Anda di halaman 1dari 11

D.

Relasi dan Fungsi (Relations and Functions)

Sebenarnya kita dapat menggunakan kalimat matematis dalam pasangan-pasangan


yang tersusun untuk merumuskan atau menjelaskan relasi (relations). Misalkan kita
menggambarkan 36 hasil yang mungkin (possible outcomes) dari sebuah dadu yang dilempar
dua kali seperti terlihat pada Gambar 1.8 Bila A dan B adalah himpunan dari hasil yang
mungkin untuk pelemparan pertama dan kedua, yaitu:

A = B = (1, 2, 3, 4, 5, 6) dan A x B adalah himpunan cartesian (cartesian set).


Misalnya pasangan yang berurut dinyatakan dengan (x. y), di mana x ∈ A dan y ∈ B.

Gambar 1.9 Hasil yang Mungkin dari Sebuah Dadu yang Dilempar Dua Kali

Misalkan kalimat atau kondisinya sebagai berikut:

Jumlah dari hasil pelemparan pertama dan kedua adalah lebih besar dari 6 yang dinyatakan
dengan x + y > 6. Dengan kalimat ini, didapatkan dua variabel. Nilai x dan y yang memenuhi
kalimat matematis tersebut adalah:

(1, 6) (2, 5) (2, 6) (3,4) (3, 5) (3, 6)

(4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6) (5, 2)

(5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6) (6, 1)

(6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)

Pemecahan ini adalah pasangan-pasangan yang berurut dan digambarkan dengan tanda silang
yang diberi kurung pada Gambar 1.9 Pasang-pasangan yang tersusun tersebut membentuk
suatu subhimpunan (sub-set) dari P = A x B. Misalkan subhimpunan tersebut dinyatakan
dengan R. Maka, subhimpunan R ditunjukkan dengan:

R = { (x, y) : x + y > 6; (x, y) ∈ P}

Contoh lain,

Misalnya: x+ y = 6

Maka R = { (x, y) : x + y = 6 (x, y) ∈ P)

yang merupakan hìmpunan dari pasangan-pasangan berurut

{ (1, 5), (2. 41. (3, 3), (4, 2). (5, 1) }


Pasangan-pasangan yang tersusun- (berurutan) tersebut dapat dengan mudah terlihat
pada Gambar 1.8. Jadi, kalimat matematis dalam dua variabel, memilih pasangan yang
tersusun (berurutan) dari hasil kali cartesius. Dengan demikian, pemilihan subhimpunan dari
pasangan yang tersusun memenuhi persyaratan dalam kalimat tersebut.

Subhimpunan R dari hasil kali cartesius disebut suatu relasi. Marilah kita lihat
beberapa contoh. Misalnya x = y Dalam hal ini angka dari hasil mata dadu pada pelemparan
pertama adalah sama dengan pada pelemparan kedua. Relasi R adalah:

R = ((x,y); x = y; (x, y) ∈ P)

Hasil pemecahan ini dapat dilihat pada Gambar 1.10. Dengan kalimat matematis
tersebut diperoleh himpunan dari pasangan-pasangan yang berurut { (1,1), (2,2). (3,3), (4,4),
(5,5), (6,6) }

Gambar 1 10 Hasil Kali Cartesian

Berikut ini, diketahui x = 2y Dalam hal ini angka dai hasil mata dadu pada pelemparan
pertama adalah dua kali dari hasil mata dadu pada pelemparan kedua. Relasi R adalah.

R = { (x, y); x = 2y; (x,y) ∈ P)

Dengan kalimat matematis ini didapatkan himpunan dan pasangan-pasangan yang berurut

{ (1, 2), (2, 4), (3, 6) }

Misalkan A adalah suatu himpunan dari angka angka rill, maka relasi yang diperoleh
dari x = y akan menjadi.

