085230588652
Email : imamfauziku@google.com
Blog :

POLITEKNIK NEGRI BANYUWANGI


MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

A. TATA CARA PERKULIAHAN


1. Perkuliahan akan dilakukan dalam 16 kali pertemuan 14 kali Tatap muka dan 2 kali
ujian yakni: Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
2. Pokok bahasan untuk setiap pertemuan disusun sesuai jadwal. Dan mendapatkan
Hand out
3. Soal-soal yang diberikan setiap pertemuan menjadi tugas yang akan diberikan Nilai

B. Kriteria Penilaian
Nilai akhir ditentukan dengan memperhitungkan komponen sebagai berikut:
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 25%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 35%
3. Tugas : 20%
4. Keaktifan/Absensi : 20%

C. Tema :
1) Konsep-konsep Dasar Matematika Bisnis
2) Persamaan linier dan non linier
3) Terapan fungsi dalam ekonomi
4) Keseimbangan pasar
5) Pengaruh pajak dan subsidi
6) Analisis (fungsi biaya&penerimaan) ,deret
7) Dasar-dasar matriks(penentuan determinan)
8) UTS
9) Limit
10) Eksponen
11) Differensiasi
12) Integral
13) Nilai Maksimum
14) Surplus konsumen dan produsen
15) UAS

1. KONSEP DASAR MATEMATIKA BISNIS


1.1. HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah Kumpulan benda atau objek yang didefinisikan (diterangkan) dengan
jelas. Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, ⋯ , 𝑍 dan objek-
objek dari himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal dan dipisahkan dengan tanda
koma. Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda atau objeknya jelas mana
yang merupakan anggota dan mana yang bukan anggota dari himpunan itu
Contoh:
𝐴 adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
𝐴 = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Contoh 1:
Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk himpunan
1. 𝐵 adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan kurang atau sama dengan 15
2. 𝐶 adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan −5 tetapi kurang dari 10
3. 𝐷 adalah bilangan ganjil kurang dari 20
Jawaban :
1. 𝐵 = { 𝑥 | 3 < 𝑥 ≤ 15, 𝑥 ∈ 𝐴}
2. 𝐶 = {𝑥| − 5 ≤ 𝑥 < 10, 𝑥 ∈ 𝐵}
3. 𝐷 = {𝑥|𝑥 < 20, 𝑥 ∈ 𝐴}
Contoh 2:
Nyatakan soal pada contoh 1 dengan cara mendaftar anggotanya
Jawaban:
1. 𝐵 = { 𝑥 | 3 < 𝑥 ≤ 15, 𝑥 ∈ 𝐴} = {4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}
2. 𝐶 = {𝑥|−5 ≤ 𝑥 < 10, 𝑥 ∈ 𝐵} = {−5, −4, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
3. 𝐷 = {𝑥|𝑥 < 20, 𝑥 ∈ 𝐴} = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19}
Banyaknya anggota himpunan 𝐴 dilambangkan dengan 𝑛(𝐴) = 5
Banyaknya anggota himpunan 𝐵 dilambangkan dengan 𝑛(𝐵) = 6
Lambang ∈ dibaca “Elemen” atau anggota
Lambang ∉ dibaca “Bukan Elemen” atau bukan anggota
Lambang 𝑛(𝐴), 𝑛(𝐵) disebut bilangan kardinal
Bila kita menganalogikan dalam bisnis Keanggotaan Suatu Himpunan 𝐵 dan 𝐶 bila
digabungkan Union maka produk-produk dua buah Toko atau perusahaan akan bertambah
besar,dua buah himpunan 𝐵 dan 𝐶 menjadi
{−5, −4, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}.
Dan bila terdapat intersection atau irisan dari dua buah himpunan maka akan banyak
dapat dianalogikan dalam bisnis,contoh irisan himpunan 𝐵 dan 𝐶 adalah {4, 5, 6, 7, 8, 9} maka
analoginya adalah bahwa apabila di dua buah Toko itu produk 4,5,6,7,8,9 salah satu
produknya telah terjual maka produk yang kedua dari anggota irisan tadi masih ada di Toko
yang kedua atau sebaliknya,seharusnya kedua Toko tersebut dapat saling berbagi dan
substitusi,inilah konsep himpunan jika diterapkan dalam bisnis, hal tersebut bisa terjalin
apabila kedua toko tersebut dan atau masing-masing Toko ada jaringan ikatan yang kuat
untuk saling bersinergi ada komunikasi dan kerjasama yang intensif, bila kedua Toko atau
lebih beberapa Toko ada jaringan kerja yang menerapkan konsep himpunan maka ekonomi
umat islam akan kuat.

