Anda di halaman 1dari 13

MODUL

6 ANALISIS INPUT-OUTPUT

6. 1. PENDAHULUAN

Salah satu perkembangan menarik dari penerapan aljabar matrik dalam


bidang ekonomi adalah analisis masukan-keluaran (input-output analysis),
yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1936 oleh Wassily W. Leontief
dari Harvard University. Analisis masukan-keluaran merupakan suatu
model matematis untuk menelaah struktur perekonomian yang saling kait
mengait antar sector atau kegiatan ekonomi. Model ini lazim diterapkan
untuk menganalisis perekonomian secara makro, nasional maupun regional.
Analisis masukan-keluaran bertolak dari anggapan bahwa suatu system
perekonomian terdiri atas sector-sektor yang saling berkaitan. Masing-
masing sector menggunakan keluaran dari sector lain sebagai masukan bagi
keluaran yang akan dihasilkannya, kemudian keluaran yang dihasilkannya
merupakan masukan pula bagi sector lain lain. Sudah barang tentu, selain
menjadi masukan bagi sector lain, terdapat pula keluaran dari sesuatu sector
yang menjadi masukan bagi sector itu sendiri dan sebagai barang konsumsi
bagi pemakai akhir.
Manfaat dari mempelajari modul ini adalah mahasiswa dapat
memahami konsep yang berhubungan dengan pengoperasian matriks
transaksi dan matriks teknologi yang akan digunakan dalam analisis input
output.
Relevansi dari modul ini adalah mahasiswa dapat menerapkan
analisis input output dalam bidang ekonomi.
Tujuan Pembelajaran/ Kompetensi dari modul ini adalah setelah
mempelajarinya mahasiswa dapat: 1) mengoperasikan suatu konsep yang
berhubungan dengan matriks transaksi dan matrik teknologi dan 2)
menerapkan matriks tersebut dalam analisis input-output di bidang bisnis
dan ekonomi.

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 1


6.2. PENYAJIAN

Pada modul ini kita akan mempelajari dua aspek yakni 1) matriks transaksi;
dan 2) matriks teknologi.

Ke dua aspek tersebut masing-masingnya diuraikan berikut ini:

6.2.1. Matriks Transaksi

Langkah awal dalam analisis masukan-keluaran adalah menyusun


suatu Table yang berisi keterangan-keterangan tentang bagaimana - baik
dalam satuan kuantitatif fisik atau dalam satuan nilai uang – keluaran suatu
sector terdistribusi ke (diminta oleh) sector-sektor lain sebagai masukan
dan ke (oleh) pemakai akhir sebagai barang konsumsi. Tabel demikian
dinamakan matriks transaksi atau matriks masukan-keluaran. Contoh
sebuah matriks transaksi dapat dilihat berikut ini:

Tabel 1. Matriks Transaksi Perekonomian Negara Kertagama *)

Keluaran Pertanian Industri Jasa Permintaan Keluaran


akhir total
Masukan

Pertanian 20 35 5 40 100

Industri 15 80 60 135 290

Jasa 10 50 55 120 235

Nilai Tambah 55 125 115 70 365

Keluaran 100 290 235 365 990


total

*) Hipotesis

Pembacaan Tabel ke samping berarti menjelaskan bahwa dari seluruh


keluaran (output) sector pertanian senilai 100, 20 digunakan oleh sector itu

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 2


sendiri sebagai masukan (input), 35 digunakan oleh sector industry sebagai
masukan sector tersebut, 5 digunakan sebagai masukan sector jasa dan sisanya
senilai 40 dibeli oleh konsumen akhir sebagai barang konsumsi.

Pembacaan Tabel ke bawah berarti menjelaskan bahwa dari seluruh keluaran


sector pertanian senilai 100; 20 berupa masukan dari sector itu sendiri, 15 berupa
masukan yang berasal dari sector industry, 35 berupa masukan dari sector jasa,
dan selebihnya merupakan nilai tambah (added value) sector pertanian tersebut
yaitu senilai 55. Nilai tambah ini sering juga disebut masukan primer (primary
input).

Tabel transaksi bisa dituliskan dalam bentuk notasi matriks. Misalnya Xij
melambangkan keluaran dari sector i yang dipergunakan sebagai masukan oleh
sector j; Ui melambangkanpermintaan akhir terhadap keluaran sector i; Yj
melambangkan nilai tambah sector j dan Xi adalah keluaran total dari sector j,
maka Tabel transaksinya secara matriks:

Tabel 2. Matriks Transaksi

Distribusi Konsumsi Permintaan Keluaran


Akhir Total

Distribusi X11 X12 ………….. X1m U1 X1


Produksi
X21 X22 ………….. X2m U2 X2

: : : : :

: : : : :