R = { (x, y); x = y; (x, y) ∈ P)

di mana P = A x A

Grafik dari himpunan ini adalah titik-titik yang terdapat dalam garis lurus. Gambar grafiknya
dapat dilihat pada Gambar 1 11, Relasi yang diperoleh dari x > y > O akan menjadi:

R = { (x, y), x > y > O, (x, y) ∈ P)

Secata grafik, himpunan ini digambarkan sebagai daerah bagian yang tercakup di bawah garis
lurus. Hal itu dapat dilihat pada Gambar 1.12
Gambar 1. 11 Hasil Kali Cartesian Gambar 1. 12 Hasil Kali Cartesian

Dari uraian di atas, terlihat bahwa relasi (= R) adalah suatu himpunan pasangan yang
tersusun (berurutan). Himpunan dari x yang dipasangkan dengan y dalam (x. y) merupakan
anggota dari R. Himpunan dari x ini dinamakan wilayah (domain) dari relasi R.
Subhimpunan dari x yang dinamakan wilayah (domain) dari R dinyatakan dengan:

( x: untuk beberapa y, (x, y) ∈ R) Demikian pula halnya dengan subhimpunan dari y


dalam pasangan yang tersusun (berurutan) yang merupakan anggota dari R dinamakan jarak
atau jangkau (range) dari R dinyatakan dengan:

(y: untuk beberapa x, (x, y) ∈ R)

Dalam hal khusus dani suaru relasi, di mana setiap x atau beberapa x yang hanya
dikaitkan dengan satu y disebut fungsi. Jadi, suatu fungsi adalah suatu himpunan pasangan
yang berurutan/tersusun dengan subhimpunan x sebagai wilayah (domain) dari R.
Subhimpunan y sebagai jarak/jangkau (range) dari R tersebut. Dengan kata lain, suatu fungsi
adalah suatu relasi (yaitu subhimpunan dari pasangan yang berurutan/bersusun); setiap unsur
x ∈ X dengan suatu unsur yang unik y ∈ Y.

Tanda atau simbol untuk menyatakan suatu fungsi adalah:

f : x→y

Yang dibaca sebagai: f adalah fungsi yang menghubungkan terhadap y. Untuk jelasnya, lihat
kembali pengertian atau definis suatu fungsi. Suatu fungsi adalah suatu relasi (yaitu suatu sub
himpunan dari pasangan yang berurut) yang mengikuti sifat-sifar atau ciri-ciri sebagai
berikut:

1) Wilayah (domain) dari f yaitu set dari x yang dipasangkan dengan y dalam (x, y) adalah
sama untuk X.

2) Untuk setiap x mempunyai satu (unique) y ∈ Y.

Untuk menunjukkan persekutuan di antara unsur x dan unsur y yang dihubungi/dimiliki dari
pasangan berurut (x, y) adalah suatu unsur dari fungsi (subhimpunan) f, ditulis f (x) = y.
Himpunan dari unsur y yang dihubungkan untuk x dari f (x) = y adalah jarak/jangkau (range)
dari fungsi f.

Apabila digunakan istilah fungsi dan tanda atau simbol y = f (x), x adalah pernyataan
(argument) dan y adalah nilai (value) dari fungsi f. Fungsi seperti y = f (x) kadang-kadang
disebut fungsi titik (point functions) karena x dapat dianggap sebagai suatu titik pada suatu
garis.

f (A) kadang-kadang disebut suatu fungsi himpunan karena A adalah suatu himpunan.

Sebagai contoh, fungsi y = x, di mana himpunannya adalah:

{ (x, y) : y = x (x, y) ∈ R)
Gambar grafiknya dapat dilihat pada Gambar 1.13. Titik-titik yang terdapat pada grafik
tersebut antara lain adalah (-1,-1), (0, 0), (1, 1), (2, 2), (3, 3).

Gambar 1.13 Grafik y = f(x) = x


BAB II PERMUTASI DAN KOMBINASI

Dalam matematika modern, permutasi dan kombinasi mempunyai peranan yang


penting. Hal ini sering ditemukan dalam penentuan banyaknya alternatif yang mungkin
terjadi di dalam pengambilan keputusan. Sering dijumpai pertanyaan: "Dalam berapa carakah
suatu peristiwa mungkin terjadi atau dalam berapa susunan teratur yang dapat dibentuk dari
suatu himpunan yang terdiri dari objek yang dapat disusun?". Dalam persoalan seperti ini,
asas-asas permutasi dan kombinasi dapat digunakan.

A. Permutasi

Yang dimaksud dengan permutasi adalah penyusunan dari objek-objek ke dalam suatu
urutan tertentu. Dalam membicarakan permutasi, perlu diperhatikan syarat-syarat dari asas
permutasi, yaitu objek-objek tersebut harus dapat dibedakan. Jika objek-objek itu sama atau
tidak dapat dibedakan, dalam hal ini tidak dapat dipermutasikan.