1.2. Model Ekonomi


Model Ekonomi adalah suatu cara penyederhanaan hubungan antara variabel-variabel
Ekonomi/Bisnis yang satu dengan lainnya yang lebih kompleks. Penyederhanaan ini
merupakan kerangka kasar/umum dari dunia nyata Ekonomi/Bisnis, dengan harapan dapat
memprediksi keadaan Ekonomi/Bisnis sekarang ini atau dimasa depan. Model Ekonomi ini
dapat berbentuk model Matematika dan non-Matematika. Jika berbentuk model Matematika
maka akan terdiri dari persamaan-persamaan, dengan sejumlah variabel, konstanta,
koefisien atau parameter. Variabel adalah suatu nilai yang berubah-ubah dalam suatu
masalah tertentu. Variabel ini sering dilambangkan dengan huruf didepan nama variabel
tersebut, seperti harga (price)= P, jumlah yang diminta (quantity) = Q, Biaya (cost) = C,
penerimaan (revenue) = R, Investasi (Investment) = I, Tingkat suku bunga (interest rate) = i,
dan lain – lain. Variabel dalam Ekonomi/Bisnis ada dua jenis yaitu Variabel Endogen dan
Variabel Eksogen. Variabel Endogen adalah variabel yang penyelesaiannya diperoleh dari
dalam model, sedangkan variabel Eksogen adalah variabel nilainya diperoleh dari luar
model, atau sudah ditentukan berdasarkan data yang ada. Tapi bisa, terjadi sebaliknya
contohnya, dalam analisis penentuan harga dan jumlah keseimbangan pasar suatu barang
tertentu, Variabel P merupakan variabel endogen, karena nilai variabel P diperoleh dalam
model. Tetapi dalam kerangka penentuan pengeluaran konsumen, variabel P merupakan
variabel eksogen karena variabel P merupakan data konsumen perorangan. Untuk
membedakan maka biasanya variabel Eksogen diberi subskrip 0 pada varaibelnya
sedangkan endogen tidak, misalnya I0 ⟶ variabel Eksogen.
Konstanta adalah suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya berubah-ubah dalam suatu
masalah tertentu. Konstanta ini sama halnya dengan variabel eksogen karena nilainya
sudah tetap berupa data. Jika konstanta dengan variabel digabungkan menjadi satu,
misalnya 5R, 4P, atau 0,3C, maka angka konstanta yang ada didepan variabel disebut
koefisien dari variabel tersebut. Sehingga dapat juga disebut bahwa koefisisen adalah
angka pengali konstan terhadap variabelnya. Persamaan adalah suatu pernyataan
bahwa dua lambang adalah sama, sedangkan pertidaksamaan adalah suatu pernyataan
yang menyatakan bahwa dua lambang adalah tidak sama. Persamaan biasanya
disimbolkan dengan tanda = (dibaca ’sama dengan’), dan pertidaksamaan disimbolkan
dengan tanda < (dibaca ’lebih kecil’), atau > (dibaca ’lebih besar’) atau dapat terjadi
pengabungan keduanya.
Di Matematika Ekonomi & Bisnis terdapat 3 jenis persamaan yaitu :
(1) Persamaan Definisi;
(2) Persamaan Perilaku;
(3) Kondisi Keseimbangan.

(1) Persamaan Definisi adalah suatu bentuk kesamaan di antara dua pernyataan yang
mempunyai arti yang sama. Misalkan, Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Product
– GNP) adalah penjumlahan dari pengeluaran konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran
Pemerintah (G), dan Ekspor neto (X – M). Dapat dirumuskan sebagai berikut
GNP = C + I + G + (X – M)...................................(0.1.1)
Persamaan (0.1.1) tidak dapat diartikan sebagai hubungan fungsional (lihat seperti butir 2).
Dengan kata lain, GNP bukan fungsi dari Konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran (G),
Ekspor (X), dan Import (M), hanya merupakan kesamaan, dimana jika ruas kanan tanda
sama dengan ditambah atau dikurangi, pada satu atau beberapa variabel maka ruas kiri
tanda juga ikut berubah bertambah atau berkurang nilainya.

(2) Persamaan Perilaku adalah suatu persamaan yang menunjukkan perubahan perilaku
suatu variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lainnya yang saling berhubungan.
Persamaan ini dapat diterapkan pada perilaku manusia, misalnya perubahan perilaku
pola konsumsi secara keseluruhan karena perubahan pendapatan Nasional atau perilaku
bukan manusia, misalnya perubahan biaya total dari suatu perusahaan akibat perubahan
jumlah produksi. Persamaan ini selalu dibuat asumsi-asumsi tertentu mengenai pola
perilaku dari suatu variabel yang diteliti.
Contoh berikut ini :
TC = 100 + 25Q.........................(0.1.2)
TC = 150 + Q.............................(0.1.3)
dimana, TC = Biaya Total Q = Jumlah Produksi
Kedua persamaan bentuknya berbeda dengan asumsi produksinya berbeda, pada
persamaaan (0.1.2) biaya tetap 100 kemudian biaya variabelnya juga berbeda dimana
meningkat secara konstan sebesar 25 jika terjadi pertambahan 1 unit produksi sedangkan
pada persamaan (0.1.3) biaya tetap 150, dan biaya variabelnya meningkat secara progresif
jika terjadi pertambahan sebesar 1 unit produksi. Jika suatu konstanta yang digabungkan
dengan variabelnya mislanya aR, bP, atau dC, maka simbol a, b, d ini menyatakan suatu
bilangan konstanta tertentu, tetapi belum ditetapkan nilainya, maka nilai a, b, d dapat
menunjukkan bilangan berapa saja. Nilai a, b, d adalah suatu konstanta yang masih bersifat
variabel, yang disebut dengan Konstanta Parameter atau parameter saja. Sehingga
parameter didefiniskan sebagai suatu nilai tertentu yang dalam suatu masalah tertentu dan
mungkin akan menjadi nilai yang lain pada suatu masalah lainnya.