Xm1 Xm2 ……….. Xmm Um Xm

Nilai tambah Y1 Y2 ………….. Ym Um+1 X m+1

Keluaran total X1 X2 …………...Xm X m+1 X

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 3


Pemakaian total oleh sector i:

X = Σ X +U
i ij i
j =1 i = 1, 2, ……….., m + 1

Keluaran total dari sector j:

X = Σ X +Y
j ij j
i=1 j = 1, 2, …………., m+1

6.2.2. Matriks Teknologi


Dari matriks transaksi di atas dapat diketahui, bahwa bagi sector j untuk
memproduksi keluaran sejumlah Xj diperlukan masukan-masukan dari sector
1 hingga sector m dan sejumlah tertentu nilai tambah atau masukan primer.
Hal ini berarti bahwa masing-masing kolom menggambarkan hubungan
masukan-keluaran antar sector. Begitu pula pada saat yang sama matriks
transaksi memberikan informasi tentang bagaimana keluaran keluaran dari
suatu sector terdistribusi di antara sector-sektor yang ada, termasuk sector
konsumen akhir. Hal inipun menggambarkan hubungan masukan-keluaran
antar sector. Jika nilai setiap unsure dalam matriks transaksi tersebut dibagi
dengan nilai jumlah baris atau nilai jumlah kolom yang bersesuaian (misalnya
X1j dibagi Xj, atau X2j dibagi Xj), maka diperoleh suatu ratio yang dinamakan
koefisien teknologi.
Koefisien teknologi:

X
a= ij

X
ij
j i = 1, 2, ……, m
j = 1, 2,……., m

Koefisien teknologi aij adalah suatu ratio yang menjelaskan jumlah atau
nilai keluaran sector i yang diperlukan sebagai masukan untuk menghasilkan satu
unit keluaran di sector j.

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 4


Jika semua koefisien teknologi yang ada dihitung (aij dihitung untuk
semua i dan j) dan hasil-hasilnya disajikan dalam suatu matriks, diperolehlah
sebuah matriks teknologi. Jadi, matriks teknologi adalah suatu matriks dalam
analisis masukan-keluaran yang unsure-unsurnya berupa koefisien teknologi.
Sebagai ilustrasi, matriks teknologi untuk perekonomian Negara Kertagama di
depan adalah:
P I J
Pertanian 0,20 0,12 0,02
Industri 0,15 0,28 0,26
Jasa 0,10 0,17 0,23
Nilai Tambah 0,55 0,43 0,49
_______________________________________________
1,00 1,00 1,00

[Perhatikan matriks teknologi dibentuk hanya oleh “sector-sektor utama”].

Secara umum matriks teknologi dapat dirumuskan sebagai:

Matriks Teknologi
Sektor
Sektor 1 2 …………….…………..m
1 a11 a12 …………………..….a1m
2 a21 a12 ……………………. a2m
: : : :
m am1 am2 …………………..…. amm

Σa i1 Σa i2
Nilai tambah (1 - i ) (1 - i ) (1 -

Σa im
i )

Sedangkan himpunan koefisien teknologi untuk unsure-unsur permintaan


akhir dan keluaran total masing-masing adalah berupa vector kolom:

U1 X1

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 5


U2 X2
: :
: :
Um Xm
Karena koefisien masukan aij = Xij / Xj, berarti Xij = aij Xj.
Menurut matriks transaksi,

X = Σ X +U
i ij i
i =1

Padahal Xij = aij Xj


m

X = Σ a X +U
i ij j i
maka i =1

Bila diuraikan,
Xi = ai1X1 + ai2X2 + … + aimXm + Ui
Atau
Ui = Xi – ai1X1 – ai2X2 - … - aimXm
Untuk masing-masing i,
U1 = X1 – a11X1 – a12X2 - … - a1mXm
= (1 – a11)X1 – a12X2 - … - a1mXm
U2 = X2 – a21X1 – a22X2 - … - a2mXm
= -a21X1 + (1 – a22)X2 - … - a2mXm
.
.
.
Um = Xm – am1X1 – am2X2 - … - ammXm
= -am1X1 – am2X2 - … - (1-amm)Xm

Atau jika ditulis secara ringkas dengan notasi matriks:

Umx1 = (I – A)mxm Xmx1

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 6


U dan X masing-masing adalah vector-kolom permintaan akhir dan
vector-kolom secara keluaran total, I adalah matriks satuan, sedangkan A adalah
matrik teknologi yang dibentuk berdasarkan matriks transaksi.
Jika matriks I – A nonsingular, yakni jika |I - A| ≠ 0, maka ia akan
mempunyai balikan. Dalam hal U = (I – A)X dapat ditulis menjadi:

−1
X =(I− A )mxm U mx 1
mx 1

Ini berarti bahwa jika matriks A dan vector U diketahui, maka vector X
dapat dicari secara langsung menuruti kaidah perkalian matriks. Dengan kata lain
jika masing-masing koefisien masukan antar sector dan permintaan akhir untuk
setiap sector diketahui datanya, maka dapatlah dihitung keluaran total dari
masing-masing sector. Lebih lanjut, dengan dapat dihitungnya keluaran total
sektoral akan dapat pula dihitung keluaran total nasional (GDP atau GNP).
Disinilah letak arti pentingnya analisis masukan-keluaran. Satu hal yang penting
diperhatikan dalam analisis masukan-keluaran disini adalah bahwa koefisien
masukan dianggap senantiasa konstan. Jadi model masukan-keluaran yang
disajikan disini merupakan analisis statis. Analisis masukan-keluaran dinamis
tidak dimuat dalam modul ini.

Kasus 6.1
Untuk kasus Negara Kertagama di atas, hitunglah keluaran total masing-
masing sector dan nilai tambahnya jika ditargetkan permintaan akhir terhadap
sector pertanian, industri dan jasa masing-masing 100, 300 dan 200. Susunlah
matriks transaksi yang baru.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan perhitungan di depan matriks
teknologinyanya adalah:

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 7


P I J
Pertanian 0,20 0,12 0,02
Industri 0,15 0,28 0,26 =A
Jasa 0,10 0,17 0,23

Menurut rumus X = (I – A) -1 U
X1 1- 0,20 - 0,12 -0,02 -1 100
X2 = - 0,15 1- 0,28 -0,26 300
X3 - 0,10 -0,17 1-0,23 200

0,80 -0,12 -0,02 -1 100


= -0,15 0,72 -0,26 300
-0,10 -0,17 0,77 200

Determinan |I - A| = (0,80)(0,72)(0,77) + (-0,12)(-0,26)(-0,10) +


(-0,02)(-0,17)(-0,15) – (-0,10)(0,72)(-0,02) –
(-0,15)(-0,12)(0,77) – (0,80)(-0,26)(-0,17)
= 0,38923

−1 adj.( I−A )
(I−A ) =
|I−A|
0,80 -0,12 -0,02 -1 0,5102 0,0958 0,0456
-0,15 0,72 -0,26 = 0,1415 0,6140 0,2110 : 0,38923
-0,10 -0,17 0,77 0,0975 0,1480 0,5580

1,3108 0,2461 0,1171

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 8


= 0,3635 1,5775 0.5421
0,2505 0,3802 1,4336

Dengan demikian:
X1 1,3108 0,2461 0,1171 100 228,33
X2 = 0,3635 1,5775 0,5421 300 = 618,02
X3 0,2505 0,3802 1,4336 200 425,83

Jadi, keluaran total masing-masing sector akan menjadi


Pertanian = 228,33
Industry = 618,02
Jasa = 425,83
Sedangkan nilai tambah sector
Pertanian = 0,55 x 228,33 = 125,58
Industry = 0,43 x 618,02 = 265,06
Jasa = 0,49 x 425,83 = 208,66

Tabel 3. Matriks transaksi yang baru:


Pertanian Industri Jasa Permintaan Keluaran
Akhir Total
Pertanian 45,67 74,16 8,51 100 228,33
Industri 43,25 173,05 110,72 300 618,02
Jasa 22,83 105,75 97,94 200 425,83
Nilai Tambah 125,58 265,06 208,66
Keluaran Total 228,33 618,02 425,83

Dalam hal ini empat kotak masih kosong; jika salah satu diketahui unsurnya,
maka unsure-unsur untuk kotak kosong lainnya akan dapat dihitung.

6.3. PENUTUP
6.3.1. Ringkasan
Analisis masukan-keluaran merupakan suatu model matematis untuk
menelaah struktur perekonomian yang saling kait mengait antar sector atau

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 9


kegiatan ekonomi. Model ini lazim diterapkan untuk menganalisis
perekonomian secara makro, nasional maupun regional.
Analisis masukan-keluaran bertolak dari anggapan bahwa suatu system
perekonomian terdiri atas sector-sektor yang saling berkaitan. Masing-masing
sector menggunakan keluaran dari sector lain sebagai masukan bagi keluaran
yang akan dihasilkannya, kemudian keluaran yang dihasilkannya merupakan
masukan pula bagi sector lain lain.
Langkah-langkah dalam analisis masuka-keluaran adalah menyusun
suatu Table yang berisi keterangan-keterangan tentang bagaimana - baik
dalam satuan kuantitatif fisik atau dalam satuan nilai uang – keluaran suatu
sector terdistribusi ke (diminta oleh) sector-sektor lain sebagai masukan dan
ke (oleh) pemakai akhir sebagai barang konsumsi.
Dari matriks transaksi dapat diketahui, bahwa bagi sector j untuk
memproduksi keluaran sejumlah Xj diperlukan masukan-masukan dari sector
1 hingga sector m dan sejumlah tertentu nilai tambah atau masukan primer.
Hal ini berarti bahwa masing-masing kolom menggambarkan hubungan
masukan-keluaran antar sector. Begitu pula pada saat yang sama matriks
transaksi memberikan informasi tentang bagaimana keluaran keluaran dari
suatu sector terdistribusi di antara sector-sektor yang ada, termasuk sector
konsumen akhir.