Untuk pembahasan asas permutasi, perlu diketahui pengertian n faktorial yang diberi
tanda n! yang dimaksud n faktorial = n! adalah hasil kali dari: n (n-1)(n-2)(n-3) ……(3)(2)
(1).

Jadi, n!=n(n-1)!

Contoh:

4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24

Dalam asas permutasi, yang dipentingkan adalah susunan

Contoh:

Dalam berapa carakah tiga orang dapat ditempatkan pada tig kursi yang tersedia? Untuk
menjawabnya, dimisalkan ketiga orang tersebut bernama A, B, dan C. Selanjutnya
dinyatakan ketiga kursi tersebut dalam bentuk tiga ruang kosong.

A B C

A C B

B C A

B A C

C A B

C B A

Ketiga ruang kosong itu akan dapat disusun sebanyak 6 cara yaitu: 3! = 3 x 2 x1 = 6 cara. Hal
ini dapat dilihat seperti terdapat di atas.
1. Asas Perkalian

Apabila terdapat beberapa peristiwa pemilihan (misalnya k peristiwa), untuk


menghitung banyaknya cara yang mungkin terjadi dari beberapa peristiwa pemilihan tersebut
digunakan asas perkalian permutasi. Suatu peristiwa pemilihan dapat menghasilkan n1 cara
atau alternatif. Setelah itu terdapat peristiwa pemilihan kedua yang dapat menghasilkan n2
cara atau alternatif. Selanjutnya, ada peristiwa pemilihan ketiga yang dapat menghasilkan n 3
cara. Maka, keseluruhan peristiwa pemilihan tersebut dapat menghasilkan sebanyak n 1 x n1 x
n3 cara atau alternatif. Jika jumlah peristiwa pemilihan tersebut adalah sebanyak k,
keseluruhan peristiwa pemilihan itu dapat menghasilkan sebanyak n1 x n1 x n3........ nk cara
atau alternatif.

Contoh 1: Sebuah keluarga yang bertempat tinggal di Jakarta akan meren- canakan
perjalanan keliling Jawa. Rute pemberhentian yang akan dilalui yaitu Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Rute Jakarta Bandung dapat ditempuh dengan 3 cara, rute
Bandung -Yogyakarta dapat ditempuh dengan 2 cara, rute Yogyakarta -Surabaya dapat
ditempuh dengan 3 cara, rute Surabaya -Semarang dapat ditempuh dengan 4 cara, dan rute
Semarang Jakarta dapat ditempuh dengan 4 cara. Dengan demikian, secara keseluruhan,
alternatif yang dapat dipilih oleh keluarga tersebut dalam mengatur perjalanannya adalah 3 x
2 x 3 x 4 x 4 cara 288 cara atau alternatif.

Contoh 2:

Di suatu klinik terdapat empat orang pasien, yaitu A, B, C, dan D. Dalam sekali pemeriksaan
hanya dapat dilakukan untuk dua orang pada hari itu. Pemanggilan pemeriksaan dilakukan
satu per satu. Berapa cara atau alternatifkah yang mungkin terjadi dari pemanggilan bagi
kemungkinan pemeriksaan keempat pa- sien tersebut pada hari itu apabila setiap pemanggilan
dapat dipanggil satu orang? Pada pemanggilan pertama dapat terjadi 4 cara atau alternatif,
dan pada pemanggilan kedua dapat terjadi atau menghasilkan 3 cara alternatif. Dengan
begitu, secara ke- seluruhan kemungkinan yang dapat terjadi untuk pemeriksaan klinis pada
hari itu adalah 4 x 3 =12 cara, yaitu:

{AB}, {AC}, {AD}, {BC}, {BD}, {CD}, {BA}, {CA}, {DA}, {CB}, {DB}, dan {DC}.

Contoh 3:

Berapa jumlah nomor pelat kendaraan bermotor yang dapat digunakan jika:

a. susunan nomornya menggunakan empat bilangan angka (angka pertama tentunya


tidak dapat digunakan angka nol)

susunan nomornya menggunakan tiga bilangan angka dan diikuti dengan satu huruf alpabet
(dengan tidak menggunakan huruf i dan o).