(3) Kondisi Keseimbangan adalah suatu persamaan yang menggambarkan prasyarat


untuk pencapaian keseimbangan (equilibrium). Dua kondisi keseimbangan yang paling
terkenal dalam ilmu Ekonomi adalah :
a. Model Kondisi Keseimbangan Pasar,Qd = Qs (jumlah yang diminta = jumlah yang
ditawarkan)
b. Model Kondisi Keseimbangan Pendapatan Nasional,S = I (tabungan = investasi)

1.3. Sistem Bilangan Riil


Dari persamaan Matematika, yang terdiri dari variabel-variabel dan konstanta. Variabel dan
konstanta ini mempunyai nilai-nilai seperti bilangan/angka. Bilangan yang sering digunakan
dalam Ilmu Ekonomi, adalah bilangan Riil (ℝ) yang terdiri atas yaitu bilangan Rasional (𝑄)
dan bilangan Irrasional (𝐼). Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan
sebagai pecahan, sedangkan bilangan Irrasional adalah bilangan yang tidak dapat
dinyatakan sebagai pecahan dan memilki bentuk desimal yang terdiri atas untaian numeral
yang tak berhingga yang tidak memperlihatkan pola berulang, seperti :√2, 𝑒, 𝜋. Bilangan
Rasional, terdiri atas bilangan Bulat dan bilangan Pecahan. Sedangkan bilangan Bulat
terbagi atas bilangan Bulat Positif, Nol, dan Bulat Negatif.

1.4. Konsep Himpunan dan Fungsi


Himpunan adalah kumpulan dari obyek-obyek yang berbeda. Obyek ini mungkin berupa
kelompok bilangan-bilangan atau sesuatu kelompok lainnya. Misalnya sekelompok bilangan
bulat yang terdiri dari 1 sampai 100. Obyek-obyek ini disebut elemen-elemen.
Jika himpunan yang mempunyai elemen-elemen bilangan yang terbatas maka dapat disebut
himpunan terbatas, sedangkan himpunan yang mempunyai elemen-elemen bilangan yang
tidak terbatas disebut himpunan tidak terbatas.
𝐷 = {𝑥|3 < 𝑥 < 9},
Jika dua himpunan dipasangkan elemen-elemennya secara berurutan menurut aturan
tertentu, maka dapat dikatakan bahwa kedua himpunan itu mempunyai relasi.
Jika untuk setiap nilai 𝑋 tertentu yang berhubungan dengan satu dan hanya satu nilai 𝑌,
maka Y dikatakan sebagai fungsi dari 𝑋. Hubungan atau relasi dapat dinotasikan sebagai
𝑌 = 𝑓(𝑥).

2. PERSAMAAN LINIER NON LINIER


Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara, tergantung pada
data yang tersedia. Berikut ini dicontohkan empat macam cara yang dapat ditempuh untuk
membentuk sebuah persamaan linier, masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang
diketahui. Keempat cara yang dimaksud adalah :
1) Cara dwi-koordinat
Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang memenuhi kedua titik
tersebut. Apabila diketahui dua buah titik 𝐴 dan 𝐵 dengan koordinat masing-masing (𝑥1 , 𝑦1 )
dan (𝑥2 , 𝑦2 ),maka rumus persamaan liniernya adalah :
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Contoh Soal:
Misalkan diketahui titik 𝐴(2,3) dan titik 𝐵(6,5), maka persamaan liniernya:
4𝑦 − 12 = 2𝑥 − 4, 4𝑦 = 2𝑥 + 8 , 𝑦 = 2 + 0,5𝑥

2) Cara koordinat-lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (𝑥1 , 𝑦1 ) dan lereng garisnya 𝑏, maka
persamaan liniernya adalah (𝑦 − 𝑦1 ) = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
Contoh Soal :
Andaikan diketahui bahwa titik 𝐴(2,3) dan lereng garisnya adalah 0,5 maka persamaan linier
yang memenuhi kedua persamaan kedua data ini adalah : (𝑦 − 𝑦1 ) = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

3) Cara penggal-lereng
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggalnya pada salah satu
sumbu (a) dan lereng garis (b) yang memenuhi persamaan tersebut, maka persamaan
liniernya adalah : 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 ; 𝑎 = penggal, 𝑏 = lereng.
Contoh Soal :
Andaikan penggal dan lereng garis 𝑦 = 𝑓 (𝑥) masing-masing adalah 2 dan 0,5, maka
persamaan liniernya adalah : 𝑦 = 2 + 5𝑥

4) Cara dwi-penggal
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal garis pada masing-
masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal (ketika 𝑥 = 0) dan penggal pada sumbu
𝑎
horisontal (ketika 𝑦 = 0), maka persamaan liniernya adalah : 𝑌 = 𝑎 − 𝑐 𝑥 ; a = penggal

vertikal, c = penggal horisontal

2.1. Sistem Persamaan Linear


Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan sama
dengan dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear
satu variabel adalah 𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐, dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua variabel dengan
pangkat masing-masing variabel sama dengan satu. Bentuk umum persamaan linear dua
variabel adalah 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐, dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ dan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0
2.2. Metode Grafik
Perhatikan dua sistem persamaan dua variabel beirkut
𝑦 = 2𝑥 − 1
𝑦 = −𝑥 + 5
Solusi dari sistem ini adalah himpunan pasangan terurut yang merupakan solusi dari kedua
persamaan.Grafik garis menunjukkan himpunan penyelesaian dari masing-masing
persamaan dalam sistem. Oleh karena itu, perpotongan kedua garis adalah gambar dari
penyelesaian sistem. Solusi dari sistem adalah {(2,3)}
Korelasi Linear:
Jika semua titik (𝑋, 𝑌) pd diagram pencar mendekati bentuk garis lurus.
Korelasi Non-linear:
Jika semua titik (𝑋, 𝑌) pd diagram pencar tidak membentuk garis lurus.
Persamaan Ketergantungan Linier dan Ketidakkonsistenan
Bila kedua persamaan mempunyai kemiringan (slope) yang sama, maka gambarnya akan
terdapat dua kemungkinan yaitu:
1. Kedua garis adalah sejajar dan tidak mempunyai titik potong, sehingga tidak ada
penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier yang tidak
konsisten
2. Kedua garis akan berhimpit, sehingga penyelesainnya dalam jumlah yang tidak terbatas.
Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier yang tergantung secara
linier