6.3.2. Evaluasi
6.3.2.1. Soal Latihan Analisis Masukan - Keluaran
1. Hubungan masukan-keluaran antar sektor dalam perekonomian sebuah
Negara diketahui seperti ditunjukkan oleh Tabel transaksi berikut ini:
Pertanian Industri Jasa Permintaan Keluaran
Akhir Total
Pertanian 11 19 1 10 41
Industri 5 89 40 106 240
Jasa 5 37 37 106 185
Nilai Tambah 20 95 107 21 243
Keluaran Total 41 240 185 243 659

a. Hitunglah masing-masing koefisien masukannya

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 10


b. Jika permintaan akhir terhadap sector pertanian, sector industry dan
sector jasa diharapkan masing-masing berubah jadi 25, 201 dan 45,
berapa keluaran total yang baru bagi masing-masing sector tersebut.
c. Hitunglah nilai tambah yang baru bagi masing-masing sector.
2. Untuk data serupa dengan soal di atas, hitunglah keluaran total persektor
bila permintaan akhir berubah menjadi 30 untuk sector pertanian, 150
untuk industry dan 125 untuk jasa.
3. Andaikan hubungan masukan-keluaran antarsektor dalam suatu
perekonomian ditunjukkan oleh Tabel berikut:
Sektor A Sektor B Sektor C Permintaan
akhir
Sektor A 80 100 100 40
Sektor B 80 200 60 60
Sektor C 80 100 160 20

a. Hitunglah masing-masing koefisien masukannya.


b. Berapa keluaran total per sector bila permintaan akhir terhdap setiap
sector diharapkan merata menjadi sama-sama 60.
c. Hitung juga perubahan nilai tambah sector
4. Berkenaan dengan data soal no. 3, bila permintaan akhir berubah menjadi
120 (sector A) dan 40 (sector B) serta 10 (sector C), berapa kenaikan
atau penurunan keluaran total masing-masing sector.
6.3.2.2. Test Formatif
Andaikan hubungan masukan-keluaran antarsektor dalam suatu
perekonomian ditunjukkan oleh Tabel berikut:
Pemakai Pertanian Industri Jasa Permintaan Output
Sektor Akhir Total
Pertanian 80 140 20 160 400
Industri 60 320 240 540 1160
Jasa 40 200 220 480 940
Nilai 220 500 460 280 1460
Tambah
Output 400 1160 940 1460 1980
Total

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 11


Jika ditargetkan permintaan akhir terhadap sector pertanian, industry dan
jasa masing-masing adalah: 400, 1200 dan 800 maka:
1.1. Output total sector pertanian adalah:
a. 2472
b. 913
c. 2742
d. 1703
1.2. Output total sector industry adalah:
a. 2472
b. 913
c. 2742
d. 1703
1.3. Output total sector jasa adalah:
a. 2472
b. 913
c. 2742
d. 1703
1.4. Nilai tambah sector pertanian adalah:
a. 834
b. 1063
c. 503
d. 700
1.5. Nilai tambah sector industry adalah:
a. 834
b. 1063
c. 503
d. 700
1.6. Nilai tambah sector jasa adalah:
a. 834
b. 1063
c. 503
d. 700

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 12


6.3.2.3. Umpan Balik dan tindak lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan formula dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda atas Modul 6 ini.

Jumlah Jawaban Benar


Tingkat Penguasaan= x 100 %
Formula: Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan yang dicapai:

90 - 100% = baik sekali 70 – 79% = cukup


80 - 89% = baik <70% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, anda dapat meneruskan ke Modul
berikutnya. BAGUS. Tetapi bila hasilnya < 80% maka anda harus mengulang
kembali terutama pada kegiatan belajar yang belum anda kuasai.

6.3.2.3.4. Kunci Jawaban Test Formatif


1.1 B
1.2 A
1.3 D
1.4 C
1.5 B
1.6 A

6.3.3. Rujukan
Dumairy, 2004. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi.
Penerbit PT. BPFE- YOGYAKARTA

Rianto, W. H. 2005. Matematika Ekonomi. Penerbit UMM Press.


Saputra, S. A. 2002. Matematika Ekonomi. Penerbit PT Ghalia
Indonesia.

MODUL 6 - ANALISIS INPUT-OUTPUT Page 13

Anda mungkin juga menyukai