Jawab:

a. Dalam hal ini terdapat empat ruang kosong. Ruang pertama hanya dapat diisi dengan
sembilan bilangan angka (tidak termasuk nol, yaitu 1, 2, 3, .. 9). Sementara itu, ruang
kedua, ketiga, dan keempat dapat diisi dengan sepuluh angka yaitu dari 0, 1, 2, 4, ..9.
Dengan demikian, jumlah nomor pelat kendaraan yang mungkin dapat dibuat adalah
sebanyak 9 x 10 x 10 x 10 = 9.000 cara atau alternatif. Dengan perkataan lain, dapat
dibuat 9.000 nomor pelat.
b. Apabila nomor pelat menggunakan tiga bilangan dan diikuti dengan satu huruf
alpabet, kecuali i dan o, dalam hal ini juga terdapat empat ruang kosong. Pada ruang
pertama dapat diisi dengan sembilan angka (kecuali nol), pada ruang kedua dan ketiga
dapat diisi dengan sepuluh angka, sedang kan pada ruang keempat dapat diisi 24
macam/huruf (kecuali huruf i dan o; seluruh huruf alpabet ada 26 huruf). Dengan
demikian, jumlah nomor pelat-pelat kendaraan yang mung kin dapat dibuat adalah
sebanyak 9 x 10 x 10 x 24 = 21.600 cara atau alternatif. Dengan perkataan lain, dapat
dibual 21.600 nomor pelat.

2. Asas Penjumlahan

Asas Penjumlahan Dalam asas ini tidak dilakukan sekaligus masing-masing peristiwa
pemilihan, tetapi hanya terjadi salah satu. Jika terdapat beberapa peristiwa pemilihan
(misalnya k peristiwa). Pemilihan atau tindakan dapat dilaksanakan dalam n1 macam cara
untuk peristiwa pemilihan pertama atau dalam n2 macam cara untuk peristiwa pemilihan
kedua atau dalam n3

dan seterusnya sampai nk macam cara untuk peristiwa pemilihan yang ke k. Maka, dalam
pelaksanaan pemilihan dari kemungkinan peristiwa pemilihan pertama, kedua sampai dengan
ke k, yang tidak dilakukan sekaligus bersama-sama. Hal ini dapat menghasilkan atau
dilaksanakan dengan n1 + n2 + ....+ nk macam cara yang berbeda.

Contoh 4:

Sebuah restoran dapat menyediakan atau menghidangkan empat macam makanan/kue dan
lima macam minuman. Maka, berapakah:

a. jumlah hidangan makanan dan minuman yang dapat dipilih (satu macam makanan dan satu
macam minuman);

b. jumlah hidangan hanya satu macam saja yang dapat dipilih.

Jawab:

a. Jumlah hidangan makanan dan minuman yang dapat dipilih (sesuai dengan asas perkalian)
adalah sebanyak 4 x 5 = 20 macam hidangan yang berbeda.

b. Jumlah hidangan hanya satu macam saja yang dapat dipilih yaitu semacam makanan atau
semacam minuman (sesuai dengan asas penjumlahan) adalah sebanyak 4 + 5 = 9 macam
hidangan atau suguhan yang berbeda.

Contoh 5:

Sebuah kapal hanya memiliki sebuah tiang bendera sedangkan Jumlah bendera yang
dimilikinya sebanyak 3 macam. Maka, dalam berapa carakah kapal tersebut dapat memberi
sinyal atau isyarat apabila menggunakan paling sedikit 2 macam bendera tersebut.

Jawab:

Dalam hal ini pemberian sinyal atau isyarat dapat dilakukan dengan menggunakan 2 bendera
atau 3 bendera. Dengan menggunakan 2 bendera pada 1 tiang, maka pengisian 2 spasi dengan
3 macam bendera menghasilkan 3 x 2 = 6 macam cara isyarat yang berbeda. Sementara itu,
dengan menggunakan 3 bendera pada tiang tersebut, pengisian 3 spasi dengan 3 macam
bendera menghasilkan 3 x 2 x 1 = 6 macam isyarat yang berbeda. Secara keseluruhan, jika
kapal tersebut ingin memberi sinyal atau isyarat dengan menggunakan paling sedikit 2
macam bendera, dapat dilakukan dengan 2 macam bendera atau 3 macam bendera (sebagai
alternatif). Hal ini akan menghasilkan 6 + 6 = 12 macam cara atau isyarat.