2.3. Pertidaksamaan
Pertidaksamaan satu variabel adalah suatu bentuk aljabar dengan satu variabel yang
dihubungkan dengan relasi urutan.
Bentuk umum pertidaksamaan :
… … … … … ..
dengan 𝐴(𝑥), 𝐵(𝑥), 𝐷(𝑥), 𝐸(𝑥) adalah suku banyak (polinom) dan 𝐵(𝑥) ≠ 0, 𝐸(𝑥) ≠ 0
Menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan real yang
membuat pertidaksamaan berlaku. Himpunan bilangan real ini disebut juga Himpunan
Penyelesaian (HP) Cara menentukan HP :
1. Bentuk pertidaksamaan diubah menjadi : dengan cara :
… … … ….
Ruas kiri atau ruas kanan dinolkan. Menyamakan penyebut dan menyederhanakan
bentuk pembilangnya
2. Dicari titik-titik pemecah dari pembilang dan penyebut dengan cara 𝑃(𝑥) dan 𝑄(𝑥)
diuraikan menjadi faktor-faktor linier dan/ atau kuadrat
3. Gambarkan titik-titik pemecah tersebut pada garis bilangan, kemudian tentukan tanda
(+, −) pertidaksamaan di setiap selang bagian yang muncul

3. TERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI


Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel lain.
Suatu Fungsi adalah suatu hubungan di mana setiap elemen dari wilayah (domain) saling
berhubungan dengan satu dan hanya satu elemen dari jangkauan(range)
Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur yaitu: variabel, koefisien, dan konstanta.
Variabel dan koefisien senantiasa terdapat dalam setiap fungsi.
Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait pada dan terletak di depan suatu
variabel dalam sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-kadang) turut membentuksebuah
fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada suatu variabel tertentu).
𝑦 = 5 + 0,8𝑥
𝑦 : variabel terikat
𝑥 : variabel bebas
0,8 : koefisien variabel 𝑥
5 : konstanta
Sedangkan notasi sebuah fungsi secara umum adalah: 𝑦 = 𝑓(𝑥)

3.1. SISTEM KOORDINAT CARTESIUS


Setiap fungsi dapat disajikan secara grafik pada bidang sepasang sumbu silang (sistem
koordinat). Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara menghitung koordinat
titik-titik yang memenuhi persamaannya, dan kemudian memindahkan pasangan-pasangan
titik tersebut ke sistem sumbu silang.
Dalam menggambarkan suatu fungsi meletakkan variabel bebas pada sumbu horizontal
(absis) dan variabel terikat pada sumbu vertikal (ordinat).

Misal : 𝑦 = 3 + 2𝑥
Permintaan dan Penawaran 𝑄𝑑 = 𝑎 = 𝑏𝑃 dan 𝑄𝑠 = 𝑎 + 𝑏𝑃. Bentuk Umum fungsi
permintaan Untuk mengetahui apakah suatu fungsi merupakan fungsi permintaan
ataukah fungsi penawaran dapat dengan melihat hubungan antara 𝑃 dan 𝑄 dengan
kondisi fungsi tersebut harus berbentuk fungsi eksplisit. Fungsi permintaan menunjukkan
bahwa 𝑃 dan 𝑄 mempunyai hubungan negatif (tanda yang berlawanan).

4. KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan apabila jumlah barang
yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara
matematika dan grafik, hal ini ditunjukkan dengan persamaan 𝑄𝑑 = 𝑄𝑠. Yakni pada
perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan
pasar tercipta harga keseimbangan (Equilibrium Price) dan jumlah keseimbangan
(Equilibrium Quantity).
4.1. Ekuilibrium Pasar Umum
𝑄𝑑 = 𝑄𝑠 atau 𝐸 = 𝑄𝑑 − 𝑄𝑠 = 0 dimana E = Kelebihan permintaan (excess demand)
Jika beberapa barang yang saling bergantung secara bersama-sama ditinjau, maka
ekuilibrium tidak dapat terjadi jika ada kelebihan permintaan untuk setiap barang yang
dimasukkan dalam model, karena jika satu barang mengalami kelebihan permintaan maka
penyesuaian harga untuk barang tersebut akan mempengaruhi jumlah permintaan, dan
penawaran untuk barang lainnya, sehingga barang seluruhnya akan berubah. Akibatnya,
kondisi ekuilibrium menjadi
𝐸𝑖 = 𝑄𝑑𝑖 − 𝑄𝑠𝑖 = 0 dengan ( 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
Model Pasar dengan Dua Barang
𝑄𝑑1 − 𝑄𝑠1 = 0
𝑄𝑑1 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑃1 + 𝑎2 𝑃2
𝑄𝑠1 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑃1 + 𝑏2 𝑃2
𝑄𝑑2 − 𝑄𝑠2 = 0
𝑄𝑑2 = 𝛼0 + 𝛼1 𝑃1 + 𝛼2 𝑃2
𝑄𝑠2 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑃1 + 𝛽2 𝑃2
Rumus diatas dapat didefinisikan dengan simbol-simbol seperti berikut :
𝑐𝑖 = 𝑎𝑖 – 𝑏𝑖
𝛾𝑖 = 𝛼𝑖 − 𝛽𝑖 dengan (𝑖 = 0, 1, 2)
𝑐1 𝑃1 + 𝑐2 𝑃2 = − 𝑐0
𝛾1 𝑃1 + 𝛾2 𝑃2 = − 𝛾0
𝑃1 ∗ = 𝑐2 𝛾0 − 𝑐0 𝛾2
𝑐1 𝛾2 − 𝑐2 𝛾1
𝑃2 ∗ = 𝑐0 𝛾1 − 𝑐1 𝛾0
𝑐1 𝛾2 − 𝑐2 𝛾1

Contoh soal:
Materi Fungsi Linier 1
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan 𝑄𝑑 = 12 − 𝑃 sedangkan
persamaan penawarannya 𝑄𝑠 = −6 + 2𝑃. Berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar ? Gambarkan grafiknya !!!
Penyelesaian :
Permintaan 𝑄𝑑 = 12 − 𝑃
Penawaran 𝑄𝑠 = −6 + 2𝑃
12 − 𝑃 = −6 + 2𝑃
−3𝑃 = −18
𝑃𝑒 = 6
𝑄𝑒 = 12 − 6
=6
𝑃 = 3 + 0,5𝑄
𝑄 = −6 + 2𝑃
Keseimbangan pasar (6, 6)

5. PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI


Pajak yang dikenakan pemerintah pada warga negaranya ada 2 macam. Pertama ialah
pajak yang jumlahnya tertentu dan tidak dikaitkan dengan pendapatan (𝑇 = 𝑇𝑜). Kedua
adalah pajak yang penetapannya dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang besarnya
merupakan prosentase nilai tertentu dari pendapatan (𝑇 = 𝑡𝑌). Secara keseluruhan
besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : 𝑇 = 𝑇𝑜 + 𝑡𝑌 Dimana : 𝑇𝑜 = Pajak
Otonom dan 𝑡 = Proporsi pajak terhadap pendapatan. Pengaruh Pajak Spesifik terhadap
Keseimbangan Pasar Pajak spesifik adalah pajak yang dikenakan per satu unit barang
yang diproduksi atau dijual. Pengenaan pajak tersebut mempengaruhi harga keseimbangan
dan jumlah keseimbangan. Dengan adanya pengenaan pajak (t) atas setiap unit barang,
maka posisi keseimbangan pasar akan berubah. Produsen akan menawarkan harga
jualnya lebih tinggi dari harga keseimbangan sebelum pajak yang menyebabkan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih sedikit. Hal ini juga akan menyebabkan adanya pergeseran
pada kurva penawaran.
Fungsi penawaran sebelum pajak : 𝑃 = 𝑎 + 𝑏𝑄
Fungsi penawaran sesudah pajak : 𝑃 = 𝑎 + 𝑏𝑄 + 𝑡
Keseimbangan pasarnya adalah : 𝑄𝑑 = 𝑄𝑠
Pajak tanggungan konsumen : 𝑡𝑘 = 𝑃𝑒𝑡 − 𝑃𝑒
Pajak tanggungan produsen : 𝑡𝑝 = 𝑡 − 𝑡𝑘
Pajak yang diterima oleh pemerintah : 𝑇 = 𝑡 × 𝑄𝑒𝑡
Pengaruh Pajak Proporsional Terhadap Keseimbangan Pasar
Pajak Proporsional adalah suatu pajak yang dikenakan terhadap suatu barang yang
besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase (%) tertentu dari harga jualnya. Jika pajak
proporsional yang dikenakan sebesar 𝑡 % dari harga jual (P), maka :
Fungsi penawaran sebelum pajak : 𝑃 = 𝑎 + 𝑏𝑄
Fungsi penawaran sesudah pajak : 𝑃 = 𝑎 + 𝑏𝑄 + 𝑡 ∙ 𝑃
Pajak tanggungan konsumen : 𝑡𝑘 = 𝑃𝑒𝑡 − 𝑃𝑒
Pajak tanggungan produsen : 𝑡𝑝 = (𝑡 × 𝑃𝑒𝑡 ) − 𝑡𝑘
Pajak yang diterima oleh pemerintah : 𝑇 = (𝑡 × 𝑃𝑒𝑡 ) × 𝑄𝑒
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t)
… … … … … ..
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:
……………
Keseimbangan pasar setelah pajak:
Fungsi penawaran setelah pajak: 𝑃 = 0,5𝑄 + 3 + 3 ⟶ 𝑃 = 0,5𝑄 + 6, sehingga
keseimbangan pasar setelah pajak:
… … … … … ….
Jadi keseimbangan pasar sebelum kena pajak 𝑄 = 6 dan 𝑃 = 9
Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar selisih harga keseimbangan
setelah pajak dengan harga keseimbangan sebelum pajak yaitu: 9 − 7 = 2 per unit.
Besar pajak per unit yang ditanggung produsen, sebesar selisih tarif pajak per unit yang
dikenakan dengan besar pajak per unityang ditanggung konsumen, yaitu: 3 − 1 = 2 per unit.
Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah perkalian tarif pajak per unit dengan
jumlah keseimbangan setelah pajak, yaitu: 3 × 6 = 18.