3. Permutasi atas Seluruh Objek

Apabila seluruh objek yang berbeda dipermutasikan seperti telah diuraikan bagian terdahulu
dari bab ini, akan memberikan susunan cara sebagai alternatif sebanyak objek faktorial.
Misalkan jumlah objek yang ada adalah sebanyak n, jumlah cara atau alternatif yang dapat
diperoleh dari permutasi seluruh objek yang berbeda tersebut adalah n! Dalam hal permutasi
seluruh objek ini, perumusannya dinyatakan sebagai:

Pnn=n!

Contoh 6:

Kita memegang empat kartu mahasiswa yang akan dipanggil, maka, berapa cara yang
mungkin terjadi dari urutan pemanggilan mahasiswa tersebut dengan menggunakan kartunya.

Jawab: Dalam hal ini jumlah mahasiswa yang akan dipanggil adalah sebanyak kartunya.
Susunan atau urutannya pun merupakan permutasī seluruh objek, yaitu jumlah mahasiswa
tersebut. Dengan demikian, dapatlah diperoleh permutasinya:

P44 =4 !

= 4 x 3 x 2 x 1 = 24

Jadi, terdapat 24 cara atau alternatif dari urutan atau susunan mahasiswa yang akan dipanggil.

Contoh 7:

Dalam pemilihan calon pengurus suatu organisasi dengan susunan ketua, wakil ketua,
sekretaris I, sekretaris II, bendahara I dan bendaraha II telah terpilih 6 orang. Berapa cara atau
alternatif dari susunan organisasi yang dapat dibentuk dari keenam orang tersebut?

Jawab:

Susunan organisasi yang dapat dibentuk dari keenam orang tersebut merupakan permutasi
dari seluruh objek untuk keenam jabatan pengurus organisasi. Dengan demikian, dapatlah
diperoleh permutasinya:

P66=6!

= 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720

Jadi, terdapat 720 cara atau alternatif dari susunan pengurus yang dapat dibentuk.

4. Permutasi atas Sebagian Objek

Jika seluruh objek yang berbeda dipermutasikan sebagian, pemilihan sebagian objek
tersebut akan memberikan susunan cara sebagai alternatif sebanyak permutasi dari seluruh
objek (yaitu n faktorial) dibagi sebanyak permutasi dari sisa banyaknya objek yang tidak
terpilih (yaitu (n – r) faktorial). Permutasi atas sebagian objek dari seluruh objek yang ada
dinyatakan dengan Pnr

Jumlah permutasi atas sebagian dari seluruh objek ialah:

n!
Pnr =
( n−r ) !

Contoh 8:

Pada suatu pemilihan calon pengurus suatu organisasi terdapat 6 orang calon. Pemilihan tersebut akan
memilih 3 orang pengurus dengan susunan ketua, sekretaris, dan bendahara. Berapa cara atau
alternatif dari susunan pengurus itu yang mungkin dapat dipilih?

Jawab:

Dalam hal ini kita melihat masalah permutasi atas sebagian objek yaitu sebanyak 3 orang, dari seluruh
objek sebanyak 6 orang. Susunan organisasi yang dapat dibentuk dengan memilih 3 orang dari 6
orang calon tersebut adalah sebanyak:

6 ! 6 ×5 × 4 × 3!
P63= = =6 ×5 × 4=120 cara
3! 3!

Jadi, susunan pengurus yang mungkin dapat dibentuk dalam pemilihan tersebut adalah sebanyak 120
cara atau alternatif.

Contoh 9:

Dalam suatu ruang ujian terdapat 4 buah kursi. Sementara itu, pada suatu waktu tertentu terdapat 8
orang mahasiswa yang akan ujian. Dalam berapa cara atau alternatifkan yang dapat diperoleh apabila
disusun tempat duduk dari mahasiswa yang akan mengikuti ujian tersebut?

Jawab:

Dalam hal ini didapatkan masalah penyusunan 4 orang mahasiswa. Hal itu karena kursi yang tersedia
sebanyak 4 buah, dari 8 orang mahasiswa yang akan menempuh ujian. Dengan demikian, terlihat
masalah permutasi 4 orang dari 8 orang. Susunan tempat duduk dari mahasiswa tersebut adalah
sebanyak:

8 ! 8 ×7 × 6 ×5 × 4 !
P84 = = =8 × 7 ×6 ×5=1680 cara
4! 4!