6. ANALISIS FUNGSI BIAYA DAN PENERIMAAN SERTA DERET


Biaya Tetap (Fixed Cost) FC = K (K=konstanta)
Biaya Variabel (Variabel Cost) VC = F(Q)
Biaya Total (Total Cost) TC = FC + VC
Biaya Marginal (Marginal Cost) MC = ∆C /∆Q
Biaya rata-rata AC = TC / Q
Fungsi Penerimaan
Penerimaan Total TR = P x Q = F(Q)
Penerimaan rata-rata = harga per unit AR = R/Q atau P = R/Q
Penerimaan Marginal MR = ∆R / ∆Q

6.1. Barisan Aritmetika


Definisi : Barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku
berturutan selalu merupakan bilangan tetap (konstan).
Bilangan yang tetap tersebut disebut beda dan dilambangkan dengan b.
Perhatikan juga barisan-barisan bilangan berikut ini. (Barisan Aritmatika)
1. 1, 4, 7, 10, 13, ...
2. 2, 8, 14, 20, ...
3. 30, 25, 20, 15, ...
Contoh :
a. a.1, 4, 7, 10, 13, ... Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
ditambah 3. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 3 atau 𝑏 = 3.
b. 2, 8, 14, 20, ... Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
ditambah 6. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 6 atau 𝑏 = 6.
c. 30, 25, 20, 15, ...Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
ditambah –5. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya –5 atau 𝑏 =– 5.
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut : Jika Un adalah suku ke-n dari suatu barisan
aritmetika maka berlaku 𝑏 = 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1 .
Rumus umum suku ke-n barisan aritmetika dengan suku pertama (𝑈𝑎 ) dilambangkan
dengan 𝑎 dan beda dengan 𝑏 dapat ditentukan seperti berikut.
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
Un = Un-1 + b = a + (n – 1)b
Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmetika adalah Un = a + (n – 1)b
Keterangan: Un = suku ke-n > a = suku pertama > b = beda > n = banyak suku
Contoh 1 :
Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan –3, 2, 7, 12, .... ?
Jawab:
–3, 2, 7, 12, … Suku pertama adalah a = –3 dan bedanya b = 2 – (–3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh : Un = –3 + (n – 1)5.
Suku ke-8 : U8 = –3 + (8 – 1)5 = 32. Suku ke-20 : U20 = –3 + (20 – 1)5 = 92.

7. DASAR-DASAR MATRIK (PENENTUAN DETERMINAN)


Matriks adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam baris dan kolom
yang membentuk persegi panjang; seta termuat diantara sepasang tanda kurung
biasa atau kurung siku.
Susunan empat persegi panjang atau bujur sangkar dari bilangan-bilangan yang diatur
dalam baris dan kolom ditulis diantara dua tanda kurung, yaitu ( ) atau [ ]
Aljabar Matriks merupakan : Suatu alat atau sarana yang sangat ampuh untuk
menyelesaikan model-model linier seperti persamaan tiga atau empat barang.
Bentuk Umum:
Elemen matriks : aij Susunan bilangan atau nilai aij {bilangan real atau kompleks}
Ukuran matriks :Jumlah baris : m Jumlah kolom : n Ordo atau ukuran matriks : m x n
Elemen-elemen diagonal : a11, a22,….,ann
Vektor merupakan Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris disebut: VEKTOR
BARIS, jika satu lajur disebur dengan VEKTOR KOLOM. Dengan demikian, dpt disebut
bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor baris dan beberapa vektor kolom.
Vektor baris:
a’ = (4, 1, 3, 2)
x’ = (x1, x2, … xn)
Vektor lajur
b= 1 u = u1
2 u2
8 …
un
Penjumlahan dua matriks
A + B = (aij + bij)
A – B = (aij – bij) Syarat penjumlahan dua matriks atau pengurangan dua matriks adalah
mempunyai ordo yang sama
Contoh :

Ketidakbebasan Linear
Suatu himpunan vektor v1, . . . , v2 dikatakan tidak bebas secara linear jika salah satu
diantaranya dapat dinyatakan sebagai kombinasilinear dari vektor sisanya.
Ruang Vektor
Keseluruhan vector-vektor yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi linear dari 2 vektor
bebas u dan v merupakan ruang vector yang berdimansi dua.
Konsep jarak antara dua titik vector
Jika u dan v berhimpitan, jaraknya nol (untuk u = v) Jika kedua titik berbeda, jarak u ke vdan
vke u dinyatakan oleh bilangan nyata positif yang sama. Jarak antara u dan v tidak pernah
lebih dari jarak u ke w ditambah w ke v.Jika sebuah ruang vector memenuhi tiga sifat diatas,
maka disebut ruang matriks
Matriks Identitas dan Matriks Nol
Matriks Nol: Matriks di mana semua unsur nilainya nol
Matriks Identitas: Matriks di mana elemen-elemen pada diagonal utamanya
masing-masing adalah satu, sedangkan elemen-elemen yang lain adalah nol.
Sifat Matriks Identitas dan Matriks Nol
Jika A = matriks berukuran n x n : I . A = A . I = A A + 0 = 0 + A = A
A.0=0.A=0
Contoh : a11 a12 0 0 a11 a12
A + 0 = a21 a22 + 0 0 = a21 a22
Invers : Jika A adalah sebuah matriks persegi dan jika sebuah matriks B yang berukuran
sama bisa didapatkan sedemikian sehingga AB = BA = I, maka A disebut bisa dibalik dan B
disebut invers dari A.

Syarat-syarat untuk Nonsigularitas Matriks


Syarat Cukup vs Syarat Perlu
p benar hanya jika pernyataan q benar : p → q (dibaca : “p hanya jika q”)
p dapat dikatakan benar meskipun q tidak benar : p ← q (dibaca : “p jika q” atau dapat juga
dibaca “Jika q, maka p”) q adalah kedua-duanyauntuk terjadinya p: p ↔ q (dibaca: “p jika
dan hanya jika q”)
Syarat untuk Nonsingularitas
Jika syarat tersebut, yakni bentuk kuadrat dan bebas secara linear diambil bersama sama,
hal itu merupakan syarat yang diperlukan dan cukup untuk terjadinya non singular
(nonsingular ↔ bentuk kuadrat dan bebas secara linier)
Rank (Peringkat) Matriks
Berikut tiga jenis operasi baris dasar pada sebuah matriks ;
Pertukaran dari dua baris di dalam matriks
Perkalian (atau pembagian) dari sebuah baris dengan skalar apa pun k 0
Penambahan dari ‘k dikali dengan baris manapun” kepada baris yang lain
8. UTS

9. LIMIT
Limit menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan berkembang apabila variabel di
dalam fungsi yang bersangkutan terus menerus berkembang mendekati suatu nilai tertentu.
Notasi > Lim f(x) = L x--> a
Kaidah Limit
1. Jika y = f(x) = xn dan n > 0 maka
2. Limit dari konstanta adalah konstanta sendiri
4. Limit dari perkalian fungsi adalah perkalian dari limit fungsi-fungsinya
Limit dari pembagian fungsi adalah pembagian dari limit fungsi-fungsinya
Limit dari fungsi berpangkat n adalah pangkat n dari limit fungsinya
Limit dari suatu fungsi terakar adalah akar dari limit fungsinya
Dua buah fungsi yang serupa mempunyai limit yang sama jika f(x) = g(x) untuk semua x
kecuali a dan
Metode Eliminasi
Carilah nilai – nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua persamaan berikut:
3x – 2y = 7 (3)
2x + 4y = 10 (4)
Penyelesaian
Misal variabel yang akan dieliminasi adalah y, maka pers (3) dikalikan 2 dan pers (4)
dikalikan 1.
3x – 2y = 7 dikalikan 2 ® 6x – 4y = 14
2x + 4y = 10 dikalikan 1 ® 2x + 4y = 10 +
8x + 0 = 24
x=3

Substitusikan variabel x = 3 ke dalam salah satu persamaan awal, misal pers (3)
3x – 2y = 7
3(3) – 2y = 7
-2y = 7 – 9 = -2
y=1
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah (3,1)

10. PENYIMPANGAN EKSPONEN


Aturan I = xm x xn = xm+n Contoh : x3 x x4 = x7 Aturan II : xm / xn = xm-n Contoh :
x4 / x3 = x
Aturan III : x-n = 1/xn (x ≠ 0) Aturan IV : x0 = 1 (x ≠ 0)
Aturan V : x1/n = Aturan VI : (xm)n = xmn Aturan VII : xm x ym = (xy)m
Fungsi dari Dua atau Lebih Variabel Bebas
z = g (x, y)
z = ax + by atau z = a0 + a1x + a2x2 + b1y + b2y2
Fungsi g membuat peta dari suatu titik dalam ruang dua dimensi, ke satu titik pada garis
ruas (titik dalam ruang satu dimensi), seperti :
dari titik (x1,y1) ke titik z1
dari titik (x2, y2) ke titik z2
Fungsi lebih dari satu variabel juga dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis. Misalnya
sebuah fungsi yg mempunyai bentuk
y = a1x1 + a2x2 +. . . + anxn adalah fungsi linear, yang mempunyai karakteristik bahwa
setiap variabel hanya berpangkat satu.
Dalam rangka mencapai suatu tingkat umum yang lebih tinggi, kita dapat menggunakan
fungsi umum y = f (x) atau z = g(x,y). Fungsi tersebut tidak terbatas apakah linear, kuadrat,
atau eksponen seluruhnya akan dimasukkan ke dalam fungsi yg ada.

11. DIFERENSIAL
Differensial membahas tentang perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan
kecil dalam variabel bebas fngsi yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui analisis dalam
bisnis dan ekonomi sangat akrab dengan perubahan, penentuan tingkat maksimum dan
minimum
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Konsep keofisien elastisitas secara umum dapat didefinisikan sebagai perubahan
persentase suatu variabel terikat sebagai akibat adanya perubahan persentase suatu
variabel bebas Elastisitas permintaan perubahan persentase jumlah yang diminta oleh
konsumen sebagai akibat adanya perubahan persentase pada harga barang itu sendiri dan
variabel – variabel bebas lain yang mempengaruhinya secara parsial
Elastisitas penawaran : perubahan persentase jumlah yang ditawarkan oleh produsen
sebagai akibat adanya perubahan persentase pada harga barang itu sendiri dan variabel –
variabel bebas lain yang mempengaruhinya secara parsial.
Elastistias terdiri dari tiga macam :
Elastisitas harga dari permintaan
Elastisitas silang dari permintaan
Elastisitas pendapatan dari permintaan
Elastisitas penawaran hanya ada satu yaitu elastisitas harga dari penawaran

12. INTEGRAL
Kebalikan dari differensial yaitu suatu konsep yang berhubungan dengan proses penemuan
suatu fungsi asal apabila turunan atau derivatifnya diketahui.
Jika f adalah fungsi kontinyu,∫) f(x dx=( ) +F xC Dengan catatan F’(x) = f(x)
Contoh
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x)
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x) yang melewati titik (2,20)
Jika MC = x + 100, dan ketika x = 100 biaya total adalah $40.000,- tentukanlah fungsi biaya
totalnya (TC)
Jika MR = 50.000 – x, dan pendapatan total adalah 0 apabila tidak ada produk yang terjual,
tentukanlah fungsi pendapatan totalnya.