Jadi, susunan tempat duduk dari mahasiswa yang akan menem- puh ujian tersebut dapat diperoleh
sebanyak 1680 cara atau alternatif.

Contoh 10:

Suatu rak buku hanya dapat memuat 3 buah buku yang sama besarnya. Jika kita mempunyai 5 buku
yang sama besamya yaitu A, B, C, D, dan E, berapa cara atau alternatifkah penyusunan yang dapat
dilakukan dalam rak buku tersebut?

Jawab:

Jumlah buku yang dimiliki sebanyak 5 buah, sedangkan tempat rak buku hanya dapat memuat 3 buah
buku saja. Maka, ditemui masalah penyusunan 3 buah buku dari 5 buah buku yang ada. Dalam hal ini
masalah yang ditemukan adalah permutasi 3 buah buku dari 5 buah buku. Susunan buku yang dapat
diatur dalam rak buku tersebut adalah sebanyak:

5 ! 5 ×4 ×3 !
P53= = =5 × 4=20 cara
3! 3!

Jadi, susunan buku yang dapat dilakukan dalam rak buku tersebut adalah sebanyak 20 cara atau
alternatif.

B. Tree Diagram

Dalam usaha untuk mempermudah pembahasan permutasi seperti diuraikan sebelumnya,


dapat digunakan diagram seba- gai peralatan pembahasan yang disebut "tree diagram". Yang
dimaksud dengan "tree diagram" adalah suatu diagram yang menggambarkan susunan yang mungkin
terjadi dari beberapa objek. Susunan ini dianggap sebagai susunan ranting yang ter- dapat pada suatu
pohon.Misalnya, apabila ingin menempatkan uga orang mahasiswa pada tiga kursi yang tersedia.
Kursi yang ada itu dinyatakan sebagai tiga ruang kosong. Ketiga ruang kosong tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

Jika ruang pertama (kursi pertama) diisi dengan salah-


satu dari ketiga mahasiswa A, B, C, akan terdapat 3 kemungkinan atau 3 cara/alternatif untuk
mengisinya. Ruang kosong itu dapat diisi dengan mahasiswa A atau B atau C. Dengan demikian,
berarti ruang pertama dapat diisi
2 dalam 31cara yaitu:
3
B C Susunannya :
A
C B ABC
A C ACB
B BAC
C A
A BCA
C B CAB
B A CBA

Dengan tree diagram ini terlihat ada enam cara penyusunan ketiga mahasiswa A, B, C
tersebut pada tiga kursi yang tersedia. Cara-cara tersebut yaitu ABC, ACB, BAC, BCA, dan
CBA.

Contoh 11:

Seperti pada contoh no. 2 di atas, terdapat empat orang pasien ABCD di suatu klinik pada
suatu hari. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan untuk dua orang pada hari itu. Setiap
pemanggilan bagi pemeriksaan dilakukan satu per satu. Dengan demikian, banyaknya cara
atau alternatif yang mungkin terjadi dari pemanggilan bagi kemungkinan pemeriksaan
keempat pasien tersebut pada hari itu, dapat digambarkan dengan tree diagram sebagai
berikut.

Jadi, terdapat 12 cara atau alternatif yang mungkin terjadi dengan susunan seperti terlihat
pada tree diagram di atas. Cara-cara tersebut yaitu: AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD,
DA, DB, dan DC.

Contoh 11: Seperti pada contoh no. 2 di atas, terdapat empat orang pasien ABCD di suatu
klinik pada suatu hari. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan untuk dua orang pada hari itu.
Setiap pemanggilan bagi pemeriksaan dilakukan satu per satu. Dengan demikian, banyaknya
cara atau alternatif yang mungkin terjadi dari pemanggilan bagi kemungkinan pemeriksaan
keempat pasien tersebut pada hari itu, dapat digambarkan dengan tree diagram sebagai
berikut:

Susunanya:
AB
AC
AD
BA
BC
BD
CA
CB
CD
DA
DB
DC

Jadi, terdapat 12 cara atau alternatif yang mungkin terjadi dengan susunan seperti terlihat
pada tree diagram di atas. Cara-cara tersebut yaitu: AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD,
DA, DB, dan DC.

Anda mungkin juga menyukai