13. NILAI MAKSIMUM


Dalam ilmu ekonomi kita mengenal tentang maksiminasi dan minimasi dengan istilah umum
optimasi, yang berarti “mencari yang terbaik” . Akan tetapi hal ini berbanding terbalik karena
istilah tersebut tidak memiliki kaitannya dengan matematika murni. Oleh karena itu, istilah
kolektif untuk maksimum dan minimum sebagai konsep matematik ialah nilai ekstremum,
yang berarti nilai ekstrem . Maksimum absolut pasti merupakan maksimum relatif atau salah
satu titik akhir fungsi . Jadi, bila kita mengetahui semua maksimum relatif, maka kita hanya
perlu memilih yang terbesar dan membandingkannya dengan titik akhir guna menentukan
maksimum absolute. Selanjutnya, nilai-nilai ekstrem yang dipertimbangkan akan merupakan
ekstrem relatif atau ekstrem lokal, kecuali bila ditentukan lain.
Uji Derivatif-Pertama
Derivatif pertama adalah turunan pertama suatu fungsi. Misal fungsi y=f(x), maka
f’(x) digunakan dalam mencari nilai ekstrem.
Uji derivatif pertama untuk ekstrem relatif. Jika derivatif pertama pada fungsi f(x) pada x=x0
adalah f’(x0) = 0, maka nilai fungsi x0,f’(x0) merupakan
Maksimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari positif ke negatif dari sebelah kiri titik x0 ke
sebelah kanannya
Minimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari negatif ke positif dari sebelah kiri titik x0 ke
sebelah kanannya
Tidak maksimum maupun minimum relatif bila f’(x) mempunyai tanda yang sama baik
sebelah kiri maupun sebelah kanan titik x0
Syarat Orde Pertama :
Jika diketahui fungsi z=f(x), kita dapat menulis diferensial dz= f’(x) dx
Kondisi derivatif orde pertama “f’(x) = 0” dapat diubah dalam kondisi diferensial orde
pertama ; “dz = 0 untuk sembarang nilai dx yang tidak nol”.
Syarat Orde Kedua :
Syarat cukup orde kedua untuk titik ekstrem z adalah, dalam istilah derivatif, f”(x) < 0
(untuk suatu maksimum) dan f”(x) > 0 (untuk suatu minimum) pada titik stasioner.
d2x d(dz) = d[f’(x) dx]
= [df’(x)] dx
k. =[f”(x) dx] dx = f”(x) dx2
Syarat Diferensial versus Syarat Derivatif
Secara lebih spesifik, syarat orde nilai pertama(nilai dz yang sama dengan nol) dan syarat
orde kedua (untuk d2x negatif atau positif) dapat digunakan dengan validitas yang sama
untuk semua kasus yang diberikan dengan umgkapan “untuk sembarang nilai dx yang tidak
sama dengan nol” yang harus dimodifikasi untuk menggambarkan perubahan jumah
variabel pilihan. Suatu fungsi 2 peubah memiliki nilai maksimum relatif pd titik (xo, yo) jika
terdapat lingkaran berpusat di (xo, yo) s.d.h utk setiap (x, y) di dlm lingkaran dan f memiliki
nilai maksimum mutlak di (xo, yo) bila utk semua titik (x, y) di domain f Jika f memiliki nilai
ekstrim relatif pada titik (xo, yo) dan bila turunan parsialnya ada pada titik tsb maka fx (xo ,
yo ) = 0 dan f y (xo , yo ) = 0
Misal f fungsi 2 peubah dg turunan parsial orde 2 kontinu dalam beberapa lingkaran pada
titik kritis (xo, yo) dan misalkan D = f xx (xo , yo ) f yy (xo , yo )− f xy 2 (xo , yo )
a. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) > 0 , maka f punya minimum relative
b. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) < 0 ,maka f punya maksimum relatif
c. If D < 0 , maka f memiliki titik pelana (a saddle point)
d. If D = 0 , maka tdk ada kesimpulan yg dpt digambarkan

14. SURPLUS KONSUMEN


Surplus konsumenadalah selisih antara harga yang konsumen bersedia untuk
membayarnya dengan harga aktual yang dibayarkan. Diketahui, fungsi permintaan dan
fungsi penawaran suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
𝑝 = 5 – 2𝑞 dan 𝑝 = 1 + 2𝑞 Berdasarkan kondisi tersebut
a. Berapakah nilai surplus konsumen pada kondisi ekuilibrium?
b. Berapakah nilai surplus produsen pada kondisi ekuilibrium?
Contoh : Diketahui, fungsi permintaan dan fungsi penawaran
suatu perusahaan adalah sebagai berikut : qd= p 2 – 40p + 400 qs= 10p
Berdasarkan kondisi tersebut, tentukanlah besarnya surplus konsumen pada kondisi
keseimbangan.

LATIHAN MATEMATIKA BISNIS 1


WAKTU ; 21 MEI 2016

Kerjakanlah dengan Tepat !


Kuliah tetap berlangsung via dunia maya jawaban dikumpulkan minggu depan tanggal 28
Mei 2016

1. Biaya tetap yang dikeluarkan Perusahaan “ XM Tekstil “ adalah TC = 8Q3 + 18 Q2


- 65Q + 80 , Tentukanlah ! :
a) Biaya total pada saat Q = 6
b) Biaya rata-rata pada saat Q = 6
c) Besarnya Marginal Cost (MC),apabila Quantitas produksi naik dari Q = 6 menjadi Q =
9
d) Jelaskan yang dimaksud biaya investasi,biaya operasional,biaya tetap,biaya variabel

Anda mungkin juga menyukai